Anda di halaman 1dari 20

OKSIDASI

DISUSUN OLEH :
AKRIMA NUR AMILIA
(1610814210023)
HIKMAH
(1610814320005)
RUBY ADIJAYA
(1610814110013)
SINTONG LEONARDO SITUNGKIR
(1610814210023)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

OKSIDASI

Reaksi oksidasi adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.

ETILEN
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAKSI PADA OKSIDASI


Hidrogenasi
Pengambilan H2 dari senyawa. Dinyatakan dalam perubahan alkohol primer
aldehid atau alkohol sekunder menjadi keton.
C2H5OH + ½ O2  CH3CHO + H2O … (1)
alkohol primer aldehid
Proses oksidasi langsung dengan oksigen teknis
Dalam proses ini terjadi reaksi pembentukan etilen oksida dan reaksi samping
menghasilkan karbon dioksida dan air.
C2H4 + ½ O  C2H4O … (3)
Etena Etilen oksida
Reaksi samping:
C2H4 + 3 O2 2CO2 + H2O … (4)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAKSI PADA OKSIDASI


Proses oksidasi langsung dengan oksigen murni
Dalam proses ini terjadi reaksi pembentukan etilen oksida dan reaksi samping
menghasilkan karbon dioksida dan air.
C2H4 + ½ O  C2H4O … (3)
Etena Etilen oksida
Reaksi samping:
C2H4 + 3 O2 2CO2 + H2O … (4)
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAKSI PADA OKSIDASI


Dehidrogenasi
a. Dehidrogenasi diikuti kondensasi molekuler, seperti dalam 2 molekul benzene
membentuk diphenil.
2C6H6 + ½ O2  C6H5 – C6H5 + H2O
Benzene diphenil
a. Dehidrogenasi, pemasukan O dan pemecahan rantai karbon. Contoh dalam oks
idasi naphtalen menjadi phtalat anhidrid.

C10H8 + 4 ½ O2  C8H4O3.2H2O + 2CO2


Naphtalen phtalat andhidrat
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAGEN OKSIDASI
PERMANGANAT
• Larutan cair permanganat juga memiliki sifat pengoksidasi kuat. Salah satu yang paling umum
dan paling berguna yang digunakan dalam oksidasi organik adalah kalium permanganat.

K2Mn2O8 + H2O  2MnO2 + 2KOH + 3O

• Kalium larutan permanganat menghasilkan zat pengoksidasi kuat yang hanya bergun
a dalam persiapan senyawa yang sangat stabil. Tindakan kuat dari agen ini sangat me
mbatasi penerapannya. Digunakan, larutan pengoksidasi ditambahkan secara bertaha
p ke zat yang mengalami oksidasi, karena dengan cara ini tindakan terbatas dan dapa
t dikontrol. Setiap molekul hasil permanganat lima atom oksigen.

K2Mn2O8+ 3H2SO4  2MnSO4​+ K2SO4+ 3H2O + 5O


PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAGEN OKSIDASI
DIKROMAT
• Bentuk oksidasi biasa dengan dikromat adalah di hadapan sulfur asam dan dengan garam natriu
m atau kalium. Meskipun dikromat mengerahkan kecenderungan oksidasi tanpa adanya asam, r
eaksi oksidasi dapat dibuat untuk terjadi jauh lebih cepat di hadapan asam, dan asam solusi ha
mpir selalu digunakan. Campuran semacam itu bereaksi untuk memberi oksigen sebagai beriku
t:
K2Cr2O7 + 4H2SO4  K2SO4 + Cr2 (SO4)3+ 4H2O + 3O

ASAM KLORIT DAN GARAM ALKALI


• Merupakan oksidator kuat. Itu bisa diperoleh dalam larutan berair pada konsentrasi hingga 40%
dan stabil pada suhu hingga 40 ° C. Ketika aksi oksidasi dari agen ini dikendalikan, ada kemun
gkinan untuk terjadinya oksidasi etanol atau etil eter menjadi asam asetat, dari etilen ke glikol,
alkohol allyl untuk gliserin, asam fumarat ke asam rasemat, dll. Bersama dengan asam mineral,
asam klorida mengoksidasi anilina menjadi anilin berwarna hitam.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

REAGEN OKSIDASI
PEROKSIDA
Peroksida utama yang digunakan sebagai oksidator adalah timbal, dan mangan, yaitu sebagai beri
kut:
• Timbal peroksida (PbO2) digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam hubungannya dengan
asam asetat, sulfat, atau hidroklorik, biasanya yang pertama.
• Mangan peroksida (MnO2) digunakan bersamaan dengan sulfur asam dan selama reaksi dired
uksi menjadi sulfat mangan, melepaskan satu atom oksigen per mol. Salah satu kegunaan uta
manya adalah dalam oksidasi kelompok metil ke kelompok aldehida, di mana peran itu telah
banyak digunakan mengubah toluena menjadi benzaldehida.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KINETIKA DAN TERMODINAMIKA


Reaksi oksidasi diikuti pembentukan H2O, CO atau keduanya. Reaksinya
eksotermis disertai oleh penurunan energi bebas, maka perlu dibatasi
reaksinya dan kehilangan hasil dicegah dengan jalan oksidasi kontinyu.
Suhu reaksi dibuat rendah dan oksidasi dikontrol agar tidak meluas
dengan:
Membatasi lama reaksi,

Mengontrol suhu reaksi,

Membatasi jumlah oksidator


BAHAN-BAHAN OKSIDATOR

OKSIGEN
H2SO5
H2SO4
HClO4-

MATERIAL MATERIAL
OZONE
H 2 O2

Halogen
agent HNO3
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI BAHAN CAIR DENGAN BAHAN PENGOKSIDASI
Jika suatu senyawa dioksidasi menggunakan bahan pengoksidasi berbe
da, maka hasilnya akan berbeda pula. Seperti:

Bahan Pengoksidasi Hasil


MnO2 dalam H2SO4 Quinon
K2Cr2O7 dalam H2SO4 encer Quinon

KMnO4 (asam) Anilin hitam


(basa) Azobenzen + NH3
(netral) Nitrobenzen+ Azobenzen

Alkalin hipoklorit Nitrobenzen


Asam hipoklorit p-aminophenol
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI FASE CAIR DENGAN OKSIGEN
Proses diatas meliputi:
a) Asetaldehid menjadi asetat
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI FASE CAIR DENGAN OKSIGEN
Proses diatas meliputi:
b) Etanol menjadi asam asetat
Oksidasi etanol pada fase cair dilakukan dengan proses quick-vinegar. Dengan hasil
dalam produksi bisa mencapai 70%.

C2H5OH + O2  CH3COOH + 4H2O

c) Oksidasi hidrokarbon petroleum cair


Penggunaan garam-garam logam yang larut seperti Mn, Cu, Fe, Cr dan Va menyebabkan operasi
dapat berlangsung pada suhu 100-160oC, fase cair selama 6-15 jam pada tekanan 150 psi. Udara
atau O2 dikontakkan dengan hidrokarbon cair.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI AROMATIK FASE UAP
Proses diatas meliputi:
a) Benzena
Oksidasi benzene menjadi phenol masih mungkin tetapi hasilnya rendah.
Oksidasi lanjut  pembentukan quinol dan quinon.
Oksidasi lebih lanjut  pemecahan cincin dan mengarah pada terbentuknya asam
maleat dengan hasil yang tinggi.

b) Toluen
Toluen dioksidasi menjadi benzaldehid atau asam benzoate.
O-xylen menjadi phthalat anhidrid;
etil benzen menjadi asam benzoat.
Hasil oksidasi: benzaldehid (hasil utama),

T  553 K – 773 K
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI AROMATIK FASE UAP
Proses diatas meliputi:
c) Styrene dari etilbenzen
C6H5.C2H5  C6H5CH=CH2 + H2

Styrene dibuat dengan dehidro


genasi etil benzene pada suhu
600oC menggunakan katalis
ZnO.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI AROMATIK FASE UAP
Proses diatas meliputi:
d) Naphtalen

Oksida naphtalen menghasilkan


phthalate anhidrid. Suhu reaksi
400-500oC.
Katalisatornya Va-pentaoksida
dan Mo-oksida. Umur katalisat
or 6 bulan
dengan hasil 80-85%.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI SENYAWA ALIFATIK
Proses diatas meliputi:
d) Oksidasi Metanol CH3OH  HCOH + H2  CO2 +
2H2O

Reaksinya endotermis, panas haru


s diberikan. Reaksi ini terjadi pada
suhu 400-600oC.
Kecepatan umpan dan perbanding
an udara-metanol dipertahankan
untuk membuat operasinya autoter
mis. Hasil yang diperoleh mempu
nyai kemurnian 82-85% dan
konversi bias mencapai 96% yang
terlarut bersama H2 yang berada
pada bawah kolom scrubbing.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

APLIKASI PRODUKSI OKSIDASI


OKSIDASI SENYAWA ALIFATIK
Proses diatas meliputi:
b) Oksidasi etanol
Etanol bias didehidrogenasi atau dioksidasi menjadi asetaldehid dengan hasil yang bai
k pada fase uap. Oksidasi menggunakan udara dengan katalisator perak pada 550oC.

C2H5OH + O2  CH3COOH + 4H2O

Oksidasi simultan campuran etanol dan asetaldehid dalam fase uap memberikan konversi yang ba
ik. Asetaldehid menjadi asam asetat dan etanol menjadi asetaldehid, yang mana asetaldehidnya di
kembalikan ke dalam proses.
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERALATAN PRODUKSI
Reaksi oksidasi tidak memerlukan peralatan khusus untuk pengaturan su
hu dan pengambilan panasnya. Namun ada beberapa yang perlu diperhati
kan, diantaranya:

Bentuk penutup
Rasio reaktan yang
(ketel,jacket) untuk
bereaksi khususnya
mempertahankan
pada fase gas,
panas
TERIMA KASIH
LIKE , COMMENT AND SUBSCRIBE

Anda mungkin juga menyukai