Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

INSTALASI TATA UDARA


(Perancangan dan Pembuatan Ducting pada Mini AC Central)

Disusun Oleh:
Anggun Triyani (1702062)
Hendra Andika Fernanda (1702088)
Rizka Rahmah Habibah (1702076)
Rizky Anansyah (1702087)

JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA


POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
2019
ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM VENTILASI PADA MINIATUR BANGUNAN

Guna menciptakan kondisi yang nyaman bagi tubuh, manusia berusaha


membuat sebuah bangunan yang dapat melindungi dari iklim yang ekstrim, misalnya
udara yang panas dan sengatan matahari, atau udara yang sangat dingin. Pengkondisian
udara yang kita kenal sekarang yang terdapat di setiap ruangan pada gedung adalah Air
Conditioning (AC). Bangunan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk
memberikan kenyamanan pada para penghuni, sehingga dibutuhkan kualitas udara
udara. Sehingga dibutuhkan suatu system pengkondisian udara yang memenuhi syarat
standar kenyamanan ruang layak huni. Pengkondisian udara pada suatu banguna,
dengan dimensi ruangan 50 cm x 50 cm x 85 cm, sebuah ruangan di peruntukan untuk
aktivitas manusia berkapasitas 1 orang usia anak-anak. perkantoran merupakan suatu
hal yang sangat dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada para pekerja
sehingga kualitas suatu system pengkondisian udara yang memenuhi syarat standar
kenyamanan ruang kerja. Dalam perencanaan ini, pengkondisian udara yang akan
digunakan adalah tipe AC sentral mini dengan menggunakan ducting. Hal yang akan
dibahas adalah tentang pemilihan dari ukuran ducting yang berbentuk persegi atau
persegi panjang dengan metode Equal Frincition dan selain itu dipilih juga Air
Handling Unit ( AHU ) sesuai dengan kebutuhan banyaknya udara.
Kata Kunci : Pengkondisian udara, ducting Air Handling Unit ( AHU )

ABSTRACT
VENTILATION SYSTEM DESIGN IN BUILDING MINIATURE

To create a comfortable environment for humans, humans try to make


buildings that can protect the climate, such as hot air and sunburn, or very cold air.
The air conditioning that we know is now available in every room in the building is Air
Conditioning (AC). Building is a very necessary thing to provide comfort for residents,
so air quality is needed. An air conditioning system is needed that meets the
requirements of the comfort of a habitable room. Air conditioning at the time of
building, with dimensions of room 50 cm x 50 cm x 85 cm, a room in the designation
for human activities with a capacity of 1 adult office is a matter that is needed to
provide comfort to workers so as to ensure the quality of an air conditioning system
meet the requirements of the comfort of the workspace. In this plan, the air conditioning
that will be used is a type of mini central air conditioner using ducting. Things to be
discussed are about the selection of the size of ducting in the form of a square or
rectangle with the Equal Frincition method and besides that, the Air Handling Unit
(AHU) is also chosen according to the amount of air needed.
Keywords : Air conditioning, ducting Air Handling Unit (AHU)

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada


Allah SWT, karena berkat ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan pembahasan “Perancangan dan Pembuatan Ducting pada Mini AC
Central”.

Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar


Muhammad saw yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari kiamat.

Dalam penyusunan laporan ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu,
penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kusnandar S.T, M. T
2. Semua pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih penulis
harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Indramayu, 16 Mei 2019

3
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL........................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 6
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 7
1.4 Sistematika Penulisan Laporan....................................................................... 8
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................ 10
2.1 Komponen Sistem Refrigerasi Kompresi Uap ............................................. 11
2.1.1 Komponen Utama ....................................................................................... 11
2.1.2 Komponen Tambahan ................................................................................. 14
2.1.3 Komponen Tambahan Mekanik.................................................................. 14
2.1.4 Komponen Tambahan Kelistrikan ............................................................. 16
2.1.5 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan. ......................... 17
2.2 Komponen Sistem Tata Udara........................................................................... 18
2.2.1 Ducting ........................................................................................................... 18
2.2.2 Dumper ........................................................................................................... 18
BAB III ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 19
BAB IV PROSES INSTALASI ................................................................................ 21
BAB V DATA DAN ANALISA PSIKROMETRIK ............................................... 25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40
LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 41

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Flowchart alur pembuatan trainer AHU mini .......................................... 8


Gambar 2 Prinsip Sirkulasi Pengkondisian Udara .................................................... 10
Gambar 3 Wiring Pemipaan ...................................................................................... 22
Gambar 4 Tampak Depan ......................................................................................... 23
Gambar 5 Tampak Isometris ..................................................................................... 23
Gambar 6 Wiring Kelistrikan .................................................................................... 24
Gambar 7 Psykrometrik plot temperatur SA tinggi .................................................. 25
Gambar 8 Psykrometrik plot temperatur SA rendah ................................................. 26

Gambar 9 Psykrometrik plot temperatur rata-rata .................................................... 27

Gambar 10 Hasil Plot diagram Ph ............................................................................. 28

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nama alat ..................................................................................................... 20


Tabel 2 Nama bahan .................................................................................................. 21
Tabel 3 Data hasil pengukuran instalasi trainer ......................................................... 29

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guna menciptakan kondisi yang nyaman bagi tubuh, manusia berusaha
membuat sebuah bangunan yang dapat melindungi dari iklim yang ekstrim,
misalnya udara yang panas dan sengatan matahari, atau udara yang sangat dingin.
Pengkondisian udara yang kita kenal sekarang yang terdapat di setiap ruangan
pada gedung adalah Air Conditioning (AC). AC adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk mengondisikan udara. Bisa dikatakan bahwa AC adalah alat yang berfungsi
sebagai penyejuk dan pengatur udara ruangan. Penggunaan AC pada ruangan
dimaksudkan untuk memperoleh temperatur udara yang diinginkan (sejuk atau
dingin) dan nyaman bagi tubuh.

Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan


melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu
udara – termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di
udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’). Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari
beberapa mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yang
terintegrasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang
dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran
udara serta jumlah pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan
ruangan yang telah ditentukan.

Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :


1. Cooling coil atau evaporator
2. Static Pressure Fan atau Blower
3. Filter
4. Ducting
5. Dumper

6
1.2 Tujuan
1. Mengetahui perancangan ukuran ducting
2. Mengetahui sistem kerja dari mini AHU
3. Menganalisah temperatur yang dihasilkan oleh trainer, nilai mixing, return
dan OA.
4. Membandingkan effisiensi dari perbedaan ducting circle dengan rectangle.
5. Dapat merancang sistem mini AHU
6. Dapat mengetahui beban pendinginan daya yang diperlukan oleh sistem.

1.3 Batasan Masalah


1. Pembuatan trainer dilakukan di Laboratorium Teknik Pendingin dan Tata
Udara di Politeknik Negeri Indramayu.
2. Trainer yang dibuat lebih fokus pada penerapan ducting pada trainer
Refrigerasi menjadi system Air Conditioning (AC).
3. Pengambilan data temperature Outside Air, Mixing Air, Return Air, Supply
Air untuk kemudian di plot pada diagram Psykrometrik.

7
1.4 Sistematika Penulisan Laporan

Gambar 1 Flowchart alur pembuatan trainer AHU mini

8
Dalam Penulisan Laporan ini sistematika penulisan yang dibuat mengacu pada aturan
penulisan Laporan Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjabarkan aspek latar belakang yang relevan dengan tujuan tugas akhir
semester 4 yang terdiri atas latar belakang, tujuan, batasan masalah, sistematika
laporan.

BAB II DASAR TEORI

Menjabarkan tentang landasan teori, pengkondisian udara, komponen system AC


yang melalui udara, dan pengertian komponen pada trainer

BAB III ALAT DAN BAHAN

Bab ini menjelaskan Alat dan Bahan seperti Komponen Sistem Refrigerasi Kompresi
Uap, komponen utama, Komponen Tambahan yaitu Komponen tambahan
Mekanik,Komponen tambahan Kelistrikan, Gabungan komponen tambahan mekanik
dan kelistrikan.
BAB IV PROSES INSTALASI
Bab ini berisi instalasi mekanik, instalasi kelistrikan, tes kebocoran, cara memproses
vacuum, cara mengisi refrigerant, cara pembuatan ducting
BAB V DATA DAN ANALISA PSIKOMETRIK
Bab ini menjabarkan tentang data hasil pengukuran trainer dan hasil plot pada
psikometrik serta analisanya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Menjabarkan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisis masalah.
Kesimpulan diikuti oleh saran yang berguna untuk pengembangan penilitian lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
BAB II

DASAR TEORI

Prinsip pengkondisian udara adalah kondisi udara dalam ruangan dapat dalam
keadaan sangat dingin, panas, lembab, kering, kecepatan udara tinggi atau tidak ada
gerakan udara. Udara dingin digerakkan oleh Fan masuk reducting (saluran udara) dan
melalui out let (lubang keluar) udara masuk ke dalam ruangan. Udara dari dalam
ruangan kembali ke return out let (grile/ lubang isap) masuk ke ducting return (saluran
kembali) dan melalui filter untuk pembersihan udara masuk melewati celah-celah/
permukaan coil evaporator (koil pendinginan) dan kembali digerakkan Fan (kipas
udara).

Gambar 2 Prinsip Sirkulasi Pengkondisian Udara


Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara –
termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara
(seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’). Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa
mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol
suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah
pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah
ditentukan.

10
Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :
6. Cooling coil atau evaporator
7. Static Pressure Fan atau Blower
8. Filter
9. Ducting
10. Dumper

2.1 Komponen Sistem Refrigerasi Kompresi Uap


2.1.1 Komponen Utama
Pada sistem refrigerasi kompresi uap terdapat rangkaian dari empat
komponen utama, yaitu; Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, dan
Evaporator. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-
sendiri yang berbeda. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi
pada sebuah obyek adalah bila terambil sebagian energi yang terkandung di
dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi
sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke
lingkungan, maka lingkungan tersebur dapat menjadi lebih hangat.

Berikut ini uraian ringkas tentang komponen-komponen utama sebuah


sistem refrigerasi kompresi uap ;

 Kompresor

Kompresor merupakan jantung dari


sistem refrigerasi. Kompresor bekerja
menghisap uap refrigeran dari evaporator
dan mendorongnya dengan cara kompresi
agar mengalir masuk ke kondensor.

11
 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk
melepas kalor dan membuang kalor ke
lingkungan. Di dalam kondensor
terjadi proses perubahan fasa
refrigeran dari fasa uap menjadi cair.
Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat
dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Jadi, kondensor adalah
bagian dimana refrigeran bertekanan tinggi.

 Katup Ekspansi

Katup Ekspansi dipergunakan untuk


mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigeran
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai
mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur
rendah. Pada waktu katup ekspansi membuka
saluran sesuai dengan jumlah refrigeran yang
diperlukan oleh evaporator. Apabila beban pendingin turun, atau apabila
katup ekspansi membuka lebih lebar, maka refrigeran yang diperlukan oleh
evaporator tidak menguap sempurna,sehingga refrigeran yang terhisap
masuk kedalam kompresor mengandung cairan.

 Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah alat ekspansi yang berupa
pipa kecil dengan lubang berdiameter tertentu.
Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung dari
besarnya diameter lubang dan panjang dari pipa
kapiler. Pipa kapiler diletakan sebelum evaporator.
Refrigeran yang melalui pipa kapiler akan mulai
menguap. Selanjutnya, berlangsung proses
penguapan yang sesungguhnya di evaporator

12
 Evaporator

Evaporator adalah kebalikan dari


kondensor,jika kondensor berfungsi sebagai
pembuang panas dari freon yang dipompa
oleh kompresor dan membuang panasnya
dengan sebuah fan motor,sebagai
penampung dingin dari freon yang sudah berwujud menjadi cair setelah
melewati pipa kapiler. Dalam evaporator yang hampa udara,freon akan
menguap dan menyerap panas pada pipa-pipa yang berada pada evaporator
sehingga pipa-pipa di evaporator menjadi dingin,dan membuang dinginnya
dengan hembusan sebuah fan motor dengan daun kipas yang berbentuk
blower.

 Fan Motor
Fan motor atau kipas angin berguna untuk menghembuskan angin. Pada
mesin pendingin kulkas ada 2 jenis Fan :
1. Fan Motor Evaporator

Berfungsi menghembuskan udara dingin dari


evaporator keseluruh bagian rak ( rak es,sayur,dan
buah ).

2. Fan Motor Kondensor

Kipas angin ini diletakkan pada


bagian bawah kulkas yang memiliki
kondensor yang berukuran kecil
yang berfungsi menghisap atau
mendorong udara melalui kondensor
dan kompresor. Selain itu berfungsi mendinginkan kompresor.

13
 Refrigeran (Freon)

Refrigeran adalah liquid atau cairan


pendingin yang digunakan dalam system pendingin
refrigerator maupun air conditioner. Refrigerasi
adalah suatu system yang memungkinkan untuk
mengatur suhu sampai mencapai suhu dibawah suhu
lingkungan. Penggunaan refrigerasi sangat dikenal pada sistem pendingin
udara pada bangunan, transportasi dan pengawetan suhu bahan makanan
dan minuman. Penggunaan refrigerasi juga dapat ditemukan pada pabrik
skala besar, contohnya proses dehidrasi gas, aplikasi pada industri
petroleum seperti permurnian minyak pelumas, reaksi suhu rendah, dan
proses pemisahan hidrokarbon yang mudah menguap.

2.1.2 Komponen Tambahan

Didalam sistem refrigerasi selain terdapat empat komponen utama


yang telah diuraikan, juga terdapat pula komponen-komponen tambahan
yang befungsi sebagai pengontrol dan pengaman komponen utama.
Komponen tambahan ini untuk mengatur suhu, tekanan, aliran dan kerja
pada sistem. Komponen tambahan yang dipasang pada sistem refrigerasi
dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
 Komponen tambahan Mekanik.
 Komponen tambahan Kelistrikan.
 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan.

2.1.3 Komponen Tambahan Mekanik

Komponen tambahan mekanik adalah komponen pada sistem


refrigerasi yang digunakan mengatur refrigeran mengalir dalam sistem.
Komponen tambahan mekanik terdiri dari beberapa macam, yaitu :

14
 Filter Dryer
Fungsi dari komponen ini untuk menyerap uap air
yang terlarut dalam refrigerant dan menyaring padatan
terlarut jika ada.

 Sight Glass
Sight Glass adalah komponen yang memiliki
bagian berupa kaca tembus pandang. Fungsi dari
sight glass ini adalah untuk melihat wujud
refrigerant yang mengalir pada sistem refrigerasi.

 Akumulator
Akumulator adalah alat bantu dalam sistem refrigerasi yang
mempunyai fungsi untuk menampung atau memisahkan antara cairan
refrigerant dan gas refrigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam
kompresor semuanya berbentuk gas refrigerant. Akumulator biasanya
dipasang setelah evaporator dan sebelum kompresor atau pada bagian sisi
tekanan rendah dari sistem.

 Pressure Gauge

Fungsi dari komponen ini yaitu untuk


melihat tekanan di dalam sistem baik dalam
keadaan mati ataupun bekerja pada sisi tekanan
tinggi dan tekanan rendah.

15
 Hand Valve
Hand Valve berfungsi untuk mengatur buka tutup dari
aliran refrigerant pada pipa di dalam sistem.

2.1.4 Komponen Tambahan Kelistrikan

Komponen tambahan kelistrikan adalah komponen pada sistem


refrigerasi yang digunakan untuk mengontrol kelistrikan sistem. Alat kontrol
kelistrikan bekerja mengontrol arus listrik yang mengalir ke motor listrik dan
alat kontrol yang lain dari sistem. Alat kontrol listrik terdiri dari beberapa
komponen, yaitu ;

 MCB (Mini Circuit Breaker)

Fungsi dari MCB ialah sebagai alat


pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi
arus lebih yang disebabkan terjadinya beban
lebih dan arus lebih karena adanya hubungan
pendek.

 Thermostat
Thermostat berfungsi sebagai pengatur suhu di evaporator. Apabila
suhu pada evaporator telah tercapai (cut-off) maka kompresor akan mati
dan apabila suhu pada evaporator suhunya naik sampai di atas setting-nya
maka kompresor akan jalan kembali.

16
 Relay

Relay adalah saklar yang dikendalikan


oleh medan magnet dari elektromagnetik. Untuk
menimbulkan elektromagnetik maka pada relay
tersebut dilengkapi dengan koil atau selenoid.

2.1.5 Gabungan komponen tambahan mekanik dan kelistrikan.

Komponen tambahan gabungan antara kelistrikan dan mekanik adalah


komponen pada sistem refrigerasi yang digunakan untuk mengontrol sistem dan
kelistrikan secara bersamaan. Alat kontrol ini merupakan alat kontrol
kelistrikan yang dikendalikan oleh mekanik dari sistem. Alat kontrol ini juga
merupakan alat kontrol mekanik yang dikontrol secara elektrik. Alat kontrol
gabungan listrik dan mekanik terdiri dari beberapa komponen, diantaranya
adalah sebagai berikut :

 High Low Pressure

High Low Pressure merupakan salah


satu komponen kontrol yang berfungsi
sebagai pengaman kompresor apabila terjadi
tekanan kerja abnormal pada sistem.

17
2.2 Komponen Sistem Tata Udara
2.2.1 Ducting

Ducting adalah bagian dari AHU yang berfungsi sebagai saluran tertutup
tempat mengalirnya udara. Secara umum, ductingmerupakan sebuah sistem
saluran udara tertutup yang menghubungkan blower dengan ruangan produksi,
yang terdiri dari saluran udara yang masuk (ducting supply) dan saluran udara
yang keluar dari ruangan produksi dan masuk kembali ke AHU (ducting
return). Ducting harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mendistribusikan udara ke seluruh ruangan produksi yang membutuhkan,
dengan hambatan udara yang sekecil mungkin. Desainducting yang tidak tepat
akan mengakibatkan hambatan udara yang besar sehingga akan menyebabkan
inefisiensi energi yang cukup besar. Ducting juga harus didesain agar
memiliki insulator di sekeliling permukaannya, yang berfungsi untuk menahan
penetrasi panas dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan suhu di dalam ducting.

2.2.2 Dumper
Dumper adalah bagian
dari ducting AHU yang berfungsi
untuk mengatur jumlah (debit) udara
yang dipindahkan ke dalam ruangan
produksi. Besar kecilnya debit udara
yang dipindahkan dapat diatur sesuai
dengan pengaturan tertentu
pada dumper. Hal ini amat berguna
terutama untuk mengatur besarnya debit udara yang sesuai dengan ukuran
ruangan yang akan menerima distribusi udara tersebut.

18
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

No. Nama Alat Jumlah

1 Obeng (+/-) 1 unit

2 Tang Kombinasi 1 unit

3 Kunci kombinasi 1 unit

4 Kunci Inggris 1 unit

5 Palu karet 1 unit

6 Bor tangan 1 unit

7 Gergaji besi 1 unit

8 Box tempat alat 1 unit

9 Pemotong pipa 1 unit

10 Penggaris (30 cm dan 60 cm) 1 unit

11 Alat bending 1 unit

12 Alat flaring swagging 1 set

13 Kikir pipa tembaga 1 unit

14 Multimeter 1 unit

15 Las Achetylen 1 unit

16 Pemotong kabel 1 unit

17 Pengupas kabel 1 unit

18 Pemotong Pipa Kapiler 1 unit

19 Manifold 1 set

19
20 Vacum 1 set

21 Termokopel 1 unit

22 Display sensor suhu 1 unit

23 Terminal listrik 1 unit

Tabel 1 Nama alat


3.2 Bahan

No. Nama Bahan Jumlah

1 Kompresor 1 unit

2 Kondensor 1 unit

3 Pipa ekspansi Ukuran 110 cm 1 unit

4 Pipa ekspansi Ukuran 150 cm 1 unit

5 Pipa ekspansi Ukuran 80 cm 1 unit

6 Evaporator 1 unit

7 Filter dryer 3 unit

8 Hand vale 1 unit

9 Pipa tembaga Secukupnya

10 Kabel Secukupnya

11 MCB 1 unit

12 Ampere meter 1 unit

13 Volt meter 1 unit

14 Nut Secukupnya

15 Refrigerant R-134a Secukupnya

16 Silver Secukupnya

Tabel 2 Nama bahan

20
BAB IV

PROSES INSTALASI

4.1 Insatalasi Mekanik


Alat yang digunakan dalam proses Instalasi Mekanik
 Filter Dryer
 Sight Glass
 Akumulator
 Pressure Gauge
 Hand Valve
 High Low Pressure

Gambar 3 Wiring Pemipaan

21
Gambar 4 Tampak Depan

Gambar 5 Tampak Isometris

22
4.2 Instalasi Kelistrikan
Alat yang digunakan dalam proses Instalasi Kelistrikan
 MCB (Mini Circuit Breaker)
 Thermostat
 Relay

Gambar 6 Wiring Kelistrikan


4.3 Tes Kebocoran
Melakukan testing kebocoran ini dengan metoda vacuum• yaitu sistem
divakum sampai mendekati absolut vakum yaitu -30inHg atau -1atm dan dibiarkan
beberapa waktu. Jika jarum atau angka tidak bergerak dari titik vakum terendah,
maka teknisi memastikan bahwa tidak ada kebocoran dalam sistem.

Alat yang digunakan dalam proses Tes Kebocoran : Pressure Gauge

Bahan yang dibutuhkan dalam proses Tes Kebocoran : Air sabun, gas nitrogen

4.4 Proses Vakuum


Proses vakum bertujuan untuk mengeluarkan udara dan gas lainnya yg
terkandung dalam sistem agar pada saat refrigerant sudah diisi dalam sistem

23
tersebut tidak terkontaminasi. Alat yang digunakan dalam proses Vacuum :
Vacuum Pump, Manifold Gauge.

4.5 Proses Pengisian Refrigerant


1. Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut
sudah dilakukan :
2. Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
3. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel tekanan
tinggi.
4. Warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant atau
alat pengisi.
5. Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
Alat yang digunakan dalam proses Pengisian Refrigerant:

 Tabung Freon (Refrigent)


 Manifold Gauge
 Vakum Compresor
 Kunci Inggris

Bahan yang dibutuhkan dalam proses Pengisian Refrigerant : Refrigerant

4.6 Pembuatan Ducting


1. Persiapan peralatan kerja.
2. Marking dan pemotongan plate.
3. Bending / pengerollan plat
4. Menjoint / menyambung roll plate.
5. Membuat dan memasang flange serta cleanhole.
6. Welding / pengelasan.
7. Finishing.

Alat yang digunakan dalam proses : Tang rivet, besi pembanding, gunting
plat, palu karet, tang buaya. Bahan yang dibutuhkan dalam proses : Paku rivet,
isolasi

24
BAB V
DATA DAN ANALISA PSIKROMETRIK

Gambar 7 Psykrometrik plot temperatur SA tinggi

25
Gambar 8 Psykrometrik plot temperatur SA rendah

26
Gambar 9 Psykrometrik plot temperatur rata-rata

27
Gambar 10 Hasil Plot diagram Ph

28
Tabel 3 Data hasil pengukuran instalasi trainer

29
PERHITUNGAN SISTEM REFRIGERASI

 Menghitung qE ( Efek Refrigerasi ) => qE = h1-h4


Dik. T kond = 55,91⁰C
T evap = 5,67⁰C
h1 = 400 kj/kg
h2 = 437 kj/kg
h3 = h4 = 280 kj/kg
( h1 s.d h4 diperoleh dari plot diagram ph R134a )
Dit qe ?
Jawab :
qe = h1 – h4
= 400 kj/kg – 280 kj/kg
= 120 kj/kg
 Menghitung kalor yang dibuang oleh kondensor => qc = h2 – h3
Dik. T kond = 55,91⁰C
T evap = 5,67⁰C
h1 = 400 kj/kg
h2 = 437 kj/kg
h3 = h4 = 280 kj/kg
( h1 s.d h4 diperoleh dari plot diagram ph R134a )
Dit qc ?
Jawab :
qc = h2 – h3
= 437 kj/kg – 280 kj/kg
= 157 kj/kg
 Menghitung kerja kompresor => w = h2-h1
Dik. T kond = 55,91⁰C
T evap = 5,67⁰C
h1 = 400 kj/kg

30
h2 = 437 kj/kg
h3 = h4 = 280 kj/kg
( h1 s.d h4 diperoleh dari plot diagram ph R134a )
Dit w ?
Jawab :
w = h2 – h1
= 437 kj/kg – 400 kj/kg
= 37 kj/kg

*) Menghitung nilai Coefficient Of Performance ( COP )


 Menghitung nilai COP carnot

𝑇𝑒
COPc =
𝑇𝑘 − 𝑇𝑒

Dik. T kond = 55,91⁰C = 329,06⁰K


T evap = 5,67⁰C = 278,82⁰K
Dit. COPc ?
Jawab :
𝑇𝑒
COPc =
𝑇𝑘 − 𝑇𝑒

278,82⁰K
=
329,060 K − 278,82⁰K
278,82⁰K
=
50,24⁰K
= 5,55

 Menghitung nilai COP actual

Dik. qE = 120 kj/kg


w = 37 kj/kg
Dit. COP actual ?

31
Jawab :
qe
COPaktual =
𝑤
120 Kj/Kg
=
37 𝐾𝑗/𝐾𝑔

= 3.24

 Menghitung effisiensi refrigerasi


COPactual
µ= 𝑥 100%
𝐶𝑂𝑃𝑐𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡

= 3.24
3.24
= 𝑥 100%
5.55

= 58.39%
Menghitung laju aliran massa refrigerant yang mengalir

W komp
m=
𝑤

 Menghitug daya kompresor


Dik. V = 220 V
I = 1,4 A
µ = 0,7 ( Effisiensi Kompresor )
Cos Ɵ = 0,8 ( factor daya )
Jawab :
W komp = V . I . µ . Cos Ɵ
= 220 V . 1,4 A . 0,7 . 0,8
= 172,48 watt
= 0,172 kw = 0,172 kj/s

32
 Menghitug laju aliran massa refrigerant
Dik. w ( Kerja kompresor ) = 37 kj/kg
Dit. m ( Laju aliran massa refrigerant ) ?
Jawab :
W komp
m=
𝑤
0,172 kj/s
=
37 kj/kg

= 0,0047 kg/s
 Menghitung kapasitas pendinginan ( QE = m . qE )
Dik. m = 0,0047 kg/s
qe = 120 kj/kg
Dit. QE ?
Jawab :
QE = m . qe
= 0,0047 kg/s x 120 kj/kg
= 0,56 kj/s = 0.56 Kw
 Menghitung kapasitas pembuangan ( Qc = m . qc )
Dik. m = 0,0047 kg/s
Qc = m . qc
= 0,0047 kg/s x 157 kj/kg
= 0,73 kj/s
= 0,73 kw

 Dalam perhitungan Sistem Refrigerasi, mengacu pada hasil plot dari diagram Ph

33
PERHITUNGAN TATA UDARA

 Dik. WEA = 0,0075 kg/kg ( Rata-rata plot psikometrik )


WLA = 0,0034 kg/kg ( Rata-rata plot psikometrik )
Saluran SA – diameter = 20 cm, r = 10 cm
S = 15 cm
A ( Luas selimut ) =𝜋 .r.s
= 3,14 x 10 cm x 15 cm
= 471 cm = 4,71 m2
V ( Kecepatan SA ) = 1,8 m/s

ρ ( Udara ) = 1,2 kg/m3

Dit. ṁ, laju pengembunan ?


Jawab :
ṁ = ρ. V. A
= 1,2 kg/m3 . 1,8 m/s . 4,71 m2
= 10,17 kg/s
 Mencari laju pengembunan
Laju pengembunan = ṁ ( WEA – WLA )
= 10,17 kg/s ( 0,0075 – 0,0034 ) kg/kg
= 10,17 kg/s ( 0,0041 kg/kg )
= 0,044 kg/s

 Kapasitas koil pendingin ( Q koil )


Dik.ṁ = 10,17 kg/s
hEA = 47,5 kj/kg ( Rata-rata plot psikometrik )
hLA = 28 kj/kg ( Rata-rata plot psikometrik )
Jawab :
Qcoil = ṁ ( hEA – hLA )
= 10,17 kg/s ( 47,5 – 28 ) kj/kg
= 10,17 kg/s ( 19,5 kj/kg ) = 198,315 kj/s

34
 Bypass Factor dan Contact Factor
Dik. TLA = 20,6⁰C ( Didapat dari rata-rata temperature SA )
TADP = -1⁰C ( Didapat dari rata-rata garis lurus SA )
TEA = 29,65⁰C ( Didapat dari rata-rata temperature MA )
TADP = -1⁰C ( Didapat dari rata-rata garis lurus SA )
Dit. BF, CF ?
Jawab :
Menghitung nilai BF
BF = ( TLA – TADP )
( TEA – TADP )
= ( 20,6⁰C – (-1⁰C) )
( 29,65⁰C – (-1⁰C) )
= 21,6⁰C
30,65⁰C
= 0,70

Mencari nilai CF
CF = 1 – BF
= 1 – 0,70
= 0,3

 Menghitung debit udara ( CFM )


Q = A. V

 Mencari CFM OA
Jawab :
A = . r2 CFM OA = A . V
= 3,14 . ( 0,038 )2 = 0,0046 m2 . 2 m/s
= 3,14 . 0,0015 = 0,00911 m3/s
= 0,0046 m2 = 19,30 f3/min

35
 Mencari CFM RA
Dik. r RA = 5 cm = 0,05 m
Kec RA = 3,5 m/s
Dit. A, CFM RA ?
Jawab :
A = 𝜋.r2
= 3,14 x ( 0,05 m )2
= 0,00785 m2
CFM RA = A. V
= 0,00785 m2 x 3,5 m/s
= 0,0275 m3/s
= 58,27 ft3/min
 Menentukan DB Mix
Dik. DB OA = 31,84⁰C ( Rata-rata DB )
DB RA = 28,57⁰C ( Rata-rata DB )
CFM OA = 19,30 ft3/min = CFM
CFM RA = 58,27 ft3/min = CFM
CFM Mix = CFM OA + CFM RA
= ( 19,30 + 58,27 ) ft3/min
= 77,57 CFM
Dit. DB Mix ?
Jawab :
DB Mix = ( CFM OA x DB OA ) + ( CFM RA x DB RA )
CFM Mix
= ( 19,30 x 31,84 ) + ( 58,27 x 28,57 )
77,57
= 2279,29
77,57
= 29,38⁰C

36
*) Menentukan nilai RSCL & RLCL
 Menghitung CFM Supply
Dik. V Supply = 1,8 m/s
( r ) jari-jari Supply = 10 cm
Dit. As, CFM Supply ?
Jawab :
As = 𝜋.r2
= 3,14 x ( 10 cm )2
= 3,14 cm2 = 3,14 m2

 Menghitung CFM Supply


CFMs = A . V
= 3,14 m2 x 1,8 m/s
= 5,652 m3/s = 11975,9 ft3/min

 Menghitung nilai RSCL


Dik. DB RA = 28,57⁰C ( Rata-rata DB )
DB SA = 20,6⁰C ( Rata-rata DB )
CFMs = 11975,9 ft3/min
Dit. RSCL ?
Jawab :
RSCL = 1,1 x CFM Supply ( DB RA – DB SA )
= 1,1 x 11975,9 ( 28,57 – 20,6 )⁰C
= 13173,49 x ( 7,97⁰C )
= 104,993

 Menghitung nilai RLCL


Dik. W RA = 0,0067 kg/kg ( plot rata-rata psikometrik )
W SA = 0,0034 kg/kg ( plot rata-rata psikometrik )
CFMs = 11975,9 ft3/min
Dit. RLCL ?

37
Jawab :
RLCL = 0,68 x CFM SA ( W RA – W SA )
= 0,68 x 11975,9 ( 0,0067 – 0,0034 ) kg/kg
= 8143,6 ( 0,0033 kg/kg )
= 26,87

 Mencari RSHR
RSHR = RSCL = 104,993 . = 104,993 . = 0,99
RTCL 104,993 + 26,87 105019,87

 Mencari kapasitas koil pendingin


Dik. ṁ = 10,17 kg/s
hEA= 47,5 kj/kg
hLA = 28 kj/kg
Dit. Q ?
Jawab :
Q = ṁ ( hEA – hLA )
= 10,17 kg/s ( 47,5 – 28 ) kj/kg
= 53.891,55 ( 19,5 )
= 198.315 Kj atau KW.

 Dalam perhitungan Sistem Tata Udara, data yang kita gunakan dari hasil plot
psykrometrik nilai temperatur rata-rata.

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Penempatan fan pada supply belum sesuai dengan yang diharapkan,
dikarenakan posisi cooling coil sangat sempit sehingga ditempatkan
sebelum cooling coil. Seharusnya diletakkan setelah cooling coil
2. Dimensi ruangan terlalu besar sehingga data yang didapat temperaturnya
tinggi seharusnya ruangan lebih kecil

6.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum selalu ada saja hambatan yang ditemui baik
dari mahasiswanya, para dosen / para pembimbingnya, ataupun sarana dan
prasarananya. Misalnya kurangnya peralatan serta minimnya sarana dan
prasarana yang ada. Oleh sebab itu, kami mohon kebijaksanaan dari dosen /
teknisi sekalian, agar kegiatan belajar mengajar ataupun praktikum ini dapat
berlangsung dengan baik.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. https://gregoriusagung.wordpress.com/2010/12/11/mesin-pendingin-siklus-
kompresi-uap/ (9 Mei)
2. http://teorirefac36.blogspot.co.id/2012/10/komponen-utama-sistem-
refrigerasi.html (16 Juni)
3. https://tukangeetik.blogspot.sg/2017/11/makalah-refrigerasi.html (16 Juni)
4. https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-
industri-farmasi/sistem-tata-udara-ahuhvac/ (21 Mei)
5. https://tiriztea.wordpress.com/2011/05/12/sistem-tata-udara-air-
conditioning/ (16 Juni)
6. https://reharder.wordpress.com/2011/11/23/sistem-pengkondisian-udara-
teori-dasar/ (16 Juni)

40
LAMPIRAN – LAMPIRAN

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai