Anda di halaman 1dari 13

Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan


Oleh
Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si., Ph.D
Alumni Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan
Dosen pada Prodi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email : sriadelilasari@unsyiah.ac.id., adelila@gmail.com

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara megabiodiversity atau negara yang kaya akan


sumber daya alam hayati yang beraneka ragam jenisnya. Keaneka-ragaman hayati
hutan tropis Indonesia adalah gudang senyawa organik bahan alam yang
mempunyai struktur molekul beranekaragam dengan aktivitas yang luar biasa.
Banyak tanaman, baik itu sayuran, buah-buahan dan tanaman lainnya yang yang
berasal dari Indonesia yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan mempunyai
tingkat oksidan yang cukup tinggi. Tanaman tersebut sering dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, tanpa memperhatikan tingkat umur dan tingkat sosial.
Meningkatnya tanaman pangan akan berimplikasi pada meningkatnya produksi
limbah. Makalah ini akan membahas mengenai limbah tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai yang bahan mempunyai dayaguna, seperti makanan yang
bernilai gizi tinggi, bahkan sebagai obat-obatan yang efektif dan efisien dalam
mengobati penyakit fisik dan psikis. Limbah tanaman yang dimaksud adalah kulit
salak, kulit durian, kulit pisang, kulit jeruk, batang pisang, ampas wortel, daun
rambutan, kulit jeruk bali, biji nangka, kulit manggis, kulit semangka, dan ampas
kedelai.

Apakah Limbah ?
Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang
sudah tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan
kembali akan menyebabkan masalah, karena akan menimbulkan penumpukan
sampah yang dapat mencemarkan lingkungan. Agar sampah tidak menjadi masalah
lingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan secara maksimal agar limbah yang
seharusnya tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai
ekonomis tinggi jika limbah tersebut diolah serta diproses secara benar.
Jenis limbah ada dua macam yaitu limbah anorganik dan limbah organik.
Limbah dari anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan kembali oleh
dekomposer (bakteri) atau dalam prosesnya tidak dapat terurai sendiri, sedangkan
limbah organik dapat terurai dengan sendirinya. Contoh limbah anorganik adalah
sisa sabun cuci, sampah plastik, sampah kain, limbah pabrik, limbah minyak,
sampah botol plastik, dan sampah logam. Pengolahan limbah anorganik sangatlah
susah. Paling tidak, sampah anorganik dapat dimanfaatkan ulang atau recycle.
Contohnya botol bekas air minum dapat dijadikan kerajinan tangan untuk hiasan
dinding atau yang lainnya. Sampah logam seperti besi, baja, dan logam lainnya
dapat dileburkan kembali untuk dijadikan bahan baku bahan lainnya. Untuk

Page 1 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

mengolah limbah pabrik atau cairan inilah yang sangat susah. Banyak air yang
tercemar sehingga mengganggu kehidupan ekosistem di sungai, danau, dan laut.
Tiap tahun jumlah ikan di sungai dan laut semakin menurun akibat pembuangan
limbah pabrik yang sembarangan.
Limbah organik adalah limbah yang masih bisa diuraikan kembali oleh bakteri.
Pada umumnya limbah atau sampah organik tersebut berasal dari sisa aktivitas
manusia atau hewan yang bisa diuraikan. Contoh dari limbah organik adalah sisa-
sisa makanan, dedaunan, kotoran manusia, kulit telur, kulit pohon, kotoran hewan,
sisa sayuran di dapur, dan tulang hewan. Sekarang ini, kotoran manusia maupun
kotoran hewan seperti sapi dan kerbau banyak dijadikan bio gas. Gas yang
dihasilkan dapat dijadikan alternatif energi untuk keperluan memasak di dapur yang
dapat menghemat kebutuhan rumah tangga. Pengolahan limbah organik sangatlah
mudah. Dapat dijadikan pupuk atau kompos. Kompos tersebut dapat digunakan
untuk merawat tanaman di sekitar rumah.

Apa itu Kimia Terapan ?


Kimia terapan adalah cabang ilmu kimia yg diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, atau dengan kata lain diartikan sebagai kimia terpakai. Defenisi lain dari kimia
terapan adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang
dapat dimanfaatkan dalam proses industri untuk mengolah bahan asal menjadi
bahan jadi atau bahan setengah jadi.

PEMANFAATAN LIMBAH TANAMAN DALAM KIMIA TERAPAN

Pemanfaatan Kulit Buah Salak sebagai Teh


Buah salak merupakan salah satu buah-buahan yang digemari masyarakat karena
manfaatnya sangat besar dan harganya yang terjangkau. Semua bagian dari buah
salak dapat dimanfaatkan, mulai dari daging buah, kulit hingga biji salak. Akan
tetapi, banyak masyarakat yang belum mengetahui cara pengolahan dari bagian
buah salak tersebut.
Daging buah salak merupakan bagian utama yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Bagian ini dapat dibuat menjadi berbagai olahan makanan, seperti manisan, dodol,
sirup dan brownies. Brownies merupakan makanan yang sangat digemari oleh
hampir sebagian masyarakat. Buah salak mengandung nilai gizi tinggi, diantaranya
kalori, protein, vitamin B, vitamin C, karbohidrat, kalsium, posfor, besi dan air.
Manfaat buah salak, antara lain mencegah sembelit, sebagai obat mata, dan daun
salak dapat mengobati ambeien, Kulit salak dapat digunakan unuk pengobatan dan
meredakan diabetes dan juga menjaga kestabilan tekanan darah dalam tubuh,
meningkatkan kinerja otak, mencegah kanker prostat, dan membantu diet
(menurunkan berat badan).
Selama ini salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati
buahnya. Tetapi masyarakat belum menyadari bahwa sesungguhnya kulit salak
yang mempunyai tekstur kasar, berbentuk coklat dan bersisik dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Selama ini kulit buah salak hanya sebagai limbah dan tidak
termanfaatkan dan terbuang sebagai limbah organik. Kulit salak dianggap kurang
mempunyai daya guna.

Page 2 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Hasil fitokimia menunjukkan kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid


dan tannin serta sedikit alkaloid. Kandungan flavonoid di dalam ekstrak kulit salak
mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah (sebagai obat diabetes). Selain
kulit salak pondoh, tanaman yang jumlahnya melimpah di Indonesia yang
mengandung antioksidan yaitu pandan wangi dan kayu manis. Kayu manis atau
Cinnamoun burmani merupakan salah satu rempah-rempah yang disamping
berfungsi sebagai flavor juga mempunyai aktivitas antioksidan dalam melawan
bahaya radikal bebas. Pandan wangi atau Pandanus amaryllifoliusi selain memiliki
aroma yang baik, pandan wangi juga mengandung senyawa alkaloid, saponin,
flavonoid, tannin, polifenol dan lain-lain.
Teh merupakan salah satu minuman yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat
pada umumnya. Biasanya teh terbuat dari ekstrak daun teh, tetapi kulit salak
ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti daun teh, karena
kandungannya yang bermanfaat bagi tubuh. Dari hasil fitokimia menunjukkan kulit
buah salak mengandung senyawa flavonoid dan tannin serta sedikit alkaloid.
Kandungan flavonoid di dalam ekstrak kulit salak mampu menurunkan kadar
glukosa dalam darah. Dalam proses pembuatan teh kulit salak perlu diperhatikan
beberapa hal, seperti dalam pemilihan salak. Sebaiknya salak yang digunakan
adalah salak pondoh karena kandungan gizinya yang lebih banyak dan rasanya
manis. Selain itu, dalam proses perebusan teh kulit salak harus menggunakan panci
stainless steel, kaca ataupun panci yang terbuat dari tanah agar komponen dalam
kulit salak tidak berkurang dan tidak menimbulkan efek bahaya bagi tubuh.

Pemanfaatan Kulit Durian menjadi Selai


Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal
dari istilah melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran-an sehingga menjadi
durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulit buahnya
berduri tajam. Pohon durian berukuran besar dan tingginya dapat mencapai 30
meter. Tanaman buah durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan
yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand,
Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad
7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian
(Toraja), rulen (Seram Timur). Buah yang mempunyai nama latin Durio
Zibethinus Murr ini, tidak hanya aromanya yang menyengat, tapi ada khasiat yang
terkandung dalam buah, kulit buah, maupun bijinya. Kita tahu durian baunya
menyengat sehingga ada yang suka dan juga tidak. Namun, setelah kita selesai
makan durian tentu kita perlu segera menghilangkan bau durian dari tangan kita.
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan
(arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan
sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein dan mineral.
Buah durian sering dikatakan sebagai king of fruit. Setiap musim durian, banyak
kulit buah durian yang berserakan. Hal ini disebabkan karena kulit buah durian
berat dan durinya tajam. Orang-orang menganggap bahwa kulit buah durian
hanyalah sampah yang hanya bisa mengotori lingkungan. Hal ini karena limbah
kulit durian dapat mengakibatkan berbagai kerugian bagi masyarakat, kulit durian

Page 3 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

yang berhamburan dijalan dapat mengganggu pengguna jalan, dan kulit durian yang
berserakan pun berpotensi menimbulkan banjir.
Sebenarnya, kita masih dapat memanfaatkan bagian dalam kulit buah durian
tersebut menjadi sumber makanan baru. Kulit durian adalah pembungkus dari
daging buah durian. Berdasarkan penelitian, kulit durian mengandung bahan yang
tersusun dari selulosa yang tinggi (50-60%) dan lignin (5%) serta pati yang rendah
(5%). Kulit durian juga mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin. Selama ini
durian hanya dimanfaatkan buahnya saja untuk berbagai macam panganan, sedikit
sekali orang yang memanfaatkan bagaian lainnya dari durian seperti kulitnya.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa kulit durian banyak mengandung pektin,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku selai.
Salah satu bentuk olahan buah durian adalah dijadikan selai lembaran (fruit
leather). Selai adalah salah satu jenis makanan awetan berupa sari buah atau buah-
buahan yang sudah dihancurkan, ditambah gula, dan dimasak hingga kental atau
berbentuk setengah padat. Pada pembuatan selai, gula berperan dalam pembentuka
tekstur yang kuat. Jika, kadar gula lebih dari 65-75% maka akan terbentuk kristal
sedangkan bila kadar gula terlalu rendah konsentrasi selai akan lemah. Pektin juga
sangat berpengaruh pada pembentukan tekstur pada selai. Pektin berasal dari
perubahan protopektin selama proses pemasakan, pektin akan menggumpal dan
membentuk satu serabut halus dan mampu menahan cairan.
Kulit durian yang dapat diambil sebagai bahan baku pembuatan selai adalah kulit
dalam yang berwarna putih. Kulit ini kembali dipilah-pilah dengan hanya diambil
yang bertekstur lembut saja. Hal ini untuk mengurangi lamanya proses
penggilingan, karena kulit durian dengan tekstur yang agak keras membutuhkan
waktu yang sedikit agak lama untuk menghancurkannya. Selain oleh sebab itu, ini
bertujuan untuk menghindari hasil yang kasar. Selai kulit durian berwarna kuning
kecoklatan alami dan memiliki rasa yang lezat layaknya daging buah durian.
Aromanya sedikit berbeda dengan buah aslinya, karena sebelum proses menjadi
selai kulitnya terlebih dahulu direbus untuk membuatnya lempuk. Uji laboratorium
sederhana selai kulit durian ini mengandung serat, glukosa, karbohidrat dan
kalsium. Dalam proses pembuatan selai kulit durian, disarankan agar kulit durian
yang diambil adalah bagian-bagian yang mempunyai struktur yang lembut, untuk
mengurangi lamanya proses perebusan. Ketika proses penghancuran, disarankan
agar digiling sampai benar-benar halus supaya tekstur selai yang dihasilkan lembut.

Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Es Krim


Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya terabaikan. Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah
buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang
yang belum dikupas. Kulit pisang adalah produk dari limbah industri pangan seperti
keripik dan pisang goreng sehingga limbahnya cukup banyak terbuang, padahal
kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak,
protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi
inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh
manusia.

Page 4 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Limbah kulit pisang dapat dijadikan sebagai cemilan bernilai gizi tinggi, mudah
diolah serta bernilai ekonomis, salah satunya eskrim. Kulit pisang mengandung air,
karbohidrat, lemak, protein, kalsium dan vitamin C yang baik bagi tubuh. Salah satu
manfaat kulit pisang adalah untuk mengoptimalkan fungsi sistem endoktrin tubuh.
Produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi es krim dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha. Sosialisasi menyeluruh
dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang dapat dilakukan
sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma.
Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun
juga kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun
sebenarnya sangat bermanfaat.

Pemanfaatan Kulit Jeruk sebagai Permen


Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis Linn. Tumbuhan ini
merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk
manis dapat beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 900-1200
meter di atas permukaan laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai
persyaratan air tertentu. Buah ini juga mengandung serat makanan yang esensial
bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal. Dengan rasanya yang asam-
asam manis, buah jeruk manis dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, baik segar
maupun dibuat sari buah atau jus.
Jeruk adalah salah satu jenis buah yang banyak mengandung vitamin C dan
berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Buah yang masih mentah mengandung
vitamin C yang cukup banyak dan semakin tua buah semakin berkurang kandungan
vitamin C nya. Sebagian besar komponen jeruk terletak pada kulitnya, diantaranya
terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, likopen, vitamin C, serta yang paling
dominan adalah pektin dan tanin. Selama ini hampir 50% kulit jeruk belum
sepenuhnya dimanfaatkan, karena banyaknya kulit jeruk yang kurang
termanfaatkan sehingga perlu upaya untuk memanfaatkannya. Dengan demikian
perlu adanya penanganan limbah kulit jeruk yang nantinya dapat dimanfaatkan
dalam dunia pangan.
Zat yang bermanfaat juga terkandung dalam kulit jeruk salah satunya adalah
minyak atsiri. Kulit jeruk mengandung minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai
minyak eteris (aetheric oil). Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-
wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Kandungan dalam kulit
jeruk lainnya adalah senyawa limonen. Senyawa ini sebenarnya merupakan turunan
dari minyak atsiri. Limonen ternyata bisa menjadi bahan untuk membuat material
kemasan yang ramah lingkungan (biodegradable) untuk menggantikan styrofoam.
Saat ini inovasi yang dikembangkan para peneliti adalah memanfaatkan limbah
kulit jeruk yang kurang didayagunakan yang biasanya hanya dibuat untuk mainan
anak, manisan, atau langsung dibuang sehingga kurang bermanfaat dan kurang
mempunyai nilai jual. Kulit jeruk yang mengandung limonene akan diolah menjadi
polimer plastik organik sebagai bahan dasar kemasan produk yang aman dan mudah
terurai.

Page 5 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Dengan manfaat yang dimiliki kulit jeruk, ternyata masih banyak sekali orang-
orang yang tidak mengetahui cara mengolah kulit jeruk. Salah satu mengolah kulit
jeruk adalah dengan membuatnya menjadi permen. Permen merupakan makanan
yang paling digemari semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal
ini karena permen dapat dikonsumsi di mana pun dan kapan pun. Minat konsumen
pada permen, terutama permen keras dapat menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan, tetapi karena permen ini sangat umum dikonsumsi, orang jarang
memperhatikan kandungan gizi permen.

Pemanfaatan Batang Pisang sebagai Anyang


Tanaman serba guna pisang telah lama akrab dengan masyarakat Indonesia,
terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang dalam
berbagai upacara adat. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah terlebih
dahulu. Selain buahnya, tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan dari bagian
bonggol hingga daunnya. Bunga pisang (dikenal sebagai jantung pisang) dapat
digunakan untuk sayur, manisan, acar, maupun lalapan.
Anyang adalah suatu jenis makanan khas zaman dahulu yang penyajian hanya
pada waktu tertentu saja misalnya pada hari menyambut bulan puasa (megang) atau
hari-hari acara adat. Anyang biasa dibuat dengan bahan pokok pakis, parutan kelapa
atau parutan kelapa yang digongseng di ambah dengan rempah-rempah. Anyang
zaman sekarang sulit ditemukan karena generasi muda tidak berminat lagi dengan
masakan ini, mereka mengganggap makan ini tidak layak lagi untuk dikonsumsi
dan mereka lebih memilih makanan modern sehinggga resep ini tidak diajarkan lagi
kepada generasi mudahanya orang-orang tua aja yang mengetahuinya.
Getah batang pisang mengandung tanin dan asam galat, sedangkan buahnya
mengandung noradrenalin, 5-hidroksi triptamin, depamin, vitamin A, B kompleks,
C dan E, serta seratonin, pektin, dan tanin. Pada pohon pisang terdapat berbagai
kandungan yang dapat memberi manfaat bagi kita. Di dalam getahnya terdapat
kandungan saponin, antrakuinon, dan kuinon yang dapat berfungsi sebagai
antibiotik dan penghilang rasa sakit. Selain itu, di dalam getah pisang juga terdapat
kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit.
Kandungan-kandungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk
pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka. Kandungan-kandungan
tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita
yang sedang mengalami luka. Getah pada batang pisang bersifat mendinginkan. Zat
tanin pada getah batang pisang bersifat antiseptik, sedangkan zat saponin berkhasiat
mengencerkan dahak.

Pemanfaatan Ampas Wortel menjadi Bolu Kukus


Tanaman wortel (Daucus carota) merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang
tumbuh dengan baik pada dataran tinggi beriklim dingin. Wortel memiliki peranan
penting bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan kandungan gizi wortel terutama
karoten yang merupakan sumber provitamin A. Warna orange umbi wortel
diakibatkan oleh pigmen karatenoid yang dikandungnya. Sayuran dan buah-buahan
yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyak mengandung karoten. Wortel,
ubi jalar, dan waluh kaya akan karoten. Tubuh manusia mempunyai kemampuan

Page 6 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A. Berdasarkan cara


pengamatan sehari-hari, cara orang mengkonsumsi wortel berbeda-beda. Ada yang
langsung makan mentah-mentah tanpa proses pemasakan seperti dibuat jus,
dimakan begitu saja seperti makan buah, dan ada juga yang berdasarkan pemasakan
baik berupa rebusan maupun tumisan.
Pada saat pengolahan wortel sebagai minuman menggunakan juicer, akan
menyisakan ampas, dan biasanya dibuang. Selain itu, ketika jumlah wortel
melimpah, wortel-wortel yang tidak terjual akan mengalami kebusukan, karena
wortel merupakan sayuran yang mudah busuk. Oleh karena itu perlu dicari
pemanfaatan ampas wortel ini, salah satunya yaitu dengan menjadikannya sebagai
bahan baku pembuatan cake bolu kukus. Pertimbangan dari pemanfaatan ampas
wortel ini menjadi cake bolu kukus ampas wortel adalah selain dapat meningkatkan
nilai ekonomis dari ampas wortel juga untuk mengurangi penggunaan zat warna
sintetis dan perasa. Wortel mengandung beta-karoten yang memberikan warna
oranye dan sisa glukosa yang memberi rasa manis. Beta-karoten pula berperan
sebagai antioksidan.
Selanjutnya, ampas wortel juga bisa diolah menjadi kerupuk seperti yang
dilakukan oleh Ibrahim, seorang mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
UNS pada Tahun 2011. Prinsip kerja pembuatan kerupuk ampas wortel yaitu,
ampas disiapkan terlebih dahulu. Kemudian ampas dibuat adonan. Pembuatan
adonan dengan cara dicampur dengan tepung tapioka. Setelah terbentuk adonan
dipanaskan sambil diaduk sampai matang/tergelatinisasi (terjadi gel). Lalu kerupuk
dicetak dan dijemur. Kerupuk yang sudah kering kemudian digoreng sampai
matang.

Pemanfaatan Daun Rambutan dan Pandan sebagai Pancake


Rambutan (Nephelium lappaceum. L) adalah salah satu tumbuhan yang kaya
akan manfaat. Rambutan yang termasuk ke dalam keluarga spidaceae, berasal dari
wilayah tropis di Asia Tenggara. Tanaman Rambutan atau Hairy Fruit (dalam
bahasa Inggris) dapat tumbuh subur di wliayah yang beriklim tropis dan pada
beberapa wilayah subtropics. Selain Rambutan, ada juga pandan wangi yang
memiliki banyak khasiat. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) adalah
jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma
wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Buah rambutan, yang sering dikonsumsi adalah buahnya. Sedangkan pada
pandan, daunnya. Buah rambutan dikonsumsi karena rasanya yang manis dan
mengandung kandungan gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Buah Rambutan
mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit
buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun
mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin, saponin,
flavonida, pectic substance, dan zat besi. Bagian tumbuhan ini yang dapat
digunakan sebagai obat adalah kulit buah dan daun yang digunakan untuk
mengatasi disentri dan demam. Daun pandan juga memiliki khasiat yang banyak,
yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol.

Page 7 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Pemanfaatan masyarakat terhadap tanaman rambutan masih sangat minim,


hanya terbatas pada buahnya saja. Bagian-bagian pohon seperti daun tidak
dimanfaatkan Padahal selain buah, daun rambutan juga memiliki manfaat.
Penelitian menunjukkan bahwa daun rambutan secara tradisional digunakan untuk
pengobatan berbagai penyakit seperti mengatasi diare dan panas dalam serta
menghitamkan rambut. Sementara daun pandan banyak dijadikan bahan tambahan
sebagai pewarna dan pewangi alami pada berbagai olahan makanan, yaitu panekuk
(atau sering dikenal pancake) dari daun pandan dan daun rambutan untuk
meningkatkan pemanfaatan daun rambutan serta meningkatkan nilai ekonomisnya.
Beberapa tumbuhan yang berkhasiat obat dari keluarga sapindaceae adalah
pulasan (Nephelium mutabile) dan rambutan (Nephelium lappaceum L.). Bagian
rambutan yang sering digunakan sebagai obat antara lain daun, perikarp (kulit
buah), dan biji. Kulit buah untuk penurun panas dan obat disentri. Daunnya dapat
menyembuhkan diare, panas dalam dan menghitamkan rambut, sedangkan biji buah
memiliki khasiat dapat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Beberapa
senyawa kimia yang terkandung dalam daun rambutan yang telah diteliti antara lain
senyawa saponin, tannin, dan fenol.

Pemanfaatan Kulit Jeruk Bali menjadi Selai


Jeruk bali (Citrus grandis L.Osbeck) memiliki kandungan vitamin C yang
cukup tinggi dalam 100 g bagian, yaitu terdapat vitamin C sebanyak 43 mg dan
vitamin A sebanyak 20 SI (Satuan Internasional), sehingga cukup baik untuk
mencegah rabun senja dan sariawan. Jeruk bali dapat dikonsumsi dalam keadaan
segar maupun dalam bentuk olahan. Jeruk balik dalam bentuk olahan biasa dibuat
jelly, tetapi limbah buah jeruk, yaitu kulit jeruk yang beratnya hampir 36% berat
buahnya belum banyak dimanfaatkan. Masalah limbah kulit jeruk bali tentunya bisa
diatasi. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang limbah yang seharusnya
dibuang menjadi suatu produk yang lebih berguna dan mempunyai nilai lebih.
Kandungan pektin yang terdapat pada daging buah dan kulit buah jeruk bali akan
sangat bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade atau permen jelly. Kulit
jeruk bali bagian albedonya mengandung pektin yang tinggi.
Albedo kulit buah jeruk bali dapat dijadikan makanan, seperti manisan, alkohol
dan gula tetes, serta dapat juga diekstrak kandungan pektin di dalamnya. Hasil
penelitian menunjukkan pektin paling banyak terdapat pada kulit jeruk bali
dibandingkan dengan kulit jeruk keprok dan jeruk lemon. Jeruk bali memiliki
rendemen (11,13%), kadar air (17,17%), viskositas (16,67 cps), persentase
kemurnian pektin (69,69%), dan derajat keputihan (56,33). Salah satu solusi
pemanfaatan kulit jeruk bali adalah dengan mengolahnya menjadi bahan pangan
selai. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai adalah pektin, asam, dan gula
dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik. Selai buah
yang baik harus berwarna cerah, jernih, kenyal seperti agar-agar tetapi tidak terlalu
keras, serta mempunyai rasa buah asli.

Pemanfaatan Biji Nangka menjadi Susu


Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan salah satu jenis
tanaman buah tropis yang multifungsi dan dapat ditanam di daerah tropis dengan

Page 8 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang berasal dari India
Selatan. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang yaitu memiliki duri yang besar
dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun dalam jarak yang agak
jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar, tidak banyak
mengandung getah. Buah tersebut dapat dimakan langsung atau diolah menjadi
berbagai masakan.
Buah nangka banyak mengandung gizi cukup tinggi dan berkhasiat sebagai obat
anti kanker dan mencegah sembelit, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan buah
ini dapat menimbulkan gas dalam perut. Penderita infeksi usus atau maag tidak
dianjurkan untuk memakan buah nangka. Harga buah nangka relatif murah dan
mudah didapat di pasaran, baik nangka muda ataupun nangka matang. Saat ini,
pemanfaatan nangka masih terbatas sehingga masyarakat hanya mengkonsumsi
daging buah segarnya saja, yaitu dami nangka. Dami nangka ini biasanya dibuat
manisan kering dan campuran sayur gudangan. Nangka muda dibuat gudeg dan
campuran sayur seperti pecel dan lodeh; nangka matang dibuat sirup, dodol,
keripik, kolak, puding atau dimakan dalam keadaan segar.
Keberadaan biji nangka yang sangat melimpah, belum banyak dimanfaatkan
atau dibuang begitu saja sebagai limbah. Potensi limbah biji nangka (Arthocarphus
heterophilus lamk) yang besar belum dieksploitasi secara optimal. Sangat
rendahnya pemanfaatan biji nangka dalam bidang pangan hanya sekitar 10%. Hal
ini disebabkan karena kurangnya minat masyarakat dalam pengolahan limbah biji
nangka.Hingga saat ini biji nangka masih merupakan bahan non-ekonomis dan
sebagai limbah buangan konsumen nangka. Biji nangka terdiri dari tiga lapis kulit,
yakni kulit luar berwarna kuning agak lunak, kulit liat berwarna putih dan kulit ari
berwarna cokelat yang membungkus daging buah. Berdasarkan penelitian,
diketahui bahwa kandungan oligosakarida tertinggi diperoleh dari daging kelapa,
embrio kelapa, daging nangka, dan biji nangka. Dua diantaranya yaitu daging
nangka dan biji nangka telah dikonfirmasi merupakan prebiotik yang selektif dalam
fermentasi mikroflora dalam suatu sistem usus buatan.
Biji nangka diketahui banyak mengandung karbohidrat, protein, dan energi
yang tidak kalah besar dibanding buahnya, begitu juga kandungan mineralnya
seperti kalsium dan fosfor yang cukup banyak. Hal ini mendorong pengolahan biji
nangka dalam berbagai bentuk olahan. Biji nangka merupakan sumber karbohidrat
(36,7 g/100 g), protein (4,2 g/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan
sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah
fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg). Untuk mengurangi limbah biji
nangka, kita dapat memanfaatkannya menjadi bahan baku dalam pembuatan aneka
macam makanan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup banyak. Sehingga
limbah biji nangka yang tadinya belum dimanfaatkan dapat diubah menjadi produk
yang bernilai ekonomis dan khas melalui diversifikasi pangan. Pada umumnya biji
nangka hanya dimanfaatkan dalam bentuk biji nangka bakar, rebus, dan goreng.
Biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung. Selanjutnya dari tepungnya dapat
dihasilkan berbagai makanan olahan, seperti susu biji nangka.

Page 9 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Pemanfaatan Kulit Manggis menjadi Cake


Buah manggis termasuk buah favorit dikalangan masyarakat Indonesia,
dikarenakan rasanya yang segar perpaduan antara manis dan asam. Buah manggis
harganya yang terjangkau membuat buah manggis semakin dinikmati. Getah yang
terdapat pada kulit manggis, membuat banyak orang tidak menggunakanya dan
hanya mengolah buahnya saja. Manggis (Garcinia mangostana L.) dari daerah
tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Buah ini mempunyai
aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, sehingga buah manggis dikenal sebagai
buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi.
Kulit manggis tidak banyak dipergunakan karena tidak mengetahui khasiat
yang terkandung di dalam kulit manggis. Hasil penelitian ilmiah menyebutkan
bahwa kulit buah manggis sangat kaya akan anti-oksidan, terutama xanthone, tanin,
maupun antosianin. Manfaat dari antioksidan yang terdapat di dalam kulit manggis
antara lain : anti-inflamasi (peradangan), anti-kanker, anti-mikroba, dan mencegah
penuaan dini. Dewasa ini, pemanfaatan kulit manggis yang sering kita dengar
adalah untuk kesehatan atau obat herbal karena mempunyai kandungan xanthon
yang bagus untuk kesehatan. Kulit manggis juga dapat dijadikan cake yang lezat.
Cake kulit manggis ini bisa dikonsumsi oleh siapa saja tanpa menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi tubuh.

