Disusun Oleh:
a. Ahmad Afif F (4.22.19.0.01)
b. Akhsan Nur Falah (4.22.19.0.02)
c. Alif Alfa Auzan W (4.22.19.0.03)
d. Bayu Ardiansyah (4.22.19.0.04)
e. Dafa Bayu P (4.22.19.0.06)
f. Daffa Lukman Hakim (4.22.19.0.07)
Dimana T adalah perbedaan suhu pada ketebalan L, dan k adalah konduktivitas termal benda
Dalam kasus konversi, aliran panas sebanding hanya dengan luas permukaan A benda,
Dimana h adalah koefisien perpindahan panas konveksi (satuan Wm-2 K-1) yang
bergantung pada bentuk dan orientasi benda. T adalah perbedaan suhu antara permukaan benda
dan fluida sekitarnya.
Konveksi adalah bentuk konduksi yang ditingkatkan, karena pergerakan fluida membantu
membawa panas yang ditransfer melalui konduksi, jadi orang akan mengharapkan beberapa
hubungan antara h dan k. Jika suhu silinder tidak jauh diatas suhu udara di sekitarnya, fluida
yang bergerak dapat diperkirakan sebagai lapisan stasioner yang memiliki beberapa karakteristik
ketebalan L. Membandingkan persamaan (1) dan (2), persamaan segera memiliki hubungan
h=k/L. Faktanya dengan meningkatkannya suhu silinder, gerakan fluida meningkat dan menjadi
turbulen, dimana fluida menjadi lebih efisien dalam membawa panas, dan h dapat berubah
menjadi 10 2 sampai 10 4 kali k/L. Proporsionalitas antara h dan k/L disebut bilangan Nusselt N,