Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
PENDAHULUAN
Apakah Limbah ?
Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang
sudah tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan
kembali akan menyebabkan masalah, karena akan menimbulkan penumpukan
sampah yang dapat mencemarkan lingkungan. Agar sampah tidak menjadi masalah
lingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan secara maksimal agar limbah yang
seharusnya tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai
ekonomis tinggi jika limbah tersebut diolah serta diproses secara benar.
Jenis limbah ada dua macam yaitu limbah anorganik dan limbah organik.
Limbah dari anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan kembali oleh
dekomposer (bakteri) atau dalam prosesnya tidak dapat terurai sendiri, sedangkan
limbah organik dapat terurai dengan sendirinya. Contoh limbah anorganik adalah
sisa sabun cuci, sampah plastik, sampah kain, limbah pabrik, limbah minyak,
sampah botol plastik, dan sampah logam. Pengolahan limbah anorganik sangatlah
susah. Paling tidak, sampah anorganik dapat dimanfaatkan ulang atau recycle.
Contohnya botol bekas air minum dapat dijadikan kerajinan tangan untuk hiasan
dinding atau yang lainnya. Sampah logam seperti besi, baja, dan logam lainnya
dapat dileburkan kembali untuk dijadikan bahan baku bahan lainnya. Untuk
Page 1 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
mengolah limbah pabrik atau cairan inilah yang sangat susah. Banyak air yang
tercemar sehingga mengganggu kehidupan ekosistem di sungai, danau, dan laut.
Tiap tahun jumlah ikan di sungai dan laut semakin menurun akibat pembuangan
limbah pabrik yang sembarangan.
Limbah organik adalah limbah yang masih bisa diuraikan kembali oleh bakteri.
Pada umumnya limbah atau sampah organik tersebut berasal dari sisa aktivitas
manusia atau hewan yang bisa diuraikan. Contoh dari limbah organik adalah sisa-
sisa makanan, dedaunan, kotoran manusia, kulit telur, kulit pohon, kotoran hewan,
sisa sayuran di dapur, dan tulang hewan. Sekarang ini, kotoran manusia maupun
kotoran hewan seperti sapi dan kerbau banyak dijadikan bio gas. Gas yang
dihasilkan dapat dijadikan alternatif energi untuk keperluan memasak di dapur yang
dapat menghemat kebutuhan rumah tangga. Pengolahan limbah organik sangatlah
mudah. Dapat dijadikan pupuk atau kompos. Kompos tersebut dapat digunakan
untuk merawat tanaman di sekitar rumah.
Page 2 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Page 3 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
yang berhamburan dijalan dapat mengganggu pengguna jalan, dan kulit durian yang
berserakan pun berpotensi menimbulkan banjir.
Sebenarnya, kita masih dapat memanfaatkan bagian dalam kulit buah durian
tersebut menjadi sumber makanan baru. Kulit durian adalah pembungkus dari
daging buah durian. Berdasarkan penelitian, kulit durian mengandung bahan yang
tersusun dari selulosa yang tinggi (50-60%) dan lignin (5%) serta pati yang rendah
(5%). Kulit durian juga mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin. Selama ini
durian hanya dimanfaatkan buahnya saja untuk berbagai macam panganan, sedikit
sekali orang yang memanfaatkan bagaian lainnya dari durian seperti kulitnya.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa kulit durian banyak mengandung pektin,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku selai.
Salah satu bentuk olahan buah durian adalah dijadikan selai lembaran (fruit
leather). Selai adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-
buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula, dan dimasak hingga kental atau
berbentuk setengah padat. Pada pembuatan selai, gula berperan dalam pembentuka
tekstur yang kuat. Jika, kadar gula lebih dari 65-75% maka akan terbentuk kristal
sedangkan bila kadar gula terlalu rendah konsentrasi selai akan lemah. Pektin juga
sangat berpengaruh pada pembentukan tekstur pada selai. Pektin berasal dari
perubahan protopektin selama proses pemasakan, pektin akan menggumpal dan
membentuk satu serabut halus dan mampu menahan cairan.
Kulit durian yang dapat diambil sebagai bahan baku pembuatan selai adalah kulit
dalam yang berwarna putih. Kulit ini kembali dipilah-pilah dengan hanya diambil
yang bertekstur lembut saja. Hal ini untuk mengurangi lamanya proses
penggilingan, karena kulit durian dengan tekstur yang agak keras membutuhkan
waktu yang sedikit agak lama untuk menghancurkannya. Selain oleh sebab itu, ini
bertujuan untuk menghindari hasil yang kasar. Selai kulit durian berwarna kuning
kecoklatan alami dan memiliki rasa yang lezat layaknya daging buah durian.
Aromanya sedikit berbeda dengan buah aslinya, karena sebelum proses menjadi
selai kulitnya terlebih dahulu direbus untuk membuatnya lempuk. Uji laboratorium
sederhana selai kulit durian ini mengandung serat, glukosa, karbohidrat dan
kalsium. Dalam proses pembuatan selai kulit durian, disarankan agar kulit durian
yang diambil adalah bagian-bagian yang mempunyai struktur yang lembut, untuk
mengurangi lamanya proses perebusan. Ketika proses penghancuran, disarankan
agar digiling sampai benar-benar halus supaya tekstur selai yang dihasilkan lembut.
Page 4 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Limbah kulit pisang dapat dijadikan sebagai cemilan bernilai gizi tinggi, mudah
diolah serta bernilai ekonomis, salah satunya eskrim. Kulit pisang mengandung air,
karbohidrat, lemak, protein, kalsium dan vitamin C yang baik bagi tubuh. Salah satu
manfaat kulit pisang adalah untuk mengoptimalkan fungsi sistem endoktrin tubuh.
Produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi es krim dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha. Sosialisasi menyeluruh
dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang dapat dilakukan
sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma.
Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun
juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun
sebenarnya sangat bermanfaat.
Page 5 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Dengan manfaat yang dimiliki kulit jeruk, ternyata masih banyak sekali orang-
orang yang tidak mengetahui cara mengolah kulit jeruk. Salah satu mengolah kulit
jeruk adalah dengan membuatnya menjadi permen. Permen merupakan makanan
yang paling digemari semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal
ini karena permen dapat dikonsumsi di mana pun dan kapan pun. Minat konsumen
pada permen, terutama permen keras dapat menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan, tetapi karena permen ini sangat umum dikonsumsi, orang jarang
memperhatikan kandungan gizi permen.
Page 6 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Page 7 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Page 8 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang berasal dari India
Selatan. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang yaitu memiliki duri yang besar
dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun dalam jarak yang agak
jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar, tidak banyak
mengandung getah. Buah tersebut dapat dimakan langsung atau diolah menjadi
berbagai masakan.
Buah nangka banyak mengandung gizi cukup tinggi dan berkhasiat sebagai obat
anti kanker dan mencegah sembelit, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan buah
ini dapat menimbulkan gas dalam perut. Penderita infeksi usus atau maag tidak
dianjurkan untuk memakan buah nangka. Harga buah nangka relatif murah dan
mudah didapat di pasaran, baik nangka muda ataupun nangka matang. Saat ini,
pemanfaatan nangka masih terbatas sehingga masyarakat hanya mengkonsumsi
daging buah segarnya saja, yaitu dami nangka. Dami nangka ini biasanya dibuat
manisan kering dan campuran sayur gudangan. Nangka muda dibuat gudeg dan
campuran sayur seperti pecel dan lodeh; nangka matang dibuat sirup, dodol,
keripik, kolak, puding atau dimakan dalam keadaan segar.
Keberadaan biji nangka yang sangat melimpah, belum banyak dimanfaatkan
atau dibuang begitu saja sebagai limbah. Potensi limbah biji nangka (Arthocarphus
heterophilus lamk) yang besar belum dieksploitasi secara optimal. Sangat
rendahnya pemanfaatan biji nangka dalam bidang pangan hanya sekitar 10%. Hal
ini disebabkan karena kurangnya minat masyarakat dalam pengolahan limbah biji
nangka.Hingga saat ini biji nangka masih merupakan bahan non-ekonomis dan
sebagai limbah buangan konsumen nangka. Biji nangka terdiri dari tiga lapis kulit,
yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak, kulit liat berwarna putih dan kulit ari
berwarna cokelat yang membungkus daging buah. Berdasarkan penelitian,
diketahui bahwa kandungan oligosakarida tertinggi diperoleh dari daging kelapa,
embrio kelapa, daging nangka, dan biji nangka. Dua diantaranya yaitu daging
nangka dan biji nangka telah dikonfirmasi merupakan prebiotik yang selektif dalam
fermentasi mikroflora dalam suatu sistem usus buatan.
Biji nangka diketahui banyak mengandung karbohidrat, protein, dan energi
yang tidak kalah besar dibanding buahnya, begitu juga kandungan mineralnya
seperti kalsium dan fosfor yang cukup banyak. Hal ini mendorong pengolahan biji
nangka dalam berbagai bentuk olahan. Biji nangka merupakan sumber karbohidrat
(36,7 g/100 g), protein (4,2 g/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan
sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah
fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg). Untuk mengurangi limbah biji
nangka, kita dapat memanfaatkannya menjadi bahan baku dalam pembuatan aneka
macam makanan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup banyak. Sehingga
limbah biji nangka yang tadinya belum dimanfaatkan dapat diubah menjadi produk
yang bernilai ekonomis dan khas melalui diversifikasi pangan. Pada umumnya biji
nangka hanya dimanfaatkan dalam bentuk biji nangka bakar, rebus, dan goreng.
Biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung. Selanjutnya dari tepungnya dapat
dihasilkan berbagai makanan olahan, seperti susu biji nangka.
Page 9 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Page 10 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
enzim, dan klorofil. Vitamin-vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka
meliputi vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, vitamin C, dan protein.
Salah satu pemanfaatan dari kulit semangka adalah dengan dibuat manisan
kulit semangka. Kulit buah semangka juga digunakan untuk pengobatan, antara lain
kencing manis (diabetes melitus), gatal karena tanaman beracun, dan sakit sewaktu
bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover) dan migren. Kulit buah semangka
dapat digunakan untuk kecantikan, diantaranya mencegah kerontokan rambut,
menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anjani, P. P., Andriyanty, S., dan Widyaningsih, T. D. 2015. Pengaruh Penambahan
Pandan Wangi dan Kayu Manis pada Teh Herbal Kulit Salak Bagi
Penderita Diabetes. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol: 3. No: 1.
Page 11 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Arifin, Z. 2010. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi
Dan Metode Analisisnya. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner
Artarlina, S.S., I. Noor. 2006. Kualitas buah jeruk siam di lahan pasang surut.
Dalam Monograf Jeruk Siam di Lahan Pasang Surut, Pengelolaan dan
Pengembangannya. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Balittra Banjarbaru.
Astawan, M. 2010. Bahan Pangan Berwarna Putih . Kalimantan Selatan :Balai
Atikah Proverawati dan Ismawati Cahyo. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan &
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., dan Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Jakarta: Universitas Indonesia
Burger, I., Burger, B., V, Albrecht, C.F.Spicies, H.S.C., and Sandor, P. 1998.
Triterpenoid Saponin. New York : John Wiley Inc.
Cahyono, B. 2002. Wortel, Teknik Budidaya dan Usaha Tani. Yogyakarta :
Kanisius (anggota IKAPI).
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid I. Trubus Agriwijaya.
Deman, J. M. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB
Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia
Dewanti, T.W. 1997. Teknologi Pengolahan Makanan. Jakarta: UB.
Effendi, U.O. 2011. Ilmu Komonukasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Fadli, A. 2010. Pembuatan Bio-etanol dari Kulit Durian. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press
Fatisa, Y. 2013. Daya antibakteri estrak kulit dan biji buah pulasan (Nephelium
mutabile) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in
vitro. Jurnal Peternakan, 10(1), 31-38.
Fawzya, Y.N. 2013. Produksi dan Karakterisasi Silanase Dari Isolat Bakteri M-
13.2A Asal Air Laut Manado. JPB Kelautan dan Perikanan. 8.1
Friberg, S.E and Kare, L. 1997. Food Emulsions Third Edition Received and
expended. New York : Marcel Dekker Inc. New York.
Glicksman,M. 1969. Gum Technology In the Food Industry. New York: Academic
Press.
Hagerman, A. E. 2002. Tannin Handbook. USA : Miami University.
Haryanto, S. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta :
PALMALL.
Kartasapoetra dan Marstyo. 2003 Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Kenastino,P.S. 2003. Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculas) Setelah
Pemberian Pektin Jeruk Bali dan Korelasinya Terhadap Berat Hati dan Sekum.
Skripsi. Jakarta: FMIPA UPI.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.
Listiana, W. 2007. Jus dan Sup Pemompa Vitalitas. Jakarta : Erlangga.
Mekarsari. 2010. Ensiklopedia Buah Jeruk. Jakarta: Grasindo
Munadjin. 1998. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT. Gramedia
Nazaruddin dan Kritiawati. 1992. 18 Varietas Salak. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nuryani,S. 1996. Budidaya Pisang. Semarang : Dahar Prize.
Purwo, A. 1993. Biokimia Konsep-konsep Dasar. Bandung : Kimia Farma-ITB.
Page 12 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan
Page 13 of 13