Pemanfaatan Kulit Semangka menjadi Manisan


Hasil percobaan menunjukkan bahwa semangka mengandung zat-zat yang
dapat menstimulir phagocyte, yaitu suatu sel darah yang mampu melindungi sistem
darah dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel
penyebab penyakit kanker. Kandungan kalori buah semangka sangat rendah
sehingga semangka dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka mengandung
pigmen karotenoid jenis flavonoid yang memberikan warna daging buah merah
atau kuning.
Semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang
mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun
Negara. Tetapi limbah yang dihasilkan dari semangka ini cukup banyak yaitu
sekitar 30% dari buah itu sendiri. Limbah semangka ini biasanya hanya dibuang
begitu saja dan jika tidak ditangani dengan benar maka akan mencemari
lingkungan. Oleh karena itu perlu penanganan melalui teknologi pangan dalam
bentuk hasil olahan sehingga limbah semangka yang tadinya tidak berguna di olah
menjadi sesuatu yang berguna.
Menurut riset dari Bhimu Patil, seorang peneliti dan direktur Texas A&M's
Fruit and Vegetable Improvement Center, Amerika Serikat, pada daging dan
kulit/pulp buah semangka ditemukan zat citrulline. Citrulline lebih banyak
ditemukan pada kulit semangka yakni sekitar 60 persen dibanding dagingnya. Zat
ini juga dapat ditemukan pada semua warna semangka dan yang paling tinggi
kandungannya adalah jenis semangka kuning. Zat citrulline ini akan bereaksi
dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak lalu
diubah menjadi arginin, asam amino non essensial yang berkhasiat bagi jantung dan
kekebalan tubuh. Kulit/pulp buah semangka juga kaya akan vitamin, mineral,

Page 10 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

enzim, dan klorofil. Vitamin-vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka
meliputi vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, vitamin C, dan protein.
Salah satu pemanfaatan dari kulit semangka adalah dengan dibuat manisan
kulit semangka. Kulit buah semangka juga digunakan untuk pengobatan, antara lain
kencing manis (diabetes melitus), gatal karena tanaman beracun, dan sakit sewaktu
bangun tidur pagi akibat alkohol (hangover) dan migren. Kulit buah semangka
dapat digunakan untuk kecantikan, diantaranya mencegah kerontokan rambut,
menghaluskan kulit dan menghilangkan flek hitam di wajah.

Pemanfaatan Ampas Kedelai menjadi Susu dan Nugget


Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan dengan sumber protein
yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya. Kedelai termasuk salah
satu sumber protein yang harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber
protein hewani. Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35-38 % bahkan
dalam varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40-44 %.
Ampas atau sisa dari pengolahan kedelai masih banyak mengandung zat-zat
yang diperlukan tubuh. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila ampas kedelai
dibuang percuma.Ampas kedelai merupakan hasil sampingan dari pengolahan
kedelai yang bertujuan untuk mendapatkan sari kedelai. Kedelai dapat diolah
menjadi minuman, makanan atau kudapan yang lezat dengan tampilan yang lebih
menarik dan tidak mengurangi manfaat yang terkandung di dalamnya. Kacang
kedelai dapat diolah menjadi susu kedelai yang segar dan memiliki banyak manfaat.
Susu kedelai adalah salah satu olahan kedelai yang dihasilkan dengan cara
mengekstrak kedelai, kemudian diencerkan dan dididihkan hingga mirip susu sapi.
Kelebihan susu kedelai adalah sebagai sumber protein yang baik dilihat dari
kandungan gizinya, susu kedelai dapat digunakan sebagai makanan bayi sebagai
sumber protein yang baik. Tidak hanya itu, ternyata ampas dari hasil pengestrakan
susu kedelai juga dapat diolah menjadi kudapan seperti nugget yang disukai oleh
masyarakat.

PENUTUP

Masalah limbah tanaman dapat diatasi dengan memanfaatkannya dalam bidang


kimia terapan. Beberapa limbah tanaman, seperti kulit salak, kulit durian, kulit
pisang, kulit jeruk, batang pisang, ampas wortel, daun rambutan, kulit jeruk bali,
biji nangka, kulit manggis, kulit semangka, dan ampas kedelai dapat diolah menjadi
berbagai produk yang pangan sehat, bergizi, berdayaguna dan bernilai ekonomis
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anjani, P. P., Andriyanty, S., dan Widyaningsih, T. D. 2015. Pengaruh Penambahan
Pandan Wangi dan Kayu Manis pada Teh Herbal Kulit Salak Bagi
Penderita Diabetes. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol: 3. No: 1.

Page 11 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Arifin, Z. 2010. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi
Dan Metode Analisisnya. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner
Artarlina, S.S., I. Noor. 2006. Kualitas buah jeruk siam di lahan pasang surut.
Dalam Monograf Jeruk Siam di Lahan Pasang Surut, Pengelolaan dan
Pengembangannya. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Balittra Banjarbaru.
Astawan, M. 2010. Bahan Pangan Berwarna Putih . Kalimantan Selatan :Balai
Atikah Proverawati dan Ismawati Cahyo. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan &
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., dan Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan.
Jakarta: Universitas Indonesia
Burger, I., Burger, B., V, Albrecht, C.F.Spicies, H.S.C., and Sandor, P. 1998.
Triterpenoid Saponin. New York : John Wiley Inc.
Cahyono, B. 2002. Wortel, Teknik Budidaya dan Usaha Tani. Yogyakarta :
Kanisius (anggota IKAPI).
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid I. Trubus Agriwijaya.
Deman, J. M. 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB
Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: Universitas
Indonesia
Dewanti, T.W. 1997. Teknologi Pengolahan Makanan. Jakarta: UB.
Effendi, U.O. 2011. Ilmu Komonukasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Fadli, A. 2010. Pembuatan Bio-etanol dari Kulit Durian. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press
Fatisa, Y. 2013. Daya antibakteri estrak kulit dan biji buah pulasan (Nephelium
mutabile) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in
vitro. Jurnal Peternakan, 10(1), 31-38.
Fawzya, Y.N. 2013. Produksi dan Karakterisasi Silanase Dari Isolat Bakteri M-
13.2A Asal Air Laut Manado. JPB Kelautan dan Perikanan. 8.1
Friberg, S.E and Kare, L. 1997. Food Emulsions Third Edition Received and
expended. New York : Marcel Dekker Inc. New York.
Glicksman,M. 1969. Gum Technology In the Food Industry. New York: Academic
Press.
Hagerman, A. E. 2002. Tannin Handbook. USA : Miami University.
Haryanto, S. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta :
PALMALL.
Kartasapoetra dan Marstyo. 2003 Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Kenastino,P.S. 2003. Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculas) Setelah
Pemberian Pektin Jeruk Bali dan Korelasinya Terhadap Berat Hati dan Sekum.
Skripsi. Jakarta: FMIPA UPI.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.
Listiana, W. 2007. Jus dan Sup Pemompa Vitalitas. Jakarta : Erlangga.
Mekarsari. 2010. Ensiklopedia Buah Jeruk. Jakarta: Grasindo
Munadjin. 1998. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT. Gramedia
Nazaruddin dan Kritiawati. 1992. 18 Varietas Salak. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nuryani,S. 1996. Budidaya Pisang. Semarang : Dahar Prize.
Purwo, A. 1993. Biokimia Konsep-konsep Dasar. Bandung : Kimia Farma-ITB.

Page 12 of 13
Sri Adelila Sari - Pemanfaatan Limbah Tanaman dalam Kimia Terapan
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dan Deklarasi Ikatan Alumni Kimia Unimed, Sabtu 5 September 2015 di Universitas Negeri Medan

Puspanigtyas, D. E. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.


Rachmawati, M. 2010. Kajian Sifat Kimia Salak Pondoh (Salacca Edulis Reinw)
dengan Pelapisan Khitosan Selama Penyimpanan untuk Memprediksi
Masa Simpannya. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol: 6. No: 1.
Rahmat, R. 1996. Budidaya Durian. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press
Rineka Cipta.
Rohmawati, E. 1995. Skrining Kandungan Kimia Daun Pandan Serta Isolasi dan
Identifikasi Alkaloidnya. UGM : Fakultas Farmasi.
Rolin, C dan De Vries, J. D. 1990. Pectin, in Food Gels. London: Elsevier Applied
Science.
Ruddin,L. 1998. Membuat Aneka Selai. Yogyakarta: Kanisius
Rukmaha, Rahmat. 1997. Budidaya Nangka. Yogyakarta: Kanisius
Rukmana, R. 1995. Bertanam Wortel. Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI).
Siegelman, S., Conley, S., Kroening, Bette. 2003. The Pancake Handbook :
Specialties from Bette's Oceanview Diner, 2nd edition. San francisco : Ten
Speed Press.
Soetomo dan Moch, H. A. 2001. Teknik Bertanam Salak. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Staryer, L. 1995. Biochemistry. New York: W.H. Freeman and Company,
Sudardjat,S.S., dan Gunawan,I. 2003. Likopen (Lycopene). Majalah Gizi Medik
Indonesia. Vol. 2 No. 5; 7-8.
Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada
Sugati, S. and Johnny, R.H. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarta :
Badan Penelitian & Pengembangan Departemen Kesehatan RI.
Susana, D., Rahman, A., dan Pawenang, E. T. 2003. Potensi Daun Pandan Wangi
(Pandanus Amaryllifolius Roxb.) untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes
Aegypti. Jurnal Ekologi Kesehatan, 2(2), 228-231.
Suskendriyati, H., Wijayati, A., Hidayah, N., dan Cahyuningdari, D. 2000. Studi
Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca
zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman. Jurnal Biodiversitas.
Vol: 1. No: 2.
Sari, T.P dan Kartining. 2012. Pemanfaatan Tepung Biji Nangka sebagai Subtitusi
dalam Pembuatan Kudapan Berbahan Dasar Tepung Terigu PMT pada
Balita. Semarang: UNNES Press
Uransyah & Madya, W. 2011. Manfaat Kedelai. Kalimantan Selatan : Balai Besar
Pelatihan Pertanian Binuang Utama.
Vincent. 1998. Sayuran Dunia 2. Bandung : ITB.
Wicaksono, B. 2011. Mengolah Limbah Styrofoam, Kulit Jeruk dan Serat
Saseveiria menjadi Benang Sintesis yang Bernilai Ekonomis. Bogor : IPB
Winarno F, G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai