Anda di halaman 1dari 24

Kamis, 26 Maret 2015

Kalor ASAS BLACK

DESKRIPSI

Makalah ini membahas mengenai perpindahan kalor dan asas Black.


Perpindahan kalor terbagi atas tiga yaitu secara konduksi, konveksi dan secara
radiasi. Asas Black adalah suatu prinsip termodinamika yang dikemukakan oleh
Joseph Black. Asas Black berbunyi : "Pada pencampuran dua zat, banyaknya
kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diterima zat yang suhunya lebih rendah".

A. Kompetensi Dasar :
1. Menganalisis cara perpindahan kalor.
2. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

B. Tujuan :
1. Siswa dapat menganalisis dan menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi.
2. Siswa dapat menganalisis dan merumuskan asas Black.
3. Siswa dapat menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah tentang kalor.

C. Indikator :
1. Menganalisis dan menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi.
2. Menganalisis dan merumuskan asas Black.
3. Menerapkan asas Black secara kuantitatif.
4. Mengamati dan menyelidiki asas Black dengan eksperimen.
MATERI

A. PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan kalor dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu secara konduksi,
konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran)
adalah perpindahan kalor melalui zat perantara
dimana partikel-partikel zat perantara tersebut
tidak berpindah. Perhatikan gambar di samping.
Dari gambar tersebut jika ujung batang logam dipanaskan dengan api, ternyata
ujung logam yang kita pegang akhirnya menjadi panas. Hal tersebut membuktikan
adanya perpindahan kalor dari ujung batang logam yang dipanaskan ke ujung
batang yang kita pegang. Ada zat yang daya hantar panasnya baik, ada pula zat
yang daya hantar panasnya buruk. Berdasarkan daya hantar panasnya maka zat
dikelompokkan menjadi dua yaitu konduktor dan isolator.
a. Konduktor (zat yang dapat menghantarkan panas dengan baik) antara lain:
tembaga, aluminium, besi, dan baja.
b. Isolator (zat yang kurang baik menghantarkan panas), antara lain: kaca, karet,
kayu, dan plastik.
Kemampuan menghantarkan kalor logam dapat dijelaskan dengan
menganggap adanya elektron-elektron bebas pada logam. Elektron bebas ialah
elektron yang dengan mudah dapat pindah dari satu atom ke atom lain. Di tempat
yang dipanaskan energi elektron-elektron bertambah besar. Karena elektron bebas
mudah pindah, pertambahan energi ini dengan cepat dapat dibawa ke tempat lain
di dalam zat dan dapat diberikan ke elektron lain yang letaknya lebih jauh melalui
tumbukan. Dengan cara ini energi berpindah lebih
cepat. Dari percobaan dan penalaran ditemukan
bahwa kecepatan mengalirnya kalor dengan cara
konduksi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu
potong zat bergantung pada lima faktor, yaitu selisih
suhu T, luas penampang A, tebal zat L, lamanya kalor
mengalir t, dan jenis zat (lihat Gambar). Dari percobaan ditemukan bahwa kalor
yang mengalir:
sebanding dengan selisih suhu (T) antara kedua ujung potongan zat yang
ditinjau
sebanding dengan luas penampang potongan (A)
berbanding terbalik dengan tebal atau panjang potongan (L)
sebanding dengan selang waktu lamanya kalor mengalir.

Atas dasar itu, secara matematik banyaknya kalor H yang mengalir dari ujung
bersuhu T1 ke ujung bersuhu T2 dapat dinyatakan dengan persamaan:

H = perambatan kalor tiap satuan waktu (Kal/det)


K = koefisien konduksi termal (Kal/moC)
T = perbedaan suhu (oC)
A = luas penampang (m2)
L = panjang (m)
Tabel Konduktivitas termal beberapa zat

2. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor karena
aliran zat yang dipanaskan. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir,
yaitu zat cair dan zat gas.
a. Konveksi dalam zat cair
Bila air dipanaskan, air akan memuai sehingga massa jenisnya berkurang.
Karena massa jenisnya berkurang maka air ini menjadi lebih ringan dan naik ke
atas. Tempatnya kemudian digantikan oleh air yang lebih dingin dari atas, yang
turun karena massa jenisnya lebih besar. Gerakan atau sirkulasi air tersebut
dinamakan arus konveksi.
Penerapan konveksi kalor dalam air pada kehidupan sehari-hari.
1) Pemanasan air dalam ketel
Pada saat kita memanaskan air dalam ketel, maka terjadi pemindahan kalor
secara konduksi dan konveksi.

2) Sistem aliran panas


Di hotel-hotel besar, tiap-tiap kamar
mandi biasanya disediakan kran air
dingin dan kran air hangat. Air panas
dialirkan dari tempat pemanasan dan
penyimpanan air panas ke seluruh
bangunan secara konveksi.
Keterangan gambar :
Pada saat air dalam ketel
dipanasi, maka air panas dalam ketel
naik mengisi tangki penyimpanan dan
air dingin dalam tangki penyimpanan
turun ke ketel pemanasan sehingga
keseluruhan air dalam sistem menjadi panas. Jika kran A dibuka, air panas di
bagian atas tangki penyimpanan keluar dan air dingin dari pusat persediaan air
masuk ke tangki B melalui pipa dengan katub yang diatur oleh gerakan naik
turunnya bola pelampung, sehingga jumlah air dalam sistem tetap. Demikian
seterusnya sehingga air panas terus tersedia. Pipa C berfungsi untuk mengalirkan
uap panas atau limpahan air yang terjadi karena pemanasan.

b. Konveksi dalam udara


Arus konveksi pada udara atau gas
terjadi ketika udara panas naik dan udara
yang lebih dingin turun. Konveksi udara
dapat dilihat pada gambar di bawah. Jika
lilin dinyalakan akan terjadi aliran udara
panas dalam alat. Dengan menggunakan
asap dari obat nyamuk yang dibakar, aliran udara terlihat. Udara panas akan naik
dan udara dingin akan turun. Penerapan konsep konveksi kalor dalam udara pada
kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada terjadinya angin laut, angin darat dan
pembuatan cerobong asap pada tangki pabrik.

1) Angin laut (terjadi siang hari)


Pada siang hari daratan lebih cepat panas dari pada lautan. Akibatnya udara di
atas daratan naik, dan kekosongan tersebut akan digantikan oleh udara yang lebih
dingin dari atas laut yang bertiup ke darat. Maka terjadilah angin laut.

2) Angin darat (terjadi malam hari)


Pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari pada lautan, karena daratan
lebih cepat melepaskan kalor. Akibatnya udara panas di lautan naik dan
kekosongan tersebut digantikan oleh udara yang lebih dingin dari atas daratan
yang bertiup ke laut. Maka terjadilah angin darat
3) Pembuatan cerobong asap pada tungku pabrik
Pada tungku pabrik biasanya
dipasang cerobong asap agar selalu ada
tarikan oleh udara ke atas. Sebelum ada
pemanasan di dalam tungku, massa jenis
udara dalam cerobong sama dengan
massa jenis udara di luar cerobong.
Setelah ada pemanasan, udara di dalam tungku memuai sehingga udara dari luar
cerobong yang lebih dingin dan massa jenisnya lebih besar akan mendesak udara
panas dalam cerobong ke atas. Semakin tinggi cerobong semakin besar
tarikannya, sebab perbedaan massa jenis gas dalam cerobong dan massa jenis
udara dari luar makin besar. Banyaknya kalor yang merambat tiap satuan waktu
secara konveksi dapat dinyatakan dengan persamaan:

H = perambatan kalor tiap satuan waktu (Kal/det)


h = koefisien konveksi (Kal/m detoC)
A = luas penampang (m2)
T = perbedaan suhu (oC)
Catatan: Persoalan perpindahan kalor secara konveksi sangat sulit.

3. Radiasi
Antara bumi dengan matahari terdapat ruang
hampa yang tidak memungkinkan terjadinya
konduksi dan konveksi. Akan tetapi panas matahari dapat kita rasakan. Dalam hal
ini kalor tidak mungkin berpindah dengan cara konduksi ataupun konveksi.
Perpindahan kalor dari matahari ke bumi terjadi lewat radiasi (pancaran). Jadi
radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Alat yang digunakan untuk
mengetahui adanya radiasi (pancaran) kalor dinamakan termoskop. Dua buah bola
lampu dihubungkan dengan pipa U berisi alkohol yang diberi warna. Bola lampu
A dihitamkan, sedangkan bola lampu B tidak. Bila pancaran kalor jatuh pada bola
A, tekanan gas di dalam bola A, bertambah besar dan permukaan alkohol di
bawah B akan naik. Bila A dan B bersama-sama diberi pancaran kalor, permukaan
alkohol di bawah A tetap turun dan permukaan alkohol di bawah B naik. Hal ini
menunjukkan bahwa bola hitam menyerap kalor lebih banyak daripada bola
lampu yang tidak dihitamkan.

Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan luas, tiap satuan waktu
dapat dinyatakan dengan :

W = energi kalor tiap satuan luas tiap satuan waktu (Watt/m2 K)


e = emisivitas, besarnya tergantung sifat permukaan benda.
= konstanta stefan - Boltzman = 5,672.10-8 watt m-2 K-4
T = suhu mutlak (K)
Catatan: Untuk benda hitam e = 1. Untuk benda bukan hitam 0 < e < 1

B. ASAS BLACK
Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur
tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran
kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal
sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi
sebesar QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima
energi sebesar QT dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Persamaan diatas menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor


yang disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari nama seorang
ilmuwan Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black
(17281799). Ia menjabarkan bahwa :
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan
Q = m cT

Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian,
dengan menggunakan persamaan :

besarnya kalor dapat dihitung. Ketika


menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa
temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan
temperatur turun berarti zat melepaskan kalor.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Salah satu mbentuk kalorimeter,
tampak pada gambar di samping. Kalorimeter ini
terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor
jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain
yang agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya
gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran
kalor dengan lingkungan di sekitar kalorimeter dapat dikurangi. Kalorimeter juga
dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan di dalam
kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh temperatur
merata dari percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Batang pengaduk ini
biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti bahan bejana kalorimeter. Zat yang
diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperatur tertentu. Kemudian, zat
tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air dengan temperatur dan
massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai suhunya
tetap.

Rumus berikut adalah penjabaran dari rumus diatas :

(M1 C1) (T1-Ta) = (M2 C2) (Ta-T2)


Keterangan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
LATIHAN SOAL

1. Suhu udara dalam sebuah ruangan sebesar 20 C, sedangkan suhu permukaan jendela
padaruangan tersebut 30 C. Berapa laju kalor yang diterima oleh jendela kaca seluas
1,5 m2, jika koefisien konveksi udara saat itu 7,5 x 10-1 kal/s m2 C?
Penyelesaian :
AT = t2 t1 =30C-20C= 10C
A =1,5m2
h =7,5x10-1kal/sm2C

H =h.A.T = (7,5 x 10 -1 kal/sm 2 C) (1,5 m 2 ) (10C) = 11,25kal


Jadi, laju kalor yang diterima oleh jendela kaca 11,25 kal

2. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna bersuhu 127C. Luas permukaan
300 cm2 memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu 27C. Tentukan energi per
satuan waktu yang dipancarkan benda tersebut.
Penyelesaian :
e = 1 (benda hitam)
T1 = (273 + 127) = 400 K
T2 = (273 + 27) = 300 K
A = 300 cm2 = 3 x 10-2 m2
= 5,672 x 10-8 watt/m2K4
= (1) (5,672 x 10-8)[(400)4 (300)4](3 x 10-2) = 29,78

W
Jadi, besar energi persatuan waktu yang dipancarkan oleh benda tersebut
adalah 29,78 W.

3. Pada Suhu 2.000 K, Sebuah benda memancarkan energi SebeSar 480 J/s. Berapa energi
yang dipancarkan benda tersebut pada Suhu 3.000 K?
Penyelesaian :
W1 : W2 = (T1 : T2)4
480 : W2 = (2000 : 3000)4
480 : W2 = 16 : 81
W2 = 2430 J/s
Jadi, energi yang dipancarkan benda pada suhu 3000 K adalah 2430 J/s

4. Batang logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan temperatur kedua ujungnya 50 C. Jika koefisien konduksi termalnya
0,2 kal/ms C, tentukanlah jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas per
satuan waktu.

Penyelesaian :
K = 0,2 kal/msC,
L = 2 meter,
T = 50C, dan
A = 20 cm2 = 2 103 m2.

0,2 kal/msC (2 10-3 m2) x

Jadi, jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas per satuan waktu adalah 0,1
kal/s

5. Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/msC memiliki luas
penampang aliran 20 cm2. Jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu
100C ke dinding lainnya yang bersuhu 20C, kedua dinding sejajar. Berapakah
besarnya kalor yang dirambatkan?
Penyelesaian :
h = 0,01 kal/msC,
Ta = 100C,
Tb = 20C, dan
A = 20 cm2 = 2 10-3 m2
H = hA T= 0,01 kal/msC (2 10-3 m2) (100C 20C) = 16 10-4
kal/s
Jadi, besarnya kalor yang merambat dalam fluida per satuan waktu adalah 16
10-4 kal/s

6. Suatu kalorimeter berisi es (kalor jenis es = 0,5 kal/gK, kalor lebur es = 80 kal/g)
sebanyak 36 g pada temperatur 6C. Kapasitas kalorimeter adalah 27 kal/K.
Kemudian, ke dalam kalorimeter tersebut dituangkan alkohol (kalor jenis 0,58
kal/gK) pada temperatur 50 yang menyebabkan temperatur akhir menjadi 8C.
berapakah massa alkohol yang dituangkan (dalam gram) ?

Penyelesaian:
Tes = 6C,
C = 27 kal/K,
mes = 36 g,
ces = 0,5 kal/gK,
Les = 80 kal/g,
cair = 1 kal/gK,
Talkohol = 50C,
cal = 0,58 kal/gK, dan
temperatur akhir T = 8C.

Berlaku Asas Black yang menyatakan kalor yang diserap sama dengan kalor yang
dilepaskan. Es menyerap kalor, suhunya naik menjadi 0C, kemudian melebur
menjadi air, lalu naik suhunya menjadi 8C. Kalor yang diserap es adalah
Qes = mes ces T + mesLes + mes ces T
= 36 0,5 (0 (6)) + 36 80 + 36 1 8
= 3.276 kalori
Pada kalorimeter, temperatur naik dari 6C menjadi 8C sehingga kalorimeter
menyerap panas sebesar
Qkal = C T
= 27 (8 (6))
= 378 kalori
Kalor yang dilepas alkohol diserap oleh es dan kalori meter sehingga
Qkal = Qes + Qkal
malkohol calkohol T = 3.276 + 378
malkohol 0,58 42 = 3.654
malkohol = 150 gram
Jadi, massa alkohol yang harus dituangkan supaya temperatur akhir menjadi 8C
adalah sebesar 150 gram.

7. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90oC. Ke dalam botol
tersebut ditambahkan suhu sebanyak 20 gram bersuhu 5oC. Berapakah suhu
campuran? (jika tidak ada kalor kalor pencampuran maupun kalor yang terserap
botol termos. cair = ckopi = csusu = 1 kal/goC)

Penyelesaian :
Soal tersebut adalah tentang penerapan azas Black.
Qserap = Qlepas

Dalam kasus di atas yang menyerap kalor adalah susu, sedang yang melepas
adalah kopi. Jadi untuk menghitung suhu campuran, adalah:

msusu.csusu(Tc 5) = mkopi.ckopi(90-Tc)
20 (Tc 5) = 230 (90-Tc)
25 Tc = 2080
Tc = 83,2oC
Jadi suhu campuran kopi dan susu (Tc) adalah 83,2oC atau dibulatkan 83oC

SOAL SOAL

1. Sebatang spatula yang terbuat dari kaca digunakan untuk mengaduk larutan yang
bersuhu 500C. Panjang spatula itu 0,25 m dan luas permukaannya 2,0 x 10-3 m2.
Jika ujung spatula lainnya berada di ruangan yang bersuhu 200C. Jumlah kalor
yang mengalir sepanjang batang dalam 5 menit adalah.......( Konduktivitas termal
kaca 0,8 W/mK )
a. 57,5 J
b. 57,6 J
c. 57,7 J
d. 57,8 J
e. 57,9 J
2. Suhu kulit seseorang tanpa pakaian kira-kira 320C. Jika orang tersebut berada
dalam ruangan yang bersuhu 220C dan luas permukaan tubuhnya 1,6 m2.
Banyaknya kalor yang dilepaskan tubuh orang melalui konduksi selama 5 menit
yaitu......(h = 7,1 Js-1m-2K-1)
a. 34.080 J
b. 34.081 J
c. 34.082 J
d. 34.083 J
e. 34.084 J
3. Sebuah pelat baja tipis berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm dipanaskan
dalam sebuah tungku sampai suhunya mencapai 7270C. Jika pelat baja itu
memiliki emisivitas 0,9, laju kalor radiasinya adalah....
a. 510,3 J/s
b. 673,8 J/s
c. 543,2 J/s
d. 255,15 J/s
e. 500,6 J/s
4. Sebuah lempeng baja mempunyai luas penampang 20 cm2 panjang 50 cm. Jika
perubahan suhuyang terjadi antara 2 titik yang jaraknya 1 m pada lempeng baja
tersebut adalah 50o C dan Konduktivitas kalor dari lempeng baja tersebut adalah
0,16 W/mK. Laju perpindahan kalornya adalah....
a. 1,67.10-2 W/m2
b. 1,57. 10-5 W/m2
c. 1,6. 10-3 W/m2
d. 1,78. 10-3 W/m2
e. 1,6. 10-5 W/m2
5. Sejenis gas beracun berada di dalam ruang tertutup berbentuk tabung dengan
penampang melintang 80 cm2. Jika terjadi perubahan suhu sebesar 80oC dan
koefisien konveksi gas tersebut adalah 80 W/mK maka laju perpindahan kalor
dalam gas beracun tersebut.......
a. 51,4 W/m
b. 52,4 W/m
c. 51,3 W/m
d. 52,3 W/m
e. 51,2 W/m
6. Benda hitam sempurna luas permukaannya 1 m2 dan suhunya 27 C. Jika suhu
sekelilingnya 77 C, kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
adalah............
a. 376,72 watt/m2
b. 355,72 watt/m2
c. 357,72 watt/m2
d. 391,72 watt/m2
e. 400,72 watt/m2

7. Dari soal nomor enam, energi total yang dipancarkan selama 1 jam adalah.....
a. 1.411.500 Joule
b. 1.410.120 Joule
c. 1.410.129 Joule
d. 1.410.555 Joule
e. 1.410.876 Joule
8. Udara dingin pada temperatur 10C dipaksakan melalui plat tipis yang memiliki
temperatur 40C. Koefisien perpindahan kalor (h) = 30 W/(m2. C). Laju aliran
dari plat ke udara melalui plat jika luas permukaan A = 2 m2 adalah.....
a. 1,8 kW
b. 2,8 kW
c. 3,8 kW
d. 4,8 kW
e. 5,8 kW
9. 200 gr air pada suhu 20`C dicampur dengan 300 gr air yang memiliki suhu 80`C.
Suhu akhir campuran adalah.....
a. 56 oC
b. 58 oC
c. 60 oC
d. 62 oC
e. 64 oC
10. Sepotong aluminium bermassa 500 gram dan memiliki suhu 30 oC dimasukkan ke
dalam bejana berisi air bermassa 200 gram dan memiliki suhu 90 oC. Jika
diketahui kalor jenis alumunium 0,22 kal/g Co dan kalor jenis air 1 kal/g Co, maka
suhu akhir air dan aluminium adalah
a. 20,3 oC
b. 42,2 oC
c. 68,7 oC
d. 80,5 oC
e. 100 oC
11. Sepotong logam bermassa 300 gram bersuhu 80 oC dicelupkan ke dalam 200
gram air bersuhu 40 oC. Kalor jenis air = 1 kal/g Co. Jika suhu akhir campuran
logam dan air adalah 50o C dan wadahnya tidak menyerap kalor, maka kalor jenis
logam adalah
a. 0,15 kal/g oC
b. 0,22 kal/g oC
c. 1,50 kal/g oC
d. 4,8 kal/g oC
e. 7,2 kal/g oC

12. Dua buah bola sejenis bersuhu sama 40 oC, kedua bola massanya masing-masing
10 gram dan 40 gram. Kedua bola dimasukan ke dalam suatu fluida, sehingga
suhu kedua bola naik menjadi 60oC. Apabila kalor jenis bola 2 kal/gr Co dan 1
kalori = 4,2 Joule maka selisih kalor yang diserap oleh masing-masing bola
adalah
a. 5,04 x 103 Joule
b. 7,50 x 103 Joule
c. 10,6 x 103 Joule
d. 40 x 103 Joule
e. 42 x 103 Joule

13. Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 200 gram pada suhu 20 derajat
celcius dicampurkan dengan air panas bermassa 100 gram pada 80 derajat celcius.
Jika gelas dianggap tidak menerima kalor suhu campuran dari air panas dan air
dingin tersebut adalah ..........
a. 40 oC
b. 50 oC
c. 60 oC
d. 70 oC
e. 80 oC

14. Sebongkah es 100 gram pada suhu 0 derajat celcius dicampurkan dengan air 200
gram pada suhu 70 derajat celicus. Jika es melebur seluruhnya suhu akhir
campuran es dan air tersebut adalah.........
a. 10 oC
b. 20 oC
c. 30 oC
d. 40 oC
e. 50 oC

15. Dua buah batang logam P dan Q dengan luas dan panjang yang sama
disambungkan ujung-ujungnya. Suhu batang P adalah 80 derajat celcius, sedang
suhu batang Q adalah 20 derajat celcius. Jika konduktivitas termal batang logam P
dua (2) kali batang logam Q, suhu sambungan dua batang logam tersebut
yaitu.........oC
a. 45
b. 55
c. 60
d. 65
e. 75

RANGKUMAN
Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran) adalah perpindahan kalor melalui
zat perantara dimana partikel-partikel zat perantara tersebut tidak berpindah.
Konduktor (zat yang dapat menghantarkan panas dengan baik) antara lain:
tembaga, aluminium, besi, dan baja.
Isolator (zat yang kurang baik menghantarkan panas), antara lain: kaca, karet,
kayu, dan plastik.
banyaknya kalor H yang mengalir dari ujung bersuhu T1 ke ujung bersuhu T2
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Perpindahan kalor secara konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor karena
aliran zat yang dipanaskan. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir,
yaitu zat cair dan zat gas.
Banyaknya kalor yang merambat tiap satuan waktu secara konveksi dapat
dinyatakan dengan persamaan:

radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara.


Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan luas, tiap satuan waktu dapat
dinyatakan dengan :

Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q = m cT

Besarnya kalor dapat dihitung menggunakan persamaan :

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Asas Black. Dari : http://id.wikipedia.org/wiki/asas_black. Diakses Pada


22 Februari 2015
Anonim. 2013. Asas Black, Pokok Bahasan Kalor Fisika Kelas 10 Semester 2.
Dari :
http://www.gomuda.com/2013/04/asas-black-fisika-kelas-10-semester-
2.html.
Diakses Pada 22 Februari 2015
Anonim. 2013. Asas Black, Contoh Soal UN.

Dari : http://gurumuda.net/asas-black-contoh-soal-un.htm.

Diakses Pada 22 Februari 2015

Anonim. 2013. Contoh Soal Konduksi Konveksi Dan Radiasi. Dari :


http://terunggah.blogspot.com/2013/09/contoh-soal-konduksi-konveksi-
dan.html. Diakses Pada : 22 Februari 2015
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Fisika Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan
Kurniawan, Agus. 2011. Contoh Soal Konveksi. Dari :
http://akurblog76.blogspot.com/2011/09/contoh-soal-konveksi.html.
Diakses
Pada 22 Februari 2015
Milka. 2013. Contoh Soal Asas Black. Dari :
http://milka9bp2.blogspot.com/p/contoh-soal-asas-black.html. Diakses
Pada
22 Februari 2015

Nugroho. 2012. Cara Menyelesaikan Soal Fisika, Tentang Asas Black. Dari :

http://ketapang42.blogspot.com/2012/03/cara-menyelesaikan-soal-fisika-
tentang.html. Diakses Pada 22 Februari 2015

Widodo, Tri. 2009. Fisika Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan.


Saripudin, Aip, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika Untuk Kelas X Sekolah
Menengah
Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan.
KUNCI JAWABAN SOAL SOAL

1. B
2. A
3. A
4. C
5. E
6. D
7. B
8. A
9. A
10. C
11. B
12. A
13. A
14. B

15. C
Diposting oleh Riska Suharman di 05.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

berjatuhan balon
Efek Blog

tulisan berjalan

efek salju
Blogger Flower Effect

cursor

Mengenai Saya
Arsip Blog
2015 (4)
o Maret (4)
Kalor ASAS BLACK
Kalor ASAS BLACK
Kalor ASAS BLACK
Kalor ASAS BLACK

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai