Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus listrik
bolak balik atau sering disebut sumber tegangan AC termasuk sebuah motor
listrik, motor listrik adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya , banyak hal yang dapat dilakukan
oleh motor listrik seperti operasi pada lift ataupun pada conveyor tentu ini
sangat sangat membantu meringankan pekerjaan manusia , akan tetapi motor
ini memiliki daya listrik yang cukup besar apalagi pada saat motor akan
dioperasikan atau sering kita sebut starting motor.
Masalah yang sering terjadi pada starting motor listrik adalah arus
start yang cukup besar hingga 3-4 kali dari arus nominal atau rating motor
tersebut , pada percobaan kali ini kita akan mencoba menyelesaikan masalah
tentang starting motor induksi 3 fasa dengan metode hubung start-delta.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlunya dilakukan peercobaan
guna mengetahui dan memahami semua rangkaian start delta motor induksi 3
fasa dengan menggunakan kontaktor dan komponen lainnya Praktikan perlu
mengerti prinsip kerja dari rangkaian Start-Delta motor induksi .Untuk itu,
kami mengangkat modul praktikum ini dengan judul starting motor induksi
dengan menggunakan metode bintang-delta.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang kami
ajukan adalah :
1. Bagaimana mempelajari prinsip kerja dari rangkaian hubung bintang
delta motor induksi 3 fasa?
2. Bagaimana mengetahui rangkaian control dan rangkaian tenaga pada
rangakaian hubung bintang delta motor induksi 3 fasa?
3. Bagaimana mengetahui prinsip kerja dari komponen –komponen yang
digunakan pada rangkaian starting motor induksi hubung bintang –delta?

1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan praktikum
ini adalah :
1. Mengetahui prinsip dasar dari starting motor induksi, hubung
bintang, dan hubung delta.
2. Mengetahui cara kerja, dan karakteristik dari starting motor induksi
dengan menggunakan hubung bintang-delta.
3. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari kontaktor dan
relay.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam penyusunan laporan percobaan praktikum ini kami
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah:
1. Metoda pustaka dan studi literatur
Studi literatur adalah metoda yang dilakukan dengan membaca,
obervasi lapangan dan mempelajari sumber-sumber kepustakaan
yang erat hubungannya dengan topik yang penulis sajikan.

2. Metoda Pengujian
Pengujian di Laboratorium Teknik Energi Elektrik Institut
Teknologi Nasional Bandung.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, tujuan , pembatasan
masalah, metoda pengambilan data dan sistematika
pembahasan.
BAB II : Teori Dasar
Menguraikan teori tentang Starting motor induksi dengan
hubung bintang -delta .
BAB III : Landasan Praktikum
Menguraikan alat–alat, prosedur percobaan, data hasil
pengamatan ,dan pengolahan data

2
BAB IV : Analisa dan Tugas Akhir
Menguraikan tentang analisa dari hasil percobaan dan
berisikan tugas akhir dan jawaban yang di telah diberikan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran


Berisikan kesimpulan mengenai hasil yang diperoleh dari
praktikum yang telah dilakukan.

3
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Motor Induksi


Motor induksi memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor
bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator-nya oleh celah udara yang
sempit dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm tergantung pada kekuatan
pada motor. Tipe dari motor induksi berdasarkan lilitan pada rotornya dibagi
menjadi dua macam yaitu squirrel-cage rotor dan wound rotor. Kecepatan
motor induksi dipengaruhi oleh banyaknya kutub pada statornya dan
frekuensi sumber tegangan yang dirumuskan sebagai berikut :
120 𝑥 𝑓
𝑛𝑠 =
𝑝
dimana : ns = kecepatan sinkron
f = frekuensi
p = jumlah kutub

Pada kenyataanya perputaran rotor tidak sama dengan kecepatan


sinkronnya. Perbedaan antara kecepatan sinkron dengan kecepatan rotornya
disebut dengan Slip (s). Slip dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
𝑛𝑠 − 𝑛
𝑠=
𝑛𝑠

dimana : s = slip
ns = kecepatan sinkron ( putaran/menit )
n = kecepatan rotor

2.2 Starting Motor Induksi Metoda Star-Delta


Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati 7x arus
nominal maka dapat dengan menggunakan metode start Star-Delta. Dengan
metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah motor mencapai
kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke sambungan Delta.

4
Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus start
dapat ditekan.
Berikut adalah gambar pengawatan dari Rangkaian Kontrol, Rangkaian Power Star-
Delta.

MCB

PB
off

PB
on 13
K1
14

TMR

21 21
K3 K2
22 22

L1 L2

2
K1 K2 K3
7
N

Gambar 2.1 Rangkaian Kontrol Starting Motor Induksi Metoda Star-Delta

Gambar 2.2 Rangkaian Kontrol Starting Motor Induksi


Star-Delta secara terpisah

Prinsip Kerja Rangkaian


Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah untuk mengurangi
arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star delta adalah

5
sebuah sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan untuk
starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan
arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah saat
start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58 dengan cara
dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun
dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta
sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.

2.3. Komponen-Komponen Starting Motor Induksi dengan Menggunakan


Metoda Star-Delta
2.3.1. Kontaktor
 Pengertian

Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu saklar yang


system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan
merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan
pemutusan secara terus menerus / kontinyu.

 Bagian-bagian Kontaktor

Gambar 2.3 bagian-bagian Kontaktor

6
 Fungsi Kontaktor

Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan


seperangkat alat control beban, seperti :
 Pengontrolan Motor – motor Listrik
 Pengaman Motor – motor Listrik
Kontaktor mempunyai kontak–kontak utama dan kontak-kontak bantu
yang terdiri dari :
 NORMALLY OPEN ( NO )
 NORMALLY CLOSE ( NC )

 Simbol Bagian Kontaktor

1. Koil elektromagnetik dengan A1 dan A2 sebagai


penghantar keluaran dari koil elektromagnetik.

2. Kontak pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ).

3. Kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC ).

4. Kontak ON DELAY pada kondisi NORMALLY OPEN (


NO ).

5. Kontak OFF DELAY pada kondisi NORMALLY CLOSE (


NC ).

7
 Penandaan Nomor Kontak
Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut IEC adalah :
Tabel 2.1 Tabel Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut IEC
Hubungan kontak untuk SUMBER
A1, A2 =
TEGANGAN pada kontaktor
Hubungan kontak untuk SUPLLY pada
1, 3, 5 =
rangkaian utama.
Hubungan kontak untuk BEBAN pada
2, 4, 6 =
rangkaian utama.
13 & 14
23 & 24
33 & 34
Hubungan untuk kontak-kontak. Bantu pada
63 & 64 =
kondisi Normally Open ( NO ).
73 & 74
83 & 84
93 & 94
11 & 12
21 & 22
31 & 32
Hubungan untuk kontak-kontak bantu pada
61 & 62 =
kondisi Normally Close ( NC ).
71 & 72
81 & 82
91 & 92

2.3.2. Thermal Over Load


 Pengertian

Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature


) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen
pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas
yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak-kontak
mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan

8
dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama
berhubungan dengan motor-motor penggerak yang berfasa tunggal
( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat
penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan
motor-motor DC atau motor- motor AC dari ukuran kecil sampai
menengah.

9
SIMBOL RANGKAIAN

Gambar 2.4 Simbol Rangkaian dari Thermal Overload

Pada TOL tersebut memiliki perangkat yaitu, :


a. Reset Mekanik
Fungsinya yaitu : untuk mengembalikan kedudukan kontak pada
posisi semula, pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih.
b. Arus Setting ( batas arus )
Fungsinya yaitu : sebagai harga arus atau batas arus pada
pemanasnya atau arus yang mengalir pada kontaktor.
- Bagian-bagian Thermal Overload

Gambar 2.5 Struktur TOL

 Fungsi Thermal Overload

Dari pemasangan TOL ini berfungsi untuk mengamankan atau


memberikan perlindungan dari kerusakan akibat pembebanan lebih
pada motor. Penyebab dari pembebanan lebih ini antara lain :
a. Terlalu besar beban mekanik dari motor.

10
b. Arus start yang terlalu besar.
c. Motor berhenti secara mendadak.
d. Terjadinya hubung singkat / konsleting.
e. Hilangnya salah satu fasa dari motor tiga fasa.

 Cara Pasang

Untuk merangkai TOL ini dilakukan pemasangan dengan cara


menghubungkan seri terminal – terminal elemen pemanas ke
rangkaian belitan motor dengan kontak kontaktor di rangkaian
control.

2.3.3. Time Delay Relay

Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu
yang sering disebut juga dengan timer.
Adapun fungsi dari Time Delay Relay ini untuk memindahkan
kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja
secara otomatis, misalnya untuk rangkaian control hubungan Ү – Δ
secara otomatis, hubungan control secara berurutan dan lain – lain.
Timer tunggal / berdiri sendiri dapat disimbolkan sebagai berikut :

Gambar 2.6 Simbol Timer


Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada
juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang
dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu :

11
1. ON DELAY
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).
Symbol Rangkaian :

Gambar 2.7 Simbol Timer ON Delay


2. OFF DELAY
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung
ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi
jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).

Symbol Rangkaian :

Gambar 2.8 Simbol Timer OFF Delay

2.1.4 Push Button


 Pengertian

Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering


digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi
sama dengan saklar – saklar lainnya pada umumnya, tetapi
memiliki perbedaan dalam penguncian.
- Push Bottom Normally Open ( NO ) dengan fungsi jika ditekan
bekerja ( ON ), apabila dilepas akan kembali semula ( OFF ).

12
- Push Bottom Normally Close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan
tidak bekerja ( OFF ), apabila dilepas menjadi bekerja ( ON ).

- Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan


apabila dilepas tetap bekerja ( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua
kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ).

2.1.5 Relay

Gambar 2.9 Relay


Suatu alat/komponen elektro mekanik yang digunakan untuk
mengoperasikan seperangkat kontak saklar, dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya. Dengan memanfaatkan lilitan atau coil
(koil) berintikan besi yang dialiri arus listrik, tentunya akan menghasilkan
medan magnet pada ujung inti besi apa bila koil dialiri arus listrik. Medan

13
magnet atau energi magnet tersebutlah yang digunakan untuk mengerjakan
saklar nantinya. Fungsi sebagai alat pengganti saklar yang bekerja untuk
mengontrol atau membagi arus listrik ataupun sinyal lain ke sirkuit
(circuit) rangkaian lainnya.

14
BAB III
LANDASAN PRAKTIKUM

3.1. Alat – alat praktikum


Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Kontaktor Mganetik 3 buah
 Relay 3 buah
 Time Relay 1 buah
 Thermal Overload 3 buah
 Push Button 2 buah
 Lampu Indikator 2 buah
 Lampu Pilot 3 buah
 Kabel Penghubung secukupnya

3.2. Prosedur Percobaan


- Siapkan alat-alat yang digunakan.
- Rangkai rangkaian kontrol.
- Tanya asisten. bila sudah benar maka lakukan langkah selanjutnya.
- Lalu tes rangkaian kontrol , jangan lupa set timer sesuai yang diinginkan
, bila berhasil maka lanjutkan langkah selanjutnya.
- Rangkai rangkaian daya gabungkan dengan rangkaian kontrol.
- Tanya asisten , bila sudah benar maka lakukan langkah selanjutnya.
- “ON”kan MCB
- Tekan tombol “ON”
- Catat arus Start rangkaian star dan delta.
- Bila sudah dapat data maka tekan tombol “OFF”.
- Rapihkan kabel dan kit praktikum.

15
3.3. Data Pengamatan
Tabel 3.1. arus star

Istart hubungan star Istart hubungan delta

1,12 A 12,59 A

3.4. Wiring Diagram


3.4.1. Rangkaian Daya
R S T
R S T
1 3 5 1 3 5
1 3 5
2 4 6 2 4 6
2 4 6

TOR TOR
TOR

S T
R
W

M V
U

Gambar 3.1 Rangkaian Daya Star Delta

16
3.4.2. Rangkaian Kontrol
R

MCB

95

96

OFF

ON
NO K1

TOR 2 TOR 3

NC TDR NO TDR

NC K3 NC K2

K1 TDR K2 K3

Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol

3.4.3. Rangkaian Wiring


R S T N

MCB

OFF

ON

A1 1 3 5 A1 1 3 5
43 95 95
A1 1 3 5
95
96 2 4 6 96 2 4 6
44 A2 A2
96 2 4 6
A2
4 5
3 6
TOR
TOR TOR
2
M 7
1 8

S T
R
W

M V
U

Gambar 3.3 Rangkaian Wiring hubungan star delta

17
BAB IV
ANALISA

- Ketika motor dijalankan saat rangkaian hubung star motor tidak mau
berputar , saat rangkaian delta motor mau berputar . Itu diakibatkan oleh
longgarnya kabel konektor yang dipasang jadi tidak sempurna hubungan
antara kabel penghubung dengan kit praktikum membuat arus yang
mengalir sedikit terganggu.

- Autotrafo pun berperan penting untuk mendapatkan tegangan yang


dibutuhkan oleh motor , bila tegangan suplay dari autotrafo lebih kecil
maka motor tidak akan berputar karena tidak adanya arus yang cukup
untuk menggerakan motor.

- Hubungan star delta ini digunakan untuk mereduksi arus start agar tidak
melambung tinggi dan tidak mengganggu system jaringan, karena bila
arus startnya tinggi motor akan mengonsumsi arus yang sangat besar
dan bisa mengganggu beban yang lain yang terpasang pada jaringan
yang sama.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum saya dapat mengetahui prinsip kerja
rangkaian hubungan star delta ini , rangkaian ini membuat rangkaian
hubungan star bekerja duluan untuk mereduksi arus star yang kemudian
hubungan delta yang bekerja agar motor dapat bekerja pada tegangan
nominal atau ratingnya.

Sayapun dapat mengetahui rangkaian kontrol dan rangkaian daya ,


begitupun saat menyatukan rangkaian control dengan rangkaian daya agar
dapat bekerja dengan baik.

Ternyata komponen-komponen yang digunakanpun memiliki


peranan masing-masing dan penting untuk praktikum ini , seperti TDR yang
bekerja untuk menghitung waktu agar rangkaian dari star dapat pindah ke
rangkaian delta dengan bantuan komponen komponen yang lainnya.

5.2. Saran
Agar kit praktikum di perbaiki atau diremajakan supaya
mendapatkan hasil praktikum yang baik.

19

Anda mungkin juga menyukai