Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap proses dalam industi kimia dirancang untuk mengolah bahan baku
menjadi suatu produk yang secara ekonomis (menguntungkan) melalui suatu
rangkaian tahapan proses, seperti ditunjukkan secara skematis pada gambar 1.1.
Bahan baku sebelum masuk reaktor, mengalami sejumlah tahapan pengolahan
secara fisik (penyeragaman/pengecilan ukuran, penyaringan, pemurnian, dan lain-
lain) sehingga siap untuk direaksikan secara kimia didalam reaktor. Kemudian
produk reaksi harus mengalami proses pengolahan fisik selanjutnya (pemisahan,
pemurnian) agar diperoleh produk akhir yang diinginkan. Tahapan reaksi kimia
merupakan bagian yang sangat penting dalam proses atau disebut juga sebagai
jantung dari proses, karena merupakan tahapan yang menentukan untuk membuat
proses bersifat ekonomis atau tidak.

2
3
4
5
6
Gambar 1.1 Skema Umum Proses dalam Industri Kimia
(Syahrir, 2009)
Industri kimia sangat berperan penting dalam kehidupan umat manusia,
karena tanpa industri kimia akan terjadi kelaparan, penyakit dan situasi higienis
yang buruk
Teknologi proses kimia yang diterapkan dilingkungan industri berkembang
dengan pesat sehingga produk-produk industri kimia makin bertambah dengan
adanya penemuan-penemuan produk-produk baru. Industri kimia yang makin
modern banyak melibatkan proses dan operasi yang kompleks dan mungkin terdiri
dari banyak peralatan di dalamnya.

1
Keadaan ini menyebabkan perlunya dilakukan cara-cara analisis yang
sistematik dalam melakukan evaluasi terhadap sistem proses yang ada atau untuk
merancang bangun dan perekayasaan suatu sistem proses baru. Analisis biasa
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa segi yakni Chemical Engineering
Tools (Syahrir, 2009).

1.2 Identifikasi Masalah


Industri merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia, dimulai
dari pengolahan sumber daya alam hingga mengubahnya ke dalam berbagai bahan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satunya adalah es kering. Dalam
proses menghasilkan es kering diperlukan berbagai disiplin ilmu dalam
aktivitasnya, salah satunya ialah ilmu keteknikkimiaan.

1.3 Perumusan Masalah


1. Jelaskan tentang pengertian dan klasifikasi dari Industri Kimia serta
hubungan disiplin ilmu daripada seorang sarjana teknik kimia dengan
suatu Industri Proses Kimia?
2. Jelaskan mengenai proses-proses yang terjadi dalam suatu Industri Kimia?
3. Jelaskan alat-alat yang terdapat pada Proses Industri Kimia secara umum
dan pada pembuatan es kering secara khususnya!
4. Bagaimana proses pembuatan es kering dan apasaja keunggulan dan
kelemahan es kering?
5. Uraikan definisi dan pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari dari
produk es kering serta jelaskan bagaimana langkah untuk menjaga kualitas
produk seperti es kering?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mampu memahami tentang pengertian dan klasifikasi dari jenis-jenis
Industri secara umum dan Industri Kimia secara spesifiknya serta
hubungan disiplin ilmu daripada seorang sarjana teknik kimia dengan
suatu Industri Proses Kimia.

2
2. Mampu memahami mengenai proses-proses yang terjadi dalam suatu
Industri Kimia.
3. Dapat mengenal dan mengetahui alat-alat proses yang terdapat pada Proses
Industri Kimia secara umum dan pada pembuatan es kering secara
khususnya!
4. Dapat memahami proses pembuatan dan kelebihan serta kekurangan
daripada es kering.
5. Mengetahui pengertian dan untuk apa produk es kering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Industri dan Industri Kimia


Industri merupakan bagian dari proses produksi dimana terjadi pengolahan
bahan-bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang lebih
bernilai guna bagi masyarakat. Bahan-bahan industri yang digunakan dapat
diperoleh secara langsung dari alam ataupun didapat secara tidak langsung
melalui reaksi-reaksi tertentu. Kegiatan proses produksi dalam industri disebut
dengan perindustrian. Industri terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan jumlah tenaga
kerja yang digunakan, tingkat produksi, dan jenis kegiatan.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dibedakan
menjadi industri kecil, industri menengah dan industri besar. Industri kecil
menggunakan tenaga kerja dengan jumlah kurang dari 10 orang. Industri
menengah memiliki tenaga kerja yang cukup banyak yaitu antara 10-50 orang.
Sedangkan industri besar, menggunakan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat
banyak yaitu lebih dari 50 orang. Tenaga kerja yang ada di industri besar terdiri
dari pemimpin perusahaan dan karyawam yang saling tidak mengenal.
Menurut tingkat produksi, industri terdiri dari industri berat, industri ringan,
industri dasar, industri rumah tangga. Industri berat merupakan industri yang
menggunakan mesin untuk menghasilkan untuk menghasilkan produk berupa
peralatan dan barang-barang berat, sedangkan industri ringan menggunakan mesin
untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan umum seperti kertas, pupuk,
plastik. Industri rumah tangga tidak menggunakan mesin-mesin dengan teknologi
tinggi sebab umumnya industri rumah tangga masih menggunakan peralatan
sederhana.
Selain berdasarkan jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi, industri juga
dibedakan berdasarkan jenis kegiatannya. Macam-macam industri berdasarkan
jenis kegiatannya yaitu aneka industri, industri logam dasar, dan industri kimia
dasar. Aneka industri merupakan industri yang menghasilkan bermacam-macam
barang keperluan masyarakat. Industri logam dasar mengolah logam menjadi

4
produk dasar yang akan digunakan untuk industri lain yang menggunakan bahan
baku logam. Sedangkan industri kimia dasar, merupakan industri yang mengolah
bahan kimia menjadi bahan setengah jadi yang akan digunakan oleh industri lain
yang membutuhkannya (Selonika, 2014).
Sedangkan pengertian Industri Kimia di bagi atas :
Pengertian Industri Kimia secara umum adalah suatu kesatuan aktifitas
manusia yang di mulai dengan pengolahan sumber alam, lalu di ubah menjadi
beberapa produk baik secra komersial atau sebagai objek untuk di olah kembali
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia.
Pengertian Industi Kimia dari segi proses terdiri dari : Proses kimia : Suatu
proses di mana terjadi perubahan bahan dari bahan dasar menjadi bahan baru
dengan sifat baru yang diinginkan. Dan proses mekanis : Suatu proses dimana
hanya terjadi perubahan bentuk dan ukuran saja.
Pengertian Industri Kimia dari segi ekonomi adalah suatu badan usaha yang
penting, yang berkecimpung dalam bidang pemisahan dan perubahan kimiawi
bahan baku. Disebut badan usaha karena memiliki organisasi yang produksinya
harus menguntungkan.
(Syahrir, 2009)
Definisi lain dari industri proses kimia adalah suatu kesatuan aktivitas
manusia yang dimulai dari pengolahan sumber daya alam, lalu mengubahnya ke
dalam berbagai bahan, baik yang berupa bahan konsumsi maupun obyek untuk
diolah kembali, dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia
(Mulyati, 2014).
Jika dilihat dalam sejarah ekonomi Indonesia, industri Indonesia pada
awalnya belum menjadi sesuatu yang penting. Hal tersebut disebabkan banyaknya
keterbatasan dan kekurangan baik dari segi bahan yang dibutuhkan, tenaga kerja
maupun dari segi teknologi. Pada dekade 70-an, kota-kota di Indonesia
mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga permintaan bahan pokok dan
keperluan lainnya semakin meningkat. Hal itu memaksa Indonesia untuk
memasuki dunia industri demi terpenuhinya permintaan kebutuhan yang terus
meningkat.

5
Pada awal tahun 1990-an, industri kimia di Indonesia mengalami
peningkatan tajam dan berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan pesat
tersebut terjadi karena adanya penemuan-penemuan baru dan teknologi yang
semakin canggih. Perkembangan industri Indonesia saat itu juga dipicu dengan
tumbuhnya berbagai jenis industri di Indonesia seperti aneka indusrti dan industri
logam. Namun pada tahun 1998, industri di Indonesia mengalami penurunan
akibat krisis moneter. Tetapi pada era globalisasi ini, industri di Indonesia mulai
bangkit kembali seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan masyarakat dan
kemajuan teknologi.
Perkembangan industri di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada
pengolahan minyak bumi dan gas alam yang sering disebut dengan industri
petrokimia. Industri di Indonesia sudah beragam. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya pabrik kimia di Indonesia, adanya pabrik plastik, sintetik maupun
industri pengolahan minyak dari sumber nabati yang disebut industri oleokimia.
Hampir semua industri di Indonesia pada saat ini menitikberatkan proses
produksinya pada bahan kimia sehingga perkembangan industri Indonesia sangat
bergatung pada teknik kimia.
Ahli teknik kimia memegang peran penting dalam produksi barang dengan
mutu yang tinggi namun memiliki proses yang ekonomis. Oleh karena itu,
seorang insinyur kimia dapat menyederhanakan ataupun memperumit suatu aliran
proses produksi untuk dapat memperoleh suatu proses yang paling ekonomis.
Selain melalui aliran proses, ahli teknik kimia juga dapat menghasilkan suatu
proses yang ekonomis dengan merancang sendiri proses yang diinginkan.
Teknik kimia juga memiliki peran penting dalam pengembangan,
perancangan, dan pengkoordinasian pekerjaan pengolahan melalui proses kimia
maupun fisika dengan mempertimbangkan aspek teknis relevan dan
keekonomisan. Dalam hal perancangan, teknik kimia dituntut untuk dapat
merancang sebuah pabrik yang sesuai dengan keadaan Indonesia dan memiliki
ketahanan serta keamanan yang tinggi. Karena sebagian besar industri di
Indonesia menitikberatkan produksinya pada bahan kimia, teknik kimia
bertanggungjawab terhadap bahan kimia yang digunakan. Teknik kimia harus

6
mampu menentukan bahan kimia apa yang cocok digunakan serta mampu
memperkirakan aman atau tidaknya bahan kimia yang digunakan tersebut.
Dalam pemeliharaan proses kimia di industri, teknik kimia memegang peran
yang kuat. Teknik kimia dituntut untuk dapat menjaga proses kimia yang terjadi.
Ahli teknik kimia harus mampu mempertahanka kondisi yang ideal ketika proses
kimia terjadi di industri untuk menghindari terjadinya kegagala produksi maupun
kerusakan yang dapat membahayakan banyak orang.
Peranan teknik kimia terhadap industri di Indonesia tidak hanya pada proses
produksi, peran penting dalam pengembangan, perancangan, dan
pengkoordinasian pekerjaan pengolahan, maupu pemeliharaan proses, tetapi juga
pada bidang penelitian. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh ahli teknik
kimia dapat digunakan untuk mengembangkan dan memajukan industri Indonesia.
Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan referensi dan inovasi baru dalam industri
Indonesia. Sebenarnya, untuk dapat menjalankan perannya yang penting dalam
pengembangan industri di Indonesia, ahli teknik kimia harus benar-benar
memahami tugasnya dan juga memiliki kualitas yang tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik kimia dan industri di Indonesia
saling berhubungan. Industri di Indonesia hanya dapat berkembang apabila ahli
teknik kimia Indonesia memiliki kualitas yang tinggi dan memahami perannya
dalam industri untuk menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat dengan
proses yang ekonomis (Selonika, 2014).

