Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN

“PEMBONGKARA DAN PERAKITAN KOPLING POROS”

Kelompok : 2
Nama Pelapor : Wildan Azhari
NIM : 4.22.19.0.24
Kelas : PE-3A

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


JURUSAN TEKNIK MESIN
TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI
2022
PEMBONGKARAN / PERAKITAN KOPLING POROS

1. Topik : Pembongkaran / Perakitan Kopling Poros

2. Tujuan Percobaan (TIK)


Pada akhir praktek ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menunjukkan kopling poros yang tepat untuk digunakan
b. Nama dan nomor tipe kopling poros
c. Melepas / merakit dan menyetel kopling flens sesuai prosedur

3. Teori Dasar
Kopling dasar digunakan untuk menghubungkan dua poros berkedudukan
memanjang. Kopling poros digunakan bila mesin digerakkan langsung
misalnya oleh motor listrik.

Gambar Kopling Poros

Jenis kopling poros :


 Kopling jepit
 Kopling flens
 Kopling universal
 Kopling luwes / fleksibel
3.1. Kopling Jepit
Untuk menggabungkan dua poros bersama-sama digunakan kopling poros
kaku atau kopling tetap. Kopling jepit adalah kopling tetap digunakan untuk
menghubungkan poros yang panjang dengan jarak antara blok bantalan cukup
jauh. Poros dengan diameter lebih dari 55 mm, kopling jepit dipasang dengan
pasak untuk mencegah terjadinya slip.

Gambar Kopling Jepit

3.2. Kopling flens


Contoh lain dari kopling tetap adalah kopling flens. Pada kopling ini poros
harus benar-benar sesumbu.

Gambar Koplin “Flens”


3.3. Kopling Universal
Jika poros tidak dapat benar-benar satu sumbu, maka kopling universal dapat
digunakan. Kopling ini terdiri dari dua perpanjangan yang mana masing-
masing dapat berputar pada sendinya masing-masing. Jika menggunakan
sebuah kopling universal kecepatan poros yang digerakkan tidak sama. Lebih
besar sudut antara dua poros lebih besar variasi kecepatannya pada poros yang
digerakkan. Hal ini dapat diatasi dengan memasang kopling universal ganda
(kopling poros cardan).

Gambar Koplin Universal (Kopling Gardan)

3.4. Kopling Luwes/Fleksibel


Kopling luwes/fleksibel digunakan untuk meredam getaran torsi. Tidak
sesumbunya poros dalam dimensi yang kecil masih dapat diakomodir oleh
kopling fleksibel. Beban kejut yang terjadi akan diredam oleh adanya karet di
dalam kopling.

Gambar Kopling Fleksibel


3.5. Pemilihan Kopling Poros
Pabrik pembuat kopling poros selalu menyediakan tabel yang digunakan
untuk memilihnya. Data yang diperlukan oleh teknisi perancang atau teknisi
perawat adalah :
 Diameter poros
 Kecepatan
 Torsi maksimum
 Momen inersia massa
 Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit

Berdasarkan data-data ini dan dengan menggunakan tabel dapat ditentukan


tipe kopling yang mana. Kopling poros akan sangat andal bila dipasang
dengan tepat. Bila kesumbuannya / kebarisannya tidak baik, maka akan timbul
getaran yang mengakibatkan kerusakan yang fatal.

4. Persiapan dan Alat yang digunakan


Pelajari persiapan praktis dan yakinkan bahwa anda telah mengerti secara
benar tentang tugas yang diberikan, praktek meliputi pelepasan bantalan.
Berikan perhatian pada urutan pembongkaran dan perakitan. Jika menemukan
adanya kerusakan laporkan segera. Periksa bahwa semua alat yang digunakan
tersedia dan hanya menggunakan sebatas keperluan saja.

Peralatan yang digunakan :


1. Kunci pas dan kunci ring
2. Jangka sorong
3. Treker
4. Kunci jangkar
5. Kunci sok
6. Palu besi
7. Plau plastik
8. Penyiku
9. Feeler gauge
10. Bahan pemoles
11. Sim

5. Pembongkaran
Untuk pembongkaran dan perakitan kopling poros yang akan dibahas hanya
kopling flens saja. Kopling flens paling umum dipakai dan paling banyak
digunakan. Kopling flens ada yang fleksibel dan tidak.
Urutan pembongkaran adalah sebagai berikut :
 Baut dilepas dan motor digerakkan ke belakang
 Kopling dilepas dari poros denga treker

Gambar Pelepasa Kopling Flens


6. Pemeriksaan dan Perawatan
Pemeriksaan dan Perawatan dilakukan sebagai berikut :
 Bersihkan barang yang tela dilepas
 Periksa barang yang telah dilepas

7. Perakitan
Perakitan kopling
 Pasang salah satu paroh kopling pada poros pompa air.
 Pasang paroh kopling yang lain pada poros motor listrik

Pemasagan motor listrik


 Letakkan motor listrik pada kerangkanya dan atur ketinggiannya, gunakan
sim sehingga lubang baut pada masing-masing paroh kopling tepat
berhadapan satu dengan lainnya.
 Pasang baut-bautnya ke dalam flens dan kencangkan dengan tangan

Penyebarisan kopling flens


Penyebarisan kopling flens memerlukan pengerjaan yang sangat teliti,
terutama untuk menepatkan flensnya. Setiap kesalahan yang terjadi akan
berakibat terjadinya getaran pada sistem ini. Getaran akan menimbulkan
keausan pada bantalan, kebisingan, pengendoran baut-baut. Dalam proses
penyebarisan, posisi poros harus diperiksa terhadap adanya penyimpangan
menyudut dan penyimpangan radikal.

Gambar Penyimpangan Menyudut


Gambar Penyimpanag Radial

Pemeriksaan penyimpangan radial dilakukan dengan menggunakan dial


indicator. Dial indikator dipasang pada bagian atas dari salah satu flensnya.
Sedangkan ujung sentuhnya diletakkan pada flens yang lain.

Gambar Penyebarisan Menggunakan Dial Indikator

Aturlah dial indicator pada posisi nol dan kemudian putar flens bersama dial
indicatornya sejauh 1800 (arah ke bawah). Nilai yang ditunjukkan oleh dial
indicator adalah dua kali penyimpangan terhadap bidang radial.
Penyimpangan ini dapat dibetulkan dengan menggunakan sim yang disisipkan
di bawah blok bantalan.
Putar flens bersama dial indicatornya sejauh 900 dan ulangi. Jika
penyimpangan arah radial terbaca pada arah horizontal, geser motor listrik pad
arah memanjangnya. Pemeriksaan poros terhadap adanya penyimpangan
menyudut, dilakukan dengan menggunakan feeler gauge.

Gambar Penyebarisan Dengan Menggunakan Feeler Gauge

Jarak antar flens harus sama pada setiap posisi, penyimpangan yang diijinkan
hanya 0,1 mm. Jika dijumpai penyimpangan menyudut pada poros pada arah
bidang horizontal, maka motor listrik harus digeser. Jika penyimpangan terjadi
pada arah bidang vertikal diperlukan pemasangan sim. Setelah penyimpangan-
penyimpangan dikoreksi kencangkan baut pengikat. Yakinkan baut cukup
kencang dan pasang murnya. Setelah itu periksa kembali penyimpangan poros
baik yang menyudut maupun yang radial.
PENGUKURAN DAN ANALISA DATA :

1. persiapan alat dan bahan

Berikut adalah alat yang diperlukan untuk melakukan pembongkaran dan perakitan transmisi
rantai yaitu berupa alat Kunci pas dan kunci ring, Jangka sorong, Treker, Kunci jangkar,
Kunci sok, Palu besi, Palu plastic
Langkah pertama yaitu melakukan pembongkaran pada transmisi kopling poros dengan
melepaskan baut

Mengukur diameter poros yaitu 25 mm.

Kopling kemudian dibuka dan dibongkar, bagian luar kopling terdapat 2 rantai untuk 16 gigi.
Setelah dilepas bagian dalam kopling dihitung 25,02 mm , celah antara poros dan kopling
setelah diukur dengan feeler gauge lebih kecil dari 0,03 mm.

celah antar kopling 5,5 mm

kemudian untuk membongkar kopling digunakan kunci L

didalam kopling terdapat pengunci kopling sebesar 8,1 mm , lebar 7,7 mm , dengan tinggi
40,1 mm.
setelah dibersihkan kopling kemudian dirakit kembali.

KESIMPULAN
Dari percobaan Praktikum Pembongkaran dan Pembersihan Kopel dapat Disimpulkan
Bahwa :
Kopling memiliki spesifikasi: - Jenis kopling tetap
- Panjang poros : 40,1 mm
- Diameter poros : 25 mm
-Jumlah gigi :16
-celah antar kopling :5,5 mm
-dimensi pengunci :40,1 X 8,1 X 7,7
(p x l x t)
Komponen Kopling masih bagus. Dapat dilihat dari celah komponen yang masih kecil juga gigi pada
kopling masih tirus dan tidak tajam
Komponen kopling memerkukan Pembersihan. Dapat dilihat secara visual bahwa komponen kotor.
Kopling memerlukan penyebarisan. Dapat dilihat bahwa kopling tidak rata antar 2 sambungan yang
bisa dilihat dengan penggaris yang di sejajarkan untuk melihat penyebarisan kopling.

DAFTAR PUSTAKA

Garg, HP, 1980, Industrial Maintenance, Rajendra ravinra Ltd, New Delhi.
………..., 1989, Mechanical Engineering Assembly, Module A, Eindhoven, PTH- Fontys,
Holand.
…………, 1996, SKF Bearing Maintenance Handbook, Denmark

Gauderon, Nur’aini, Sorgianto, 1981, Teknik Pemeliharaan mesin, Polyteknik Mekanik


Swiss, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai