Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTEK

SISTEM TRANSMISI SEPEDA MOTOR


“TRANSMISI MANUAL DAN OTOMATIS”

Nama : Mungki Satrio Sakti

NIM : H42150994

Jurusan : Otomotif

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk


konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan
yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir.

Sepeda motor dituntut untuk bisa dioperasikan atau dijalankan pada


berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak
utama pada sepeda motor tidak bisa melakukannya dengan baik apa yang menjadi
kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya pada saat jalanan
menanjak, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun
kecepatan dan laju sepeda motor menjadi rendah. Pada saat ini walaupun putaran
mesin tinggi karena katup throttle atau katup gas dibuka penuh namun putaran
mesin tersebut harus diubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor yang
rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata,
kecepatan diperlukan tapi tidak memerlukan torsi yang besar. Berdasarkan
penjelasan tersebut, sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu sistem yang
mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan
kondisi jalan. Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindah tenaga.

1.2 Tujuan

Adapun bebera tujuan praktik yang di harapkan antara lain sebagai berikut :
1. Semua mahasiswa dapat mengetahui fungsi transmisi, komponen
utama,dan cara kerja transmisi.
2. Semua mahasiswa dapat mengetaui cara pembongkaran transmisi.
3. Semua mahasiswa dapat mengganti setiap komponen yang mengalami
kerusakan
4. Semua mahasiswa dapat mengetahui cara pemasangan kembali transmisi.

1.3 Manfaat

Dari di adakannya praktikum yang mempelajari berkaitan dengan sistem


transmisi
1. Mahasiswa dapat di mengetahui fungsi setiap komponen pada
sistem transmisi sepeda motor.
2. Mahasiswa mampu mengetahui kemungkinan kerusakan pada
setiap komponen.
3. Mahasiswa mampu mengganti komponen yang mengalami
kerusakan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Sabuk Pengaman dan Airbag

A. Definisi sabuk pengaman


Definisi sabuk pengaman adalah perangkat yang merupakan
standart yang terpasang pada kendaraan bermotor, yang berfungsi
mencegah benturan terutama kepala dan dada dengan bagian kendaraan
sebagai akibat perubahan gerak secara tiba-tiba.Selain itu, sabuk
pengaman juga dapat berarti sebuah alat yang dirancang untuk menahan
seorang penumpang mobil atau kendaraan mobil atau kendaraan
lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan atau lebih lazim
terjadi bila kendaraan itu berhenti mendadak
Jadi, dapat disimpulkan sabuk pengaman adalah suatu alat yang
dibuat untuk melindungi seseorang dari bahaya tertentu sehingga dapat
mengurangi risiko terluka dan meningkatkan keselamatan seseorang.
Implementasi sabuk pengaman bisa di mana saja. Namun, makalah ini
hanya akan membahas sabuk pengaman pada kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
teknik yang berada pada kendaraan itu. Pengemudi adalah orang yang
mengemudikan kendaraan bermotor atau orang yang secara langsung
mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar mengemudikan
kendaraan bermotor

B. Definisi Airbag
Kantong udara yang dikenal sebagai (Inggris: airbag) merupakan
sebuah perangkat keselamatan kendaraan bermotor modern. Dalam
kecelakaan lalu-lintas antara mobil dengan kendaraan lain atau objek
tetap, pengemudi dan penumpang dilindungi dengan suatu kantong
udara yang mengembang dalam hitungan milli detik.
Pada awalnya kantong udara hanya digunakan pada tempat
pengemudi yang ditempatkan di kemudi, belakangan ini jumlah
kantong udara juga digunakan untuk penumpang yang duduk dikursi
depan, dan ada kendaraan yang juga menempatkan pada kursi belakang,
termasuk yang ditempatkan di pintu untuk mengantisipasi tabrakan dari
samping.

Untuk mengembangkan kantong dengan sangat cepat, pada saat


terjadi kecelakaan pemicu akan mengaktipkan reaksi kimia propelant
dengan sangat cepat dan menghasilkan gas N2 dalam waktu yang
sangat singkat untuk mengembangkan kantong dan setelah benturan
terjadi. Setelah beberapa saat kemudian kantong akan mengempis
dengan sendirinya sehingga kantong tidak akan mengahalangi
pernapasan korban kecelakaan.
2.2 Tipe-tipe Sabuk Pengaman dan Airbag.

A. Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu tipe dua titik,
tipetiga titik, tipe empat titik. Namun, pada tipe tiga titik dibedakan lagi
menjadi dua(tipe A dan tipe B) menurut fungsinya, yaitu

1. Two-point

(dua titik)Sabuk pengaman tipe dua titik berfungsi untuk melindungi


badan bagian bawah dari hentakan mendadak kearah atas.

2. Three-point
(tiga titik) Tipe A Sabuk pengaman tiga titik tipe A yang berfungsi
untuk melindungi badan dari arah depan dan arah samping ini tidak
disertai dengan alat penyesuaian panjang.
3. Three-point

(tiga titik) Tipe B Sabuk pengaman tiga titik tipe B ini berfungsi untuk
melindungi badan dan bagian atas badan dari arah depan dan arah
samping serta dapat berputar secara terus-menerus. Berbeda dengan
tipe A, pada tipe B sudah disertai alat penyesuai panjang yang dapat
mengunci dengan sendirinya pada saat terjaditarikan mendadak.

4. Four-point (empat titik)


Sabuk pengaman yang berfungsi untuk melindungi badan dari
bagian atas badan, dari arah samping ini juga sudah dilengkapi
dengan alat penyesuai panjang sabuk yang dapat mengunci dengan
sendirinyapada saat terjaditarikan mendadak.

B. Airbag

1. DAB (Driver Airbag)


Ini adalah modul air bag yang di letakan pada steering well,
untuk melindungi pengemudi ketika terjadi kecelakaan.

2. PAB (Passenger Airbag)


PAB ini adalah air bag yang digunakan untuk melindungi
penumpang depan. Modul air bag ini peletakannya di dalam
dashboard atau diatas dashboard.
3. SAB (Side Airbag)
SAB ini dirancang untuk melindungi penumpang agar tidak
terbentur dengan pintu. pada gambar di bawah terlihat modul
airbag diletakkan di kursi penumpang.

4. CAB (Curtain Air bag)


CAB ini berfungsi untuk mengantisipasi ketika mobil terguling
ketika terjadi suatu kecelakaan. CAB ini memeiliki waktu
mengembang yang lebih lama karena untuk mengantisipasi
terjadi benturan berikutnya.
2.3 Fungsi Sabuk Pengaman dan Air Bag

A. Sabuk Pengaman
Pada dasarnya sabuk pengaman berguna untuk mengurangi
risikokematian atau tabrakan dengan mengarahkan efek kecelakaan pada
bagian tubuhyang paling kuat. Dari sudut pandang ini, dapat dikatakan
bahwa fungsi sabuk pengaman bukan untuk mencegah kecelakaan,
tetapi merupakan mekanisme perlindungan terhadap tubuh.Oleh karena
itu, berikut ini terdapat beberapa fungsi sabuk pengamanantara lain:
1. Menahan pengemudi atau penumpang dari benturan seperti
pada kepala, bahu, dan dada dengan bagian-bagian dari
dalam kendaraan sehingga dapatmengurangi risiko
kematian atau luka fatal atau serius.
2. Bagi penumpang yang duduk dibelakang dapat terhindar
dari benturan pada (kursi) penumpang bagian depan.
3. Memperlambat goncangan pada tubuh akibat kecelakaan.
4. Mencegah terhempasnya tubuh keluar mobil saat
kecelakaan yang tiba-tiba.
5. Mengarahkan efek kecelakaan pada titik terkuat dalam
tubuh dan menyebarkannya pada seluruh tubuh.
B. Air Bag
Airbag/Supplemental Restraint System (SRS) adalah fitur
keamanan yang dipasang dimobil, yang berfungsi untuk melindungi kita
jika terjadi kecelakaan frontal. Penggunaan Aibag dapat membantu
melindungi daerah kepala, leher, dan dada.
Airbag biasanya dipasang oleh pembuat kendaraan, untuk keselamatan
pengemudi dan penumpang. Biasanya Airbag keluar dari stir/kemudi
dan dashboard mobil. Ketika kepala anda mengenai Airbag, Airbag
tersebut mulai mengempis secara perlahan. Akan tetapi, Airbag terbukti
kurang efektif jika Anda tidak menggunakan sabuk pengaman (Seat
Belt). Karena jumlah kecelakaan yang terus bertambah, banyak negara
memberlakukan aturan wajib menggunakan sabuk pengaman (termasuk
indonesia), yang dikatakakn efektif mengurangi jumlah korban yang
disebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, desain Airbag yang terbaru
dipercaya dapat melindungi anda, meskipun anda ridak menggunakan
seat belt.
Banyak orang salah paham, bahwa Airbag berfungsi untuk
menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan. Airbag
sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi, serta
menghentikan kepala agar tidak terbentur stir/kemudi. Yang dapat
menghentikan tubuh kita terlempar ke depan setelah tabrakan adalah
Seat Belt

Fungsi Airbag
1. Meredam energi kinetik penumpang
2. Melindungi penumpang dari penturan interior trim
3. Melindungi penumpang dari pecahan kaca mobil
4. Mengurangi tertekuknya leher, efek dari terbenturnya kepala ke
stir mobil
Persentase Resiko Kecelakaan Frontal (Data yang dikeluarkan oleh
NHTSA,1999)
1. Bila hanya menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) : Tingkat
berkurangnya resiko kecelakaan adalah 45%
2. Bila hanya mengguanakan Airbag (SRS) ; Tingkat berkurangnya
resiko kecelakaan adalah 14%
3. Bila menggunakan Sabuk pengaman (Seat Belt) dan Airbag
(SRS) : Tingkat berkurangnya resiko kecelakaan adalah 50%

2.4 Regulasi Mengenai Sabuk Pengaman


Berikut ini adalah beberapa peraturan tentang sabuk pengaman:
Peraturan mengenai sabuk pengaman di Indonesia
1. Terdapat beberapa Peraturan Pemerintah yang terkait sabuk
pengaman,mulai dari kewajiban melengkapi dan menggunakan sampai
dengan persyaratanteknis yang harus dipenuhi. Adapun peraturan
tersebut, antara lain:
 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas
danAngkutan jalan; di mana pada tahun tersebut kewajiban
memakai sabuk pengaman sudah diberlakukan di Indonesia.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
1993 TentangPemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan; di
dalamnya terdapat kegiatan pemeriksaan fisik kendaraan
bermotor termasuk sabuk pengaman, sistem pengaman, posisi
roda depan, dan lain-lain.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
1993 TentangPrasarana dan Lalu lintas Jalan.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
1993 TentangKendaraan dan Pengemudi.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
1998 TentangPenangguhan Pemberlakuan Kewajiban
Melengkapi dan Menggunakan Sabuk Keselamatan.
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2002
TentangPersyaratan Teknis Sabuk Keselamatan.
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 85 Tahun 2002
TentangPemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan
Menggunakan Sabuk Keselamatan.
Terhitung mulai 5 Mei 2004 lalu, kebijakan yang berdasarkan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Surat Keputusan
Menteri Nomor 85 Tahun 2002 Tentang Kewajiban Menggunakan Sabuk
pengamandiberlakukan dengan ketentuan pemberian sanksi berupa denda
setinggi-tingginya1 juta rupiah atau sanksi pidana berupa kurungan selama
satu bulan untuk setiap pelanggaran.

Peraturan mengenai sabuk pengaman di luar negeri


Pemerintah di beberapa negara memberlakukan peraturan masing-masing
mengenai sabuk pengaman. Pemerintah di negara-negara Eropa (kecuali
Italia,Portugal, dan Spanyol) mewajibkan pengemudi dan penumpang di
sampingnya (yang berada di depan) untuk menggunakan sabuk pengaman.
Pemerintah diJerman, Norwegia, dan Swedia, selain memberlakukan
peraturan di atas, juga mewajibkan penumpang yang duduk di belakang untuk
menggunakan sabuk pengaman. Di Amerika Serikat, pemerintah mewajibkan
penggunaan kursi khusus untuk anak balita. Hal-hal di atas terbukti
mengurangi risiko cidera apabila terjadi kecelakaan.

2.5 Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Seseorang untuk


Memprioritaskan Keselamatan Dirinya
Orang-orang memiliki alasan masing-masing untuk tidak
menggunakansabuk pengaman. Alasan-alasan tersebut didukung oleh 3
faktor, yaitu: lingkungan, manusia, dan tingkah laku. Bidang lingkungan
meliputi hal-halseperti perlengkapan, alat-alat, mesin, suhu, teknik, standar,
dan tata operasi. Bidang manusia meliputi pengetahuan, keahlian,
kemampuan, kecerdasan, motif,dan kepribadian. Sedangkan bidang tingkah
laku meliputi komunikasi, kepedulian, kesinambungan, dan keterlatihan.
Seseorang dapat bertindak dengan hati-hati dengan bantuan faktor-faktor di
atas terutama faktor lingkungan, yaitu dengan mengkondisikan
lingkungantempat seseorang itu tinggal. Banyak cara untuk menjalankan hal
ini. Sepertikeluarga yang senantiasa mengingatkan dan memberi tanda
peringatan untuk bertindak hati-hati. Contoh dalam kasus penggunaan sabuk
pengaman ini adalah seseorang yang tadinya tidak terbiasa menggunakan
sabuk pengaman akan menggunakan sabuk pengaman jika dilingkungannya
banyak peringatan untuk menggunakan sabuk pengaman. Peran keluarga juga
sangat berpengaruh.Keluarganya yang selalu mengingatkan untuk
menggunakan sabuk pengaman saatsedang mengemudi akan menjadi
dorongan untuk menggunakan sabuk pengaman.

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang untuk Tidak


Memprioritaskan Keselamatan Dirinya
Selain faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang memprioritaskan
keselamatan, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tidak
memprioritaskan keselamatan. Faktor-faktor ini bisa merupakan faktor
internal
maupun eksternal. Salah satu contoh dari faktor yang dapat menyebabkan
seseorang tidak memprioritaskan keselamatan adalah seseorang tersebut
kadang tidak mempedulikan peringatan-peringatan yang ada. Hal ini terjadi
karena iamerasa sudah kenal pada situasi tersebut. Perasaan inilah yang
menyebabkan seseorang menjadi lengah akan bahaya.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3. 1 WAKTU DAN TEMPAT

Pada Tanggal : 19 Oktober 2017

Di LAB OTOMOTIF POLITEKNIK NEGERI JEMBER

3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Tang Kombinasi Bahan : 1. Sabuk pengaman


2 Kunci 17, 10
3. Obeng plus dan minus

3.3 PROSEDUR KERJA


1. Pertama-tama cokel penutup plastik pada sabuk pengaman
menggunakan obeng minus.

2. Lalu buka baut 17mm pada bagian atas tesebut.


3. Lanjutkan untuk membuka bagian bawah dengan menggunakan
kunci yang sama.

4. Lalu buka penutup plastik pada pilar pintu dengan cara menariknya
secara perlahan.
5. Mekanisme dari sabuk pengaman akan tampak. Karena letaknya di
bawah, bagian ini rentan terkena kotoran.

6. Lepas baut penahan dengan menggunakan kunci 10mm.


7. Lepas mekanisme sabuk pengaman dari tempatnya

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Cara kerja sabuk pengaman


Sabuk pengaman sebenarnya menempel pada drum yang terpasang pada
roda biru pada gambar di atas
Sabuk dapat di tarik dengan bebas untuk menyesuaikan dengan bentuk
badan dan sabuk akan kembali secara otomatis dikarenakan adanya pegas.
Jika tesjadi benturan atau jalan bergelombang, bola logam (abu-abu) akan
menempel pada actuator ke arah depan. Acutator akan mengunci roda gigi
biru. Sehingga roda gigi tidak dapat berputar. Dan akan terbeabas lagi
apabila bola logam kembali ke tempat semula dan tidak menekan actuator.

4.2 Cara kerja Air bag

Anda mungkin juga menyukai