TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sidang Sarjana Teknik Kimia
DISUSUN OLEH
Nimrod Sitorus
120425003
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2015
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, berkat dan karunianya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan judul ―Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Tanin dari
Kuli Buah Kako dengan Kapasitas 2.000 Ton/Tahun.”
Pra rancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan
merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini, Penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir Bambang Trisakti,MT, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing Penulis dengan penuh kesabaran serta memberi masukan sehingga
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Mhd. Hendra S.Ginting, ST, MT, selaku Koordinator Tugas Akhir yang
telah banyak memberikan pengarahan dan masukan kepada Penulis selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Kimia yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga kepada Penulis.
4. Ibunda Tercinta H. Sitorus dan R. Tambunan yang telah banyak berkorban dan
memberikan didikan serta doa untuk penulis.
5. Kakak/Adik Penulis yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
6. Teman-teman angkatan 2012 dan 2013 ekstensi Teknik Kimia yang memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penulis ini. Akhir kata,
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.
Medan, Agustus 2015
Penulis
Tanin dibuat dari bahan utama kulit buah kakao dan etanol. Bahan-bahan
baku dicampur di dalam ekstraktor kemudian dipisahkan di dalam evaporator dengan
kondisi operasi adalah 85oC dan tekanan 1 atm. Tanin yang dihasilkan berupa serbuk
dengan ukuran 200 mesh.
Pabrik tanin ini direncanakan akan berbahan baku 1.500 ton/tahun sehingga
dapat menghasilkan tanin 208,3 kg/jam dan beroperasi selama 300 hari kerja dalam
setahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di daerah Kecamatan Air Batu,
Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar
19.400 m2.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 144
orang. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dan
struktur organisasi adalah sistem garis.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
a. Total modal investasi : Rp 372.528.202.069,-
b. Biaya Produksi : Rp 338.554.362.233,-
c. Hasil penjualan/ tahun : Rp. 525.005.616.210,-.
d. Laba Bersih : Rp 131.223.457.165,-
e. Profit Margin : 35,69 %
f. Break Even Point (BEP) : 30,36 %
g. Return on Investment (ROI) : 35,22 %
h. Pay Out Time (POT) : 2,84 tahun
i. Return On Network (RON) : 58,70 %
j. Internal Rate of Return (IRR) : 47.93 %
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pabrik
Pembuatan Tanin dari kulit buah kakao ini layak didirikan.
Kulit buah kakao sebagai limbah hasil perkebunan sangat potensial dan
merupakan komponen terbesar dari buah kakao lebih dari 70% berat buah masak.
Buah kakao dalam bentuk segar terdiri dari kulit buah 73%, plasenta 2% dan biji
24,2%. Kulit buah kakao belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sebagian besar
masih merupakan limbah perkebunan kakao karena hanya dikumpulkan pada lubang
tertutup atau dibuang disekitar tanaman kakao, maka perlu dicari cara mengenai
pemanfaatan kulit buah kakao yang lebih efisien dan memiliki nilai ekonomis yang
lebih tinggi. Kulit buah kakao memiliki senyawa tanin yang cukup besar yaitu 17-
20%. Hal ini menyebabkan dimungkinkannya pemanfaatan kulit buah kakao sebagai
inhibitor alami pada reaksi korosi. (Sri Hermawan 2012)
2.3.Tahapan Proses
2.3.1 Peyimpanan Kulit Buah Kakao di Gudang Bahan Baku
Persiapan bahan baku di mulai dari penyimpanan kulit kakao yang
dipersiapkan untuk satu minggu (bahan baku sudah siap dipakai) kemudian diangkut
dengan menggunakan truk. Kulit kakao disimpan di dalam gudang bahan baku
(GBB) pada temperature 30oC dan tekanan 1 atm. Kemudian kulit kakao diangkut
dengan belt conveyer (BC-101) ke dalam Hammer Crusher (HC-101).
2.3.2 Proses Penghalusan Bahan Baku
Kulit kakao diangkut dengan belt conveyer (BC-101) untuk dipotong –
potong menjadi bagian- bagian yang lebih kecil di dalam Hammer Crusher (HC-101)
dengan ukuran ¾ in, untuk mempermudah penghalusan potongan kulit kakao. kulit
kakao yang telah dipotong menjadi bagian – bagian yang lebih kecil, kemudian
diangkut, digiling dan dihaluskan dengan Ball Mill (BM-101) dengan ukuran 200
mesh, karena tanin yang akan diproduksi berupa tepung. Alat yang utama yang
Keterangan Gambar
Kode Instrumentasi Keterangan
FC Flow Control
TC Temperature Control
LI Level Indikator
Tc
fc
fc
Tc Kode Keterangan
TET Tangki Etanol
CR-101 CR-102
BC Belt Conveyor
fc HC Hammer Chrusher
16
BM Ball Mill
15
P-105
S Screen
fc 14
fc
BE Bucket Elevator
TEK Tangki Ekstraktor
TE-101 P-101 P-107
TE-104
FP Filter Press
fc TP Tangki Pengendapan
Tc
17
4 EV Evaporator
I-9
CR Condensor
RD Rotary Dyr
3
fc
fc
SC Screw Conveyor
fc
udara
fc RC Rotary Cooler
8 E-101 Tc fc
9
Tc
P Pompa
5
GBB HC-101 BM-101 FP-101
7 11
P-106
TEK-102
BC-101 BC-102 S-101 BE-101 RD-101 10
fc fc TP-103 fc 13
12
RC-101 BM-102
fc
6 SC-101 fc S-102
P-104 SC-102 GP
P-102 P-103
fc
SC-103
Penampungan Limbah
BC-103
Kondensat
Komponen Alur Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6 Alur 7 Alur 8 Alur 9 Alur 10 Alur 11 Alur 12 Alur 13 Alur 14 Alur 15 Alur 16 Alur 17 DEPARTEMEN TKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
Tanin (kg/jam) 204,7 204,7 204,7 - 204,7 2,0 202,7 202,7 202,7 202,7 - 202,7 202,7 - - - - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Impuritis (kg/jam) 767,8 767,8 767,8 - 767,8 767,8 - - - - - - - - - - - DIAGRAM ALIR PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN
TANIN DARI KULIT BUAH KAKAO
Etanol (kg/jam) - - - 2948,3 2948,3 29,5 2918,8 2918,8 116,8 2,3 114,4 2,3 2,3 2802,0 2802,0 114,4 114,4 KAPASITAS 1500 TON/TAHUN
Air (kg/jam) 51,2 51,2 51,2 122,8 174,0 1,7 172,3 172,3 165,4 3,3 162,1 3,3 3,3 6,89 6,89 162,1 162,1
Skala: Tanpa Skala Tanggal Tanda Tangan
Total (kg/jam) 1023,7 1023,7 1023,7 3071,1 4094,8 801,0 3293,755 3293,75 484,841 208,3 276,5 208,3 208,3 2808,9 2808,9 276,5 276,5
Temperatur oC 30 30 30 30 30 30 75 30 85 100 100 30 30 85 30 30 30 Digambar
Nama : Panca Nababan
NIM : 120425005
Tekanan (atm) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nama : Ir.Bambang Trisakti,MT
Steam (kkal/jam) - - - - - - - 89377,5 2262,7 - - - - - 78205,2 - - Diperiksa/Disetujui
NIP : 196609251991031003
D E P A R T E M E N T K N IK K IM IA
F A K U L T A S T E K N IK
U N IV E R S IT A S S U M A T E R A U T A R A
D IA G R A M A L IR P R A -R A N C A N G A N P A B R IK P E M B U A T A N
T A N IN D A R I K U L IT B U A H K A K A O
K A P A S IT A S 1500 T O N /T A H U N UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Skala: Tanpa Skala Tanggal Tanda Tangan
N am a : Panca N ababan
D igam bar
N IM : 120425005
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan ―tanin dari kulit buah kakao‖
adalah sebagai berikut :
Kapasitas produksi = 2000 ton/tahun
= 1023,7 kg/jam = 24.569 kg/hari
Waktu operasi = 300 hari
Basis perhitungan = 1 hari produksi (24 jam)
Kemurnian Produk = 97 %
Satuan operasi : kg/jam
Unit peralatan yang menghasilkan adanya perubahan massa pada proses
produksi tanin dari kulit buah kakao dengan kapasitas 1500 ton/tahun, adalah sebagai
berikut :
Tangki Ekstraksi (TEK)
Filter Press (FP)
Tangki Pengendapan (TP)
Evaporator (E)
Kondensor (CR)
Destilasi (DE)
Rotar Dryer (RD)
Rotary Cooler (RC)
Ball Mill (BM)
Hasil perhitungan neraca massa padaa setiap unit peralatan diperoleh dari
lampiran A, sebagai berikut.
Hasil perhitungan neraca panas pada proses pembuatan ―tanin dari kulit buah
kakao‖ dengan kapasitas 1.500 ton/tahun adalah sebagai berikut
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja /tahun : 300 hari
Suhu referensi : 25oC = 298 K
Suhu lingkungan : 30oC = 303 K
Stauan perhitungan : kkal/jam
Setelah dilakukan perhitungan untuk tiap–tiap unit peralatan pada lampiran B, maka
diperoleh neraca energi sebagai berikut:
5.10.Destilasi (DE-101)
Tekanan operasi : 32,68 psi
Tekanan desaign : 39,27 psi
Bahan : Carbon Steel SA-283 Grade C
Kondisi operasi : 85oC , 1 atm
Tebal shell : 0,197 inc
Tinggi tutup atas : 1,87 m
Diameter tinggi :7m
5.11 Rotary Dryer (RD-101)
Fungsi : Untuk mengeringkan serbuk tanin
Jumlah : 1 unit
Bahan kontruksi : Commercial Steel
Spesifikasi Rotary dryer :
Jenis : Counter Indirect Heat Rotary Dryer
Diameter : 4,33 m
Panjang : 13,73 ft
Jumlah putaran : 7,349 rpm
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pengoperasian suatu pabrik kimia harus memenuhi beberapa persyaratan yang
ditetapkan dalam perancangannya. Persyaratan tersebut meliputi keselamatan,
spesifikasi produk, peraturan mengenai lingkungan hidup, kendala operasional, dan
faktor ekonomi. Pemenuhan persyaratan tersebut berhadapan dengan keadaan
lingkungan yang berubah-ubah, yang dapat mempengaruhi jalannya proses atau yang
disebut disturbance (gangguan) (Stephanopoulus, 1984). Maka operasi semua
peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat,
mudah dan efisien. Pengendalian atau pemantauan tersebut dilaksanakan melalui
penggunaan peralatan dan engineer (sebagai operator terhadap peralatan tersebut)
sehingga kedua unsur ini membentuk satu system kendali terhadap pabrik. Dengan
adanya instrumentasi ini pula, para sarjana teknik dapat segera melakukan tindakan
apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian
tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error)
yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Considine,
1985).
Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang diatas papan
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis) (Peters, et.al.,
2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrument adalah:
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan temperatur 130 °C,
tekanan 1 atm. Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20% dan faktor
kebocoran sebesar 10%.(Perry, 1999), sehingga total uap yang dibutuhkan
= 1,3 × 161,87kg/jam = 210,43 kg/jam
= 48,08 kg/jam
Sehingga air tambahan yang diperlukan = We + Wd + Wb + Total air pendingin
= 96,17 +12,57 +48,08 +6.285,77
= 6.442,6 kg/jam
Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel 7.3.
Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan
Kebutuhan Jumlah Air (Kg/Jam)
kantor 281,25
perumahan 500
laboratorium 70,83
kantin 200
tempat ibadah 135
poliklinik 50
Total 1237,08
II. KIMIA
1. Total kesadahan dalam CaCO3 mg/l 150
2. Klorida mg/l 1,3
3. NO3-N mg/l 0,2
4. Zat organik dalam KMnO4 (COD) mg/l 65
5. SO4- mg/l 5
6 Sulfida mg/l -
7. Fosfat (PO43-) mg/l 0,245
8. NO3 mg/l 0,084
10. Hardness (CaCO3) mg/l 13
11. pH mg/l 6,6
2+
12. Fe mg/l 0,52
13. Mn2+ mg/l 0,024
14. Zn2+ mg/l 0,0012
15. Ca2+ mg/l 75
16. Mg2+ mg/l 27
17. CO2 bebas mg/l 132
2+
18. Cu mg/l 0,02
19 Pb2+ mg/l 0,784
20 Cd2+ mg/l 0,02
21 Cl2- mg/l 60
Sumber air untuk pabrik pembuatan tanin ini adalah dari air sungai. Untuk
menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun
fasilitas penampungan air (water intake) yang juga merupakan tempat pengolahan
awal air sungai Silau. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang
terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan
digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari
beberapa tahap, yaitu:
7.2.1 Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening,
partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia.
Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit
pengolahan selanjutnya (Degremont, 1991).
7.2.2 Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat
partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi
dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel
padatan yang tidak terlarut.
7.2.3 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari
screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al 2(SO4)3
dan larutan abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan
larutan Na2CO3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu
untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi
proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid
(SS) dan koloid (Degremont, 1991).
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54
(Crities, 2004).
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan:
Total kebutuhan air = 7.883,6569 kg/jam
Pemakaian larutan alum = 50 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 50 = 27 ppm
Larutan alum yang dibutuhkan = 50.10-6 × 18.911,89 = 0,95 kg/jam
Larutan abu soda yang dibutuhkan = 27.10-6 × 18.911,89 = 0,51 kg/jam
7.2.4 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1991).
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau (green sand). Lapisan ini bertujuan
memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan setinggi 24 in (60,96 cm).
Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah,
serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa
kaporit, Ca(ClO)2. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi
diteruskan ke penyaring air (water treatment system) sehingga air yang keluar
merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum.
7.2.5 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas
dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat
demineralisasi dibagi atas:
gr / gal
= 103,391 ppm / 17,1
ppm
= 6,0463 gr/gal
42,08 kg/jam
= 264,17 gal/m 3
995,68 kg/m 3
= 11,166 gal/jam
= 11,166 gal/jam
= 3.216,389 gr/hari
= 3,216 kg/hari
Untuk perancangan dipakai 2 unit diesel generator AC 650 kW, 220 – 240 V, 50
Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :
Limbah Cair
Q2 C2
Sungai Keluaran
Q1, C1 Q3,C3
Dengan :
Q1 = Debit air sungai silo = 60 m3/dtk
Q2 = Debit limbah cair = 0,00147m3/dtk
Q3= debit keluaran = 98 m3/dtk
C1= COD sungai = 40mg/L
C2 = COD Limbah Cair
C3= COD baku mutu = 600mg/L
Sehingga :
Jadi COD total limbah pengeluaran dari pabrik tanin sebesar 1484,21
mg/L.Sama halnya dengan perhitungan konsentrasi COD, konsentrasi BOD dalam
limbah pabrik tanin juga dapat dihitung dengan cara yang sama.
Neraca massa : Q3 x C3 = Q1 x C1 + Q2 x C2
Dengan :
Q1 = Debit air sungai silo = 60 m3/dtk
Q2 = Debit limbah cair = 0,00147m3/dtk
Q3= debit keluaran = 98 m3/dtk
C1= BOD sungai = 25,6 mg/L
C2 = BOD Limbah Cair
C3= COD baku mutu = 400mg/L
Sehingga :
C2 = 991,15 mg/L
Jadi BOD total limbah pengeluaran dari pabrik tanin sebesar 991,15 mg/L.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Tanin dari Kulit Buah Kakao
ini direncanakan berlokasi di daerah Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara. Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik ini adalah :
1. Bahan baku
Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan
baku dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan dengan
lancar. Bahan baku utama yaitu Kulit Buah Kakao diperoleh dari perkebunan
rakyat di Sumatera Utara.
2. Transportasi
Pembelian bahan baku dapat dilakukan melalui jalan darat. Lokasi yang dipilih
dalam rencana pendirian pabrik memiliki sarana transportasi darat yang cukup
memadai. Lokasi pabrik dekat dengan jalan lintas sumatera, sehingga
mempermudah transportasi baik untuk bahan baku maupun bahan pendukung
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan
yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan
Luas tanah yang berdirinya pabrik diuraikan dalam Tabel 8.1. berikut ini:
Maka total luas tanah yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pembuatan tanin
adalah 19.400 m2.
19 22
23
21
26 8 16 17
20
24
13 15
10 7
12 14
18
6
11
9
5
2 3
4 1
Jalan Raya
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini
menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya
peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan
ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang teratur dan
baik dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada, secara
otomatis organisasi akan berkembang (Madura, 2000).
perusahaan itu secara terus-menerus, maka harus dipilih bentuk perusahaan apa yang
harus didirikan agar tujuan itu tercapai. Bentuk badan usaha dalam Pra Rancangan
Pabrik Tanin dari Kulit Buah Kakao yang direncanakan ini adalah perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham.
Perkataan organisasi, berasal dari kata lain ―organum‖ yang dapat berarti alat,
anggota badan. James D. Mooney, mengatakan : ―Organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama‖, sedang
Bentuk organisasi dalam pabrik Tanin dari kulit buah kakao adalah bentuk
organisasi garis. Dasar-dasar pertimbangan pemilihan bentuk organisasi garis
adalah sebagai berikut :
1. Organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit, dan spesialisasi kerja belum
begitu tinggi.
2. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan berada di atas satu
tangan.
3. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang
diajak berdiskusi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
4. Rasa solidaritas di antara para karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.
Pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisasi garis adalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali dalam setahun. Bila
ada sesuatu hal, RUPS dapat dilakukan secara mendadak sesuai dengan jumlah
forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan Komisaris dan General
Manager. Hak dan wewenang RUPS (Sutarto,2002) :
9.4.4 Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh General Manager untuk menangani masalah surat-
menyurat untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya
untuk membantu General Manager dalam menangani administrasi perusahaan.
Jum’at
Sabtu
3. Karyawan borongan
Jumlah
Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp)
Gaji/bulan (Rp)
Dewan Komisaris 3 Rp 35.000.000 Rp 105.000.000
General Manager 1 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
Sekretaris 1 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Manajer Teknik 1 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Manajer Produksi 1 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Manajer Umum dan Keuangan 1 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Kepala Bagian Keuangan 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Kepala Bagian Personalia 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Kepala Bagian Teknik 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Kepala Bagian Produksi 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Kepala Bagian Pemasaran 1 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Kepala Seksi LAB R&D 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi QC/QA 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Proses 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Utilitas 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Keuangan 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Pembelian 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
Kepala Seksi Penjualan 1 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
a. Ruang Lingkup
1. Sesuai dengan Undang-undang No. 3/1992, termasuk peraturan
pelaksanaannya, perusahaan mengikutsertakan setiap karyawannya
dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang
meliputi :
a. Jaminan kesehatan kerja
b. Jaminan kematian
c. Jaminan hari tua
2. Perusahaan menyediakan jaminan kesehatan karyawan melalui Program
Bantuan Kesehatan
b. Iuran
1. Iuran kecelakaan kerja dan kematian ditanggung oleh perusahaan
2. Iuran jaminan hari tua akan ditanggung oleh perusahaan sebesar 3,7 %
dan ditanggung oleh karyawan sendiri sebesar 2% dari gaji bulanan, yang
dibayar langsung oleh perusahaan ke kantor ASTEK (pasal 1 ayat 3, PP
No. 14/1993)
3. Perhitungan iuran dapat berubah dengan ketetapan pemerintah yang
berlaku
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada
setiap tenaga kerja antara lain:
1. Fasilitas cuti tahunan.
2. Tunjangan hari raya dan bonus.
3. Fasilitas asuransi tenaga kerja, meliputi tunjangan kecelakaan kerja dan
tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga/ ahli waris tenaga kerja
yang meninggal dunia baik karena kecelakaan sewaktu bekerja maupun di luar
tempat kerja.
4. Pelayanan kesehatan secara cuma – cuma.
5. Penyediaan sarana transportasi/ bus karyawan.
6. Penyediaan kantin, tempat ibadah, dan sarana olah raga.
SEKRETARIS
KARYAWAN
Gambar 9.1. Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Tanin dari Kulit Buah
Kakao dengan Kapasitas 1.500 ton/tahun
LE - 100
ANALISA EKONOMI
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap langsung
(MITL) sebesar Rp 116.557.774.430,-
= Rp. 148.028.373.526,-
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai
mampu menarik keuntungan dari hasil penjualan dan memutar keuangannya.
Jangka waktu pengadaan biasanya antara 3 – 4 bulan, tergantung pada cepat atau
lambatnya hasil produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu
pengadaan modal kerja diambil 3 bulan. Modal kerja ini meliputi :
IP
Rumus yang digunakan: PD HPT
12
= Rp 148.028.373.526,- + Rp 224.528.575.95,-
= Rp 372.528.202.069,-
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel / variable cost
adalah sebesar Rp 260.617.779.460,-
= Rp 81.287.773.702,- + Rp Rp 257.287.773.702,-
= Rp 338.554.362.233,-
Total Laba Penjualan yang diperoleh dari hasil penjualan produk tanin adalah laba
sebelum pajak — laba setelah pajak ,yaitu Rp187.383.510.235—
Rp.56.160.053.070. Maka total laba penjualan adalah sebesar Rp
131.223.457.165,-.
PM = x 100 %
PM = 35,69 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 35,69 % maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
Biaya Tetap
BEP = 100
Total Penjualan Biaya Variabel
BEP = 100
–
BEP = 30,36 %
= Rp 159.396.028.639,-
ROI = 100
ROI = 35,22 %
1
POT = 100
35,22
RON = 100
RON = 58,70 %
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka
pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang
berlaku maka pabrik dianggap rugi.
Hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pabrik Tanin dari Kulit
Buah Kakao dengan kapasitas 2.000 ton/tahun diperoleh beberapa kesimpulan,
yaitu :
1. Kapasitas produksi selulosa asetat 1.500 ton/tahun menggunakan bahan
baku kulit buah kakao sebanyak 1.023,7 kg/jam.
2. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).
Bentuk organisasi yang direncanakan adalah garis dengan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan 144 orang.
3. Lokasi pabrik direncanakan di daerah Kecamatan Air Batu, Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara karena berbagai pertimbangan antara lain
kemudahan mendapatkan bahan baku, daerah pemasaran, sarana
transportasi yang mudah dan cepat.
4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 19.400 m2.
5. Analisa ekonomi :
Total Modal Investasi : Rp 372.528.202.069,-
Biaya Produksi : Rp 338.554.362.233,-
Hasil Penjualan : Rp 525.005.616.210,-.
Laba Bersih : Rp 131.223.457.165,-
Profit Margin : 35,69 %
Break Even Point : 30,36 %
Return on Investment : 35,22 %
Pay Out Time : 2,84 tahun
Return on Network : 58,70 %
Internal Rate of Return : 47.93
Anonim, Hasil Penelusuran : Pembuatan Tanin Dari Kulit Buah Kakao, LIPI,
Jakarta, 2004.
Anonim, Data Statistik Impor Tanin di Indonesia, Badan Pusat Statistik, Medan,
2014.
Anonim, Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao di Indonesia, Badan Pusat
Statistik, Medan, 2014.
Anonim, Data Statistik Ekspor Kakao, Badan Pusat Statistik Pertanian, Medan,
2014.
Anonim, Produksi Perkebunan Kakao di Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik,
Medan, 20114
Anonim, Manfaat Tanaman Kakao. Balai Penelitian Kimia, Departemen
Penelitian LIPTAN, Banjar Baru-Jakarta, 1992.
Banchero, ―Introduction To Chemical Engenering‖, Mc Graw Hill, Book, 1998.
Brown, “Unit Operation” Modern Asia Edition, Jhon Willey and Soninc,New
York,
1959.
Brownell, L. E., Young, E. H., 1959, ―Process Equipment Design”, Wilay Eastern
Ltd., New York, 1959.
Foust, A. S., ―Principles of Unit Operations”, 3 rd Edition, Jhon Wiley and Sons,
Inc,
London, 1960.
Gaenkoplies, C.J, 1965, Process Heat Transfer, Mc Graw-Hill Book Company,
New
York, 1983.
George A. Burdock, ―Handbook Flavor Ingredien‖, Fourth Edition CRC Press,
New
York, 2002.
Kern, D. Q., 1965, ―Process Heat Transfer”, Mc Graw-Hill Book Company, New
York, 1950.
1. Hammer Crusher
F1 F2
Tanin C-101 Tanin
Impuritis Impuritis
2.Ball Mill
F2 F3
Tanin Tanin
Impuritis Impuritis
F2 tanin = F3 tanin
F3 impuritis = F3 impuritis
3. Tangki Ekstraksi
F4
Etanol
Air
F3 TE-101
F5
Tanin Tanin
Impuritis Impuritis
Air Etanol
Air
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komposisi kulit kakao :
Tanin = 20%
Impuritis = 75%
Air = 5%
3
F = Umpan masuk ke tangki ekstraktor = 1023,7 kg/jam
F3 =Tanin = 0,20 x 1023,7 = 204,70 kg/jam
F3 =Impuritis = 0,75 x 1023,7 = 767,80 kg/jam
F3 =Air = 0,05 x 1023,7 = 51,20 kg/jam
F4 = Umpan masuk ke tangki ekstraktor dari tangki etanol
Perbandingan bahan baku dengan pelarut = 1:3 ( Rumokoi,1992 )
F4etanol = 3 x 1023,7 = 3071,10 kg/jam
F4etanol = 0,96 x 1023,7 = 2948,30 kg/jam
F4air = 0,04 x 1023,7 = 122,8 kg/jam
Komposisi pada alur F5:
F5Tanin = 0,20 x 1023,7 = 204,70 kg/jam
5
F Impuritis = 0,75 x 1023,7 = 767,80 kg/jam
5
F Etanol = 0,96 x 2913,90 = 2948,30 kg/jam
F5Air = F3 Air + F4 Air = 174,0 kg/jam
Neraca massa total : F5= F3 + F4
F5 = 1023,7 + 3071,10
= 4094,80 kg/jam
Tabel LA.1 Neraca massa pada ekstraksi
Keluar
Komponen Masuk (Kg/Jam) (Kg/jam)
Alur 3 Alur 4 Alur 5
Tanin 204,70 — 204,70
Impuritis 767,80 — 767,80
4.Filter Press
F5 F7
Tanin Tanin
Impuritis Etanol
Etanol Air
Air
F6
Impuritis
5.Tangki Pengendapan
F7 F8
Tanin Tanin
Etanol Etanol
Air Air
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Neraca Massa Total = F7 = F8
Keluar
Komponen Masuk (Kg/Jam) (Kg/jam)
Alur 7 Alur 8
Tanin 202,7 202,7
Etanol 2918,8 2918,8
Air 172,3 172,3
Total 3293,8 3293,8
6.Evaporator
F14
Etanol
Air
F8 F9
Tanin Tanin
Etanol Etanol
Asumsi
Air efisiensi alat 96 %. Air
F8 = F9 + F14
= 3293,8 kg/jam
F14 = F15
F15 F14
Etanol Etanol
Air Air
Tabel LA-5 Neraca massa pada kondensor
Keluar
Komponen Masuk (Kg/Jam) (Kg/jam)
10.Rotary Dryer
F11
Air
Etanol
F9
Tanin
Etanol
Air
F10
Tanin
Etanol
Air
Asumsi efisiensi alat pada rotary dryer 98%, jadi masih ada 2% etanol dan 2% air
yang terikut pada prodak utama tanin.
Komposisi pada alur F9:
F9Tanin = 202,70 kg/jam
F9Etanol = (0,04 x 2918,8) = 116,8 kg/jam
9
F Air = (0,96 x 172,3) = 165,4 kg/jam
Komposisi pada alur F10:
F10Tanin = 202,70 kg/jam
F10Etanol = (0,02 x 116,8) = 2,2 kg/jam
F9 = F10 + F11
= 484,8 kg/jam
F16 F11
Etanol Etanol
Air Air
F11 = F16
Keluar
Komponen Masuk (Kg/Jam) (Kg/jam)
Alur 11 Alur 16
Etanol 114,4 114,4
Air 162,1 162,1
Total 276,5 276,5
11.Rotari Cooler
F10 F12
Tanin Tanin
Etanol Etanol
Air Air
F10 = F12
12.Ball Mill
F12 = F13
Diketahui :
Cp tanin (j/mol K) = 18,4991 + 13,34458x 10-2 – 0,8428 x10-4 T2+
2,0206 x10-8T3 (Perry, 1984)
Kalor laten (λ) Etanol = 201,1854 kkal/kg (Reklaitis, 1983)
Cp etanol liquid = 0,670 kkal/mol (Geankoplis,1983)
Cp etanol uap = 0,505 kkal/kg (Geankoplis, 1983)
Cp air = 1 kkal/kg (Geankoplis, 1983)
Cp impurities = 0,54 kkal/kg (Perry, 1984)
Q1 Q2
Tanin C-101 Tanin
Impuritis Impuritis
Pada hammer crusher tidak ada perubahan jumlah energi pada setiap komponen,
Q1tanin = Q2tanin
Q1impuritis = Q2impuritis
2. Ball Mill
Q2 Q3
Tanin Tanin
Impuritis Impuritis
Pada ball mill tidak ada perubahan jumlah energi pada setiap komponen, hanya
Q2 tanin = Q3 tanin
Q2 impuritis = Q3 impuritis
3. Tangki Ekstraksi Q4
T=30oC
Etanol
Air
Q3 TE-101
Q5
T=30oC T=30oC
Tanin Tanin
Impuritis Impuritis
Air Etanol
Air
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Energi masuk Qmasuk (kg/jam) Qkeluar (kg/jam)
Pada Alur 3
a. Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q3tanin = N3tanin
= 0,1204 x 0,061593
= 7,4
b. Impuritis
Q3impuritis = m x Cp x dT
= 767,775 kg/jam x 0,54 kkal/kgoC (30-25)oC
= 2.073,0 kkal/jam
c. Air
Q3air = m x Cp x dT
= 51,185 kg/jam x 1 kkal/kgoC (30-25)oC
= 255,925kkal/jam
Total Qmasuk pada alur 3 = 2.336,34 kkal/jam
Energi Keluar
Pada Alur 5
a. Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q5tanin = N5tanin
= 0,12043 x 0,061593
= 7,4
b. Impuritis
Q5impuritis = m x Cp x dT
= 767,775 kg/jam x 0,54 kkal/kgoC (30-25)oC
4. Filter Press
Q5 Q7
T=30oC Tanin
Tanin Etanol
Impuritis Air
Etanol T=30oC
Air
Q6
T=30oC
Impuritis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Q5= Q6 + Q7
Tabel LB.2 Neraca Energi Dalam Filter Press
Energi Masuk
Komponen Energi Keluar (Kg/Jam)
(Kg/jam)
Alur 7 Alur 6 Alur 5
Tanin 7,3 — 7,4
Impuritis — 2.181,2 2.073,0
Etanol 9.777,9 — 9.876,7
Air 861,4 — 870,1
Subtotal 10.646,7 2.181,2 12.827,2
Total 12.827,2 12.827,2
5. Tangki Pengendapan
Q7
Q8
Tanin
Tanin
Etanol
Etanol
Air
Air
T=30oC
T=30oC
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q7tanin = N7tanin
= 0,11923 x 0,061593
= 7,3
b. Etanol
Q7Etanol = 2.918,773 kg/jam x 0,67 kkal/kgoC (30-25)oC
= 97.778,91kkal/jam
c. Air
Q7air = 172,288 kg/jam x 1 kkal/kgoC (30-25)oC
= 8.614,435kkal/jam
Total Qmasuk pada alur 7 = 10.646,678 kkal/jam
Energi Keluar
Pada Alur 8
a.Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q8tanin = N8tanin
= 0,119 x 0,061593
= 7,343
b. Etanol
Q8Etanol = 2.918,773 kg/jam x 0,67 kkal/kgoC (30-25)oC
= 9.777,891kkal/jam
c. Air
Q8air = 172,288 kg/jam x 1 kkal/kgoC (30-25)oC
= 861,443 kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 8 = 10.646,68 kkal/jam
Tabel LB- 3 Neraca Energi Dalam Tangki Pengendapan
Komponen Panas Masuk (Kkal/Jam) Panas Keluar (Kkal/jam)
Alur 7 Alur 8
Tanin 7,3 7,3
Etanol 9.777,9 9.777,9
Air 861,4 861,4
Total 10.646,7 10.646,7
Q8 Q9
T=30oC T=85oC
Tanin Tanin
Etanol Etanol
Air Air
Kondensat
Energi Masuk
Pada Alur 8
a.Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q8tanin = N8tanin
= 0,11923 x 0,061593
= 7,343
b. Etanol
c. Air
Q8air = 172,773 kg/jam x 1 kkal/kgoC (30-25)oC
= 861,443 kkal/jam
Total Qmasuk pada alur 8 = 10.646,68 kkal/jam
Energi Keluar
Pada Alur 9
a.Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3584-2984)
Q9tanin = N9tanin
= 0,11923 x 0,77294
= 92,158
b. Etanol
Q9Etanol = m x Cp x dT
=165,75 x 0,670 kkal/kgoC (85-25)
= 4.693,38kkal/jam
c. Air
Q9air = 165,397 kg/jam x 1 kkal/kgoC (85-25)oC
= 9.923,82 kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 9 = 14.709,37 kkal/jam
= 2.360,628 kJ/kg x
= 564,2036kkal/kg
= 158,41kg/jam
Tabel LB- 4 Neraca Energi Dalam Evaporator
Panas Masuk
Komponen Panas Keluar (Kkal/jam)
(Kkal/Jam)
Alur 8 Alur 14 Alur 9
Tanin 7,3 92,2
Etanol 9.777,9 84.901,3 4693,4
7. Kondensor (E-101)
Air pendingin
T=25oC
Q15 Q14
T=30oC T=85oC
Etanol Etanol
Air Air
cair (uap)
Energi Keluar
= -14,961kkal/kg
= 5.227,006kg/jam
Tabel LB- 5 Neraca Energi Dalam Kondensor
Komponen Panas Masuk (Kkal/Jam) Panas Keluar (Kkal/jam)
Alur 14 Alur 15
Etanol 84901,3 7075,1
Air 413,5 34,5
Qdiserap — 78.205,2
Total 85.314,8 85.314,8
Q11
T=100oC Steam
Air Qudara
Etanol Tudara masuk = 130oC
Udara
∑
Q9 Q10
T=85oC T=100oC
Tanin Tanin
Etanol Etanol
Energi Masuk
Air Air
F10
Pada Alur 9 Tanin
a.Tanin Air
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3584-2984)
Q9tanin = N9tanin
= 0,11923 x 0,77294
= 92,15
b. Etanol
Q9Etanol = m x Cp x dT
=116,75 x 0,670 kkal/kgoC (85-25)
= 4.693,38kkal/jam
3734-2984)
Q10tanin = N9tanin
= 0,11923 x 0,977308
= 116,525
b. Etanol
Q10Etanol = m x Cp x dT
=2,335 x 0,670 kkal/kgoC (100-25)
= 117,33kkal/jam
c. Air
Q10air = 3,3 kg/jam x 1 kkal/kgoC (100-25)oC
= 248,095 kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 10 = 481,955 kkal/jam
Pada Alur 11
a. Etanol
b. Air
Q11air = 162,09 kg/jam x 1 kkal/kgoC (100-25)oC
= 12.156,691 kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 11 = 16.490,19 kkal/jam
Total Qkeluar = 481,955 kkal/jam + 16.490,19 kkal/jam
= 16.972,15 kkal/jam
= 3,463 kg/jam
Q16 Q11
T=30oC T=85oC
Etanol Etanol
Air Air
cair (uap)
b. Air
Q11Air = m x Cp x dT
= 162,09 x 1 kkal/kgoC kkal/kgoC (100-25)
= 12.156,69kkal/jam
Total Qmasuk pada alur 11 = 16.490,19 kkal/jam
Energi Keluar
a. Etanol
Q16Etanol = m x Cp x dT
=114,4 x 0,505 kkal/kgoC (30-25)
= 288,9,10kkal/jam
b. Air
Q16Air = m x Cp x dT
= 162,9 x 1 kkal/kgoC kkal/kgoC (30-25)
= 810,4kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 16 = 1.099,34 kkal/jam
Total Qdiserap = Qkeluar – Qmasuk
= -15.390,84 kkal/jam
Jadi, energi yang diserap oleh air pendingin pada alur keluar sebesar -15.390,84
kkal/jam.
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan :
Kondisi masuk air pendingin pada T= 25oC
Kondisi air pendingin keluar T = 40oC
H (250C) = 104,8 kJ/kg
H (400C) = 167,4 kJ/kg
= -62,5 kJ/kg x
= -14,961kkal/kg
= 1.028,679kg/jam
Tabel LB- 7 Neraca Energi Dalam Kondensor
Komponen Panas Masuk (Kkal/Jam) Panas Keluar (Kkal/jam)
Alur 11 Alur 16
Etanol 4333,5 288,9
Air 12.156,7 810,4
Qdiserap — 15.390,8
Total 16.490,2 16.490,2
Q10 Q12
T=100oC T=30oC
Tanin Tanin
Air Air
Air
pendingin
buangan
T=40oC
Air
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Energi Masuk
Pada Alur 10
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3734-2984)
Q10tanin = N9tanin
= 0,11923 x 0,977308
= 116,52
b. Etanol
Q10Etanol = m x Cp x dT
=2,335 x 0,670 kkal/kgoC (100-25)
= 117,33kkal/jam
b. Air
Q10air = 3,31 kg/jam x 1 kkal/kgoC (100-25)oC
= 248,095 kkal/jam
Total Qmasuk pada alur 10 = 481,955 kkal/jam
Energi Keluar
Pada Alur 12
a.Tanin
Cp Tanin = + 2,0206
x 10-8T3) dT
3034-2984)
Q12tanin = N12tanin
= 0,11923 x 0,061593
= 7,343
b. Etanol
Q12Etanol = m x Cp x dT
=2,335 x 0,670 kkal/kgoC (30-25)
= 7,343kkal/jam
b. Air
Q12air = 3,31 kg/jam x 1 kkal/kgoC (30-25)oC
= 16,539 kkal/jam
Total Qkeluar pada alur 12 = 31,705 kkal/jam
Qdiserap = Qkeluar – Qmasuk
= 31,705 kkal/jam – 481,955 kkal/jam
= -450,249 kkal/jam
Jadi, energi yang diserap oleh air pendingin pada alur keluar sebesar -450,249
kkal/jam.
Maka jumlah air pendingin yang dibutuhkan :
Kondisi masuk air pendingin pada T= 25oC
Kondisi air pendingin keluar T = 40oC
H (250C) = 104,8 kJ/kg
H (400C) = 167,4 kJ/kg
λ = H (250C) – H (400C)
= (104,8 – 167,4)
= -14,961kkal/kg
= 22,773kg/jam
Tabel LB- 8 Neraca Energi Dalam Rotary cooler
Komponen Panas Masuk (Kkal/Jam) Panas Keluar (Kkal/jam)
Alur 10 Alur 12
Tanin 116,53 7,34
Etanol 117,3 7,8
Air 248,1 16,54
Qdiserap 450,2
Total 482,0 482,0
Q12 Q13
Tanin Tanin
Air Air
Pada ball mill tidak ada perubahan jumlah energi pada setiap komponen, hanya
Q12tanin = Q13tanin
Tabel LB- 9 Neraca Energi Dalam Ball Mill
Komponen Panas Masuk (Kkal/Jam) Panas Keluar (Kkal/jam)
Alur 12 Alur 13
Tanin 7,3 7,3
Etanol 7,8 7,8
Air 16,5 16,5
Total 31,7 31,7
= 130,04 m³/jam
Volume bahan dalam gudang untuk 7 hari
V = Vb x (1 + fk)
= 130,04 x (1 + 0,2)
= 156,05. m³
Sehingga diperoleh :
156,05 = 10 L²
L² = 15,60
L = 3,95 m
Maka,
Hh
Hs
D
Gambar LC-1. Rancangan tangki etanol
= 1,2 x 278,94
= 334,72 m3
b. Diameter dan tinggi shell
Volume shell tangki (Vs) :
Vs = πDi2Hs ; asumsi : Di : Hs = 1 : 3
334,72 m3 = πDi3
Di = 5,125 m
= 203,53 in
Hs = 15,37 m
Hs = 610,60 in
c. Tebal shell tangki
t = + n.C (Perry dan Green, 1999)
Dimana :
t = tebal shell (in)
P = tekanan desain (psia)
= x 15,37 m
= 12,81 m
Tekanan hidrostatik
P=ρxgxl
=792,71 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 12,81 m
= 99.545,32 Pa = 14,43 psia
Faktor kelonggaran = 20 %
Maka, Pdesain = (1,2) Poperasi
= 1,2 (14,696 + 14,43) = 34,96 psia
Direncanakan bahan konstruksi Stainless Steel SA-304 (Peters, dkk., 2004)
Allowable workinh stress (S) = 18.700 psi (Peters, dkk., 2004)
Joint effesiensi (E) = 0,85
corrosion allowance(C) = 0,125in/tahun (Perry dan Green, 1999)
Umur alat = 10 tahun
= 1,2546 in
Tebal shell standar yang digunaka n ( Brownell dan Young, 1959)
= 1,2523 in
Dipilih tebal head standar = ( Brownell dan Young, 1959)
dipilih
=3,804 m3
Volume tangki (VT) = ( 1 + 0,2) x 3,804
= 4,565 m3
Volume tiap tangki =
= 2,282 m3
b. Diameter silinder dan tinggi silinder
Volume tangki = volume silinder + volume tutup + volume
kerucut
VT= Vs + Vh + Vk
Volume silnder dan tinggi silinder :
Volume silinder (Vs) = ¼ π D2H1
Diambil H1= D
Vs = ¼ πD2(D)
Vs=0,918 D3
Volume tutup (Vh) :
Diambil H2 = ¼ D
(Brownel and Young,1958)
= 0,1308 x D3
Dimaeter tangki (VT) = Vs+ Vh
VT = (0,918 D3 + 1,0488 D3)
D = 1,63 m
= 5,248 ft
Tinggi tutup Hh = m
r = 0,82m
r = 2,624 ft
= 0,485 psi
Tekanan opersi (P)
= Po+ Ph
= 14,696 + 0,485
= 15,181 psi
Tekanan desain (Pd) = (1 + fk) x P
= (1 + 0,2) x 15,181
= 18,21 psia
Maka tebal shell :
(t) =
= 0,21 inch
Digunakan tebal shell standar = 2/5 inc
b. Tebal tutup :
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama = 2/5 inc
3. Penentuan pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (Mc, Cabe, 1993) diperoleh :
Da/Dt = 1/3 ; Da = 1/3 x 5,248 ft = 1,7493 ft
= 6168525
NRe> 10.000 maka perhitungan pengadukan menggunakan rumus:
P=
P=
=6934,551 ft lbf/dt
= 12,6 Hp
Effisiensi motor penggerak 80%
Daya motor penggerak =
= 15,75 Hp
Penentuan Jaket Pemanas
Jumlah Steam (130oC) =177,81 kg/jam
Densitas steam = 5,16 kg/m3
Laju alir steam (Qs) = 34,460 m3/jam
Diameter dalam jaket = 62,97 + (0,5 x 2)
= 63,97 inch
Tinggi jaket = tinggi ekstraktor= 2,04 m
= 0,62m
Kecepatan steam (v) = = 55,20
Tj = –
= 1,31 inch
= 134,4 /jam
Porositas bahan (P) = 0,6 (Brownwll,1969)
Densitas cake (ρ) = 1012,4 kg/m3 (Geankoplis,1983)
3
= 63,2 lb/ft
= 67,0 ft3/jam
=25,3 ft3
Jumlah frame (F) =
= 25 unit
Lebar = 1,55 ft
= 0,4724 m
Panjang (P) = 2 x 1,55 ft
= 3,1 ft
= 0,9449 m
Luas filter =pxl
= 3,1 ft x 1,55 ft
= 4,805 ft2
Spesifikasi filter penyaringan :
Luas filter = 4,8 ft2
Lebar = 1,55 ft
Panjang = 3,1 ft
Jumlah frame = 25 unit
= 3,06 m3
-.Volume tangki (VT) = (1 + 0,2 ) x 3,06 m3 = 3,67 m3
= 0,513 psi
Tekanan opersi (P) = Po+ Ph
= 14,696 + 0,513
= 15,21 psi
Tekanan desain (Pd) = (1 + fk) x P
= (1 + 0,2) x 15,21
= 18,25 psia
Maka tebal shell :
(t) =
= 20 inch
Digunakan tebal shell standar = 2/5 inc
c. Tebal tutup :
Tebal tutup dianggap sama dengan tebal shell karena terbuat dari bahan yang
sama = 2/5 inc.
=3,0
=102,4
Evaporator berisi 80% dari shell
= 128,04ft3/jam
Evaporator dirancang berbentuk silinder tegak dengan tutup atas dan bebentuk
ellipsiodal dan tutup bawah berbentuk kerucut, perbandingan tinggi silinder
dengan diameter silinder 3:1 perbandingan antara ellipsiodal dengan diameter
tangki 2:3
Faktor kelonggaran 20% (Brownell, 1959)
Volume silinder evaporator (Vs)=V(1+k)
= 102,4(1+0,2)
= 122,88ft3
= 19,55 m3
Vs = ¼ π Dt 2 4 /1Dt = πDt3
Dt = (Brownell, 1959)
=13,04 ft
3,97 m
Asumsi : UD (overall design coeficient ) = 700 Btu/jam.ft2.
Dari gambar 14.7 D.Q Kern diperoleh :
UD = 0,8 x 700 Btu/jam.ft2.
= 104,28ft2
Penentuan jumlah tube (Nt) :
= (Kern,1965)
Dimana :
A = luas permukaan pemanasan (ft2)
A‖ = luas permukaan luar tube per ft (ff2)
L = panjang tube (ft)
Asumsi tube yang diambil :
OD = ¾ in
BWG = 16
a‖ = 0,2618 ft2/ft
ts = 0,065 in
maka :
=39,83 = 40 tubes
Tinggi silinder (Hs) = 4/1 x Dt (Brownell, 1959)
= 4/1 x 3,97
= 15,88 ft
= 4,83 m
Tinggi head (Hd) = 2/3 x Dt (Brownell,1959)
= 2/3 x 3,97
= 2,64 ft
= 0,80 m
Tinggi cones evaporator (Hc) = tg Ө(Dt -1) (Brownell,1959)
= tg 45 (3,97ft -1)
= 1,8906 ft = 0,576 m
Panjang sisi miring cones, Lsmc
(Lsmc)2 = (1/2 Dt)2 + (Hc) (Brownell,1959)
= 1,8264 ft = 0,5565 m
Total tinggi evaporator (HTe) = Hs + Hd + Hc
= 15,88 ft + 2,64 ft + 1,8906 ft
= 20,41 ft
= 6,21 m
Volume silinder evaporator (Vse)
= µ πDt2Hs (Brownell,1959)
2
= ¼ (3,14) (3,97 ft) (15,88 ft)
= 196,47 ft3
= 5,55 m3
Volume head silinder evaporator (Vde)
Vde =(1/2 Dt)2 Hd (Brownell,1959)
2
= 3,14 x (1/2 x 3,97 ft) x 2,64 ft
= 32,66ft3
= 0,924 m3
Volume cones evaporator (Vce)
Vce = ½ π Hc (Dt -1 )(Dt2 + Dt +1) (Brownell,1959)
= ½ (3,14) (2,97 ft) (3,97ft-1) x [( 3,97 ft)2 +3,97 ft +1)]
= 137,7 ft3
=3,89m3
Volume total evaporator (VTe)
= Vse + Vde + Vce
= 196,47 ft3+ 32,66ft3+ 137,7 ft3
= 366,83 ft3
= 10,38 m3
Tekanan design (Pd) = ρ(HS – 1) (Brownell,1959)
= 67,1916 lb/ft3 (15,88 ft-1)
= 1067,02 lb/ft2
=7409psi = 0,50 atm
Tekanan total design (PT) = Pd + 14,7 psi (Brownell,1959)
= 7,409 psi + 14,7 psi
= 0,1412in = 0,00035m
Spesifikasi tangki evaporator :
Diameter tangki = 3,97 m
Tinggi tangki = 6,21 m
Volume tangki = 10,38 m3
Tebal plate = 0,00035m
Bahan konstruksi = Stainless steel SA-304
Maka :
= (Kern, 1959)
= 135,5oF
b. Untuk fluida dingin (Tb)
= 104oF
Penempatan fluida :
a. Fluida panas adalah fluida yang keluar dari evaporator berada dalam shell
b. Fluida dingin adalah air pendingin berada di dalam tube
Dari tabel 8, hal 840, Kern .1950 diperoleh harga UD= = 75-150
BTU/jam.ft2.oF,maka diambil UD = 100 BTU/jam.ft 2oF
Sehingga diperoleh ukuran tube sebagai berikut :
OD = 1 in
BWG= 10 (Birmingham Wire Gauge/ukuran kawat Birmingham)
ID = 0,732 in
At = 0,2618
L = 12 ft
(sumber : tabel 10 Kern 1950)
Luas perpindahan panas (A)
=4819016,357 BTU/jam
Dimana:
A
= 2555,86 ft2
Menghitung jumlah tube (NT)
NT (Kern, 1959)
= 813 buah
Ukuran shell:
Dari tabel 9. D.G. Kern 1950 diperoleh data sebagai berikut:
Heat exhanger 1- 8 pass, ¾ in OD tube pada 15/16 triangular pitch,
ID shell =37 in
A koreksi = NT x L x at (Kern, 1959)
= 813 x 12 ft x 0,2618 ft2
= 2555,86 ft
as
(Kern, 1959)
= 0,0481 ft2
3. Mass velocity (Gs) umpan : (Kern, 1959)
; dimana Ws = laju alir massa panas masuk (Kern, 1959)
Res
Res = 8463,733
Diperoleh koefisien panas (jH) = 205 (fig-28Kern, 1959)
o
6. Pada temperatur = 135,5 F diperoleh
C = 0,44 BTU/lb.oF (fig-4 Kern, 1950)
k = 0,066 BTU/ft2jam (oF/ft) (fig-2 Kern, 1950)
2,28
Film efficient outside hunde (ho) : (Kern,1950)
Gt’
= 71.429,28
Koefisiean panas, jH = 620 (Fig-24,Kern,1950)
= 9,014 BTU/jam.ft2.oF
(Kern, 1950)
= 106,65 Btu/lboF
Cleanoverall coefficient (Uc) (Kern, 1950)
= 1352,09
ΔPs= (Kern,1950)
= 0,056 psi
b. Fluida dingin
Ret = 71.429,28
Maka diperoleh f = 0,0001 (fig – 29 , Kern,1950)
ΔPt=
= 1,93 x 10-7psi
ΔPt = ΔPs + ΔPt (Kern,1950)
= 0,0567 psi
LC.10.Destilasi
Fungsi : Untuk memisahkan etanol dari komponn lain
Bentuk : Slindertegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan : Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : 85oC , 1 atm
Laju alir massa : 2808,91 kg/jam = 6112,28lb/jam
Densitas campuran : 847,7682 kg/m3 = 52,717 llb/ft3
= 3,3m3/jam
= 115,49 ft3/jam
Menentukan ukuran tangki
a.Volume (VR)
direncanakan waktu tinggal = 60 menit = 1 jam
VR= 115,49 ft3/jam x 1 jam
= 115,49 ft3/jam
Faktor kelonggaran 20%= 0,2
Volume tangki= 1,2 x 115,49
= 138,59 ft3
Diamter dan tinggi slinder direncanakan:
Tinggi slinder : Diameter = 2:1
Tinggi head : diameter = 1:4
Volume slinder (VSR) = µ x π x D2 x H1
Diambil Hs = 2D
Vs = µ x π x D2 x Hs
Dimana:
Vs = volume slinder
Hs = Tinggi slinder
D = diameter tangki
Sehingga:
VT = VSR + 2VH
115,495 ft3 =
D=
= 24,60 ft = 7 m
r =1/2D
= 1/2x24,60
= 12,30 ft= 3,75m
Tinggi slinder = Hs=2D = 2 x 24,60 = 49 ft = 15 m
Tinggi tutup atas = Hat = ¼ D= 6,15 ft = 1,87 m
= 17,98 psi
Tekanan opersi (P) = Po+ Ph
= 14,696 + 17,98
= 32,68 psi
Tekanan desain (Pd) = (1 + fk) x P
= (1 + 0,2) x 32,68
= 39,21 psia
Maka tebal shell :
(t) =
= 0,2 inch
Digunakan tebal shell standar = 3/8 inc
Penentuan jaket pemanas:
Jumlah steam (130oC) = 2716,48 kj/jam
Panas yang dibutuhkan = 138,61 kg/jam
Tekanan steam = 1002,37 kpa
Suhu awal 30oC = 116oF
Suhu steam = 130oC = 266oF
Tinggi jaket = 61,52 ft
A = πDHs + π x
= 4278,42
Q=
Maka :
= (Kern, 1959)
= 135,5oF
b. Untuk fluida dingin (Tb)
= 104oF
Penempatan fluida :
a. Fluida panas adalah fluida yang keluar dari evaporator berada dalam shell
b. Fluida dingin adalah air pendingin berada di dalam tube
Dari tabel 8, hal 840, Kern .1950 diperoleh harga UD= = 75-150
BTU/jam.ft2.oF,maka diambil UD = 100 BTU/jam.ft 2oF
Sehingga diperoleh ukuran tube sebagai berikut :
OD = 1 in
BWG= 10 (Birmingham Wire Gauge/ukuran kawat Birmingham)
ID = 0,732 in
At = 0,2618
L = 12 ft
(sumber : tabel 10 Kern 1950)
Luas perpindahan panas (A)
Q
=4819016,357 BTU/jam
A (Kern, 1959)
= 2555,86 ft2
Menghitung jumlah tube (NT)
NT (Kern, 1959)
= 813 buah
Ukuran shell:
Dari tabel 9. D.G. Kern 1950 diperoleh data sebagai berikut:
Heat exhanger 1- 8 pass, ¾ in OD tube pada 15/16 triangular pitch,
ID shell =37 in
A koreksi = NT x L x at (Kern, 1959)
= 813 x 12 ft x 0,2618 ft2
= 2555,86 ft
as
(Kern, 1959)
= 0,0481 ft2
3. Mass velocity (Gs) umpan : (Kern, 1959)
; dimana Ws = laju alir massa panas masuk (Kern, 1959)
= 126871,1092
Res
Res = 8463,733
Diperoleh koefisien panas (jH) = 205 (fig-28Kern, 1959)
6. Pada temperatur = 135,5 oF diperoleh
C = 0,44 BTU/lb.oF (fig-4 Kern, 1950)
k = 0,066 BTU/ft2jam (oF/ft) (fig-2 Kern, 1950)
2,28
Film efficient outside hunde (ho) : (Kern,1950)
= 1,479 at
= 67.469,64
Koefisiean panas, jH = 620 (Fig-24,Kern,1950)
= 9,014 BTU/jam.ft2.oF
(Kern, 1950)
= 106,65 Btu/lboF
Cleanoverall coefficient (Uc) (Kern, 1950)
= 1352,09
Pressure Drop
a. Fluida panas
Res = 8463,733 maka diperoleh f = 0,00015 (fig – 26 , Kern ,1950)
ΔPs= (Kern,1950)
= 0,056 psi
b. Fluida dingin
Ret = 120.954,512
Maka diperoleh f = 0,0001 (fig – 29 , Kern,1950)
ΔPt=
= 1,93 x 10-7psi
ΔPt = ΔPs + ΔPt (Kern,1950)
= 0,0567 psi
=10,69 ft
A =
D2 =
= 13,62
Maka,
D =6,81ft = 4,33 m
2. Menemukan Panjang Dryer
Lt = 0,1 x Cp x G0,84 x D (Perry, 1999)
Dimana :
Lt = panjang rotary dryer
Cp = kapasitas udara pada 130 = 1,01255 kJ/kg.K = 0,2418 BTU/lbm.
(Tabel A.3-3, Geankoplis, 1983)
D = diameter rotary dryer
G = kecepatan udara yang digunakan dalam rotary dryer
=
= 22,94 lb/jam.ft2
Lt =0,1 x 0,2418 x(22,942)x6,81
= 2,28 ft
Nt = Number of heat transfer = 2,0-6,0 (Perry, 1999)
Diambil Nt = 6
L = Lt x Nt
= 2,28 x 6
= 13,73 ft
Untuk L/D = 3-10 ft
=
= 2,016 ft (memenuhi)
3. Waktu transportasi
Hold up = 3-12% (Perry, 1999)
Volume total =
= 202,49 ft3
Hold up = 3% x 202,49
= 6,07 ft3
Laju umpan masuk = 484,84 kg/jam
= 777,16 lb/jam
= time of passage =
= = 0,47 jam
Dimana :
v = kecepatan putaran linear = 30-150ft/menit (Perry, 1999)
Diambil kecepatan putaran linear 100 ft/menit
N =
= 7,34 rpm
Range :
N x D = 25-35 rpm (Perry, 1999)
N x D = 7,34 x 4,33 = 31,84 rpm (memenuhi)
5. Menentukan power
Total Hp untuk penggerak rotary dryer = 0,5 D2 – D2
Diambil power = 0,75 D2
= 0,75 x 4,332
= 14,08 Hp
= 0,785D2
G =
D2 = = 0,15 ft
D = 0,077 ft
2. Menentukan Panjang cooler
Qt = 0,4 x L x D x G0,67 x (Perry, 1999)
L = Qt
0,4 x D x G0,67 x
Dimana :
Qt = jumlah panas yang dipindahkan
= 81,87 kl/jam = 180,49 Btu/jam
D = Diameter rotary cooler (ft)
L = Panjang dryer (ft)
G = Kecepatan air pendingin = 3000 lb/jam.ft2
Temperatur air pendingin masuk (t1)= 20oC =68oF
Temperatur air pendingin keluar (t2)=40oC =104oF
Temperatur umpan masuk (t3)=100oC=212oF
Temperatur umpan keluar (t4) 30oC=86oF
= = 54oF
= =1,02 m
3. Waktu Tinggal
= 0,23 L
N0,9 x D x S
Dimana :
v = kecepatan putaran linear =30-150 ft/menit (Perry, 1999)
Diambil kecepatan putaran linear 100 ft/menit
N =
= 413,11 rpm
Range :
N x D = 25-35 rpm (Perry, 1999)
N x D = 413,11 x 0,077
= 31,84 rpm (memenuhi)
5. Menentukan Power
Total Hp untuk penggerak rotary cooler = (0,5 D2)-(D2)
Diambil power = 0,75 D2
= 0,0044 Hp
= =255m3/jam
= 18,36 ft/menit
Horsepower conveyor dengan kemiringan 10 dan tebal belt conveyor 14 inci
dapat dilihat dari grafik 5.5c Wallas yaitu = 0,05
Pempty =
= 0,0091Hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah :
= 18,36 ft/menit
Horsepower conveyor dengan kemiringan 10 dan tebal belt conveyor 14 inci
dapat dilihat dari grafik 5.5c Wallas yaitu = 0,05
Pempty =
= 0,0091Hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah :
P =0,0019Hp+0,0021Hp+0,0091Hp
=0,013Hp
LC.19 Bucket Elevator (BE-101)
Fungsi : untuk mengangkut serbuk kakao ke dalam ekstraktor
Laju alir masuk (G) : 1023,7 kg/jam (Lampiran A)
Faktor kelonggaran (fk): 20 % (Perry, 1984)
= 1,2284ton/jam
Untuk bucket elevator dengan kapasitas minimum yang tersedia dipilih kapasitas
27 ton/jam dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jumlah bucket : 1 unit
Jenis bucket : centrifugal dishanger spaced bucket
Tinggi pengangkut : 25 ft
Ukuran bucket : (8 x 5 x 5½)
Jarak antarbucket : 12 in
Kecepatan putaran : 43 rpm
Daya penggerak bucket : 1,6 Hp
Material bucket : mallable iron
Faktor korosi : 0,05 in/tahun
(sumber : tabel 21-8 Perry, 1984)
= 11,96ft/menit
Horsepower conveyor dengan kemiringan 10 dan tebal belt conveyor 14 inci
dapat dilihat dari grafik 5.5c Wallas yaitu = 0,05
= 0,0059Hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah :
P =0,00124Hp+0,0014Hp+0,0059Hp
= 0,0086Hp
= 5,77 ft3/jam
Daya conveyor :
P =
Dimana :
C = kapasitas conveyor (ft3/jam)
L = panjang conveyor(L)= 32,808 ft (ft)
W = berat material (lb/ft3) = 40 lb/ft3 (Wallas, 1988)
F = faktor material = 2 (Wallas, 1988)
P =
= 0,458
Digunakan daya conveyor 0,458 Hp
Q =
= 5,77 ft3/jam
Daya conveyor :
P =
Dimana :
C = kapasitas conveyor (ft3/jam)
L = panjang conveyor(L)= 32,808 ft (ft)
W = berat material (lb/ft3) = 40 lb/ft3 (Wallas, 1988)
F = faktor material = 2 (Wallas, 1988)
P =
= 0,458
Digunakan daya conveyor 0,458 Hp
Q =
= 5,77 ft3/jam
Daya conveyor :
P =
Dimana :
C = kapasitas conveyor (ft3/jam)
L = panjang conveyor(L)= 32,808 ft (ft)
W = berat material (lb/ft3) = 40 lb/ft3 (Wallas, 1988)
F = faktor material = 2 (Wallas, 1988)
P =
= 0,458
Digunakan daya conveyor 0,458 Hp
==
= 89230,92(Turbulen)
Untuk pipa commercial steel, harga = 0,00225 (Geankoplis, 1983)
/D = = 0,0044
α=1
gc =32,174
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis, 1983 diperoleh harga f = 0,012
Friction loss :
2 elbow 90 = hf = n.Kf. =
Kf =2
Pipa lurus 80 ft = Hf = 1 x 2 x 0,0082
= 0,0165 ft.lbf/lb
1 sharp edge entrance = hc = 0,55x (1-0)x0,0082
=0,0045 ft.lbf/lb
Total friction loss : ∑ F = 0,00454+0,00038+0,0165+0,0045
(Geankoplis, 1983)
Dimana :
v2 = v1
= 1 atm
∆Z = 40 ft
Maka :
=
V22-V12 = 0
G(Z2-Z1)=40ft
=
Ws=(0,0155x0)+40+0+0,0466
= 40,04 ft.lbf/lbm
P = =0,1298Hp
= 0,2164
Desain pompa :
Di,opt = 3,9 x(0,0340,45)x(69,8750,13) (Timmerhaus, 1991)
= 1,4799in
= 305,88
Untuk pipa commercial steel, harga = 0,000037 (Geankoplis, 1983)
/D =
α=1
gc=32,174
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis, 1983 diperoleh harga f = 0,012
Friction loss :
2 elbow 90 = hf = =0,00022
ΔL=80
F=0,0041
Ff = 4 x 0,0041 x 4,673 = 0,076 ft.lbf/lb
(Geankoplis, 1983)
Dimana :
v2 = v1
= 1 atm
∆Z = 40 ft
=
V22-V12 = 0
G(Z2-Z1)=40ft
=
= 0,289
= 313,3
Untuk pipa commercial steel, harga = 0,000042 (Geankoplis, 1983)
/D =
α=1
gc=32,174
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis, 1983 diperoleh harga f = 0,012
2 elbow 90 = =0,00017
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
ΔL=80
f=0,0051
Ff = 4 x 0,00115 x 3,64 = 0,074 ft.lbf/lb
(Geankoplis, 1983)
Dimana :
v2 = v1
= 1 atm
∆Z = 40 ft
=
V22-V12 = 0
G(Z2-Z1)=40ft
=
P = =0,139Hp
= 0,23Hp
= 313,3
/D =
α=1
gc=32,174
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis, 1983 diperoleh harga f = 0,012
Friction loss :
2 elbow 90 = =0,00017
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
ΔL=80
f=0,0051
Ff = 4 x 0,00115 x 3,64 = 0,074 ft.lbf/lb
(Geankoplis, 1983)
Dimana :
v2 = v1
= 1 atm
∆Z = 40 ft
=
V22-V12 = 0
= 0,23Hp
LC.28 Pompa Kondensor (P-105)
Fungsi : untuk memompakan campuran tannin dan pelarutnya dari filter
press ke evaporator
Kondisi operasi :
P = 1 atm
T = 30
Laju alir massa (G) : 2690,21kg/jam=1,628lb/s
Densitas (ρ) : 792,71kg/m3=49,489 lb/ft3
Viskositas ( : 0,0094 cp = 0,00000635 lb/ft.s
= 81428,2
Untuk pipa commercial steel, harga = 0,00196 (Geankoplis, 1983)
/D =
α=1
gc=32,174
Dari Fig.2.10-3 Geankoplis, 1983 diperoleh harga f = 0,006
Friction loss :
2 elbow 90 = =0,00021
Pipa lurus 80 ft = Ff = 4f
ΔL=80
f=0,006
Ff = 4 x 0,00032x 4,36
= 0,104 ft.lbf/lb
V22-V12 = 0
G(Z2-Z1)=40ft
=
= 0,19Hp
LC.29 Screen (S-101)
Fungsi : sebagai alat untuk memisahkan partikel yang lebih besar
dengan yang lebih kecil sehingga diperoleh ukuran partikel
serbuk 200 mesh.
Jenis : vibrating screen
Bahan konstruksi : stainless steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1023,7kg/jam
Kapasitas screen : = 0,95m3/jam
1. Screening (SC)
Fungsi : menyaring partikel-partikel padat yang besar
Jenis : bar screen
Jumlah : 1
Bahan konstruksi : stainless steel
Kondisi operasi:
- Temperatur = 30°C
- Densitas air ( ) = 995,68 kg/m3 (Geankoplis, 1997)
Laju alir massa (F) = 7.883,66 kg/jam
= 0,0022 m3/s
Dari tabel 5.1 Physical Chemical Treatment of Water and Wastewater, 1991
Ukuran bar:
Lebar bar = 5 mm; Tebal bar = 20 mm;
Bar clear spacing = 20 mm; Slope = 30°
Direncanakan ukuran screening:
Panjang screen = 2m
Lebar screen = 2m
Misalkan, jumlah bar = x
Maka, 20x + 20 (x + 1) = 2000
40x = 1980
X = 49,5 50 buah
Luas bukaan (A2) = 20(50 + 1) (2000) = 2,040,000 mm2 = 2,04 m2
Untuk pemurnian air sungai menggunakan bar screen, diperkirakan Cd =
0,6 dan 30% screen tersumbat.
Head loss ( h) = =
2000
2000
20
Gambar LD-1: Sketsa sebagian bar screen, satuan mm (dilihat dari atas)
2. Pompa Screening
Fungsi : memompa air dari sungai ke bak pengendap
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah :1
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi :
- Temperatur = 30 C
- Densitas air ( ) = 995,68 kg/m3 = 62,1576 lbm/ft3
- Viskositas air ( ) = 0,8007 cP = 0,0005 lbm/ft jam (Geankoplis, 1997)
Laju alir massa (F) = 7.883,66 kg/jam = 4,827 lbm/detik
= = 44.718,54
L2 = 1 13 0.2557 = 3,3236 ft
L3 = 3 30 0.2557 = 23,0098 ft
1980)
L4 = 0,5 27 0.2557 = 3,4515 ft
1980)
L5 = 1,0 55 0.2557 = 14,0615 ft
Tinggi pemompaan, z = 50 ft
Static head,
v2
Velocity head, 0
2gc α
ΔP
Pressure head, P1 = P2 = 1 atm; 0
ρ
g v2 ΔP
- Wf Δz F (Foust, 1980)
gc 2 g cα ρ
50 0 0 0.0719
50,0719 ft.lb f / lbm
- Wf Q ρ
Tenaga pompa, P
550
Desain Perancangan :
Bak dibuat dua persegi panjang untuk desain efektif (Kawamura, 1991).
Perhitungan ukuran tiap bak :
Kecepatan pengendapan 0,1 mm pasir adalah (Kawamura, 1991) :
0 = 1,57 ft/min atau 8 mm/s
h
Desain panjang ideal bak : L=K v (Kawamura, 1991)
0
4,6575 x 7,481
=
1x7
= 4,977 gpm/ft2
Headloss ( h); bak menggunakan gate valve, full open (16 in) :
4. Tangki Pelarutan
Ada beberapa jenis tangki pelarutan, yaitu :
1. TP-01 : tempat membuat larutan alum
2. TP-02 : tempat membuat larutan soda abu
3. TP-03 : tempat membuat larutan asam sulfat
4. TP-04 : tempat membuat larutan NaOH
5. TP-05 : tempat membuat larutan kaporit
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA–283 grade C
Jumlah : 1
Data:
Kondisi pelarutan : Temperatur = 30 C
Tekanan = 1 atm
Al2(SO4)3 yang digunakan = 50 ppm
Al2(SO4)3 yang digunakan berupa larutan 30 ( berat)
Laju massa Al2(SO4)3 = 0,39 kg/jam
Perhitungan:
Ukuran Tangki
Perhitungan:
Dari Metcalf & Eddy, 1984, diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial):
Kedalaman air = 3-10 m
Settling time = 1-3 jam
Dipilih : kedalaman air (H) = 3 m, waktu pengendapan = 1 jam
V = 1/4 D2H
1/ 2
4V 1/ 2 4 7.883,65
D= ( ) 1,8336 m
H 3,14 3
Maka, diameter clarifier = 1,8336 m
Faktor kelonggaran = 5 %
D = (3V/π)1/3
Di = 1,0558m; H = 3,1673 m
Tinggi air = x 1,0558 = 0,2639 m
Tekanan hidrostatis,
Pair = xgxl
= 995,6800 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 0,2639 m
= 2,5754 kPa
Ppenyaring =
7. Tangki Utilitas
Ada beberapa tangki utilitas, yaitu :
1. TU-01 : menampung air untuk didistribusikan ke air proses
tangki utilitas 2 dan air proses.
2. TU-02 : menampung air untuk didistribusikan ke domestic.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Kondisi penyimpanan : Temperatur 28°C dan tekanan 1 atm
Jumlah : 1 unit
*) Perhitungan untuk TU-01
Kondisi operasi :
Temperatur = 30oC
Laju massa air = 7.883,65 kg/jam = 4,8279 lbm/s
Densitas air = 996,24 kg/m3 = 62,1576 lbm/ft3(Geankoplis,
1997)
Kebutuhan perancangan = 3 jam
= 10,2216 ft
Tebal Dinding Tangki
Tekanan hidrostatik
Phid = x g x l = 996,24 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 3,1156 m = 30,4178 kPa
Tekanan operasi, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = 30,4178 + 101,325 kPa = 131,7428 kPa
Faktor kelonggaran = 5 %.
Maka, Pdesign = (1,05)( 131,7428 kPa) = 138,33 kPa
Joint efficiency = 0,8 (Brownell,1959)
Allowable stress = 12650 psia = 87218,714 kPa (Brownell,1959)
Tebal shell tangki:
PD
t
2SE 1,2P
(138,33 kPa) (3,1156m)
t
2(87.218,714 kPa)(0,8) 1,2(138,33 kPa)
0,0032 m 0,1250in
Faktor korosi = 1/8 in.
Tebal shell yang dibutuhkan = 0,1250 in + 1/8 in = 0,25 in
Tabel LD.3 Perhitungan Tangki Utilitas
Volume Diameter Tinggi Tebal Jumlah
Tangki 3
tangki (m ) tangki (m) tangki (m) shell (in) (unit)
P=
= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det² x 0,762 m = 7435,3400 Pa=7,435kpa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = 7,435kpa + 101,325 kPa = 108,7603 kPa
Data :
Total kebutuhan uap = 210,4396 kg/jam = 463,9352 lbm/jam =
0,3808lbm/detik
Uap panas lanjut yang digunakan bersuhu 130 0C pada tekanan 1 atm.
Entalpi steam (H) = 2173,7kJ/kg
= 1164,598 Btu/lbm
34,5 x P x 970,3
W = (Caplan, 1980)
H
(463,9352 )(1164,598 )
P= = 16,4018 Hp
(34,5)(970,3 )
= 0,0564
nd .L
Tinggi tower, Z = (kern, 1965)
k .a
Z
HDU =
nd
Dimana :
L = liquid loading ( lb/ft2jam)
K x a = koefisien perpindahan panas overall (lb/ft2jam(lb/lb))
Z = Tinggi tower (ft)
HDU = Height of Diffusion Unit (ft)
KxaV dT 104 86
Nd = 0,9737
L H' H 18,4863
Untuk industri digunakan harga k x a = 100 lb/ft2jam (lb/lb)
nd .L 0,9737 x74.0530
Tinggi tower, Z = 0,7211 ft
k .a 100
Z 0,7211
HDU = 0,7405 ft
nd 0,9737
Lebar tower dipakai kelipatan 6 ft dari tinggi tower
Maka tebal tower 6,7405 ft = 2,0545 meter
Dalam rencana pra rancangan pabrik kulit buah kakao digunakan asumsi
sebagai berikut:
1. Pabrik beroperasi selama 300 hari dalam setahun.
2. Kapasitas maksimum adalah 1500 ton/tahun.
3. Perhitungan didasarkan pada harga peralatan tiba di pabrik atau purchased-
equipment delivered (Peters et.al., 2004).
4. Harga alat disesuaikan dengan nilai tukar dolar terhadap rupiah adalah :
US$ 1 = Rp 12.460,- (diakses 06 januari 2015).
105
Jan,2002
P-82
103
10-1 1 10 102 103
3
Capacity, m
Indeks harga tahun 2013 (Ix) adalah 1.324.1055. Maka estimasi harga tangki
untuk (X2) 317,59 m3 adalah :
0 , 49 1.324,1055
Cx = US$ 8000 317,59 ×
1103
Biaya transportasi = 5
- Biaya asuransi = 1
- Bea masuk = 15
- PPn = 10
- PPh = 10
- Biaya gudang di pelabuhan = 0,5
- Biaya administrasi pelabuhan = 0,5
- Transportasi lokal = 0,5
- Biaya tak terduga = 0,5
Total = 43 (Timmerhaus,2004)
Untuk harga alat non impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai
berikut :
= Rp 35.987.105.461,-
= Rp 3.598.710.546,-
= Rp 35.987.105.461+ Rp 3.598.710.546,-
= Rp 39.585.816.007,-
= Rp 5.146.156.080,-
= Rp 19.792.908.003,-
= Rp 3.958.581.600,-
= Rp 9.324.621.954,-
= Rp 2.331.155.488,-
= Rp 116.557.774.430,- + Rp 31.470.599.096,-
= Rp 148.028.373.526,-
2 Modal Kerja
Modal kerja didasarkan pada perhitungan pengoperasian pabrik selama 3
bulan (90 hari).
= Rp 663.357.600,-
2. Etanol 96 % (C2H5OH)
Kebutuhan = 3.071,1 L/jam
= Rp 75.307.347.864,-
= Rp 8.530.722,-
= Rp 2.948.217,-
3. Kaporit
Kebutuhan = 0,0035 kg/jam
= Rp 131.696,-
4. H2SO4
Kebutuhan = 0,0228 kg/jam
= Rp 154.659,-
- Tanah Rp 5.820.000.000,-
- Bangunan Rp 25.043.000.000,-
Total NJOP Rp 30.863.000.000,-
1.608.000.000,00
,-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= Rp 11.842.269.882,-
2.4. Piutang Dagang
IP
PD HPT
12
dimana : PD = piutang dagang
dimana : IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)
dimana : HPT = hasil penjualan tahunan
Penjualan :
Harga jual tanin = Rp 350.000,-/kg
Produksi kulit buah kakao = 208,34 kg/jam
Hasil penjualan tanin tahunan yaitu :
= 208,34 kg/jam 24 jam/hari 300 hari/tahun Rp 350.000,-/kg
= Rp 525.005.616.199,-
3
Piutang Dagang = Rp 525.005.616.199,-
12
Piutang Dagang = Rp. 131.251.404.049,-
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja
No Jenis Biaya Jumlah
1 Bahan Baku Proses dan Utilitas Rp 76.489.869.466,-
= Rp 148.028.373.526,- + Rp 224.528.575.95,-
= Rp 372.528.202.069,-
= Rp 223.533.945.357,-
= 0,4 × Rp 372.528.202.069,-
= Rp 149.022.630.238,-
= 0,125 Rp 149.397.303.461,-
= Rp 18.674.662.932,-
= Rp 6.291.403.605,-
= Rp 14.802.837.352,-
= Rp 1.480.283.735,-
= Rp 361.329.100,-
(Biaya untuk asuransi tenaga kerja adalah 2,54% dari gaji karyawan, dimana 1%
ditanggung oleh karyawan dan 1,54% ditanggung oleh perusahaan)
1. Biaya Perawatan
= Rp 257.287.773.702,-
= Rp 81.287.773.702,- + Rp 257.266.588.531,-
= Rp 338.554.362.233,-
= Rp 525.005.616.199, – 338.554.362.233,-
= Rp 186.451.253.965,-
= Rp 932..256.269,-
Pengurangan bonus atas penghasilan bruto sesuai dengan UU RI No. 17/00 Pasal
6 ayat 1 sehingga :
= Rp. 187.383.510.235
- 5 Rp 50.000.000 = Rp 2.500,000,-
- 15 (Rp 250.000.000 - Rp 50.000.000) = Rp 30.000.000,-
- 25 (Rp 500.000.000 - Rp 250.000.000) = Rp 62.500.000,-
- 30 (Rp222.942.408.245- Rp 500.000.000) = Rp 56.065.053.070,-
Total PPh = Rp 56.160.053.070,-
= Rp 187.383.510.235– Rp 56.160.053.070
= Rp 131.223.457.165,-
PM = x 100 %
PM = 35,69 %
BEP = 100
–
ROI = 100
ROI = 35,22 %
RON = 100
RON = 58,70 %
5.6 Internal Rate of Return (IRR)
Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan
pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut ―Cash Flow‖. Untuk memperoleh
cash flow diambil ketentuan sebagai berikut :
500,000,000,000
BIAYA TETAP
400,000,000,000
BIAYA
VARIABEL
300,000,000,000
TOTAL BIAYA
PRODUKSI
200,000,000,000
PENJUALAN
100,000,000,000
GARIS BEP
0
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00