PEGADAIAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
PEMBAHASAN
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya," (QS. Al-
Muddassir 74: Ayat 38)
1. Ulama Malikiyah
2. Ulama Hanafiyah
”Menjadikan sesuatu (barang) jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin
dijadikan sebagai pembayar hak (piutang) itu, baik seluruhnya maupun
sebagainnya”.
1
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
Cet. Ke-16, Hal 286.
2
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2007), Cet. Ke-2, h.251.
3
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, deterjemahkan oleh Kamaludin, (Bandung: PT. Al Ma’arif,
1995), Cet. Ke-7, jilid 12, h. 139
3. Ulama Syafi’iyah
”Menjadikan materi (barang) sebgai jaminan utang yang dapat dijadikan
pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnnya
itu.”
4. Ulama Hanabilah
”Harta yang dijadikan jaminan hutang dan dapat dijadikan sebgai pembayar
hutang jika penghutang gagal membayar hutangnya kepada pemiutang”.
1. Al-Qur'an
"Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis,
maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu
memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan
janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena barang siapa menyembunyikannya,
sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 283).
2. Hadist
4
Ibid, Sayyid Sabiq, h. 139
“Aisyah berkata bahwa Rasul bersabda : Rasulullah membeli makanan dari seorang
yahudi dan meminjamkan kepadanya baju besi” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda : Tidak terlepas kepemilikan
barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan
menanggung risikonya. (HR Asy’Syafii, al Daraquthni dan Ibnu Majah).
Nabi Bersabda : Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh dinaiki dengan
menanggung biayanya dan bintanag ternak yang digadaikan dapat diperah susunya
dengan menanggung biayanya. Bagi yang menggunakan kendaraan dan memerah susu
wajib menyediakan biaya perawatan dan pemeliharaan. (HR Jamaah, kecuali Muslim
dan An Nasai)
Dari Abi Hurairah r.a. Rasulullah bersabda : Apabila ada ternak digadaikan,
maka punggungnya boleh dinaiki ( oleh yang menerima gadai), karena ia telah
mengeluarkan biayanya. Apabila ternak itu digadaikan, maka air susunya yang deras
boleh diminum (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya
(menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum, maka ia harus mengeluarkan
biaya (perawatan)nya. (HR Jemaah kecuali Muslim dan Nasai Bukhari)
Di samping itu, para ulama sepakat membolehkan akad rahn. Landasan ini
kemudian diperkuat dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
no. 25/DSNMUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 yang menyatakan bahwa pinjaman
dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn diperbolehkan
3. Undang-Undang
2. Sighat
a. Sighat tidak boleh berkaitan dengan syarat tertentu dan juga dengan suatu
waktu dimasa yang akan datang.
b. Rahn memiliki sisi pelepasan barang dan pemberian utang sama seperti
akad jual beli. Maka tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan
suatu waktu di masa yang akan datang.
Pada umumnya barang yang digadai harus memenuhi beberapa syarat, yaitu
sebagai berikut.
a. Pegadaian Konvensional
1. Biaya administrasi berupa presentase yang didasarkan pada
golongan barang.
2. Perhitungan biaya pinjaman dihitung setiap 15 hari kemudian dan
akan naik di hari ke 16 dan juga seterusnya.
3. Bunga pinjaman pun bisa ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
Jika nilai pinjaman Anda semakin besar, bunga yang dibebankan
pun akan semakin besar pula.
4. Terdapat persyaratan jika pinjaman tidak dilunasi beserta bunganya.
Biasanya barang tersebut akan dilelang kepada siapapun hingga
tanggal tertentu.
5. Dalam meminjam barang, biasanya akan dikenakan bunga sebesar
1,15 per minggu atau 2,3% per bulan. Bunga tersebut bisa menjadi
semakin naik tergantung perjanjian seberapa lama Anda akan
meminjam uang tersebut.
6. Masa penitipan gadai pada umumnya selama 4 bulan. Bisa pula
diperpanjang jika Anda membayar biaya sewa modal.
b. Pegadaian Syariah
1. Biaya administrasi berdasarkan barang
2. Perhitungan biaya pinjaman dihitung setiap 5 hari
3. Pegadaian Syariah hanya mengambil keuntungan dari upah jasa
pemeliharaan barang jaminan.
4. Bila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada
masyarakat
5. pegadaian Syariah menentukan besarnya pinjaman dan biaya
pemeliharaan berdasarkan taksiran emas yang digadaikan.
5
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia), 2007, hal. 160
6. Masa penitipan gadai pada umumnya selama 3 bulan.6
E. Operasioal Pegadaian Syariah
Operasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan di antara nasabah dan
pegadaian. Adapun teknis pegadaian syariah adalah sebagai berikut:7
Prinsip utama barang yang digunakan untuk menjamin adalah barang yang
dihasilkan dari sumber yang sesuai dengan syariah, atau keberadaan barang tersebut di
tangan nasabah bukan karena hasil praktik riba, maysir, dan gharar. Barangbarang
tersebut antara lain seperti:
1. Barang perhiasan, seperti perhiasan yang terbuat dari intan, mutiara, emas,
perak, platina, dan sebagainya
2. Barang rumah tangga seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan atau
minum, perlengkapan kesehatan, perlengkapan bertaman dan sebagainya
3. Barang elektronik seperti radio, tape recorder, video player, televise, komputer
dan sebagainya
4. Kendaraan, seperti sepeda ontel, sepeda motor, mobil dan sebagainya
5. Barang-barang lain yang dianggap bernilai, seperti kain batik tulis.
6
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia), 2007, hal. 165
7
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia), 2007, hal. 178
F. Akad Pegadaian Syariah
Pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Syariah
yaitu.
1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai
jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian untuk
menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah
melakukan akad.
Rukun dari akad transaksi tersebut meliputi :
a. Orang yang berakad :
1) Yang berhutang (rahin) dan
2) Yang berpiutang (murtahin).
b. Sighat (ijab qabul)
c. Harta yang dirahnkan (marhun)
d. Pinjaman (marhun bih)
1. Biaya Administrasi
Golongan MB (Marhum Bih) Plafon MB (Marhum bih) Biaya Administrasi /SBR
2. Tarif Ijarah
No Jenis MB (Marhum Bih) Perhitungan Tarif
Maka:
Jumlah maksimum pinjaman atau marhum bih yang dapat diterima 90% x nilai taksiran
marhum
= Rp. 900.000,-
Biaya administrasi yang wajib dibayarkan satu kali, pada saat akad di sepakati adalah
Rp. 5.000
Tarif ijarah
= Rp. 27.000
Jadi uang yang harus dibayarkan oleh rahin untuk melunasi pinjamannya setelah jatuh
tempo adalah Rp. 927.000 (pinjaman awal ditambah biaya ijarah).
BAB II
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-16,
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,2007), Cet. Ke-2,
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, deterjemahkan oleh Kamaludin, (Bandung: PT. Al Ma’arif, 1995), Cet.
Ke-7, jilid 12,
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia), 2007,