Anda di halaman 1dari 1

Menurut bahasa, gadai (al-rahn) merupakan al-tsubut dan al-habs yang berarti penetapan dan

penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat.sedangkan Rahn
menurut syariah berarti menahan sesuatu dengan cara perjanjian antara pihak pemberi pinjaman
dengan pihak yang meminjam uang. Dengan kata lain, rahn merupakan akad yang berupa menggadaikan
barang dari satu pihak kepada pihak lain dengan utang sebagai gantinya. Sedangkan menurut Azhar
Basyir memaknai rahn (gadai) sebagai perbuatan menjadikan suatu benda yang bernilai menurut
pandangan syara’ sebagai tanggungan uang, dimana adanya benda yang menjadi tanggungan itu di
seluruh atau sebagian utang dapat di terima. Secara sederhana Dapat Dijelaskan bahwa Rahn (gadai)
adalah sebuah akad utang piutang yang disertai angunan (jaminan). Sedangkan secara terminology para
ulama fiqih mendefisikannya sebagai berikut;

1. Ulama Malikiyah mendefinisikannya harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang
yang bersifat mengikat. Menurut mereka Harta yang dijadikan barang jaminan tidak harus
diserahkan secara actual, tetapi boleh juga penyerahan secara hukum, seperti menjadikan
sawah sebagai jaminan, maka yang diserahkan itu adalah surat jaminannya.
2. Ulama Hanafiyah mendefinisikan rahn sebagai sesuatu barang jaminan terhadap hak (piutang)
yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak (piutang ) itu, baik seluruhnya maupun
sebagiannya.
3. Ulama Syafiiyah dan Hanabilah mendefenisikan rahn dengan :Menjadikan materi (barang)
sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayaran utang apabila orang yang berutang
tidak bisamembayar utangnya itu.
4. Dengan demikian gadai menurut syariat Islam berarti penahanan atau pengekangan. Sehingga
dengan adanya akad gadai menggadai, kedua belah pihak mempunyai tanggung jawab bersama,
yang punya utang bertanggung jawab melunasi utangnya dan yang berpiutang bertanggug
jawab menjamin keutuhan barang jaminannya. Apabila utang telah dibayar maka pemahaman.
Oleh sebab akad itu dilepas, dan keadaannya bebas dari tanggung jawab dan kewajiban masing-
masing.

Dengan demikian gadai menurut syariat Islam berarti penahanan atau pengekangan. Sehingga
dengan adanya akad gadai menggadai, kedua belah pihak mempunyai tanggung jawab bersama,
yang punya utang bertanggung jawab melunasi utangnya dan yang berpiutang bertanggug jawab
menjamin keutuhan barang jaminannya. Apabila utang telah dibayar maka pemahaman. Oleh sebab
akad itu dilepas, dan keadaannya bebas dari tanggung jawab dan kewajiban masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai