r”” = fl rl = a r”
di mana: a= S dan fl = Vl
Vr Vr
Keterangan: Vr ≡ volume reaktor (kontaktor)
Vl ≡ volume cairan dalam reaktor
S ≡ luas bidang antarmuka gas-cairan
fl ≡ fraksi volume cairan dalam reaktor
a ≡ luas bidang antarmuka gas-cairan spesifik
mol k mol
Satuan: k Ag .a ≡ m3 kontaktor.Pa.s Ag ≡ m 2 .Pa.s
m3 cairan k m3 cairan
k Al .a ≡ Al ≡
m3 kontaktor .s m2 .s
Karena pAi dan CAi merupakan besaran-besaran yang tak terukur, maka persamaan-persamaan (1),
(2), dan (3) harus saling disubstitusikan sehingga menghasilkan:
pA −HACA
− rA ' ' ' ' = .… (4)
1 HA
k Ag .a + k Al .a
Persamaan (4) merupakan persamaan kecepatan reaksi intrinsik A yang didasarkan pada tiap satuan
volume reaktor, jika hanya terjadi perpindahan massa saja. Secara visual terlihat bahwa sebenarnya
persamaan (4) merupakan persamaan kecepatan difusi A dari fase gas ke fase cairan, melewati
lapisan film antarmuka gas-cairan.
1 merupakan tahanan lapisan gas (gas film resistance)
k Ag .a
H
A
CB
♦ Harga konstanta Henry (HA)
1
− rA ' ' ' ' = pA .... (5)
1 HA HA
k Ag a + k Al a E + k CB f l
1
dengan: k Ag a ≡ tahanan kecepatan melalui film gas
HA
≡ tahanan kecepatan melalui film cairan
k Al a E
HA
≡ tahanan kecepatan melalui cairan bulk
k CB f l
E menyatakan liquid film enhancement factor, yakni:
Gambar di atas merupakan representasi grafis dari faktor E yang merupakan fungsi dari Ei dan
MH (untuk beberapa kasus yang ditinjau).
Harga E: ≥ 1
Harga E ditentukan oleh:
♦ Ei (enhancement factor untuk reaksi yang berlangsung sangat cepat (infinitely fast
reaction))
D C H
E =1+ B B A
.... (7)
i b DA pAi
2
♦ MH (parameter konversi film) atau MH (angka atau bilangan Hatta)
DA k C B .... (8)
MH = k
Al
Kasus A
♦ Penentu kecepatan: perpindahan massa (A dan B)
♦ Reaksi berlangsung pada sebuah bidang reaksi
(reaction plane) di dalam film cairan
♦ Seluruh gas A habis bereaksi pada bidang reaksi
tersebut. Dengan kata lain, tidak ada A yang
berdifusi ke fase cairan bulk.
♦ Perubahan besarnya pA atau CB akan
menggeser letak bidang reaksi.
rB "
♦ Pada steady state: − rA" = − .... (9)
b
x0
dengan: − rA" = k Ag ( p A − p Ai ) = k Al (C Ai − 0) .... (10)
x
x0
− rB " = k Bl (CB − 0) .... (11)
x0 − x
Koefisien distribusi: p Ai = H A C Ai (Hukum Henry) .... (1)
D
k Al D
Rasio koefisien perpindahan massa A dan B: Al
= x0 = Al
k D D .... (12)
Bl Bl
x0 Bl
Eliminasi harga-harga x, x0, pAi, dan CAi pada kombinasi persamaan-persamaan (1), (9),
(10), (11), dan (12) menghasilkan:
D
Bl CB
+ pA
1 dN A D Al b HA k
−r "=− = karena : k p > Bl C .... (13)
A S dt 1 1 Ag A b B
H k k
A Ag + Al
Kasus B
♦ Konsentrasi B (CB) tinggi atau berlebihan
dibandingkan dengan stoikiometri, sehingga
bidang reaksi bergeser ke antarmuka film dan gas
A habis bereaksi di antarmuka tersebut.
♦ Penentu kecepatan reaksi: perpindahan massa A saja
(ada tahanan melalui film gas)
k k
Bl
Ag pA ≤ CB
b
1 dN A =
sehingga: − r " = − k p .... (14)
A Ag A
S dt
Kasus C
♦ Bidang reaksi pada kasus A sekarang
tersebar ke dalam sebuah zone reaksi (ada A
dan B di dalamnya); diasumsikan terjadi
fast second order reaction.
♦ Reaksi berlangsung cukup cepat, sehingga
keseluruhan zone reaksi berada di dalam
film cairan, dan tidak ada gas A yang
berdifusi ke fase cairan.
♦ Karena k (konstanta kecepatan reaksi) besar
(atau, tahanan kecepatan melalui fase cairan
dapat diabaikan), maka:
1
− rA ' ' ' ' = pA .... (15)
1 HA
k Ag a + k Al a E
Kasus D
♦ CB >> CA, maka CB dapat dianggap
konstan (CB ≈ CB0); diasumsikan
terjadi pseudo first order reaction.
♦ Jika CB makin besar, maka kecepatan
reaksi menjadi makin besar, sehingga
zone reaksi akan bergeser ke arah
antarmuka film.
♦ Persamaan kecepatannya:
1
− rA ' ' ' ' = H pA .... (16)
1 + A
k a
Ag a DA k CB
Kasus E dan F
♦ Reaksi berlangsung cukup lambat (terjadi di film cairan dan fase cairan bulk)
♦ Persamaan kecepatannya:
1
− rA ' ' ' ' = pA .... (17)
1 HA HA
k Ag a + k Al a E + k CB f l
Kasus G
♦ Reaksi berlangsung lambat dan
berlangsung seluruhnya di fase
cairan bulk.
1
♦ Persamaan kecepatannya: − rA' ' ' ' = H H pA .... (18)
1 + A
+ A
k Al
k Ag a a k CB f l
Kasus H
♦ Reaksi berlangsung sangat lambat
dibandingkan dengan perpindahan massa,
sehingga tahanan perpindahan massa
dapat diabaikan.
♦ Komposisi A dan B dalam cairan: seragam
kfl
− rA ' ' ' ' = H p A CB = k f l C A CB .... (19)
A
MH merupakan suatu angka atau bilangan tak berdimensi yang mengindikasikan suatu reaksi
berlangsung cepat atau lambat, dalam sistem reaksi nonkatalitik gas-cair.
♦ Fokus peninjauan: pada satuan luas permukaan antarmuka gas-cairan.
♦ Asumsi: tahanan kecepatan melalui fase gas dapat diabaikan.
♦ Definisikan parameter konversi film (yang merupakan kuadrat dari bilangan Hatta):
max imum possible conversion in the film
MH 2 = max imum diffusional transport through the film .... (20)
x0
D
k Al
.... (22)
Karena: Al = x0
D
2 k CB Al
.... (23)
maka: MH = k
Al 2
Jika MH >> 1:
♦ Keseluruhan reaksi berlangsung di dalam film cairan; reaksi berlangsung sangat cepat
♦ Luas permukaan berperan sebagai faktor penentu kecepatan
♦ Jika MH sangat besar, maka reaktor harus dilengkapi dengan pengadukan, untuk memperluas
antarmuka film gas dengan cairan (atau, memperluas bidang kontak G/L)
Jika MH << 1:
♦ Tidak ada reaksi yang berlangsung dalam film cairan (dengan kata lain, keseluruhan reaksi
berlangsung dalam fase cairan bulk); reaksi berlangsung sangat lambat
♦ Volume cairan bulk berperan sebagai faktor penentu kecepatan
♦ Jika MH sangat kecil, maka diperlukan volume cairan yang besar.
Penggolongan yang lain untuk MH:
MH > 2 : reaksi berlangsung dalam film cairan (kasus A, B, C, dan D)
0,02 < MH < 2 : keadaan intermediet/antara (kasus E, F, dan G)
MH < 0,02 : reaksi berlangsung sangat lambat dan terjadi dalam fase cairan bulk (kasus H)
CONTOH SOAL
Gas A digelembungkan melalui sebuah tangki yang berisi cairan B, dan berlangsung reaksi sbb:
A (g → l) + 2 B (l) R (l)
2 6 6 2
dengan: -rA = k CA CB (reaksi berorde-tiga, k = 10 m /mol .jam)
3
Untuk sistem ini: kAg a = 0,01 mol/jam.m .Pa
-1
kAl a = 20 jam
DAl = DBl = 10-6 m2/jam
fl = 0,98
HA = 105 Pa.m3/mol (kelarutan A dalam B sangat kecil)
2 3
a = 20 m /m
3 3
Jika pA = 5 x 10 Pa dan CB = 100 mol/m , maka tentukan:
a) lokasi tahanan-tahanan terhadap kecepatan reaksi (berapa % tahanan yang melalui film
gas, melalui film cairan, dan melalui fase cairan bulk)
b) tempat terbentuknya zone reaksi (reaksi berlangsung di mana)
3
c) besarnya kecepatan reaksi (dalam mol/m .jam)
Penyelesaian:
Untuk reaksi yang bukan berorde-dua, reaksi dalam soal ini (yang berorde-tiga) diselesaikan
dengan pendekatan orde-dua, sehingga: k CA CB2 ⇒ (k CB) CA CB
Berdasarkan persamaan umum untuk kecepatan reaksi gas-cair:
maka, mula-mula harga Ei dan MH harus dievaluasi lebih dahulu (dengan menebak pAi = pA):
Karena (Ei) tebakan pertama > 5 MH, maka untuk tebakan-tebakan pAi lain yang lebih kecil, akan
diperoleh: Ei > 5 MH. Dengan demikian, berdasarkan grafik E versus M H, reaksi yang terjadi
merupakan reaksi orde-satu semu (pseudo first-order) dan berlangsung dalam film cairan,
dengan:
E = MH = 100
1
sehingga: − rA ' ' ' ' = H pA
1 A
H
A
k a
Ag + k Al a E + k CB f l
− r '''' = 5 x103 = 33 mol / jam.m3 reaktor
A 1 + 105 + 105
0,0
1 ( 20 ) ( 100 ) ( 10 6 )( 100 2 )( 0,98 )
2/3 1/3 ≈0
Jadi: (a) 2/3 tahanan berada di film gas, dan 1/3 berada di film cairan
(b)Zone reaksi berada di dalam film cairan
(c) Reaksi berlangsung menurut orde-satu semu, pada antarmuka
(d)Kecepatan reaksinya, -rA”” = 33 mol/jam.m3
Catatan: Setiap kali menyelesaikan sebuah soal, selalulah mengecek satuan yang bersesuaian.
PUSTAKA
Pustaka rujukan untuk materi kuliah ini:
1. Levenspiel, O., 1999, Chemical Reaction Engineering, 3rd ed., New York; John Wiley &
Sons, Inc., Chapter 23.
2. Missen, R. W., Mims, C. A., and Saville, B. A., 1999, Introduction to Chemical Reaction
Engineering and Kinetics, New York: John Wiley & Sons, Inc., Chapter 9.