Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905

TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016


UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DASAR SISWA DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS III B SDN 64/1
MUARA BULIAN.

Muhammmad Sofwan
muhammad.sofwan@unja.ac.id
Universitas Jambi

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi pada kelas 3B SDN 64/I Muara Bulian dan wawancara terhadap guru
yang mengampu kelas tersebut, peneliti memperoleh data dari 24 siswa yang ada di dalam kelas
hanya 3 orang yang berani untuk bertanya setelah diberikan kesempatan untuk menanya.Bahwa
kualitas siswa dalam bertanya dasar masih kurang optimal, terlihat dari proses kegiatan belajar
mengajar, siswa hanya mendengarkan dan tanpa ada respon untuk bertanya. Tujuan Penelitian ini
ialah mengetahui sejauh mana keefektivitas model Discovery Learning dalam meningkatkan
kemampuan bertanya dasar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, dimaksud untuk memperoleh informasi mengenai keefektifitasan model Discovery
Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keefektifitasan model Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya
dasar Kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran antara lain yaitu peserta didik kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak sedikit peserta didik yang sibuk berbicara
dengan teman sebangku, melamun, menelungkupkan kepala di atas meja, dan tidak memperhatikan
guru yang sedang mengajar.Selain itu, kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan dari hasil
yang telah yang siswa amati masih sangat minim. Hal ini disebabkan antara lain : (1) Dalam
penyampaian materi pelajaran masih berjalan satu arah, guru menjadi pusat kegiatan (teacher
center learning) dan metode yang digunakan didominasi dengan konvensional. (2) kurangnya
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, serta siswa cenderung cepat bosan dalam
mengikuti pelajaran yang berdampak pada rendahnya kemauan siswa untuk bertanya. (3) Kurang
kemandirian siswa dalam pembelajaran, hal ini bisa dilihat apabila ada jam kosong siswa belum
bisa memanfaatkannya dengan baik.
Kata kunci : Bertanya Dasar, Model Discovery Learning

29
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

PENDAHULUAN pertanyaan yang mereka belum mengerti.


Masalah pendidikan menjadi perhatian Peserta didik kelas 3 yang umurnya berkisar
yang cukup serius baik oleh pemerintah 6-12 tahun sudah merangkak pola pikirnya ke
maupun masyarakat. Akhir-akhir ini sering pemikiran semi konkret dan intelegensi
terdengar kritikan dan sorotan tentang mereka sudah berkembang, perkembangan
rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat kognitif yang baik siswa telah dapat
yang ditujukan oleh lembaga pendidikan, baik mengajukan beberapa pertanyaan di dalam
secara langsung maupun melalui media. proses pembelajaran, yang pertanyaan nya
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 masih dalam konteks bertanya dasar. Akan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan tetapi hal ini perlu bimbingan dari guru kelas
Nasional, disebutkan bahwa pendidikan yang berperan aktif untuk merangsang peserta
nasional berfungsi mengembangkan didik mengeluarkan kemampuan bertanya
kemampuan dan membentuk watak serta dasar. Dilihat dari segi konseptual
peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembelajaran, seluruh mata pelajaran mampu
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. membuat anak untuk bertanya, tidak
Pendidikan adalah salah satu bentuk ada batasan siswa untuk mengeluarkan
perwujudan kebudayaan manusia yang pendapatnya untuk bertanya dan guru pun
dinamis dan sarat perkembangan, sehingga tidak diperkenankan membatasi anak dalam
perkembangan pendidikan merupakan hal mengeluarkan kemampuan untuk bertanya.
yang seharusnya terjadi sejalan dengan Model pembelajaran merupakan unsur
perubahan budaya kehidupan. Di dalam dunia penting keberhasilan guru dalam mengajar,
pendidikan mengenal istilah pembelajaran. sehingga merupakan hal yang sangat penting
Pembelajaran merupakan hal yang pokok bagi para guru untuk mempelajari dan
dalam pendidikan. Pembelajaran adalah menambah wawasan tentang berbagai macam
proses interaksi peserta didik dengan pendidik model pembelajaran.
dan sumber belajar pada suatu lingkungan Model pembelajaran merupakan suatu
belajar (bab 1 pasal 1 UU RI No.20 tahun rancangan yang telah diprogram melalui
2003 tentang sistem pendidikan nasional). media media peraga dalam membantu untuk
Keberhasilan peserta didik dalam memvisualisasikan pesan yang terkandung
belajar bukanlah semata-mata usaha peserta didalamnya untuk mencapai tujuan belajar
didik itu sendiri, melainkan guru sebagai sebagai pegangan dalam melaksanakan
tenaga pengajar memiliki tanggung jawab kegiataan pembelajaran. Peran model dalam
untuk itu. Untuk memenuhi hal tersebut, guru pembelajaran memiliki nilai yang sangat
dituntut mampu mengelola proses belajar penting. Apabila model pembelajaran yang di
mengajar yang memberikan rangsangan pakai sesuai dengan jenis dari peserta didik,
kepada peserta didik sehingga peserta didik maka pembelajaran yang di berikan akan
mau belajar karena memang peserta didiklah terserap secara maksimal.
subjek utama dalam belajar. Siswa sekolah Berdasarkan hasil observasi pada
dasar kelas rendah pada dasarnya sudah kelas 3B SDN 64/I Muara Bulian dan
harus memiliki kemampuan untuk bertanya wawancara terhadap guru yang mengampu
tingkat dasar yang sudah mumpuni, baik itu kelas tersebut, peneliti memperoleh data dari
hanya dengan bertanya diselang pembelajaran 24 siswa yang ada di dalam kelas hanya 3
sedang berlangsung, seperti dengan bertanya orang yang berani untuk bertanya setelah
sebuah masalah yang kurang ia pahami diberikan kesempatan untuk menanya. Bahwa
melalui bahasa sederhana siswa kelas rendah. kualitas siswa dalam bertanya dasar masih
dengan memperhatikan penjelasan guru yang kurang optimal, terlihat dari proses kegiatan
sedang menerangkan pelajaran di kelas belajar mengajar, siswa hanya mendengarkan
dipastikan siswa akan bisa mengeluarkan dan tanpa ada respon untuk bertanya. Kendala
pendapatnya atau bahkan pertanyaan- yang dialami guru dalam proses pembelajaran
30
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

antara lain yaitu peserta didik kurang aktif atas memiliki pengertian yang sangat luas
dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak mengenai tindakan yang saya ambil untuk
sedikit peserta didik yang sibuk berbicara mengatasi permasalahan kemampuan bertanya
dengan teman sebangku, melamun, dasar, pada point ke-3, pada kata keaktifan saya
menelungkupkan kepala di atas meja, dan batasi pengertian keaktifan tersebut dalam hal
tidak memperhatikan guru yang sedang kemampuan siswa dalam mengaktifkan dirinya
mengajar. Selain itu, kemampuan peserta dalam proses di dalam kelas untuk bertanya,
didik dalam mengungkapkan dari hasil yang dan karena itulah alasan saya memilh tindakan
telah yang siswa amati masih sangat minim. tersebut untuk meningkatkan kemampuan
Hal ini disebabkan antara lain : (1) Dalam bertanya dasar, karena pada hakikatnya model
penyampaian materi pelajaran masih berjalan ini siswa dituntut untuk menemukan sendiri
satu arah, guru menjadi pusat kegiatan sebuah masalah dan memecahkan masalah dan
(teacher center learning) dan metode yang pasti mereka butuh bertanya dalam mencari
digunakan didominasi dengan konvensional. masalah dan memecahkan masalah yang sedang
(2) kurangnya keterlibatan siswa secara mereka selesaikan dalam pembelajaran. Maka,
aktif dalam pembelajaran, serta siswa dalam proposal ini peneliti akan melakukan
cenderung cepat bosan dalam mengikuti penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul
pelajaran yang berdampak pada rendahnya “Meningkatkan Kemampuan Bertanya Dasar
kemauan siswa untuk bertanya. (3) Kurang Siswa dengan Menggunakan Model Discovery
kemandirian siswa dalam pembelajaran, hal Learning di Kelas III B SDN 64/I Muara
ini bisa dilihat apabila ada jam kosong siswa Bulian”.
belum bisa memanfaatkannya dengan baik.
Permasalahan ini mengacu kepada METODE PENELITIAN
kemampuan siswa untuk bertanya. Oleh sebab Subjek pada penelitian ini yaitu siswa
itu, peneliti bermaksud untuk merubah model kelas III B SDN 64/1 Muara bulian. Jumlah
pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh siswa pada kelas ini yaitu sebanyak 24 orang
guru pengampu di kelas 3B SDN 64/1 Muara yang terdiri dari 8 orang siwa perempuan dan
Bulian, dengan maksud agar terjadinya 16 siswa laki-laki. Adapun peneliti
peningkatan yang signifikan di dalam mengadakan penelitian dengan subjek siswa
kemampuan bertanya dasar siswa. kelas III B ini dikarenakan siswa kelas
Berdasarkan dari uraian di atas memiliki banyak permasalahan yang sebagian
peneliti ingin menerapkan model Discovery besar siswanya kurang memiliki minat dalam
Learning untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan mengikuti pelajaran yang
siswa bertanya. Karena model ini memiliki sedang diberikan oleh guru. Maka dari itu,
kelebihan sebagai berikut : (1) Dapat peneliti berpikir bagaimana cara membuat
meningkatkan kemampuan siswa untuk siswa akan terlatih untuk bertanya dalam
memecahkan masalah ( problem solving ) (2) kelas. Objek pada penelitian adalah variabel
Dapat meningkatkan motivasi pada penggunaan Model Discovery Learning
(3) Mendorong keterlibatan keaktifan yang bertujuan untuk memecahkan masalah
siswa (4) Siswa aktif dalam kegiatan belajar pada tingkat kemampuan bertanya dasar yang
mengajar. Sebab ia berpikir dan rendah.
menggunakan kemampuan untuk menemukan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
hasil akhir (5) Menimbulakan rasa puas bagi 64/1 Muara Bulian pada semester genap dari
siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin bulan Januari sampai Februari 2015. Alasan
melakukan penemuan lagi sehingga minat Memilih SDN 64/1 Muara Bulian, karena
belajarnya meningkat sekolah tersebut merupakan sekolah yang di
(6) Siswa akan dapat mentransfer rekomendasi oleh ketua prodi pgsd dan
pengetahuannya keberbagai konteks. (7) peneliti sedang menjalankan mata kuliah PPL
Melatih siswa belajar mandiri. Dari point di di sekolah tersebut. Penelitian ini akan
31
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

menyesuaikan jam aktif proses kegiatan Muara Bulian.


belajar mengajar disekolah. Adapun tindakan yang akan dilakukan
Jenis penelitian ini adalah penelitian pada tiap siklus yaitu :
tindakan kelas yang dilakukan secara 1) Pendahuluan
kolaboratif. Dalam penelitian kolaboratif Guru menyampaikan presentase kelas
pihak yang melakukan tindakan adalah guru dengan memberikan apersepsi dan
itu sendiri sedangkan yang diminta motivasi siswa sebelum masuk ke
melakukan pengamatan terhadap dalam materi.
berlangsungnya proses tindakan adalah 2) Kegiatan inti
peneliti (Suharsimi Arikunto, 2010:17). a) Siswa belajar dalam kelompok
Tetapi tidak menutup kemungkinan pada saat b) Guru memberi penguatan dari hasil
penelitian nanti peneliti sendiri yang akan diskusi kelompok
melakukan tindakan. c) Siswa mengerjakan kuis secara
Penelitian tindakan kelas merupakan individu
satu penelitian pula, yang dengan sendirinya d) Peningkatan nilai
mempunyai berbagai aturan dan langkah yang e) Pemberian reward verbal kepada
harus diikuti. Ada 4 tahap proses penelitian kelompok
tindakan kelas. Menurut Wardhani dkk 3) Penutup
(2007:2.3) : Guru memberikan penghargaan kepada
a. Merencanakan kelompok yang berhasil mencapai keberhasilan
b. Melakukan tindakan pada kriteria tertentu.
c. Mengamati
d. Melakukan refleksi 3.Observasi
Dalam penelitian ini akan dilakukan Menurut Arikunto (2013:156)
dalam beberapa siklus, yang dimana daur “observasi adalah metode yang melibatkan
siklus akan dihentikan apabila kondisi kelas peneliti untuk melakukan pengamatan
sudah mampu menguasai kemampuan langsung terhadap objek dan melakukan
bertanya dasar serta siswa telah terbiasa pencatatan secara sistematis terhadap
dengan model Discovery Learning dan data fenomena yang diselidiki”. Teknik
yang dihasilkan dari kelas sudah jenuh dalam pengumpulan data pada observasi
arti sudah ada peningkatan kemampuan kemampuan bertanya dasar siswa difokuskan
bertanya dasar. Penelitian ini akan pada pengamatan dalam proses pembelajaran
dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan sedang berlangsung. dan pengamatan yang
wali kelas III B Ibu Mursida, A.Ma.Pd. belum terdapat pada pedoman obserasi
Penelitian ini akan dilakukan sebagai berikut : dituliskan pada lembar catatan lapangan.
1.Perencanaan Observasi yang akan dilakukan pada
Pada tahapan ini peneliti menyiapkan penelitian kemampuan bertanya dasar siswa
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, meliputi beberapa kriteria, antara lain sebagai
lembar kerja siswa, lembar observasi berikut :
kemampuan bertanya dasar siswa, yang 1. Ketepatan Pertanyaan
kemudian akan dikonsultasikan dengan dosen 2. Singkat
pembimbing skripsi. 3. Kejelasan pertanyaan
2.Tindakan 4. Relevan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 5. Keberanian bertanya
pertama dilakukan selama 2 kali pertemuan. 6. Kualitas pertanyaan
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan Setelah ditentukan aspek penilaian,
menerapkan model Discovery Learning. peneliti menggunakan instrumen penilaian
Proses pembelajaran diakukan sesuai dengan berupa lembar observasi yang memuat 6
jadwal pelajaran aktif kelas III B SDN 64/1 kriteria kemampuan bertanya dasar. Lembar
32
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

observasi ini memiliki tingkatan penilaian di 1. menghitung jumlah kriteria ketuntasan


setiap aspeknya mulai dari 1 sampai dengan per-individu
4. Lembar Observasi terlampir 1) Memberikan skor pada masing-
4. Refleksi masing aspek
Refleksi merupakan kegiatan yang 2) Menjumlahkan skor dari skor
mengulas secara kritis tentang perubahan masing-masing aspek
yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan 3) Menghitung persentase dengan
guru. Bahan dalam membuat refleksi ini rumus. Penilaian dilakukan dengan
diperoleh dari lembar observasi yang mengkonfirmasikan skala penilaian
dilakukan selama proses pembelajaran dengan kriteria sebagia berikut:
berlangsung. dari hasil lembar observasi yang 2. menghitung jumlah kriteri
sudah di dapat dari kegiatan 1, bersama guru ketuntasan kelas
melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan Setelah ditemukan jumlah skor
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perindividu dan kemudian dikonversikan
perencanaan pembelajaran pada siklus kedalam rata-rata kelas, maka Peningkatan
selanjutnya. Jika hasil yang diharapkan belum Kemampuan Bertanya Dasar dapat dipantau
tercapai maka dilakukan perbaikan yang dengan pasti dan jelas,
dilaksanakan pada siklus selanjutnya. 3.6 Kriteria Keberhasilan
Langkah-langkah selanjutnya akan dilakukan Kriteria keberhasilan menjadi tolak
berbeda dengan tindakan sebelumnya dengan ukur berhasil atau tidaknya penelitian yang
cara mengembangkan dan menyempurnakan sedang berlangsung, maka peneliti membuat
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kriteria-kriteria keberhasilan dalam bentuk
siklus 1. presentase keberhasilan. Adapun rincian
Sebenarnya ada beberapa model yang keberhasilan penelitian adalah : Adanya
dapat diterapkan dalam penelitian tindakan peningkatan Kemampuan Bertanya Dasar
kelas (PTK), akan tetapi yang paling dikenal siswa dengan menggunakan model Discovery
da biasa adalah model yang dikemukakan Learning di kelas III B SDN 64/ I Muara
oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun model Bulian, dengan ketentuan, siswa sudah
PTK yang dimaksud menggambarkan adanya memiliki peningkatan kemampuan bertanya
empat langkah dan pengulangannya, yang dasar yang kriteria ketuntasan setiap individu
disajikan dalam bagan berikut iniBagan 2 . ialah pada skala angka 75 dengan point
model penelitian tindakan kelas Kemmis dan tertinggi 100, Jika jumlah skor individu
Mc Taggart dibagi jumlah siswa dan hasilnya di atas 75
3.3 Analisis Data maka kriteria ketuntasan kelas dinyatakan
Analisis data dilakukan untuk menguji lulus.
hipotesis dari penelitian. Analisis penelitian
menggunakan analisis kualitatif dan analisis HASIL PENELITIAN DAN
kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu PEMBAHASAN
menggambarkan data dengan kalimat untuk Hasil yang diperoleh menunjukan
memperoleh keterangan yang jelas dan bahwa penggunaan model Discovery
terperinci. Teknis analisis data ini diperoleh Learning dalam meningkatkan kemampuan
dengan cara merefleksikan hasil observasi. bertanya dasar siswa berjalan dengan baik
Data observasi yang telah diperoleh kemudian dengan perbaikan-perbaikan pada tiap
dilakukan analisis secara deskriptif, sehingga siklusnya dan dapat mencapai kriteria
mampu memberikan gambaran yang jelas keberhasilan penelitian. pada siklus pertama
tentang peningkatan kemampuan bertanya siswa langsung diberikan atau diberikan cara
dasar siswa dengan menggunakan model belajar dengan model Disovery Learning
Discovery Learning. Adapun langkah- yaitu dengan siswa yang mencari permasalah
langkahnya sebagai berikut: sendiri mengenai pelajaran pada saat
33
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

penelitian. pemberian treatment ini bertujuan yang hanya menggunakan media konkret
agar siswa terbiasa dengan cara belajar yang dalam pembelajaran.
peneliti inginkan. Pada siklus ke-3 masih menggunakan
Langkah-langkah yang dilakukan di teknik berkelompok dalam penyampaian
model ini ialah mengidentifikasi masalah, materi ajar, dengan materi Kenampakan
mengumpulkan data, mengolah data sampai permukaan bumi, media pembelajaran yaitu
ditarik kesimpulan pembelajaran. Disini pada globe yang telah disediakan sekolah. Antusias
siklus pertama memakai materi IPA sebagai peserta didik sangat baik karena baru pertama
mata pelajaran penelitian, dengan materi kalinya melihat globe secara konkret.
energi. Didalam pembelajaran yang bersifat 1.Peningkatan Kemampuan Bertanya
penemuan, pada siklus satu siswa bekerja Dasar siswa setelah menggunakan Model
dengan secara individu dan apabila ada Discovery Learning.
permasalahan-permasalahan yang siswa Berdasarkan analisis data yang
temukan guru siap untuk menjawab dan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
menolong. Pada siklus ke-2 dan ke-3 dapat diketahui peningkatan kemampuan
menggunakan teknik berkelompok pada bertanya dasar siswa, adapun hasil analisis
proses pembelajara, tindakan ini merupakan data tersebut adalah sebagai berikut :
rancangan pada kerangka berpikir yang telah 1.1 Peningkatan Kemampuan Bertanya
tertuang di proposal penelitian. Seringnya Dasar Siswa
disuguhkan murid dalam memecahkan Kemampuan bertanya dasar siswa
masalah sendiri mampu menumbuhkan meningkat setela menerapkan model
kemampuan bertanya dasar siswa di dalam Discovery Learning hal ini ditunjukkan dari
kelas. Media yang digunakan dalam hasil lembar pengamatan siswa yang
pembelajaran ini ialah lingkungan sekolah mengalami peningkatan di setiap siklusnya
siswa sendiri, karena lebih mudah dalam yang didasari pada indikator pengamatan
menjangkau dan lebih efisien, dan sangat kejelasan pertanyaan, ketepatan pertanyaan,
berhubungan dengan materi pembelajaran dan singkat, relevan, keberanian bertanya dan
juga menggunakan media konkret yaitu kulaitas pertanyaan.
kelengkapan dalam membuat kincir angin dan Melalui penelitian ini menunjukan
globe sebagai pengantar pembelajaran. bahwa penerapan model Discovery Learning
Pembiasan siswa dalam membuat produk memiliki dampat positif dalam meningkatkan
pembelajaran tidak semata-mata mengarah kemampuan bertanya dasar siswa. Hal ini
pada pembelajaran berbasis produk, tetapi dapat dilihat dari peningkatan setiap
dengan desain tersendiri hal ini dapat dirubah pertemuan di setiap siklus , yang pada siklus
menjadi model pembelajaran penemuan. 1 pertemuan pertama rata-rata kelas hanya
Pada siklus kedua langkah-langkah 46% meningkat di pertemuan kedua menjadi
pembelajarannya sama dengan siklus satu 51% dan dilanjutkan di siklus kedua dengan
tetapi teknik pembelajaran nya yang berbeda hasil pertemuan pertama 78% dan pertemuan
yaitu dengan berkelompok, dan dengan kedua 78%, pada pemantapan di siklus ke-3
perbedaan pada materi pembelajaran yaitu juga mengalami peningkatan persentase
IPS. Namun pada tindakan pertama masih keberhasilan kelas yaitu 86% dan 85%.
menggunakan sekolah sebagai media Dengan adanya peningkatan pada persentase
pembelajaran, karena masih cocok dengan kemampuan bertanya dasar siswa hingga
materi pembelajarannya yaitu “jual beli”. mencapai kriteria keberhasilan 75% sehingga
Alasan masih menggunakan media proses peningkatan kemampuan bertanya
lingkungan sekolah adalah tindak lanjut dari dasar siswa menggunakan model Discovery
siklus satu yang keberhasilan Learning langsung dinyatakan tuntas.
pembelajarannya didominasi di luar ruangan 1.2 Aktifitas guru dalam mengelola
kelas. Lain dengan materi “sejarah uang” pembelajaran
34
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

Aktifitas guru yang dinilai dari lugas. Guru hendaknyya mengajar dengan
penelitian ini adalah bagaimana cara santai dan tidak terlalu tegang pada saat
menerapkan langkah-langkah pembelajaran mengajar, dan usahakan menggunakan reward
Dsicovery Learning, dari hasil analisis bahwa verbal yang mendukung siswa dalam
perbaikan di setiap siklus membuat aktifitas berproses di kelas. Pembelajaran dengan
guru di setiap siklus mengalami peningkatan model Discovery Learning bisa digunakan
juga. diseluruh mata pelajaran. Bagi siswa
1.3 Aktifitas siswa dalam Pembelajaran diharapkan agar memiliki tingkat kemampuan
Aktifitas siswa dalam pembelajaran bertanya yang lebih tinggi dan berpartisipasi
diamati dan dinilai adalah bagaimana siswa secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran
aktif dalam bertanya di dalam kelas pada dengan menggunakan model Discovery
proses pembelajaran berlangsung, diperoleh Learning. Bagi sekolah hendaknya dengan
data bahwa kemampuan bertanya dasar siswa hasil penelitian ini dapat menentukan
dengan memperhatikan kriteria ketuntasan kebijakan pelaksanaan pembelajaran agar
kelas mencapai 86 %, maka peneliti kemampuan bertanya dasar siswa meningkat.
mengkategorikan tingkat kemampu

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas,


yaitu menerapkan model Discovery Learning
untuk meningkatkan kemampuan bertanya
dasar siswa di kelsa III B SDN.64/I Muara
Bulian maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: Setelah penerapan model Discovery
Learning pada siklus dengan menggunakan
mata pelajaran IPA belum sepenuhnya siswa
mencapai kriteria ketuntasan dengan skor 75.
Pada perbaikan di siklus ke-2 model
Discovery Learning berjalan dengan efeektif.
Dengan data bahwa ketuntasan kelas
mencapai angka 78%. Terdapat peningkatan
di setiap pertemuan siklus 1, 2 dan 3 dengan
jenjang, 46, 51, 78 dan 78. 86 dan 85.
Terbukti terdapat peningkatan yang baik
setelah diterapkan model Discovery Learning
di siklus ke-2 dengan mencapai kategori
“baik” dengan kriteria keberhasilan kelas 75.
Maka tindakan dengan menggunakan model
Discovery Learning mampu meningkatkan
kemampuan bertanya dasar siswa.
Berdasarkan hasil Peneltian maka
dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut: Dalam melaksanakan model
Discovery Learning dalam pembelajaran
sebaiknya menggunakan media yang paling
dekat dengan siswa agar pembelajaran lebih
bermakna dan menarik. Tujuan dan menfaat
pembelajaran perlu dijelaskan dengan lebih
35
JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN 2527-6905
TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016
UNIVERSITAS JAMBI Page 29-36

DAFTAR PUSTAKA

Madjid, A. (2014). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Djamarah. 2010. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Igak, W. (2007). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Leni Puspita .2012. Meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran ipa melalui
metode kooperatif tipe berkirim salam dan soal siswa kelas V SDN 47/1 Rantau Kapas Mudo.
Skripsi S1 Unja Pgsd, Jambi.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Salah satu unsur pelaksanaan strategi belajar
mengajar: teknik penyajian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suwarna. (2005). Pengajaran mikro . yogyakarta : tiara wacana.

Syah. (2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2013). Strategi dan metode dalam model pembelajaran.Jakarta: Press Group

36

Anda mungkin juga menyukai