Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MAKALAH KOROSI

PERBEDAAN PROTEKSI KATODIK

DAN PROTEKSI ANODIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALVIN SADAM OKTAVIAN

NRP : 0121603008
PERBEDAAN PROTEKSI KATODIK DAN ANODIK

1. Proteksi Katodik
Proteksi katodik ini merupakan metode yang umum digunakan untuk
melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya digunakan
untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas pantai
dan casing (selubung) sumur minyak di darat.
Proteksi Katodik ( Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam
tersebut sebagai katoda dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode
yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi
katodik ini biasanya digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang
pancang, kapal, anjungan lepas pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat.

Efek samping dari penggunaan yang tidak tepat adalah timbulnya molekul
hidrogen yang dapat terserap ke dalam logam sehingga menyebabkan hydrogen
embrittlement (kegetasan hidrogen). Proteksi katodik adalah cara yang efektif dalam
mencegah stress corrosion cracking (retak karena korosi). Suatu metode proteksi
logam besi dengan menggunakan logam-logam yang lebih reaktif dibandingkan besi
(logam-logam dengan E°red lebih kecil dari besi), seperti seng dan magnesium. Dengan
metode ini, logam-logam yang lebih reaktif tersebut akan teroksidasi, sehingga logam
besi terhindar dari peristiwa oksidasi. Oleh karena logam pelindung, dalam hal ini
“mengorbankan diri” untuk melindungi besi, maka logam tersebut harus diganti secara
berkala.
Penggunaan pertama cathodic protection adalah pada tahun 1852, ketika Sir
Humphry Davy, salah seorang perwira AL Inggris, melekatkan sebongkah besi pada
bagian luar badan kapal berlapis tembaga yang terendam air. Besi cenderung lebih
mudah mengalami korosi yang menimbulkan karat dibandingkan dengan tembaga
sehingga ketika dilekatkan pada badan kapal, laju korosi pada tembaga akan menjadi
turun.
Cathodic protection galvanik. Pada saat ini, galvanik atau anoda tumbal
dibuat dalam berbagai bentuk dengan menggunakan alloy (campuran logam) dari seng,
magnesium dan alumunium. Potensial elektrokimia, kapasitas arus, dan laju konsumsi
dari campuran logam ini lebih besar sebagai cathodic protection daripada besi. Anoda
galvanik dirancang agar memiliki voltase aktif (sebenarnya secara teknik memiliki
potensial elektrokimia lebih negatif) lebih tinggi daripada logam yang terdapat pada
struktur baja. Untuk mendapatkan cathodic protection yang efektif, potensial dari
permukaan baja dipolarisasi (didorong) agar menjadi lebih negatif hingga
permukaannya memiliki potensial yang seragam.
Pada tahap ini, daya dorong yang dapat menyebabkan reaksi korosi menjadi
tertahan. Anoda galvanik kemudian akan terus terkorosi, memakan material anoda
hingga suatu saat perlu diganti. Polarisasi disebabkan oleh laju arus dari anoda yang
menuju ke katoda. Daya dorong bagi laju arus dari cathodic protection adalah
perbedaan potensial elektrokimia antara anoda dan katoda.
Cara impressed current cathodic protection. Untuk struktur (bangunan) yang
lebih besar, anoda galvanik tidak dapat secara ekonomis mengalirkan arus yang cukup
untuk melakukan perlindungan yang menyeluruh. Sistem Impressed Current Cathodic
Protection (ICCP) menggunakan anoda yang dihubungkan dengan sumber arus searah
(DC) yang dinamakan cathodic protection rectifier. Anoda untuk sistem impressed
current cathodic protection dapat berbentuk batangan tubular atau pita panjang dari
berbagai material khusus. Material ini dapat berupa high silikon cast iron(campuran
besi dan silikon), grafit, campuran logam oksida, platina dan niobium serta material
lainnya.
Tipe sistem impressed current cathodic protection yang umum untuk jalur
pipa terdiri dari rectifier bertenaga arus bolak-balok (AC) dengan output arus DC
maksimum antara 10 - 50 ampere dan 50 volt. Terminal positif dari output DC tersebut
dihubungkan melalui kabel ke anoda-anoda yang ditanam di dalam tanah. Banyak
aplikasi menanam anoda hingga kedalaman 60 m (200 kaki) dengan diameter lubang
25 cm (10 inchi) serta ditimbun dengan conductive coke (material yang dapat
meningkatkan performa dan umur dari anoda). Sebuah kabel berkapasitas sesuai
dengan arus yang timbul menghubungkan terminal negatif rectifier dengan jalur pipa.
Output operasi yang dihasilkan dari rectifier diatur pada tingkat optimal oleh seorang
ahli cathodic protection setelah sebelumnya melakukan berbagai pengujian termasuk
diantaranya pengukuran potensial elektrokimia.
Cara pengujian. Potensial elektrokimia diukur dengan berdasarkan pada
elektroda referensi. Elektroda tembaga-tembaga (II) sulfat digunakan untuk struktur
(bangunan) yang kontak dengan tanah atau air tawar. Elektroda perak klorida
digunakan untuk struktur yang kontak dengan air laut.
Cara baja galvanis. Mobil-mobil modern menggunakan rangka dan panel
galvanis berlapis seng. Baja yang tak terproteksi akan membentuk lapisan besi oksida,
yang dapat menyerap udara dan air sehingga dapat menyebabkan korosi terus berlanjut
di bawahnya. Akan tetapi, seng oksida yang dihasilkan di permukaan barang dengan
lapisan seng tidak dapat ditembus. Selama lapisan seng dan seng oksida tidak
terganggu (terkikis atau tergores), baja di bawahnya tidak akan berkarat.
Baja galvanis memiliki sifat yang dapat memperbaiki diri sendiri; goresan
kecil dimana baja terekspose ke udara luar akan ditutup kembali oleh seng. Hal ini
terjadi karena seng di sekitarnya akan terserap dan mengendap pada baja tersebut,
mengganti apa yang sebelumnya hilang karena goresan.
Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia di
mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan pada anoda dan
menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara listrik dibuat
negatip sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang lain secara listrik dibuat
positip dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus listrik
searah tertutup sebagaimana hanlnya bila sepotong logam terkorosi. Sistem ini
membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara keduanya dan adanya elektrolit.
Prinsip kerja proteksi katodik. Potensial struktur diturunkan dengan
membanjiri area yang ada pada struktur dengan menggunakan elektron
melalui metalik konduktor (membanjiiri struktur dengan arus proteksi melalui
lingkungan) sehingga potensial struktur ke lingkungan. Caranya dengan dihubungkan
langsung ke logam lain (anoda korban) yang potensial korosinya jauh lebih negatif.
Setelah dihubungkan maka laju korosi baja turun dan laju korosi seng naik, maka seng
menjadi anoda korban.
Cara proteksi katodik anoda korban. Beberapa kriteria dalam proteksi katodik
baja korban dengan cara anoda korban adalah:
a. Potensial negatif (katoda) sekurangkurangnya –0,800 volt diukur antara
permukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl yang dihubungkan di dalam air
laut
b. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan dari
arus proteksi
c. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,1 volt yang diukur dengan
adanya gangguan arus dan pengukuran perubahan potensial
Penilaian kinerja anoda korban dalam memproteksi baja karbon meliputi:
a. Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang didapat untuk satu satuan waktu yang
dihasilkan dari berat anoda tertentu.
b. Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-rata berkurangnya berat anoda karena
memproteksi katoda.
c. Efisiensi anoda, menunjukkan persentase kapasitas anoda teoritis yang dicapai
dalam prakteknya. Perhitungan efisiensi anoda karbon menggunakan persamaan
kapasitas teoritis kapasitas nyata.
Efisiensi = kapasitas nyata/kapasitas teoritis
d. Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang dibutuhkan anoda untuk menghasilkan
potensial katoda yang stabil pada nilai potensial proteksi. Merupakan waktu
untuk mempolarisasi-negatifkan logam yang dilindungi menjadi katodik.
e. Potensial proteksi, yaitu potensial yang disuguhkan sewaktu memberikan
informasi mengenai perilaku perlindungan anoda terhadap katoda dalam suatu
kurun waktu.
f. Pola korosi anoda, anoda harus mempunyai kecenderungan terkorosi sendiri
(parasitic corrosion) yang kecil, yang berarti anoda harus mempunyai pola
korosi yang merata (uniform corrosion).
Pada prinsipnya proteksi pengorbanan anoda yaitu proteksi dengan
memberikan anoda kepada logam yang akan dilindungi, sehingga logam yang
dilindungi menjadi katoda. Proteksi pengorbanan anoda dapat juga didefinisikan
sebagai suatu metode proteksi logam dengan menggunakan logam-logam yang lebih
reaktif dibandingkan logam tersebut. Logam yang dilindungi akan mendapatkan
donor elektron dari anoda sehingga katoda terhindari dari korosi, sedangkan anoda
yang kehilangan elektron akan mengalami korosi. Atau dengan kata lain logam-
logamyang lebih reaktif tersebut akan teroksidasi, sehingga logam yang dilindungi
akanterhindar dari peristiwa oksidasi. Oleh karena logam pelindung, dalam hal ini
mengorbankan diri´ untuk melindungi logam yang diproteksi, maka logamtersebut
harus diganti secara berkala.
Contoh-contoh proteksi katodik, antara lain:
1) Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam yang
lebih aktif, misalnya Mg, yang dihubungkan dengan kawat. Batang magnesium akan
mengalami oksidasi dan Mg yang rusak dapat
diganti dalam jangka waktu tertentu, sehingga pipa yang terbuat dari besi terlindung
dari korosi.
2) Untuk melindungi menara-menara raksasa dari pengkaratan, maka bagian kaki
menara dihubungkan dengan lempeng magnesium yang ditanam dalam tanah. Dengan
demikian menara besi akan menjadi katode magnesium dan lempeng Mg sebagai
anodenya.

2. Proteksi Anodik
Proteksi anodik adalah metoda pengendalian korosi dengan membuat logam
menjadi pasif (terbentuk lapisan oksida protektif). Caranya dengan memberikan arus
agar potensial logam menjadi lebihanodik dan masuk ke daerah pasif (harga
potensialnya lebih besar dari potensial korosi) berikut contoh gambar proteksi anodik:

Pada proteksi anodik objek yang akan dilindungi dipasang sebagai anoda dari
suatu sel galvanik atau biasanya sel elektrolitik. Kemudian tegangan elektrodanya
digeser kearah positif sehingga untuk logam-logam tertentu akan terjadi pasifasi
kimiawi. Untuk kebanyakan logam hal ini justru akan menyebabkan terjadinya korosi.
Oleh karena itu cara ini pada prinsipnya hanya cocok untuk logam yang menunjukkan
pasifasi kimiawi. Selain itu komposisi dari larutan korosifnya harus mendukung
terjadinya pasifasi. Jadi proteksi anodik tidak dapat dipakai dalam lingkungan yang
mengandung konsentrasi anion dalam jumlah besar, seperti dalam larutan klorida.
Ion-ion sulfat dalam konsentrasi tinggi dapat menggantikan ion-ion khlorida
pada permukaan logam. Jadi baja 18/8 dapat dilindungi secara anodik dalam larutan
yang mengandung 30 % H2SO4 dan 1 % NaCl. Proteksi anodik dapat pula dibagi
menjadi dua sub kategori yaitu galvanic anodic protection dalam hal ini logam-logam
mulia (Pt, Pd, Ag, Cu) dipakai sebagai unsur-unsur pemandu atau sebagai surlace
coating pada logam-logam pasifasi (stainless steel, Ti, Ta, Zr). Electrolitic anodic
protection pada proteksi anodik disini digunakan arus searah dari luar yang disuplai
melalui katoda tambahan dan tegangan potensial objek yang akan dilindungi (anoda)
diatur dengan bantuan potentiostat.
Metode proteksi anodik ini dikembangkan menggunakan prinsip kinetika dari
elektroda. Secara sederhana, proteksi anodik bekerja berdasarkan susunan lapisan
pelindung pada logam yang dihasilkan dari arus anodik yang dialirkan dari luar.
Proteksi anodik mempunyai kelebihan yang unik, contohnya adalah arus yang dialirkan
biasanya sebanding dengan laju korosi dari sistem yang dilindungi. Sehingga proteksi
anodik tidak hanya melindungi tapi memberikan nilai langsung laju korosi untuk
monitoring sistem. Proteksi anodik ini biasa digunakan untuk melindungi peralatan
yang digunakan untuk menyimpan dan menanggani asam sulfat (H2SO4). Perlindungan
anodik didasarkan pada pembentukan lapisan pelindung pada logam oleh arus anodik
eksternal yang diterapkan penerapan anodik pada logam dapat meningkatkan laju
disolusi logam dan menurunkan laju evolusi hidrogen. Hal ini biasanya tidak terjadi
kecuali untuk logam transisi pasif aktif seperti besi, kromium, titanium, dan paduan
logam.

3. Perbandingan Perlindungan Anodik dan Perlindungan Katodik


Masing-masing metode pelapisan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Perlindungan anodik dan perlindungan katodik cenderung melengkapi satu sama lain.
Perlindungan anodik dapat digunakan untuk melindungi korosi dari yang lemah sampai
korosi yang cukup kuat, sementara perlindungan katodik hanya dapat digunakan secara
terbatas. Oleh karena itu, proteksi katodik tidak efektif digunakan untuk korosi yang
kuat. Sedangkan proteksi anodik dapat digunakan pada arus rendah dan tempat korosi
yang kuat. Instalasi dari sistem proteksi katodik relatif murah karena komponen yang
sederhana dan mudah diinstal. Proteksi anodik memerlukan instrumentasi kompleks
termasuk potensiostat dan referensi elektroda, dan biaya instalasi yang tinggi. Biaya
operasi dari dua sistem itu berbeda karena, persyaratan yang berbeda seperti yang
sudah disebutkan diatas. Kekuatan dari proteksi katodik umumnya lebih rendah, karena
membutuhkan banyak sekali spase kosong dari elektroda untuk mencapai keseragaman
proteksi. Sistem proteksi anodik mempunyai kekuatan dalam menghantarkan, dan
karena itu katoda tambahan dapat dimanfaatkan untuk melindungi pipa panjang. Proses
proteksi anodik mempunyai dua keuntungan yang unik. Pertama, penerapannya biasanya
sama dengan laju korosi dari sistem yang dilindungi. Dengan demikian, proteksi anodik
tidak hanya melindungi tetapi memberikan cara untuk mengontrol laju korosi. Kedua,
kondisi operasi untuk proteksi anodik bisa ditetapkan dengan tepat dari laboratorium
pengukur polarisasi. Sebaliknya, batas operasi untuk proteksi katodik adalah metode
yang biasanya ditetapkan oleh pengadilan empiris dan kesalahan tes. Konsep
perlindungan anodik didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan telah berhasil
diterapkan untuk industri tentang masalah korosi. Namun, penggabungan perlindungan
anodik dalam praktek rekayasa korosi terjadi sangat lambat.
Dampak buruk, yang diproduksi jika sistem katodik proteksi terhubung
dengan polaritas cadangan, kerusakan yang cepat dari anoda dalam beberapa galvanis,
dan aturan umum dalam korosi klasik, yang menyatakan bahwa arus anodik terkesan
mempercepat korosi, semua cenderung untuk menekan pengenalan teknik
perlindungan. Pada dasarnya, perlindungan anodik merupakan penghapusan elektron
dari logam dengan mempercepat korosi.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Syamsul. 2015. Prinsip Kerja Cathodic Protection. (Online)


www.insinyoer.com. (Diakses pada tanggal 8 Maret 2016)
Anonim. 2010. Pengendalian Korosi. (Online). http://ardra.biz. (Diakses Tanggal
8 Maret 2016).
Saito, S. Dan Surdia, T. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya Pramita.
Suwasono, A. 2013. Sistem Proteksi Anodik. (Online). http://agussuwasono.com.
(Diakses Tanggal 7 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai