3. Teori Dasar
Kopling dasar digunakan untuk menghubungkan dua poros berkedudukan
memanjang. Kopling poros digunakan bila mesin digerakkan langsung
misalnya oleh motor listrik.
Berdasarkan data-data ini dan dengan menggunakan tabel dapat ditentukan tipe
kopling yang mana. Kopling poros akan sangat andal bila dipasang dengan
tepat. Bila kesumbuannya / kebarisannya tidak baik, maka akan timbulgetaran
yang mengakibatkan kerusakan yang fatal.
5. Pembongkaran
Untuk pembongkaran dan perakitan kopling poros yang akan dibahas hanya
kopling flens saja. Kopling flens paling umum dipakai dan paling banyak
digunakan. Kopling flens ada yang fleksibel dan tidak.
Urutan pembongkaran adalah sebagai berikut :
Baut dilepas dan motor digerakkan ke belakang
Kopling dilepas dari poros denga treker
3. Mengukur celah antara roda gigi pada kopling di dapatkan hasil 5,5 mm
4. Mengukur panjang pengunci pada roda gigi kopling didapatkan hasil
p=8,1mm dan l=7,7 mm
Aturlah dial indicator pada posisi nol dan kemudian putar flens bersama dial
indicatornya sejauh 1800 (arah ke bawah). Nilai yang ditunjukkan oleh dial
indicator adalah dua kali penyimpangan terhadap bidang radial. Penyimpangan
ini dapat dibetulkan dengan menggunakan sim yang disisipkan di bawah blok
bantalan.
Putar flens bersama dial indicatornya sejauh 900 dan ulangi. Jika penyimpangan
arah radial terbaca pada arah horizontal, geser motor listrik pad arah
memanjangnya. Pemeriksaan poros terhadap adanya penyimpangan menyudut,
dilakukan dengan menggunakan feeler gauge.
Jarak antar flens harus sama pada setiap posisi, penyimpangan yang diijinkan
hanya 0,1 mm. Jika dijumpai penyimpangan menyudut pada poros pada arah
bidang horizontal, maka motor listrik harus digeser. Jika penyimpangan terjadi
pada arah bidang vertikal diperlukan pemasangan sim. Setelah penyimpangan-
penyimpangan dikoreksi kencangkan baut pengikat. Yakinkan baut cukup
kencang dan pasang murnya. Setelah itu periksa kembali penyimpangan poros
baik yang menyudut maupun yang radial.
ANALISA DATA :
Praktikum pelepasan dan perakitan pada kopling kali ini yaitu didapatkan hasil
pengukuran pada penyejajaran poros. Hasil yang didapatkan yaitu adanya sedikit
ketidaksejajaran antara kedua poros kopling tersebut sehingga terjadi kemiringan pada
pemasangan bantalan pada penahan kopling.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan penyejajaran pada poros kemudian
menyejajarkan.dengan menambahkan dan mengatur pada bantalan penahan kopling
tersebut dengan plat kuningan sesuai kebutuhan yang digunakan pada kasus ini
ditambahkan plat kuningan dengan tebal 2 mm.Setelah sudah sejajar dilakukan proses
pemasangan rantai, dengan dipasangnya rantai tersebut kemudian dilakukan proses
pengecekan dan pengukuran kondisi poros serta kopling tersebut yang mana hasil yang
di dapatkan masih cukup baik di gunakan,tahap selanjutnya yaitu melakukan
pembersihan pada komponen tersebut agar bisa digunakan dengan baik dan semestinya
KESIMPULAN :
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan,
yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber
tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakaian/penggunaan tenaga).
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalia fungsi kopling
yng dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan
pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai denga
yang diinginkan.
Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar, yaitu :
1. Kopling tetap (kopling kaku, kopling karet ban, kopling fluida)
2. Kopling tidak tetap (kopling cakarr, kopling plat, kopling kerucut
Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : roda penerus, roda kopling,
plat tekan, unit plan tekan, eumh kopling, plat kopling, pegas penekan, tuaspenekan,
bantalan pembebas dan garpu pembebas.
LAMPIRAN