0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin kerja, kode etik, dan penilaian prestasi kerja. Disiplin kerja adalah taat pada aturan dan tata tertib untuk mencapai tujuan perusahaan. Kode etik berisi norma dan aturan tertulis untuk menjaga martabat profesi. Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk mengukur kinerja karyawan dengan metode seperti penilaian berdasarkan sasaran.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin kerja, kode etik, dan penilaian prestasi kerja. Disiplin kerja adalah taat pada aturan dan tata tertib untuk mencapai tujuan perusahaan. Kode etik berisi norma dan aturan tertulis untuk menjaga martabat profesi. Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk mengukur kinerja karyawan dengan metode seperti penilaian berdasarkan sasaran.
Dokumen tersebut membahas tentang disiplin kerja, kode etik, dan penilaian prestasi kerja. Disiplin kerja adalah taat pada aturan dan tata tertib untuk mencapai tujuan perusahaan. Kode etik berisi norma dan aturan tertulis untuk menjaga martabat profesi. Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk mengukur kinerja karyawan dengan metode seperti penilaian berdasarkan sasaran.
Kedisiplinan Definisi disiplin dalam KBBI adalah ketaatan pada aturan dan tata tertib.
Disiplin kerja menurut Husin (2000:95) adalah pegawai
patuh dan taat melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun organisasi.
Menurut Siswanto (2001:291) disiplin kerja sebagai sikap
menghormati, menghargai, dan taat pada peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya, tidak mengelak dangan sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Tujuan Disiplin Kerja 1. Menepati peraturan dan kebijakan perusahaan 2. Mampu menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi 3. Melaksanakan pekerjaan dengan baik 4. Menggunakan prasarana dan sarana perusahaan dengan baik dan benar Unsur Disiplin Kerja 1. Disiplin Waktu 2. Disiplin Sikap 3. Disiplin Atribut Jika Tidak Disiplin Tujuan Perusahaan Tidak Tercapai
Terjadi Kekacauan dan
ketidaktertiban DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010)
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja sebagaimana yang diatur dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Tingkat dan jenis hukuman disiplin terdiri dari : 1. hukuman disiplin ringan, yakni : a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. pernyataan tidak puas secara tertulis. 2. hukuman disiplin sedang, yakni : a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun 3. hukuman disiplin berat, yakni : a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Kode Etik Definisi kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Pelanggaran kode etik profesi adalah penyelewengan/
penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu di mata masyarakat. Tujuan Kode Etik 1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi 4. Untuk meningkatkan mutu profesi 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi 6. Meningkatkan layanan 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat Penilaian Prestasi Kerja Setiap perusahaan perlu melakukan penilaian prestasi kerja para karyawannya. Metode penilain prestasi kerja antara lain : 1. Penilaian secara “kebetulan”, tidak sistematis dan sering membahayakan 2. Metode tradisional yang sistematis, yang mengukur a). Karakteristik karyawan, b). Sumbangan karyawan kepada perusahaan c). Keduanya 3. Berdasarkan Sasaran “Management By Objectives” (MBS) Program Penilaian Prestasi Kerja Siapa yang menilai Pada umumnya yang mempunyai wewenang untuk menilai adalah atasan langsung dari para bawahan. Pihak yang melakukan review hasil kerja para karyawan adalah bagian personalia ataupun pihak atasan lebih lanjut.
Kapan melakukan penilaian
Jadwal penilaian berlangsung dua atau sekali dalam 1 tahun. Para karyawan baru biasanya lebih sering dinilai daripada karyawan lama. Melatih penilai Para penilai perlu berlatih dalam melakukan penilaian. Faktor-faktor yang digunakan beserta kategori dan definisinya perlu dianalisa secara cermat. Berikut ini kesalahan umum yang terjadi dalam penilaian antara lain : 1. Kesalahan karena kesan sesaat (the halo error) 2. Kecenderungan berada di tengah (central tendency) 3. Kesalahan karena sifat tertentu : a. Terlalu keras menilai b. Terlalu lunak menilai 4. Bias karena faktor-faktor seperti : a. Senioritas b. Suku, agama atau kelompok c. Jenis kelamin d. Kedudukan
Memonitor efektivitas program penilaian
Kegiatan ini dilakukan oleh bagian personalia. Program penilaian harus mempunyai unsur konsistensi, reliability, dan validitas. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management by Objectives) Proses penilaian ini melibatkan dua pihak yaitu karyawan dan pimpinan. Pemimpin secara bersama- sama menentukan sasaran dengan para bawahan yang bisa digunakan sebagai pedoman penilaian.
Manajemen Berdasarkan Sasaran dikemukakan oleh
Douglas McGregor yang diilhami oleh Peter Drucker pada tahun 1954. Penggunaan Manajemen Berdasarkan Sasaran ini akan mendorong penentuan tujuan secara bersama, diikuti dengan penilaian bersama dengan pelaksasaan pekerjaan. Kelemahan Manajemen Berdasarkan Sasaran Kelemahan dari MBS antara lain a). pendekatan yang digunakan sangat individualistis untuk menetapkan tujuan dan kerja sama dalam penilaian. b). Jika dalam penetapan tujuan tidak berhati-hati mengakibatkan terhambatnya tujuan yang lain. c). Sulit dalam menetapkan sasaran yang mmepunyai tingkat kesulitan yang sama. c). Penilaian komparatif dari berbagai personalia menjadi lebih suli karena tidak ada faktor yang sama di dalam penilaian. TERIMA KASIH