Berat molekul atau biasa disebut molekul relatif (Mr) adalah berat suatu molekul
dalam satuan massa atom (sma). Berat molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan berat
seluruh atom yang menyusunnya. Berat molekul merupakan variabel yang penting karena
berhubungan langsung dengan sifat-sifat fisika polimer. Pada umumnya, polimer dengan berat
molekul tinggi bersifat lebih kuat, tetapi berat molekul yang terlalu tinggi menyebabkan
kesukaran dalam prosesnya. Kelarutan merupakan prasyarat untuk menetapkan berat molekul.
Untuk menetapkan berat molekul senyawa sederhana digunakan teknik spektrometri massa,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan ketika hadir gugus fungsi yang cocok. Teknik
kovensional dari spektrometri massa tidak banyak lagi digunakan dalam bidang polimer di luar
karakterisasi produk-produk degradasi polimer karena syarat-syarat pengukurannya untuk
sampel yang mudah menguap. Akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa perkembangan baru
yang menarik dalam desorpsi medan yang telah memperluas spektrometri massa ke dalam
daerah makromolekul. Namun perkembangan demikian masih dalam fase awal dan tidak
memiliki pemakaian rutin dari metode-metode yang lebih tradisional dalam penetapan berat
molekul.
Rumus
Teknik yang umum digunakan untuk menetapkan berat molekul polimer adalah
osmometri, hamburan cahaya dan ultrasentrifugasi. Meskipun titrasi, krioskopi, dan
ebulliometri juga digunakan dalam beberapa aplikasi. Metode yang paling mudah untuk
menetapkan berat molekul melibatkan pengukuran viskositas larutan, tetapi ini bukan metode
yang mutlak dan hanya bisa digunakan bersama salah satu dari teknik pengukuran berat
molekul mutlak. Nilai berat molekul yang diperoleh tergantung pada besarnya ukuran dalam
metode pengukurannya. Metode yang tergantung pada analisis gugus unjung atau sifat-sifat
koligatif menimbulkan apa yang dikenal sebagai berat molekul rata-rata jumlah karena
bilangan atau jumlah molekul dari setiap berat dalam sampel yang bersangkutan dihitung.
Berat total dari suatu sampel polimer,W adalah jumlah berat dari setiap spesies yang ada,
dimana N dan M menunjukkan jumlah mol dan berat molekul setiap spesies
Berat molekul rata-rata adalah berat sampel per mol. Sebagai contoh, anggaplah kita
mempunyai suatu sampel polimer yang terdiri dari 9 mol dengan berat molekul 30.000 dan 5
mol dengan berat molekul 50.000. Maka rumus tersebut dapat diterapkan sebagai berikut :
Dalam pengukuran sifat-sifat koligatif, setiap molekul mempunyai kontribusi yang sama.
Sedangkan dengan metode hamburan cahaya molekul-molekul yang lebih besar mempunyai
kontribusi yang lebih karena menghambur cahaya lebih efektif.
Gaya Intermolekuler
Gaya intermolekul: gaya-gaya yang terjadi antara molekul yag satu dengan yang lain,
berpengaruh pada sifat fisik atau gaya yang terjadi antar 2 molekul yang akan
mempengaruhi sifat-sifat fisika dari suatu zat.
Agar dapat memahami gaya antar molekul dengan baik. kita harus memahami terlebih
dahulu tentang apa yang dimaksud dengan dipol dalam suatu molekul.
Dipol
Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang
memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan kutub
negatif (δ-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut sebagai senyawa
polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan bahwa
dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol lebih lemah dibanding
kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada senyawa ionik, dimana
molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation (+) dan ion negatif/anion (-).
Untuk memahami perbedaan antara ion dan dipol, mari kita perhatikan gambar berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul terbagi (bisa juga
dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif dan ion negatif sebenarnya
terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar ion positif dan
negatif (gaya coulomb). Pada senyawa polar, tidak terjadi pemisahan.
Molekul merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/ tepi terdapat kutub
positif (δ+) dan di sisi/tepi yang lain terdapat kutubnegatif (δ-).
Untuk senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung.
a. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu
molekul dengan atom nitrogen (N), oksigen (O), atu fluor (F) pada molekul yang
lain. Gaya tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik
antar molekul yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen.
Gambaran ikatan hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut:
Ikatan hidrogen diperlihatkan pada garis merah (putus-putus). Meskipun tidak
terlalu kuat, ikatan hidrogen tersebar diseluruh molekul. Inilah sebabnya air (H2O)
memiliki titik didih yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa lain dengan
berat molekul (Mr) yang hampir sama. Sebut misalnya CO2 (Mr=48) dalam suhu kamar
sudah berwujud gas, sedangkan air (H2O) dengan berat molekul lebih kecil (Mr=18) pada
suhu kamar (20 0C) masih berada pada fase cair.
Titik didih merupakan temperatur pada saat terjadi kesetimbangan reaksi
perubahan ari cair menjadi gas. Semakin tinggi titik didih artinya semakin sulit berubah
menjadi fase gas. Untuk berubah menjadi fase gas maka jarak antar molekul harus semakin
besar, caranya yaitu dengan memutuskan interaksi antar mlekul, maka makin sulit putus,
dan ini artinya makin sulit pula molekul-molekul cairan berubah menjadi gas.
Molekul-molekul yang dapat membentuk ikatan hidrogen dan yang tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen yaitu sebagai berikut:
Antarmolekul H2S dan CH4 tidak dapat membentuk ikatan hidrogen karena molekul
tersebut tidak mengandung atom elektronegatif.
Antarmolekul H2O dan NH3 dapat membentuk ikatan hidrogen karena H diapit oleh O
dan N, kedunya merupakan atom yang sangat elektronegatif.
Kesimpulan
1. Berat molekul atau biasa disebut molekul relatif (Mr) adalah berat suatu molekul
dalam satuan massa atom (sma). Berat molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan
berat seluruh atom yang menyusunnya.
2. polimer dengan berat molekul tinggi bersifat lebih kuat, tetapi berat molekul yang
terlalu tinggi menyebabkan kesukaran dalam prosesnya.
3. Dalam pengukuran sifat-sifat koligatif, setiap molekul mempunyai kontribusi yang
sama. Sedangkan dengan metode hamburan cahaya molekul-molekul yang lebih
besar mempunyai kontribusi yang lebih karena menghambur cahaya lebih efektif.
4. Gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul-molekul yang berdekatan.
5. Gaya antar molekul pada umumnya merupakan gaya tarik listrik statis (elektrostatik)
antara muatan positif (+) dan negatif(-).
6. KIta mengenal tiga jenis gaya antar molekul, yaitu: gaya van der waals, ikatan
hidrogen, dangaya london.
7. Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen (H) dengan atom
: nitrogen (N), oksigen (O), atauFluor (F).
8. Gaya van der waals adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa ionik atau kovalen
polar.
9. Gaya london adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa kovalen non polar.
Saran
Penulis sangat mengharapkan jika ada kritikan dan saran yang bersipat membagun dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Massa Molekul Relatif. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018 pukul
19.10 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_molekul_relatif
Fathul, Eva. 2017. Gaya Intermolekuler. Diakses pada tanggal 21 Oktober pukul 19.07
WIB.http://staff.ui.ac.id/system/files/users/eva.fathul/material/bab8gaya-
gayaintermolekuler.ppt
Sulastri, Tri. 2014. Makalah Kimia Organik. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018
pukul 19.00 WIB. https://www.academia.edu/27091387/Makalah_kimia_organik