Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi

PENENTUAN ANGKA KUMAN

Rahmi Yuni, Devi Cristy, Rina Sinaga,


Anisa Fatria Kinasih

Fakultas Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional


Juni 2020
Abstrak

Pendahuluan
Jumlah koloni mikroba dapat diperkirakan dengan suatu metode perhitungan. Terdapat
dua metode perhitungan bakteri atau mikroba yaitu dengan metode hitung secara langsung
(direct methode) dan metode perhitungan secara tidak langsung (indirect methode) dengan
hitungan cawan baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan. Suatu sampel
diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml, per gram, atau per cm permukaan.
Diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada media agar di dalam cawan petri, sehingga
setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam  jumlah yang tepat dihitung
dimana jumlah terbaik adalah 30-300 koloni. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu
merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni dapat dihitung sebagai satu
koloni dan satu rantai koloni (Pelczar, 2008). Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk
mengetahui jumlah mikroba yang ada di dalam suatu bahan atau media.
Tujuan dari penentuan angka kuman :
 Untuk menghitung jumlah kuman aerob yang terdapat dalam produk obat,
obat tradisional, makanan kosmetik, dan alat kesehatan
 Untuk menentukan jumlah populasi mikroorganisme dalam suatu kultut
atau sample
 Mempelajari teknik pengenceran kuman untuk penentuan angka kuman
Perhitungan Langsung :

1. Hitungan Mikroskopik Counting Chamber (Metode Petroff Hausser). Perhitungan


mikroskopik menggunakan kotak-kotak skala.
 Keuntungan : mudah, murah dan cepat
 Kelemahan : 1) sel mti tidak dapat dibedakan dari sel hidup
2) sulit untuk sel motil
3) tidak sesuai untuk suspense yang terlalu encer

(< 106 CFU/mL)


4) tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang
mengandung debris atau ekstrak makanan
Perhitungan Secara Tidak Langsung :

1. Angka Lempeng Total (Total Plate Count)


Perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan didasarkan pada asumsi bahwa satu sel
bakteri hidup akan tumbuh, bereproduksi dan membentuk suatu koloni. Satuan
perhitungan yang diapakai adalah CFU (Colony Froming Unit) dengan cara
membuat seri pengenceran sample dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Perhitungan dilakukan pada cawan denganjumlah koloni 25-250 (Kemenkes) atau
30-300.
 Keuntungan : sederhana, mudan dan sensitive
 Kelemahan : 1) nutrisi dan kondisi fisik yang berbeda menghasilkan
jumlah yang berbeda
2) memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relative lama
3) bakteri yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan menghasilkan koloni yang kompak,
jelas, dan terpisah tidak speeder
4) kesalahan pada pemipetan sering terjadi
Perhitungan CFU :

jumlah koloni
CFU (sel/mL)=
faktor pengenceran x volume

Keterangan :

 Jumlah koloni : jumlah koloni yang tumbuh pada cawan setelah inkubasi 24 jam.
Syarat koloni yang dijadikan sebagai data adalah jumlah koloni sebanyak 25-250
pada tiap cawan. Jumlah koloni <25 dianggap sebagai TSUD (terlalu sedikit untuk
dihitung), sedangkan jumlah koloni >250 dianggap TBUD (terlalu banyak untuk
dihitung).
 FP : faktor pengenceran dari tabung pengenceran berseri
 Volume : jumlah volume sampel yang ditanam pada cawan padat
2. Pengukuran Kekeruhan (Turbidity)
Menghitung jumlah sel berdasarkan kerapatan optis suatu sampel yang diukur
dengan spektrofotometer.
 Keuntungan : mudah dan cepat, dapat digunakan untuk mengetahui laju
Pertumbuhan kultur mikoorganisme
 Kelemahan : 1) hanya dapat digunakan pada sampel cair homogen dan
tidak pekat
2) perlu membuat kurva standar yang membandingkan
antara hitungan langsung dan tak langsung.
3) bakteri yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan mengahsilkan koloni yang kompak,
jelas, dan terpisah tidak speeder.

Pengukuran massa sel

1. Pengukuran Berat Sel Kering (BSK)


Digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen. Miselium fungi
dipisahkan dari media cair dan dihitung sebagai berat kotor. Selanjutnya miselium
dikeringkan dengan desikator dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat
konstan yang dihitung sebagai berat sel kering
 Kelemahan : waktu untuk pengeringan bervariasi setiap mikoorganisme

Tujuan

Alat dan Bahan


Alat
Hemacytometer, Cawan petri, Erlenmeyer, Tabung Reaksi, Ose loop, Batang pengaduk

Bahan
Mikroba uji, Susu Kedelai, Pepaya, Madu, Bumbu Kacang, Jamu, Bakso, Sirup, dan Sosis

Prosedur
Pembahasan
Tabel hasil perhitungan jumlah koloni pada sampel
Seorang analis mikrobiologi, melakukan analisa tentang cemaran bakteri pada beberapa
sampel yang diambil. Berikut data hasil perhitungan bakteri pada tiap sampel

No Sampel Jumlah Koloni Dalam Setiap Cawan CFU


Pengenceran (Sel/mL)
−4 −4 −5 −5 −6 −6
10 10 10 10 10 10
1 Susu 230 245 134 125 37 43 31
101,17 x 10
Kedelai
2 Pepaya 126 132 47 34 12 10 18
84,75 x 10
3 Madu 145 134 24 27 3 5 102 x 1013
4 Bumbu TBUD TBUD 336 354 275 267
Kacang
5 Jamu 123 110 34 36 11 9 19
51 x 10
6 Bakso 150 147 45 54 23 21 19
65,25 x 10
7 Sirup 56 47 12 18 1 2 8
51,5 x 10
8 Sosis 167 189 75 65 23 27 24
104,6 x 10

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Dosen Kordinator M.K. Mikrobiologi Pertanian. 2014. Buku Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai