Oleh.
Penyusun
ii
1 DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang
memiliki potensi perikanan yang cukup besar, salah satunya udang vanamei
yang banyak dibudidayakan di daerah Desa Tambak, Kecamatan Indramayu,
Kabupaten Indramayu.Udang jenis ini biasanya dipanen dalam waktu 3-4
bulan sekali.Udang termasuk komoditi yang tidak tahan lama dan mudah
rusak jika ditempatkan di ruang terbuka. Penyebab utama kerusakan jenis
udang ini di antaranya adalah aktifitas mikroorganisme dan bakteri yang ada
pada udang, dimana pada suhu kamar bakteri dan mikroorgnisme
berkembang biak dengan sangat cepat. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya
petani menggunakan cara tradisional dengan pendinginan es balok agar
kondisi udang tetap segar. Namun cara ini kurang efektif, karena lama
kelamaan es balok akan mencair.
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi di bidang
industri mengalami kemajuan yang pesat, salah satunya adalah teknologi di
bidang refrigerasi dan tata udara.Perkembangan teknologi di bidang ini
memberikan banyak keuntungan bagi kebutuhan manusia, seperti dalam hal
penyimpanan dan pendistribusian bahan makanan, sehingga bahan makanan
yang disimpan dengan sistem refrigerasi tersebut dapat terjaga kualitas dan
kesegarannya sampai beberapa minggu atau bulan hingga saat diperlukan
untuk didistribusikan kepada konsumen.
Oleh karena itu, untuk mengatasi cara tradisional yang kurang efektif pada
proses penyimpanan udang, maka perlu dirancang sebuah mesin
penyimpanan udang tersebut. Dalam hal ini, kmi mengambil judul
“PERANCANGAN COLD STORAGE UNTUK PENYIMPANAN
UDANG KAPASITAS DAILY 300 KG”.” yang dapat digunakan untuk
membekukan udang vanamei hasil panen para petani tambak agar kualitas
dan mutu udang vanamei setalah panen sampai ke tempat penjualan udang
dalam keadaan segar, sehingga dapat menaikkan harga jual udang vanamei.
1
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan dari Perancangan Sistem Refrigerasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menghitung beban pendinginan pada Cold Storage?
2. Berapa nilai COP, efisiensi, dan daya listrik pada Cold Storage?
2
2 BAB II
DASAR TEORI
Dalam pengertian tidak ada sirkulasi udara (udara yang keluar masuk), dan
menggunakan peralatan pendingin (refrigerator), yang mengeluarkan udara
dingin dan menjaga suhu tetap rendah.
16
( sumber https://www.google.com)
17
penyimpanan udang yang besar yang di dinginkan oleh sebuah unit mesin
pendingin. Adapun unit mesin pendingin yang digunakan pada cold storage /
ABF ini adalah jenis system refigerasi kompresi uap, dimana sebagai media
pendinginnya masih menggunakan refrigerant R22 (HCFC 22).
Dinamakan system refrigerasi kompresi uap karena pada unit
pendingin ini menggunakan kompresor yang memompa uap refrigerant dari
sisi tekanan rendah hingga menjadi uap tekanan tinggi. Sehingga pada system
refrigerasi kompresi uap ini terdapat dua kondisi tekanan berbeda yaitu sisi
tekanan rendan dan sisi tekanan tinggi. Pada sisitekanan rendah inilah yang
digunakan untuk proses pendinginan karena temperaturnya juga rendah
hingga menyerap panas dari lingkungan sekitarnya. (Siagian, 2017)
Sistem yang terjadi pada system refrigerasi kompresi uap merupakan
system tertutup, adapun siklus yang terjadi terlihat pada Gambar 2.1 dibawah
ini.
18
Pada diagram Ph, siklus refrigerasi kompresi uap digambarkan sebagai
berikut :
( sumber.http//google.com )
19
a. Kompresi
Proses ini berlangsung di kompresor secara isentropic adiabatic.
Kondisi awal refrigerant pada saat masuk ke kompresor adalah uap jenuh
bertekanan rendah, setelah dikompresi refrigerant menjadi uap bertekanan
tinggi. Oleh karena itu, proses ini dianggap isentropic sehingga
temperature keluar kompresor pun meningkat.
Besarnya kerja kompresor per satuan massa refrigerant bisa dihitung
dengan rumus :
̇
𝑄𝑤 = 𝑚̇𝑥 𝑞𝑤…………………………………………………………………………………………………… (2.2)
dimana,
b. Kondensasi
20
𝑞𝑟 = ℎ2− ℎ3………………………………………………………………………………………………………. (2.3)
̇
𝑄𝑐 = 𝑚̇𝑥 𝑞𝑐…………………………………………………………………………………………………… (2.4)
dimana,
c. Ekspansi
Proses ini berlangsung secara isoentalpi, hal ini berarti tidak terjadi
penambahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan
temperature. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup ekspansi yang
berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfunsi mengatur laju aliran
refrigerant dan menurunkan tekanan.
ℎ3− ℎ4
dimana,
e. Evaporasi
21
sebenarnya adalah campuran cair dan gas, hal ini terlihat dari gambar yang
mana posisi titik 4 berada di dalam kubah garis jenuh.
̇
𝑄𝑒 = 𝑚̇𝑥 𝑞𝑒…………………………………………………………………………………………………… (2.6)
dimana,
𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖
a. COPcarnot = (𝑇 ……………………………………(2.7)
𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑠𝑖− 𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖 )
𝐶𝑂𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
c. ῃ = 𝐶𝑂𝑃𝑐𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡 x 100% ………………………………………..(2.9)
22
dikelompokan dalam 4 jenis sumber beabn. Beban total diperoleh dengan
menjumlahkan yang ada dari ke empat jenis sumber beban tersebut.
Jenis sumber beban tersebut adalah :
1. Beban kalor melalui dinding (wall gain load)
2. Beban pertukaran udara (air change load)
3. Beban produk (product load)
4. Beban lain-lain (misscellanneous load)
23
1 1 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 1
= 𝑓 +𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + ………… 𝑘𝑛 + 𝑓 …………………………(2.11)
𝑈 𝑖 1 2 3 𝑛 0
dengan,
Untuk bahan yang tidak homogen bisaanya diketahui nilai konduksinya (C),
sebagai pengganti konduktivitas (k).
Hubungan C dengan k :
𝑘
C =𝑥 ……………………………………………………(2.12)
𝑘 1
Untuk mengganti 𝑥 digunakan 𝑐 . Nilai k, f, dan C bisa didapatkan di table.
(table 10 – 1, Dossat.)
Dengan,
24
2.4.4 Beban Pertukaran Udara (Infiltrasi)
Udara yang masuk ke ruang refrigerasi bila menjadi beban bagi ruang
tersebut. Udara masuk keruangan bisa sebagai ventilasi atau karena buka tutup
pintu dan kebocoran melalui celah-celah.
Besarnya pertukaran udara ( laju infiltrasi) yang disebabka oleh buka tutup
pintu tergantung pada :
a. Ukuran pintu
b. Frekuensi buka tutup
c. Lamanya pintu dibiarkan terbuka
d. Posisi pintu (berhubungan dengan udar luar atau dengan udara ruangan)
e. Kondisi aliran udara melewati pintu
( Tabel 10 – 7, Dossat)
dengan,
Pada tabel tersebut yang dicantumkan adalah untuk jenis pemakaian yang
umum, untuk pemakaian yang berat nilainya harus ditambah 50% dari yanag
tercantum.
25
perubahan enthalpy yang dialami udara yang masuk ke ruang refrigerasi bisa
digunakan tabel (Tabel 10 – 6, Dossat).
Beban produk adalah kalor yang berada pada produk dan harus dibuang
dengan cara menurunkan temperature produk yang didinginkan. Produk bisa
merupakan makanan, minuman, atau material lain (Dossat, 1981 : 180). Beban
produk diantaranya adalah :
𝑚𝐶𝑝 .∆𝑇
𝑄𝑝 = ῆ.3600
dengan :
26
𝑚𝐶𝑝 .∆𝑇
𝑄𝑤 = ῆ.3600
dengan :
𝑤𝐿 𝑥 𝑡1
𝑄𝐿 = 24
dengan :
27
2.4.9 Beban Fan
𝑤𝐹 𝑥 𝑡1
𝑄𝐿 = 24
dengan :
𝑄𝑇 𝑥 24
Q = 𝑅𝑇
dengan :
𝑄𝐵 = Jumlah beban
28
3 BAB III
DATA RANCANGAN
Lebar = 200 cm = 2 m
29
Perbedaan Tin-Tout 294 k -274 k =20
Produk K
9 Chilling rate factor (RF) 6 jam
30
4 BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Perhitungan Data Perancangan
Perhitungan beban pendinginan meliputi banyak hal yang harus
diperhitungkan baik dari kondisi dalam maupun luar ruangan yang akan
dikondisikan. Perhitungan beban pendingin yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Dari data-data yang ada pada perancangan yang telah dilakukan, maka
perhitungan kerugian kalor yang terjadi pada ruangan berdasarkan data-data
yang ada adalah sebagai berikut:
Panjang ruangan = 3 m
Lebar ruangan = 2 m
Tinggi ruangan = 1.5 m
Material dinding berupa sandwich panel yang terdiri atas lapisan Stainless
steel (luar), Polyurethane (tengah), Stainless steel (dalam).
Fo - 22,7 - 0,044
Fi - 9,37 - 0,107
U overall 0,24089
19
Untuk dinding cold storage, atap, pintu dan lantai memiliki bahan pembentuk
- yang sama.
1
= 0,044 + 0,107 + 0,000133 + 4 + 0,000133
𝑈
1
= 4,15 m2K/W
𝑈
U = 0,24 W/m2K
20
Maka,
𝐴𝑎𝑡𝑎𝑝 = 2(pxl)
= 12 𝑚2
𝐴𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 =(pxl)
= 9𝑚2
𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 =(lxt)
= 6 𝑚2
Diketahui :
= 15.84 watt
𝑄𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 = U x A x ∆𝑇
= 7.92 watt
𝑄𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛 = U x A x ∆𝑇
/𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔
= 2.16 watt
20
4.1.2 Beban Produk
Sehingga,
21
= 38.380 kJ
C. Q3 = m × Cp × (Tf-T2)
= 300 × 3.65 × (270.95-248)
= 25.130 kJ
D. Q4 = m × hf
= 300 × 253
= 303.600 kJ
𝑄1+𝑄2+𝑄3+𝑄4
E. Q total = 3600×6𝑗𝑎𝑚
63.510 kJ +38.380 kJ +25.130 kJ +303.600 kJ
= 21600
430620
= 21600
= 19,94 kW
= 19.940 W
22
Karena nilai V yang di dapat dari perhitungan untuk volume 6,55 𝑚3 tidak
terdapat pada tabel diatas ( minimal 7 𝑚3 ), maka harus mencari nilai kenaikan
infiltration rate. Dengan cara interpolasi, maka nilainya dapat diketahui ;
6,55 x
7 2,3
8,5 2,6
Besarnya nilai x :
7−6,55 2,3 −𝑥
=
8,5−6,55 2,6 −𝑥
7−6,55
2,3 = 𝑥 + [( )] (2,6 − 𝑥 )
8,5−6,55
2,3 = 𝑥 + [(−1.5)(2,6 − 𝑥 )]
x = 4,7 L/s
Selanjutnya mencari laju pertukaran udara dengan menggunakan tabel Inlet Air
Temperatur.
23
Dari tabel diatas, dengan data temperatur -20°C, temperatur lingkungan
35°C dan RH 60%, maka didapat pertukaran udara 0,1203 Kj/s.
Jadi beban pertukaran udara ( infiltrasi) adalah :
𝑄𝑖𝑓 =𝐼𝑥 ∆𝐻
= 4,7 L/s x 0,1203 Kj/s
= 0,5654 Kw
= 565,4 W
24
5 BAB V
6 KARAKTERISTIK SISTEM
h1 = 382.208 kJ/kg
h2 = 431.810 kJ/kg
25
1. Kerja kompresi dan laju aliran massa
Besarnya kerja kompresi per satuan massa refrigerant bisa dihitung dengan
persamaan berikut:
qw = h2-h1 = 431.810 kJ/kg - 382.208 kJ/kg
= 49.6 kJ/kg
Untuk mengetahui laju aliran massa refrigerant, maka menggunakan
persamaan:
Qw = 𝑚̇ 𝑥 𝑞𝑤 , maka:
𝑚̇ = Qw : 𝑞𝑤
sehingga:
𝑚̇ = 22,4 : 49.6
= 0.452 kg/s
Qw = 𝑚̇ x 𝑞𝑤
= 0,452 x 49.6
qc = h2-h3
= 168.098 kJ/kg
Qc = 𝑚̇ × qc
Qc = 0.452 × 168.098
26
3. Efek refrigerasi dan kapasitas evaporator
Besar panas refrigerant yang diserap oleh evaporator sebagai berikut:
qe = h1-h4
= 118.5 kJ/kg
Qe = 𝑚̇ × qe
Qe = 0.452 × 118.5
4. Koefisien Kinerja
𝑞𝑒
a. COP aktual =
𝑞𝑤
118.5 kJ/kg
= 49.6 kJ/kg
= 2.4
(𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟+273)
b. COPcarnot = (𝑇𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟+273)−(𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟+273)
(−25+273)
= (45+273)−(−25+273)
= 3.5
𝐶𝑂𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
c. Efisiensi = 𝐶𝑂𝑃 𝑐𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡 × 100%
2.4
= 3.5 × 100%
= 68.6%
27
7 BAB VI
8 PEMILIHAN BAHAN
27
Gambar 8 Pemilihan Evaporator
Dari perhitungan software Guentner ternyata banyak pilihan yang ditawarkan.
Berikut adalah data spesifikasi dari evaporator yang akan digunakan:
28
6.2 Pemilihan Kondenser Cold Storage
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh besar beban refrigerasi yang
diperlukan kondensor, maka selanjutnya dilakukan pemilihan kondensor yang
cocok sesuai dengan kebutuhan desain. Kapasitas dari perhitungan didapat
75,98 Kw, dalam pemilihan digunakan software Produk calculator Customer
yang merupakan perangkat lunak katalog untuk produk-produk Guentner,
pemilihan diawali dengan menginpurt data-data sebagai berikut:
29
Dari perhitungan software Guentner ternyata banyak pilihan yang ditawarkan.
Berikut adalah data spesifikasi dari evaporator yang akan digunakan:
30
6.3 Pemilihan Kompresor Cold Storage
Untuk dapat menentukan kompresor yang akan dipakai maka terlebih dahulu
menghitung kapasitas kerja kompresi, pada perhitungan sebelumnya diperoleh nilai
kapasitas kompresor 22.420 watt dari data ini dapat dipaki untuk pemilihan jenis
kompresor yang sesuai untuk cold storage dimana dengan menggunakan software
Danfoss. Berikut adalah kompresor yang dipakai:
31
9 BAB VII
10 PENUTUP
7.1 Simpulan
Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan suatu system yang
memanfaatkan aliran perpindahan kalor melalui refrigerant yang bersikulasi
secara terus-menerus. Proses utama dari kompresi uap adalah proses
kompresi, kondensasi (pengembunan), ekspansi, evaporasi (penguapan).
2. Nilai COP actual sebesar 2.4, COP carnot sebesar 3.5 dan efisiensi sebesar
68.6%.
7.2 Saran
1. Dalam pembuatan kabin sebaiknya lebih mengetahui dan
memperhitungkan tentang bahan-bahan material yang akan digunakan.
2. Pemilihan unit sebaiknya sesuai dengan data rancangan.
27
11 DAFTAR PUSTAKA
Anita Agustin dan 2019. Rancang Bangun Cold Storage untuk Penyimpanan
udang dengan Kapasitas Daily Load 4 kg. Tugas Perancangan Sistem
Refrigerasi. Teknik Pendingin dan Tata Udara: Politeknik Negeri
Indramayu.
Nofrizal. 2008. Perancangan Thermal dan Electrikal Solar Cold Storage Untuk kapal
Nelayan, FT UI. Universitas Indonesia.
28