DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................... 6
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................ 18
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan,yaitu
Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi
perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di
badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat
membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua
seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain
sebagainya.
bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua
orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk
persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis.
Banyak sekali bentuk-bentuk perusahaan yang dapat kita lihat dari penjelasan
diatas. Tapi yang akan kita bahas sekarang yaitu mengenai Firma yang merupakan
salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. Kita tahu sekarang
ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menggunakan bentuk Firma ini. Bahkan
4
Firma bukanlah suatu istilah yang asing lagi untuk kita dengar dan akan terus
berkembang di masa sekarang ini. Firma itu sendiri telah dibuat hukum nya
pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu
Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita
bersama. Dari ketentuan pasal diatas dapat disimpulkan bahwa Persekutuan Firma
merupakan persekutuan khusus. Kekhususan itu terletak pada tiga unsur mutlak sebagai
(Pasal 18 KUHD)
apa yang disebutkan diatas, maka Persekutuan Perdata itu belum menjadi Persekutuan
Firma.
perusahaan di bawah nama bersama dan yang mana anggota-anggotanya tidak terbatas
ditujukan kearah kerja sama di antara dua orang atau lebih secara terus menerus untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah suatu nama bersama, agar supaya memperoleh
2. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
(disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan
bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan.
Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.
maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan
mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan
pribadi mereka. Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum
memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan
7
akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar
lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut
oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi
g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
Jelas berdasarkan ciri-ciri diatas, di dalam firma semua anggota adalah pemilik
yang sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha
perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang
berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu, Drebin (1982)
usaha firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada
salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara
2. Limited Life (umur terbatas), firma yang didirikan oleh beberapa anggota
memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar
keanggotaannya.
terbatas), tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota
firma. Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada
naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan firma. Hak
anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir
para anggota didalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif
menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba
yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang
tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota
dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta
hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta
pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi
karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak
S.1847-23. Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan
judul Perseroan Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut
Perseroan Komanditer yang dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum
Pasal 16
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk
melakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11,
Pasal 17
bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat
perseroan kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan
yang tidak bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut
ini. (KUHPerd.1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)
11
Pasal 18
Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng
Pasal 19
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga
orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Suatu perseroan dapat sekaligus
Pasal 20
Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua,
maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)
Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan
perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.) Ia
tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya
Pasal 21
kedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)
12
Pasal 22
kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.
Pasal 23
Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang
disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah
hukum tempat kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30
Pasal 24
Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya
saja dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)
Pasal 25
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat
memperoleh salinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)
Pasal 26
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat: nama,
nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma; pernyataan firmanya
dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas pada suatu cabang
khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan menunjukkan cabang
firma;
dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD
27 dst.)
Pasal 27
Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu
Pasal 28
Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat
kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD
29, 38.)
Pasal 29
(s.d.u. dg. S. 1938-276.) Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka
perseroan firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk
segala urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap
tiada seorang persero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda
tangan untuk firma itu. Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang
dengan pasal yang lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916;
Pasal 30
Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau
lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas
oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian,
para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus
dibuat akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas
dasar dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan
ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal 29. Ketentuan pasal 20 alinea pertama
tidak berlaku, jikalau persero yang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi
Pasal 31
Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian,
atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis
waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam
perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta
penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap kelalaian
ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)
15
Pasal 32
Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak mengurus
harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali
bila dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh persero (tidak termasuk para
seorang demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van
untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22,
Pasal 33
Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-
utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan
keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan
Pasal 34
Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan
Pasal 35
Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang menentukan lain,
maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang dibubarkan
itu tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang ditunjuk oleh
raad van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi
16
kebebasan para persero atau para penerima hak untuk melihatnya. (KUHPerd. 1801
Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
pribadi untuk keseluruhan. Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern
setidaknya telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang
menjelaskan, tiap-tiap persero yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak
untuk bertindak untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, pula
untuk mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala
tindakan yang tidak bersangkut-pautan dengan perseroan tersebut, atau yang para
persero tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan diatas. Meskipun
sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk
mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan
sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18
KUHD.
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu aktif, yaitu
sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggung jawab tidak terbatas atau
pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda
dalam hal tanggung jawabnya. Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas pada tiap-tiap
c. Kumpulan nama semua sekutu (Mis: Firma Mulyadi/Hasan, Mira, Ana dan
Rusli).
d. Nama lain berupa tujuan perusahaan. (Mis: Firma Butik Chloe) berusaha di
bidang butik.
Semua sekutu memutuskan dan menetapkan dalam akta sekutu yang ditunjuk
KUHD).
Semua sekutu memberikan persetujuan, jika Firma menambah sekutu baru (ps.
1641 BW).
18
Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak ketiga atas
Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan Firma,
meskipun dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena perbuatan melawan hukum
(ps.18 KUHD)
Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma tidak ada
(karena tidak ada akta pendirian), maka pihak ketiga itu dapat membuktikan
diutamakan. Hal ini dapat dimaklumi karena sekutu dalam persekutuan firma adalah
anggota keluarga ataupun teman sejawat, yang bekerja sama secara aktif menjalankan
pribadi.
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam KUHD dengan judul Perseroan Firma Dan Perseroan Dengan Cara
2. Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi
B. Saran
Tanggung jawab para sekutu firma haruslah lebih melihat pada peraturan
yang ada guna lebih memberikan kenyamanan dalam membuat satuan usaha
DAFTAR PUSTAKA
Rudhi Prasetya, 2002, Maatschap, Firma, dan Persekutuan Komanditer, PT. Citra