Muhammmad Sofwan
muhammad.sofwan@unja.ac.id
Universitas Jambi
Abstrak
Berdasarkan hasil observasi pada kelas 3B SDN 64/I Muara Bulian dan wawancara terhadap guru
yang mengampu kelas tersebut, peneliti memperoleh data dari 24 siswa yang ada di dalam kelas
hanya 3 orang yang berani untuk bertanya setelah diberikan kesempatan untuk menanya.Bahwa
kualitas siswa dalam bertanya dasar masih kurang optimal, terlihat dari proses kegiatan belajar
mengajar, siswa hanya mendengarkan dan tanpa ada respon untuk bertanya. Tujuan Penelitian ini
ialah mengetahui sejauh mana keefektivitas model Discovery Learning dalam meningkatkan
kemampuan bertanya dasar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, dimaksud untuk memperoleh informasi mengenai keefektifitasan model Discovery
Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keefektifitasan model Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya
dasar Kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran antara lain yaitu peserta didik kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak sedikit peserta didik yang sibuk berbicara
dengan teman sebangku, melamun, menelungkupkan kepala di atas meja, dan tidak memperhatikan
guru yang sedang mengajar.Selain itu, kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan dari hasil
yang telah yang siswa amati masih sangat minim. Hal ini disebabkan antara lain : (1) Dalam
penyampaian materi pelajaran masih berjalan satu arah, guru menjadi pusat kegiatan (teacher
center learning) dan metode yang digunakan didominasi dengan konvensional. (2) kurangnya
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, serta siswa cenderung cepat bosan dalam
mengikuti pelajaran yang berdampak pada rendahnya kemauan siswa untuk bertanya. (3) Kurang
kemandirian siswa dalam pembelajaran, hal ini bisa dilihat apabila ada jam kosong siswa belum
bisa memanfaatkannya dengan baik.
Kata kunci : Bertanya Dasar, Model Discovery Learning
29
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36
antara lain yaitu peserta didik kurang aktif atas memiliki pengertian yang sangat luas
dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak mengenai tindakan yang saya ambil untuk
sedikit peserta didik yang sibuk berbicara mengatasi permasalahan kemampuan bertanya
dengan teman sebangku, melamun, dasar, pada point ke-3, pada kata keaktifan saya
menelungkupkan kepala di atas meja, dan batasi pengertian keaktifan tersebut dalam hal
tidak memperhatikan guru yang sedang kemampuan siswa dalam mengaktifkan dirinya
mengajar. Selain itu, kemampuan peserta dalam proses di dalam kelas untuk bertanya,
didik dalam mengungkapkan dari hasil yang dan karena itulah alasan saya memilh tindakan
telah yang siswa amati masih sangat minim. tersebut untuk meningkatkan kemampuan
Hal ini disebabkan antara lain : (1) Dalam bertanya dasar, karena pada hakikatnya model
penyampaian materi pelajaran masih berjalan ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri
satu arah, guru menjadi pusat kegiatan sebuah masalah dan memecahkan masalah dan
(teacher center learning) dan metode yang pasti mereka butuh bertanya dalam mencari
digunakan didominasi dengan konvensional. masalah dan memecahkan masalah yang sedang
(2) kurangnya keterlibatan siswa secara mereka selesaikan dalam pembelajaran. Maka,
aktif dalam pembelajaran, serta siswa dalam proposal ini peneliti akan melakukan
cenderung cepat bosan dalam mengikuti penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul
pelajaran yang berdampak pada rendahnya “Meningkatkan Kemampuan Bertanya Dasar
kemauan siswa untuk bertanya. (3) Kurang Siswa dengan Menggunakan Model Discovery
kemandirian siswa dalam pembelajaran, hal Learning di Kelas III B SDN 64/I Muara
ini bisa dilihat apabila ada jam kosong siswa Bulian”.
belum bisa memanfaatkannya dengan baik.
Permasalahan ini mengacu kepada METODE PENELITIAN
kemampuan siswa untuk bertanya. Oleh sebab Subjek pada penelitian ini yaitu siswa
itu, peneliti bermaksud untuk merubah model kelas III B SDN 64/1 Muara bulian. Jumlah
pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh siswa pada kelas ini yaitu sebanyak 24 orang
guru pengampu di kelas 3B SDN 64/1 Muara yang terdiri dari 8 orang siwa perempuan dan
Bulian, dengan maksud agar terjadinya 16 siswa laki-laki. Adapun peneliti
peningkatan yang signifikan di dalam mengadakan penelitian dengan subjek siswa
kemampuan bertanya dasar siswa. kelas III B ini dikarenakan siswa kelas
Berdasarkan dari uraian di atas memiliki banyak permasalahan yang sebagian
peneliti ingin menerapkan model Discovery besar siswanya kurang memiliki minat dalam
Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan mengikuti pelajaran yang
siswa bertanya. Karena model ini memiliki sedang diberikan oleh guru. Maka dari itu,
kelebihan sebagai berikut : (1) Dapat peneliti berpikir bagaimana cara membuat
meningkatkan kemampuan siswa untuk siswa akan terlatih untuk bertanya dalam
memecahkan masalah ( problem solving ) (2) kelas. Objek pada penelitian adalah variabel
Dapat meningkatkan motivasi pada penggunaan Model Discovery Learning
(3) Mendorong keterlibatan keaktifan yang bertujuan untuk memecahkan masalah
siswa (4) Siswa aktif dalam kegiatan belajar pada tingkat kemampuan bertanya dasar yang
mengajar. Sebab ia berpikir dan rendah.
menggunakan kemampuan untuk menemukan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
hasil akhir (5) Menimbulakan rasa puas bagi 64/1 Muara Bulian pada semester genap dari
siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin bulan Januari sampai Februari 2015. Alasan
melakukan penemuan lagi sehingga minat Memilih SDN 64/1 Muara Bulian, karena
belajarnya meningkat sekolah tersebut merupakan sekolah yang di
(6) Siswa akan dapat mentransfer rekomendasi oleh ketua prodi pgsd dan
pengetahuannya keberbagai konteks. (7) peneliti sedang menjalankan mata kuliah PPL
Melatih siswa belajar mandiri. Dari point di di sekolah tersebut. Penelitian ini akan
31
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36
penelitian. pemberian treatment ini bertujuan yang hanya menggunakan media konkret
agar siswa terbiasa dengan cara belajar yang dalam pembelajaran.
peneliti inginkan. Pada siklus ke-3 masih menggunakan
Langkah-langkah yang dilakukan di teknik berkelompok dalam penyampaian
model ini ialah mengidentifikasi masalah, materi ajar, dengan materi Kenampakan
mengumpulkan data, mengolah data sampai permukaan bumi, media pembelajaran yaitu
ditarik kesimpulan pembelajaran. Disini pada globe yang telah disediakan sekolah. Antusias
siklus pertama memakai materi IPA sebagai peserta didik sangat baik karena baru pertama
mata pelajaran penelitian, dengan materi kalinya melihat globe secara konkret.
energi. Didalam pembelajaran yang bersifat 1.Peningkatan Kemampuan Bertanya
penemuan, pada siklus satu siswa bekerja Dasar siswa setelah menggunakan Model
dengan secara individu dan apabila ada Discovery Learning.
permasalahan-permasalahan yang siswa Berdasarkan analisis data yang
temukan guru siap untuk menjawab dan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
menolong. Pada siklus ke-2 dan ke-3 dapat diketahui peningkatan kemampuan
menggunakan teknik berkelompok pada bertanya dasar siswa, adapun hasil analisis
proses pembelajara, tindakan ini merupakan data tersebut adalah sebagai berikut :
rancangan pada kerangka berpikir yang telah 1.1 Peningkatan Kemampuan Bertanya
tertuang di proposal penelitian. Seringnya Dasar Siswa
disuguhkan murid dalam memecahkan Kemampuan bertanya dasar siswa
masalah sendiri mampu menumbuhkan meningkat setela menerapkan model
kemampuan bertanya dasar siswa di dalam Discovery Learning hal ini ditunjukkan dari
kelas. Media yang digunakan dalam hasil lembar pengamatan siswa yang
pembelajaran ini ialah lingkungan sekolah mengalami peningkatan di setiap siklusnya
siswa sendiri, karena lebih mudah dalam yang didasari pada indikator pengamatan
menjangkau dan lebih efisien, dan sangat kejelasan pertanyaan, ketepatan pertanyaan,
berhubungan dengan materi pembelajaran dan singkat, relevan, keberanian bertanya dan
juga menggunakan media konkret yaitu kulaitas pertanyaan.
kelengkapan dalam membuat kincir angin dan Melalui penelitian ini menunjukan
globe sebagai pengantar pembelajaran. bahwa penerapan model Discovery Learning
Pembiasan siswa dalam membuat produk memiliki dampat positif dalam meningkatkan
pembelajaran tidak semata-mata mengarah kemampuan bertanya dasar siswa. Hal ini
pada pembelajaran berbasis produk, tetapi dapat dilihat dari peningkatan setiap
dengan desain tersendiri hal ini dapat dirubah pertemuan di setiap siklus , yang pada siklus
menjadi model pembelajaran penemuan. 1 pertemuan pertama rata-rata kelas hanya
Pada siklus kedua langkah-langkah 46% meningkat di pertemuan kedua menjadi
pembelajarannya sama dengan siklus satu 51% dan dilanjutkan di siklus kedua dengan
tetapi teknik pembelajaran nya yang berbeda hasil pertemuan pertama 78% dan pertemuan
yaitu dengan berkelompok, dan dengan kedua 78%, pada pemantapan di siklus ke-3
perbedaan pada materi pembelajaran yaitu juga mengalami peningkatan persentase
IPS. Namun pada tindakan pertama masih keberhasilan kelas yaitu 86% dan 85%.
menggunakan sekolah sebagai media Dengan adanya peningkatan pada persentase
pembelajaran, karena masih cocok dengan kemampuan bertanya dasar siswa hingga
materi pembelajarannya yaitu “jual beli”. mencapai kriteria keberhasilan 75% sehingga
Alasan masih menggunakan media proses peningkatan kemampuan bertanya
lingkungan sekolah adalah tindak lanjut dari dasar siswa menggunakan model Discovery
siklus satu yang keberhasilan Learning langsung dinyatakan tuntas.
pembelajarannya didominasi di luar ruangan 1.2 Aktifitas guru dalam mengelola
kelas. Lain dengan materi “sejarah uang” pembelajaran
34
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36
Aktifitas guru yang dinilai dari lugas. Guru hendaknyya mengajar dengan
penelitian ini adalah bagaimana cara santai dan tidak terlalu tegang pada saat
menerapkan langkah-langkah pembelajaran mengajar, dan usahakan menggunakan reward
Dsicovery Learning, dari hasil analisis bahwa verbal yang mendukung siswa dalam
perbaikan di setiap siklus membuat aktifitas berproses di kelas. Pembelajaran dengan
guru di setiap siklus mengalami peningkatan model Discovery Learning bisa digunakan
juga. diseluruh mata pelajaran. Bagi siswa
1.3 Aktifitas siswa dalam Pembelajaran diharapkan agar memiliki tingkat kemampuan
Aktifitas siswa dalam pembelajaran bertanya yang lebih tinggi dan berpartisipasi
diamati dan dinilai adalah bagaimana siswa secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
aktif dalam bertanya di dalam kelas pada dengan menggunakan model Discovery
proses pembelajaran berlangsung, diperoleh Learning. Bagi sekolah hendaknya dengan
data bahwa kemampuan bertanya dasar siswa hasil penelitian ini dapat menentukan
dengan memperhatikan kriteria ketuntasan kebijakan pelaksanaan pembelajaran agar
kelas mencapai 86 %, maka peneliti kemampuan bertanya dasar siswa meningkat.
mengkategorikan tingkat kemampu
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Leni Puspita .2012. Meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran ipa melalui
metode kooperatif tipe berkirim salam dan soal siswa kelas V SDN 47/1 Rantau Kapas Mudo.
Skripsi S1 Unja Pgsd, Jambi.
Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Salah satu unsur pelaksanaan strategi belajar
mengajar: teknik penyajian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Syah. (2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yamin, M. (2013). Strategi dan metode dalam model pembelajaran.Jakarta: Press Group
36