2.2 Proses-Proses dalam Industri Kimia


Pabrik kimia atau industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan
bahan mentah/bahan baku/raw material, menjadi hasil/produk yang digunakan.
Pengolahan dilakukan/dapat bersifat fisik maupun kimia. Sedangkan proses secara
umum merupakan perubahan dari masukkan (input) dalam hal ini bahan baku
setelah melalui proses maka akan menjadi keluaran (output) dalam bentuk produk.
Proses yang terjadi dalam industri kimia, perhitungan yang menyertai
proses-proses berhubungan dengan banyaknya zat yang terlibat (stoikiometri),
maupun dengan jumlah panas yang dibebaskan maupun diperlukan dalam suatu
proses tertentu (Aribawanto, 2012).

7
Dalam suatu industri kimia, terdapat beberapa macam unit proses, salah
satunya adalah unit produksi yang terdiri dari preparasi, sintesa, finishing.
1. Unit Proses Produksi Persiapan Bahan Baku
Unit ini bertugas mempersiapkan raw material atau bahan baku, agar sesuai
dengan kondisi yang dipersyaratkan pada unit sintesa. Persiapan yang
dilakukan dapat berupa :
a. Penyesuaian fase, bentuk dan ukuran.
b. Penyesuaian komposisi dan kadar atau kemurniannya.
c. Penyesuaian suhu.
d. Penyesuaian tekanan.
e. Penyesuaian perbandingan antara berbagai bahan baku dan lain-lain
persyaratan yang diperlukan oleh unit sintesa.

2. Unit Proses Produksi Sintesa


Unit ini bertugas melakukan pengolahan bahan, mengubahnya menyadi
senyawa kimia hasil yang diinginkan. Pada unit sintesa ini senyawa kimia
bahan baku atau raw material, di ubah menjadi senyawa kimia produk, agar
dapat terjadi perubahan kimia, diperlukan kondisi operasai unit sintesa yang
sesuai dengan persyaratan terjadinya reaksi kimia, antara lain dalam hal ini :
fase, bentuk, ukuran, suhu, tekanan, konsentrasi, perbandingan bahan dan
mungkun diperlukan juga katalisator.

3. Unit Proses Produksi Finishing


Hasil yang keluar dari unit sentesa masih berupa campuran dari produk
reaksi, sisa bahan baku, inert dalam bahan baku, hasil reaksi samping, dan
mungkin juga katalisator yang terikut dalam aliran produk unit sintesa. Bila
diinginkan produk akhir yang terpisah dari campuran bahan-bahan lainnya,
maka diperlukan proses pemisahan hasil unit sentesa. Tugas ini dibebankan
pada unit Finishing sebagai tugas penyesuai konsentrasi produk akhir,
disamping tentu juga bila di perlukan penyesuaian suhu dan tekanan serta
penampung/penyimpan dan transportasi produk, serta mungkin juga
pengantongan atau pengemasan produk akhir. Pada unit finishing harus mampu

8
menyesuaikan kondisi produk sintesa yang bercampur dengan sisa pereaksi,
sedemikian sehingga sesuai dengan spesifikasi produk akhir yang diinginkan.
(Syahrir dkk, 2009)

2.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat yang terlarut didalam suatu zat
tertentu yang didasarkan atas perbedaan kelarutan (solubility) kedua zat tersebut
terhadap bahan pelarut (solvent) tertentu. Proses ekstraksi merupakan salah satu
altematif dari sekian macam metoda proses pemisahan. Oleh karena itu proses
ekstraksi hanya dilakukan apabila proses pemisahan dengan cara distilasi tidak
mungkin dilaksanakan.
Kebanyakan didalam praktek proses ekstraksi, sering dilakukan secara
bersam-sama dengan proses distilasi. Proses distilasi yang mengiringi proses
ekstraksi dimaksudkan untuk mengambil kembali solvent dari ekstrak maupun
rafinat yang dihasilkan. Dengan cara ini diharapkan efisiensi proses ekstraksi
menjadi lebih tinggi. Sebagaimana dalam proses distilasi, maka didalam proses
ekstraksi pun diperlukan adanya suatu kontak yang baik antara solvent dan larutan
yang akan diekstrak. Oleh karena itu di dalam kebanyakan ekstraktor dilengkapi
dengan alat kontak yang berupa pengaduk ataupun bed. Didalam industri migas
dan petrokimia, proses ekstraksi banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa hidrokarbon seperti parafin, aromatik, naphthene, dan sebagainya.
Didalam proses ekstraksi dikenal beberapa istilah yang sering digunakan
dalam operasi sehari-hari, yakni:
Sovent : Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi.
Solut : Zat yang teriarut di dalam feed.
Extrat : Bahan yang dipisahkan atau terekstrak dan feed
Raffinate : Produk yang tidak teriarut dalam solvent.
Extract phase : Phase yang kaya solvent.
Raffinate phase : Phase yang miskin solvent.

9
Reflux : Extract yang dikembalikan ke extractor.
Lean solvent : Solvent yang memasuki extractor.
Rich solvent : Solvent yang keluar dari extractor.
Proses ekstraksi secara sederhana dapat dilihat sebagaimana yang ditunjukkan
dalam gambar 2.1. Terlihat dalam gambar tersebut, solvent memasuki extracting
unit melalui bagian atas dan umpan masuk dari bagian bawah. Raffinate keluar
dari bagian atas dan extract keluar dari bagian bawah. Alat kontak yang terpasang
di dalam extractor membuat kontak antara solvent dan feed lebih sering.
Demikian pula reflux yang diperlukan untuk memperoleh kemumian produk yang
tinggi (Syahrir, 2009).

Gambar 2.1 Proses Ekstraksi Sederhana


(Syahrir, 2009)

2.2.2 Distilasi Ekstraktif


Suatu proses yang digunakan untuk memisahkan senyawa aromatik murni
dari fraksi gasoline adalah dikenal sebagai distilasi ekstractif (extractive
distillation).
Aromatik-aromatik tersebut adalah benzene, toluen dan xylene (BTX). Ketiga
macam senyawa aromat tersebut adalah banyak digunakan sebagai feed stock
untuk industri petrokimia.
Diagram sederhana proses distilasi ekstraktif dapat dilihat dalam gambar (2.2).
Fraksi gasoline digunakan dalam proses ini. Feed yang mengandung senyawa-
senyawa aromatik dan aliphatic dipanaskan hingga mencapai suhu yang
dikehendaki dan diumpankan ke dalam kolom distilasi. Solvent yang mana

10
senyawa aromatik lebih mudah dilarutkan dari pada senyawa yang lain
diumpankan dekat dengan bagian puncak kolom. Solvent mengekstrak senyawa
aromatik dan keluar melalui bagian dasar kolom menuju ke kolom yang kedua
(kolom distilasi). Pada kolom yang kedua senyawa aromatik dipisahkan dari
solvent yang melarutkannya dengan cara distilasi.

Gambar 2.2 Proses Distilasi Ekstraktif


(Syahrir, 2009)

2.2.3 Absorpsi
Cara lain untuk memisahkan hidrokarbon yang sangat ringan tanpa
memakai tekanan yang terlalu tinggi atau pendinginan yang terlalu rendah adalah
absorpsi. Absorpsi adalah suatu proses pemisahan komponen gas berdasarkan atas
perbedaan kelarutan gas terhadap cairan pelarut (solvent). Gas-gas yang lebih
berat (lebih mudah mengembun) akan lebih mudah larut dari pada gas-gas ringan.
Solvent yang khusus untuk proses ini disebut absorben.
Absorben yang telah digunakan dapat dimumikan kembali dengan cara
distilasi dan kemudian digunakan kembali kedalam absorber. Sebagai alasan
mengapa proses absorpsi dipilih, pertimbangannya adalah faktor ekonomis.
Sebagai contoh, pemisahan hidrokarbon ringan dalam campuran gas mungkin
lebih ekonomis jika menggunakan cara absorpsi daripada fraksinasi yang harus
menggunakan suhu rendah dan tekanan tinggi.

11
Proses absorpsi dapat dikatakan hampir mirip dengan proses distilasi, gas
yang mengandung komponen-komponen berat diumpankan melalui bagian bawah
kolom absorpsi dan solvent diumpankan dan bagian atas kolom. Gas kering
sebagai hasil proses absorpsi meninggalkan kolom melalui bagian puncak dan
sementara solvent beserta komponen yang terlarut keluar melalui bagian dasar
kolom. Suhu di dalam unit absorpsi dikendalikan oleh jumlah dan suhu. Operasi
absorpsi akan lebih baik fleksibilitasnya jika digabung dengan stripping dalam
satu menara, dan menara untuk keperluan ini disebut "rectifying absorber".

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Kolom Absorpsi


(Rahayu, 2009)

2.2.4 Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dalam campuran/larutan
dengan cara penyerapan melalui permukaan zat padat yang disebut adsorben.
Campuran/larutan yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa gas atau cairan.
Adsorbent adalah zat padat yang mempunyai porositas tinggi (. Hasil adsorpsi
sangat dipengaruhi oleh luas permukaan adsorben, semakin luas semakin besar
daya serapnya. Contoh penerapan adsorpsi yang banyak dilakukan di lapangan
diantaranya adalah untuk:
a. Pemisahan bahan dan fase gas:
Pengeringan udara
Pengeringan gas
Penghilangan bau atau wama
Penghilangan impurities

12
Pengambilan uap yang bermanfaat dari udara/gas
b. Pemisahan bahan dari cairan:
Penghilangan kadar air dalam produk minyak
Penghilangan wama dalam produk minyak
Menghilangkan wama atau bau dalam air
Memisahkan umpan hidrokarbon parafin dan aromat.
Prinsip-prinsip adsorpsi adalah dengan cara mengkontakkan larutan yang
berbentuk gas atau cairan pada permukaan adsorbent sehingga zat-zat yang mudah
mendifusi ke dalam permukaan adsorben akan terikat pada permukaan tersebut.
Dalam operasi pemisahan solid-liquid dengan cara adsorpsi ada juga yang
mekanismenya melalui pertukaran ion (ion exchange), ion-ion yang dapat
bertukar secara reversible antara solid dan larutan elektrolit dapat memisahkan zat
terlarut elektrolitik. Mekanisme pertukaran ion seperti ini tidak hanya karena
interaksi antara ion dan solid, tetapi juga karena difusi ion-ion ke dalam fase padat
(solid phase) (Syahrir, 2009).

Gambar 2.4 Peralatan Adsorpsi secara Kontinyu


(Rahayu, 2009)

2.2.5 Proses-Proses dalam Pengolahan Minyak Bumi


a. Perengkahan (cracking)

13
Proses ini dimaksudkan untuk memecah hidrokarbon yang lebih tinggi
untuk menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Terdapat 3 jenis proses
perengkahan :
1. Perengkahan thermal ( perengkahan karena adanya panas).
2. Perengkahan katalitik (pertengkahan dengan menggunakan bantuan katalis).
3. Hidrocracking, merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi
untuk menghasilkan senyawa yang jenuh.
b. Polimerisasi
Adalah penggabungan molekul-molekul kecil (gas) menjadi molekul-
molekul yang lebih besar.
c. Alkilasi
Penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan molekulnya bercabang. Proses ini dilakukan untuk menghasilkan
gasolin dengan bilangan oktana yang lebih tinggi.
d. Isomerisasi
Digunakan untuk mengubah struktur bangun dari suatu hidrokarbon.
Isomer yang dihasilkan digunakan sebagai feed untuk proses alkilasi.
e. Reforming
Pengubahan struktur molekul dari suatu fraksi minyak bumi dengan reaksi
utama yang terjadi reaksi dehidrogenisasi naphtena membentuk senyawa aromat
yang mempunyai bilangan oktana yang lebih tinggi.

2.3 Peralatan dalam Industri Proses Kimia


Alat produksi, merupakan media untuk mengolah bahan menjadi produk
dengan bantuan pekerja. Dapat merupakan alat produksi langsung (fasilitas
produksi yang berupa mesin, perkakas, peralatan, perkakas Bantu dan sebagainya)
atau alat produksi tak langsung (tanah, jalan, bangunan, gudang dan sebagainya).
Alat produksi dapat digunakan terus-menerus dalam batas waktu umur efektifnya,
sebaliknya obyek produksi akan habis bila produksi telah berlangsung. Contoh
alat produksi :

14
1. Konveyor berfungsi untuk dapat mengangkut material material umpan
atau produk

2. Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari
hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam
ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.

3. Pompa Sentrifugal
Pada dasarnya pompa melaksanakan dua fungsi utama:
(1) Pompa menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa. Vakum
ini memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari tangki
(reservoar) ke dalam pompa.

15
(2) Gerakan mekanik pompa mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan, dan
membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya ke dalam
sistem hidrolik.

4. Heat Exchanger
Heat Exchanger adalah alat penukar panas yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke
fluida lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari fase cair ke fase cair
atau dari fase uap ke fase cair.

16
5. Chiller
Fungsi Chiller dalam sistem tata udara adalah mendinginkan media air,
dimana air disinggungkan pada bagian evaporator chiller. Air kemudian dialirkan
ke AHU (Air Handling Unit) untuk diambil dinginnya dan dihembuskan ke
ruangan. Pada Chiller terdapat beberapa parameter yang menunjukkan unjuk
kerjanya, antara lain; suhu air masuk (inlet) ke evaporator dan suhu air keluar
(outlet) dari evaporator, tekanan discharge, serta tekanan suction.
Dengan pembacaan suhu inlet dan outlet maka dapat ketahui kapasitas atau
kemampuan chiller untuk mendinginkan air. Pembacaan tekanan discharge dan
tekanan suction untuk mengetahui konsumsi refrigerator pada chiller tersebut dan
juga untuk mengetahui apabila terjadi kekurangan atau kelebihan tekanan akibat
adanya anomali tertentu.

6. Jet mixer
Untuk mengatur semen kering dan air yang ditempatkan bersama-sama
dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar
homogen.

7. Reaktor
Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia.
Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari

17
di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi
kinerja reaktor

8. Separator
Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan fluida produksi
menjadi dua atau tiga fasa.

9. Destilator
Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-
masing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik
didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-
senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa
yang memiliki kemurnian yang tinggi.

18
10. Clarifier
Clarifier berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap pertama yaitu
proses penjernihan air untuk menghilangkan zat padat yang ada dalam bentuk
suspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan pada air. Raw water (air baku) yang
berasal dari sungai Peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm2G.
kekeruhan (turbidity) air baku yang masuk ke clarifier sekitar 10-40 ppm, pada
saat normal operasi sedang pada saat hujan turbiditynya lebih besar dari 100 ppm.

11. Absorber dan stripper


Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan
kelarutan. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan
pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan atau gas

19
12. Kondensor
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas
dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya
sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar
dapat membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang
berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari
kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor,
kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun
dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa.

13. Sublimator
Berfungsi untuk mengubah fasa gas menjadi fasa padat dengan
menurunkan suhu sampai -78,5 C.

20
\

2.4 Industri Es Kering


Es yang digunakan sebagai media pendingin dalam prakteknya digunakan
dua jenis es yaitu es balok dan es curai.Kedua jenis es tersebut memiliki sifat dan
ciri yang berbeda namun dalam pemakaiannya bertujuan untuk merefrigerasi,
mendinginkan atau membekukan (Ilyas 1983). Es merupakan medium pendingin
yang paling baik bila dibandingkan dengan medium pendingin lain. Es dapat
menurunkan suhu tubuh ikan dengan cepat tanpa mengubah kualitas ikan dan
biaya yang diperlukan juga relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
penggunaan medium pendingin lain (Afrianto & Liviawaty 2005).
Es yang sering dikenal dengan nama es balok atau es batu merupakan
media pendingin yang banyak digunakan dalam penanganan ikan, baik di atas
kapal maupun di darat selama distribusi dan pemasaran (Junianto 2003). Es balok
(block ice), berupa balok es yang berukuran 12 - 60 kg per balok. Es balok yang
akan digunakan sebelumnya es balok harus dipecahkan (Masyamsir 2001).
Es balok yang digunakan untuk pendinginan ikan harus dihancurkan
terlebih dahulu menjadi bentuk bongkahan atau diserut menjadi butiran-butiran
yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.Ukuran pecahan butiran es kira-kira
1-2 cm3.Pemakaian butiran es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan
kerusakan fisik ikan. Butiran es yang terlalu kecil akan menyebabkan butiran es
cepat melebur dan juga membendung aliran air ke bawah sehingga terjadi
genangan air antar lapisan ikan. Pemakaian es balok yang dihancurkan akan lebih
baik dari pada yang diserut karena akan diperoleh ukuran butiran es yang berbeda-

21
beda dan disarankan untuk tidak menghancurkan es balok di atas tumpukan ikan
karena akan mengakibatkan kerusakan fisik pada ikan (Junianto 2003).
Es curai adalah istilah yang diberikan pada banyak jenis es yang dibuat
dalam bentuk kepingan kecil, yang dalam perdagangan lebih dikenal dengan nama
es keeping (flake ice), es potongan atau es lempengan (slice ice), es tabung (tube
ice), es kubus (cube ice), es pelat (plate ice) dan es pita (ribbon ice) (Ilyas 1983).
Es tabung (tube ice), berupa tabung kecil-kecil yang siap pakai.Es keping
tebal (plate ice), berupa lempengan besar dan tebal (8-15 mm), kemudian
dipecahkan menjadi potongan kecil (diameter 5 cm). Es keping tipis (flake ice),
berupa lempengan tipis (5 mm, diameter 3 cm), merupakan hasil pengerukan dari
lapisan es yang terbentuk di atas permukaan pembeku yang berbentuk silinder.Es
halus (slush ice), berupa butiran yang sangat halus (diameter 2 mm) dan lembek,
umumnya berair (Masyamsir 2001).
Flake ice digunakan dalam jumlah yang cukup besar yang digunakan pada
industri yang berbeda, seperti menjaga ikan hasil tangkapan tetap dingin selama
dari kapal nelayan di daerah penangkapan hingga ke pedagang eceran, proses
pendinginan pada industry pharmaceutical dan tanaman kimia. Flake ice dapat
berperan penting dalam produksi makanan, dimana ketika digunakan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri - antara lain campuran flake ice dengan produk
untuk menjaga suhu tetap konsisten (Johnson Controls 2008).

Jenis Es Menurut Sifat Es


Pembagian jenis es berdasarkan sifat es dibagi menjadi dua yaitu es kering
(dry ice) dan es basah (wet ice). Es kering adalah karbondioksida (CO2) padat
yang dibuat dari gas karbondioksida yang dicairkan, lalu dijadikan salju, dan salju
dimampatkan sehingga padat. Gas karbondioksida untuk pembuatan es kering
diperoleh dari hasil samping pabrik petrokimia, pupuk, pembakaran kapur, dan
sumur gas alam. Karbondioksida padat yang digunakan dalam penanganan ikan
akan menyublim menjadi gas karbondioksida. Gas karbondioksida ini akan
menghambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh ikan (Junianto 2003).
Proses penurunan suhu tubuh ikan dengan menggunakan es kering biasa
disebut sebagai proses penurunan suhu secara tidak langsung. Es kering

22
menurunkan suhu tubuh ikan secara tidak langsung dengan cara menurunkan suhu
udara di dalam ruangan tempat penyimpanan sehingga suhu ruangan menurun dan
suhu tubuh ikan juga akan menurun. Proses penurunan suhu tubuh ikan dengan
menggunakan es kering adalah sebagai berikut: es kering diletakkkan di udara
agar segera menyublim dan dapat menurunkan suhu udara. Selanjutnya dengan
menggunakan sebuah kipas angin, udara dingin ini dialirkan ke ruang tempat
penyimpanan ikan sehingga suhu tubuh ikan juga akan menurun (Afrianto &
Liviawaty 2005).
Es kering umumnya digunakan dengan cara ditambahkan ke media
pendingin es sehingga kemampuan menyerap panas ikan lebih besar dibandingkan
media es saja. Kecepatan penurunan suhu lebih cepat karena daya serap panas
yang besar disebabkan oleh rendahnya titik suhu sublimasi dari es kering, yaitu
sekitar -78,5 oC (Junianto 2003). Menurut Ilyas (1983), rantai dingin (cold chain)
merupakan usaha menjaga mutu ikan agar tetap segar dengan menggunakan suhu
rendah (0 C atau beberapa derajat celcius di atas 0 C) selama kegiatan
penanganan hingga sampai ke tangan konsumen.
Penggunaan es basah (wet ice) merupakan salah satu media pendingin
untuk menyerap panas ikan pada penanganan. Es basah merupakan air (H2O) yang
diproses dengan cara didinginkan atau dibekukan. Es basah atau air yang
digunakan sebagai media pendingin mempunyai kemampuan lebih besar
dibandingkan dengan es untuk bersinggungan atau melakukan kontak langsung
dengan seluruh permukaan ikan. Media es basah atau air dingin ini dapat
menyerap panas lebih besar dari dalam tubuh ikan sehingga suhu tubuh ikan lebih
cepat dingin (Junianto 2003).

Pengertian Dry Ice


Dry Ice (es kering) adalah karbondioksida beku. Dry ice amat berguna
untuk pembekuan dan menjaga pembekuan karena temperaturnya yang sangat
dingin yaitu: -78.5 C atau -109.3F. Dry Ice banyak digunakan karena
pembuatannya cukup sederhana dan mudah ditangani dengan menggunakan
sarung tangan insulasi. Dry ice berubah langsung dari bentuk solid menjadi gas -

23
sublimasi-dalam kondisi atmosfer normal tanpa melalui tahapan cairan basah.
Karenanya dinamakan es kering.
Es kering dibuat di pabrik yang khusus membuat itu, yaitu dengan cara
memasukkan cairan karbondioksida ke ruangan yang bertekanan tinggi. Pada
saat tekanan dikeluarkan, karbondioksida cair itu akan berubah menjadi butir-butir
padat yang kemudian dibentuk menjadi dry ice alias es kering. Dalam dunia
panggung es kering yang di campur air akan membentuk asap dan kabut yang
mengalir seperti air, yang memberi sensasi tersendiri.

a). Gambar Es Kering b). Struktur Molekul Es Kering

Cara Membuat Es kering


Es kering bisa dibuat dengan membuka keran tangki karbondioksida cair
dan meletakkan tas kain menutupi mulut keran. Campuran gas karbondioksida dan
es kering diproduksi ketika gas cair yang terlepas mengembun pada kain.Cara ini
cukup efektif untuk membuat sejumlah kecil es kering untuk penggunaan di
laboratorium. Untuk menghasilkan jumlah besar es kering, pendinginan evaporatif
diperlukan.
Karbondioksida cair diproduksi dengan mengompresi gas karbon dioksida.
Karena suhu zat meningkat saat dikompresi, gas harus didinginkan selama proses
kompresi untuk mendorong pembentukan cairan. Jika gas di dalam tangki sudah
mencapai suhu kamar, pencairan mulai terjadi ketika tekanan mencapai sekitar
6.000 kilopaskal. Karbondioksida (CO2) pada suhu sekitar 79 C tekanan di atas
5,1 atm akan langsung membentuk padatan tanpa melalui fasa cair. Pembentukan
zat padat dari fasa gas atau padat menjadi gas tanpa melalui fasa cair disebut
sublimasi.Padatan CO2 yang terbentuk disebut es kering (dry ice).

24
Sebagai informasi, dalam segmen (potongan) materi, akan terdapat
molekul tertentu yang bergerak sangat cepat dan sebagian yang lain bergerak jauh
lebih lambat. Kecepatan rata-rata dari gerakan semua molekul ini adalah apa yang
disebut suhu. Jika keran tabung karbon dioksida cair dibuka, sebagian diantaranya
akan berusaha melarikan diri, menyebabkan momentum rata-rata molekul serta
suhunya menjadi turun. Setelah semua panas lingkungan menguap, suhu cairan
turun di bawah titik beku dan muncullah karbondioksida padat yang disebut es
kering. Es kering biasanya disimpan dalam kontainer terisolasi. Bila terkena
udara, es ini segera melepaskan gas karbon dioksida. Karena perbedaan suhu
antara es kering dan lingkungan cukup besar, maka perubahan fasa terjadi
langsung dari padat ke gas, tanpa melalui fase cair. Saat menguap, sebagian es
kering berubah menjadi uap sehingga memberikan penampilan kabut. Es kering
sering digunakan untuk menghasilkan kabut buatan dalam berbagai pertunjukan.

25
Pertunjukan laser juga lazim menggunakan es kering untuk menghamburkan
cahaya laser sehingga lebih mudah dilihat.

Kelebihan Es Kering
Penggunaan Es kering (dry ice) cukup sederhana dan mudah ditangani
dengan menggunakan sarung tangan insulasi. Dry ice berubah langsung dari
bentuk solid menjadi gas sublimasi - dalam kondisi atmosfer normal tanpa
melalui tahapan cairan basah. Karenanya dinamakan es kering.
Sumber karbondioksida banyak terdapat di alam namun secara komersil
dapat diperoleh dari:
a) Gas hasil pembakaran yang mengandung Hidro karbon dimanakandungannya
10 sampai 18%.
b) Hasil samping proses kalsinasi batu kapur dimana kandungan karbondioksida
10 sampai 40%.
c) Hasil samping proses fermentasi dimana kandungan CO2 lebih kurang 99 %.
Dry Ice banyak dibutuhkan untuk industri yang memerlukan
pendinginan,terutama industri ice Cream dan makanan. Di Negara industri banyak
membutuhkan dry ice sebagai pendingin pada pembuatan peralatan-peralatan
berat dan logam yaitu pendingin pada waktu pembelahan logam.
Di Indonesia, Dry Ice banyak digunakan untuk pendingin makanan,
pembuatan ice cream dan sedikit digunakan untuk :
Keperluan rumah sakit (obat-obatan, sampel, jenazah).

26
Untuk pembuatan gas buatan pada pentas seni.
Pengisi minuman berkarbonasi.

Kekurangan Es Kering
Es kering akan tersublimasi pada suhu 78.5 C (109.3 F) pada tekanan
atmosfer. Suhu yang luar biasa dingin ini menyebabkan es kering yang berbentuk
padat berbahaya untuk dipegang tanpa pengaman karena akan menyebabkan perih
karena kedinginan (frostbite). Es kering pada umumnya merupakan senyawa yang
tidak berbahaya, tapi dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan asfiksi
karena kekurangan oksigen.
Penggunaan es kering dapat menimbulkan bahaya pernapasan karena
menggantikan udara di dekat tanah atau ketika bercampur dengan udara, sehingga
akan terjadi kelebihan karbondioksida dan kurang oksigen pada saat bernafas.
Oleh sebab itu gunakan es kering di area yang berventilasi baik. Dan juga
menyegel kering dalam gelas atau wadah tertutup lainnya, karena penumpukan
tekanan dapat mengakibatkan kerusakan atau meledak.

Es Kering Sebagai Pengawet Ikan


Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat highly perishable,
terutama pada kondisi tropis ikan lebih cepat mengalami kemunduran mutu. Hal
ini merupakan suatu fakta yang dapat ditangani dengan cara menurunkan suhu
tubuh ikan agar kesegarannya tetap maksimal. Penurunan suhu tubuh ikan dapat
dilakukan dengan media pendingin yang berfungsi untuk menarik atau
memindahkan panas dari dalam tubuh ikan ke bahan lain sehingga suhu tubuh
ikan rendah (Afrianto & Liviawaty 2005). Penggunaan suhu rendah berupa
pendinginan dan pembekuan dapat memperlambat proses-proses biokimia yang
berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu ikan
(Junianto 2003). Prinsip proses pendinginan dan pembekuan adalah mengurangi
atau menginaktifkan enzim dan bakteri pembusuk dalam tubuh ikan (Afrianto &
Liviawaty 2005). Penanganan ikan dengan menggunakan suhu rendah
membutuhkan media pemindah panas atau yang lebih dikenal dengan refrigerant.
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk penanganan

27
ikan di antaranya es batu atau es balok, es kering, air dingin, es ditambah garam,
air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan secara mekanis, dan
udara dingin (Junianto 2003).
Es kering umumnya digunakan dengan cara ditambahkan ke media
pendingin es sehingga kemampuan menyerap panas ikan lebih besar dibandingkan
media es saja. Kecepatan penurunan suhu lebih cepat karena daya serap panas
yang besar disebabkan oleh rendahnya titik suhu sublimasi dari es kering, yaitu
sekitar -78,oC (Junianto 2003). Menurut Ilyas (1983), rantai dingin (cold chain)
merupakan usaha menjaga mutu ikan agar tetap segar dengan menggunakan suhu
rendah (0C atau beberapa derajat celcius di atas 0C) selama kegiatan
penanganan hingga sampai ke tangan konsumen.

28
BAB III

PENUTUP

Industri merupakan bagian dari proses produksi dimana terjadi pengolahan


bahan-bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang lebih
bernilai guna bagi masyarakat. Bahan-bahan industri yang digunakan dapat
diperoleh secara langsung dari alam ataupun didapat secara tidak langsung
melalui reaksi-reaksi tertentu. Kegiatan proses produksi dalam industri disebut
dengan perindustrian. Industri terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan jumlah tenaga
kerja yang digunakan, tingkat produksi, dan jenis kegiatan. Industri Kimia secara
umum adalah suatu kesatuan aktifitas manusia yang di mulai dengan pengolahan
sumber alam, lalu di ubah menjadi beberapa produk baik secra komersial atau
sebagai objek untuk di olah kembali yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
umat manusia.
industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan bahan mentah/bahan
baku/raw material, menjadi hasil/produk yang digunakan. Pengolahan
dilakukan/dapat bersifat fisik maupun kimia. Sedangkan proses secara umum
merupakan perubahan dari masukkan (input) dalam hal ini bahan baku setelah
melalui proses maka akan menjadi keluaran (output) dalam bentuk produk dengan
menggunakan alat-alat produksi yang merupakan media untuk mengolah bahan
menjadi produk dengan bantuan pekerja.
Es kering adalah karbondioksida beku. Dry ice amat berguna untuk
pembekuan dan menjaga pembekuan karena temperaturnya yang sangat dingin
yaitu: -78.5 C atau -109.3F. Dry Ice banyak dibutuhkan untuk industri yang
memerlukan pendinginan,terutama industri ice Cream dan makanan.

29
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Melinda. 2014. Pengantar Industri Proses. Universitas Sriwijaya :
Sumatera Selatan.
Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. Absorpsi. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/absorbsi/. Diakses
pada 13 September 2014.
Selonika, Yunita. 2014. Peran Teknik Kimia Dalam Perkembangan Industri di
Indonesia. Universitas Riau : Pekanbaru.
Syahrir, Muhammad. 2009. Modul Mata Kuliah Proses Industri Kimia Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda. Samarinda : Politeknik Negeri
Samarinda

30

Anda mungkin juga menyukai