Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PEMBONGKARAN DAN PERAKITAN KOPLING POROS

Nama : Nabila Alfatika


Kelas/NIM : PE-3A/4.22.19.0.17
No Absen : 14

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT


ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022/2023
PEMBONGKARAN / PERAKITAN KOPLING POROS

1. Topik : Pembongkaran / Perakitan Kopling Poros

2. Tujuan Percobaan (TIK)


Pada akhir praktek ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menunjukkan kopling poros yang tepat untuk digunakan
b. Nama dan nomor tipe kopling poros
c. Melepas / merakit dan menyetel kopling flens sesuai prosedur

3. Teori Dasar
Kopling dasar digunakan untuk menghubungkan dua poros berkedudukan
memanjang. Kopling poros digunakan bila mesin digerakkan langsung
misalnya oleh motor listrik.

Gambar Kopling Poros

Jenis kopling poros :


 Kopling jepit
 Kopling flens
 Kopling universal
 Kopling luwes / fleksibel
3.1. Kopling Jepit
Untuk menggabungkan dua poros bersama-sama digunakan kopling poroskaku
atau kopling tetap. Kopling jepit adalah kopling tetap digunakan untuk
menghubungkan poros yang panjang dengan jarak antara blok bantalan cukup
jauh. Poros dengan diameter lebih dari 55 mm, kopling jepit dipasang dengan
pasak untuk mencegah terjadinya slip.

Gambar Kopling Jepit

3.2. Kopling flens


Contoh lain dari kopling tetap adalah kopling flens. Pada kopling ini poros harus
benar-benar sesumbu.

Gambar Koplin “Flens”


3.3. Kopling Universal
Jika poros tidak dapat benar-benar satu sumbu, maka kopling universal dapat
digunakan. Kopling ini terdiri dari dua perpanjangan yang mana masing-masing
dapat berputar pada sendinya masing-masing. Jika menggunakan sebuah
kopling universal kecepatan poros yang digerakkan tidak sama. Lebih besar
sudut antara dua poros lebih besar variasi kecepatannya pada poros yang
digerakkan. Hal ini dapat diatasi dengan memasang kopling universal ganda
(kopling poros cardan).

Gambar Koplin Universal (Kopling Gardan)

3.4. Kopling Luwes/Fleksibel


Kopling luwes/fleksibel digunakan untuk meredam getaran torsi. Tidak
sesumbunya poros dalam dimensi yang kecil masih dapat diakomodir oleh
kopling fleksibel. Beban kejut yang terjadi akan diredam oleh adanya karet di
dalam kopling.

Gambar Kopling Fleksibel


3.5. Pemilihan Kopling Poros
Pabrik pembuat kopling poros selalu menyediakan tabel yang digunakan untuk
memilihnya. Data yang diperlukan oleh teknisi perancang atau teknisi perawat
adalah :
 Diameter poros
 Kecepatan
 Torsi maksimum
 Momen inersia massa
 Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit

Berdasarkan data-data ini dan dengan menggunakan tabel dapat ditentukan tipe
kopling yang mana. Kopling poros akan sangat andal bila dipasang dengan
tepat. Bila kesumbuannya / kebarisannya tidak baik, maka akan timbulgetaran
yang mengakibatkan kerusakan yang fatal.

4. Persiapan dan Alat yang digunakan


Pelajari persiapan praktis dan yakinkan bahwa anda telah mengerti secara benar
tentang tugas yang diberikan, praktek meliputi pelepasan bantalan. Berikan
perhatian pada urutan pembongkaran dan perakitan. Jika menemukan adanya
kerusakan laporkan segera. Periksa bahwa semua alat yang digunakan tersedia
dan hanya menggunakan sebatas keperluan saja.

Peralatan yang digunakan :


1. Kunci pas dan kunci ring
2. Jangka sorong
3. Treker
4. Kunci jangkar
5. Kunci sok
6. Palu besi
7. Plau plastik
8. Penyiku
9. Feeler gauge
10. Bahan pemoles
11. Sim

5. Pembongkaran
Untuk pembongkaran dan perakitan kopling poros yang akan dibahas hanya
kopling flens saja. Kopling flens paling umum dipakai dan paling banyak
digunakan. Kopling flens ada yang fleksibel dan tidak.
Urutan pembongkaran adalah sebagai berikut :
 Baut dilepas dan motor digerakkan ke belakang
 Kopling dilepas dari poros denga treker

Gambar Pelepasan Kopling Flens


6. Pemeriksaan dan Perawatan
Pemeriksaan dan Perawatan dilakukan sebagai berikut :
 Bersihkan barang yang tela dilepas
 Periksa barang yang telah dilepas
1. Mengukur diameter dalam pada kopling dengan jangka sorong didapatkan
hasil 23,6 mm

2. Mengukur diameter poros kopling dengan jangka sorong didapatkan hasil


25 mm

3. Mengukur celah antara roda gigi pada kopling di dapatkan hasil 5,5 mm
4. Mengukur panjang pengunci pada roda gigi kopling didapatkan hasil
p=8,1mm dan l=7,7 mm

5. Mengukur celah roda gigi pada gear kopling


7. Perakitan
Perakitan kopling
 Pasang salah satu paroh kopling pada poros pompa air.
 Pasang paroh kopling yang lain pada poros motor listrik

Pemasagan motor listrik


 Letakkan motor listrik pada kerangkanya dan atur ketinggiannya, gunakan
sim sehingga lubang baut pada masing-masing paroh kopling tepat
berhadapan satu dengan lainnya.
 Pasang baut-bautnya ke dalam flens dan kencangkan dengan tangan

Penyebarisan kopling flens


Penyebarisan kopling flens memerlukan pengerjaan yang sangat teliti,terutama
untuk menepatkan flensnya. Setiap kesalahan yang terjadi akan berakibat
terjadinya getaran pada sistem ini. Getaran akan menimbulkan keausan pada
bantalan, kebisingan, pengendoran baut-baut. Dalam proses penyebarisan,
posisi poros harus diperiksa terhadap adanya penyimpangan menyudut dan
penyimpangan radikal.

Gambar Penyimpangan Menyudut


Gambar Penyimpanag Radial

Pemeriksaan penyimpangan radial dilakukan dengan menggunakan dial


indicator. Dial indikator dipasang pada bagian atas dari salah satu flensnya.
Sedangkan ujung sentuhnya diletakkan pada flens yang lain.

Gambar Penyebarisan Menggunakan Dial Indikator

Aturlah dial indicator pada posisi nol dan kemudian putar flens bersama dial
indicatornya sejauh 1800 (arah ke bawah). Nilai yang ditunjukkan oleh dial
indicator adalah dua kali penyimpangan terhadap bidang radial. Penyimpangan
ini dapat dibetulkan dengan menggunakan sim yang disisipkan di bawah blok
bantalan.
Putar flens bersama dial indicatornya sejauh 900 dan ulangi. Jika penyimpangan
arah radial terbaca pada arah horizontal, geser motor listrik pad arah
memanjangnya. Pemeriksaan poros terhadap adanya penyimpangan menyudut,
dilakukan dengan menggunakan feeler gauge.

Gambar Penyebarisan Dengan Menggunakan Feeler Gauge

Jarak antar flens harus sama pada setiap posisi, penyimpangan yang diijinkan
hanya 0,1 mm. Jika dijumpai penyimpangan menyudut pada poros pada arah
bidang horizontal, maka motor listrik harus digeser. Jika penyimpangan terjadi
pada arah bidang vertikal diperlukan pemasangan sim. Setelah penyimpangan-
penyimpangan dikoreksi kencangkan baut pengikat. Yakinkan baut cukup
kencang dan pasang murnya. Setelah itu periksa kembali penyimpangan poros
baik yang menyudut maupun yang radial.
ANALISA DATA :
Praktikum pelepasan dan perakitan pada kopling kali ini yaitu didapatkan hasil
pengukuran pada penyejajaran poros. Hasil yang didapatkan yaitu adanya sedikit
ketidaksejajaran antara kedua poros kopling tersebut sehingga terjadi kemiringan pada
pemasangan bantalan pada penahan kopling.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan penyejajaran pada poros kemudian
menyejajarkan.dengan menambahkan dan mengatur pada bantalan penahan kopling
tersebut dengan plat kuningan sesuai kebutuhan yang digunakan pada kasus ini
ditambahkan plat kuningan dengan tebal 2 mm.Setelah sudah sejajar dilakukan proses
pemasangan rantai, dengan dipasangnya rantai tersebut kemudian dilakukan proses
pengecekan dan pengukuran kondisi poros serta kopling tersebut yang mana hasil yang
di dapatkan masih cukup baik di gunakan,tahap selanjutnya yaitu melakukan
pembersihan pada komponen tersebut agar bisa digunakan dengan baik dan semestinya

KESIMPULAN :

Setelah melakukan praktikum perawatan dan permesinan dasar 2 tentang , dapat


ditarik kesimpulan yaitu :

 Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan,
yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber
tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakaian/penggunaan tenaga).
 Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalia fungsi kopling
yng dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan
pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai denga
yang diinginkan.
 Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar, yaitu :
1. Kopling tetap (kopling kaku, kopling karet ban, kopling fluida)
2. Kopling tidak tetap (kopling cakarr, kopling plat, kopling kerucut
 Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : roda penerus, roda kopling,
plat tekan, unit plan tekan, eumh kopling, plat kopling, pegas penekan, tuaspenekan,
bantalan pembebas dan garpu pembebas.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai