BANGUNAN IRIGASI
Oleh:
Adhinda Dwi Putra Ramadhani
5. Pekerjaan sungai
6. Bangunan-bangunan pelengkap
1.2.1 Bangunan Pengelak :
a. Definisi bangunan pengelak
Adalah bagian dari bangunan utama yang dibangun di sungai yang berfungsi
untuk membelokkan air sungai ke jaringan irigasi.
b. Fungsi bangunan pengelak
Menaikkan muka air sungai dan mengatur elevasi muka air sungai.
5. Peralatan komunikasi
6. Jembatan hantar dan lain-lain.
tanggul banjir
pengambilan
bukit
bendung
kolam olak
pembilas
sun
kantong lumpur
gai
konstruksi
lindungan
sungai
- bronjong
- krib ur
lump
o ng
pembilas
k ant
an
ran kan saluran
lu r
s a ime pembilas
pr
sa er k
p ri
lur
m
an iri
jemb
atan
A. Bendung tetap
Jika pembendungan dilakukan dengan puncak pelimpah yang permanen.
- Untuk daerah dengan kemiringan sedang sesuai untuk di bangun bendung tetap
- Untuk daerah yang mempunyai kemiringan landai ( di bagian hilir ) sesuai untuk di
bangun bendung gerak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada iustrasi gambar berikut
laut
dam bendung
saluran
suplesi
bendung gerak
dam laut
bendung
laut
2.6.1.Bentuk normal
Bila beban merata (akibat tekanan air)
2.6.3.Bentuk busur
Dipilih jika :
- Adanya resultant gaya / beban jatuh pada salah satu titik (terpusat).
- Kondisi dinding cenderung labil terhadap gerusan, mengurasi gerusan pada sisi
sungai
Soal 1.
Kunjungi lokasi bendung irigasi yang terdekat dengan tempat tinggal saudara kemudian
foto tubuh bendung dan bagian- bagiannya dari depan dan samping. Untuk bagian –bagian
tertentu seperti pintu intake, pintu bilas dan lain-lain di buat foto sendiri yang jelas.
Hasil dari foto lapangan tersebut kemudian tuangkan dalam gambar tampak atas/denah dari
bendung (head works ) secara lengkap.
Penyelesaian
I. Gambar foto lapangan bendung Taman ayu ( bendung, pintu pembilas dan pintu
Pengambilan )
4
3 7
5 6
Keterangan :
1. intake
2. kantong lumpur
1 3. pintu pembilas
4. pilar pintu pembilas
5. pilar utama/groyne
6. mercu
7. bak tenggelam
H1
pembilas
B1 B2 B3
II B1e B2e Bs
H1
Ka.H1
ka.H1
Kp.H1 Kp.H1 Kp.H1 Kp.H1
Bs = 0.8Bs
B = B1 + B2 + B3
Be = B1e + B2e + Bs
a. Lebar bendung
Adalah jarak antar pangkal-pangkalnya (abutment)
b. Lebar maksimum bendung
Lebar maksimum bendung umumnya diambil 1,2 kali lebar rata-rata sungai
c. Lebar efektif bendung
Adalah lebar bendung dikurangi tebal pilar dan tebal pintu .
Be = B – 2(nKp+Ka)H1
Keterangan :
n = jumlah pilar
Kp = Koefisien konstraksi pilar
Ka = Koefisien konstraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi (m)
Catatan :
Untuk mencari nilai Kp dan Ka dapat diperoleh dari tabel 2.1.
Bentuk Pilar Kp
Pilar berujung segi empat dg sudut-sudut yg dibulatkan pd jari-jari 0,02
yang hampir sama dg 0,1 dari tebal pilar.
Pilar barujung bulat 0,01
Pilar berujung runcing 0
Bentuk tembok hulu Ka
Pangkal tembok segi empat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran 0,20
Pangkal tembok bulat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran dengan
0,5 H1 >r >0,15H1 0,10
Pangkal tembok bulat dimana r >0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih
dari 45 ke arah aliran 0
Soal 2
Suatu bendung irigasi mempunyai data-data teknis sebagai berikut :
- Lebar sungai = 30 meter
- Jumlah pilar = 4 buah
- Koefisien konstraksi pilar ( Kp) = 0,01
- Koefisien konstrusi abutment ( Ka) = 0,10
- Debit banjir rencana = 380 m 3 /detik
- Tinggi bendung = 4 meter
- Beda tinggi muka air di bagian hulu dan di bagian hilir = 1 meter
Tentukan :
1. Tinggi energi di atas mercu bendung
2. Nilai kofissien debit ( Cd)
3. lebar efektif bendung
Penyelesaian :
1. Tinggi energi di atas mercu
- Asumsi nilai Cd = 1,6
1, 5
Q = Cd 2/3 2 / 3g B . H
1, 5
380 = 1,6. 2/3 2 / 3.9,81 . 30 . H
1, 5
H = 4,951
R1 R
R2
Q = debit (m3/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd=CO.C1.C2)
g = percepatan gravitasi m/dt2(~9,8)
b = panjang mercu (m)
H1 = tinggi energi di atas mercu (m)
1.5
1.4
x
1.3
catatan sahih jika P/H1 > 1.5
1.2 +
+x x
x
1.1 x x
x
x
1.0 x
x
koefisien Co
x 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
0.9 x
x
x r = 0.025 m. - G.D.MATTHEW 1963 perbandingan H1/r
0.8 o r = ............. - A.L. VERWOERD 1941
0.7 + r = 0.030 m. - A.W.v.d.OORD 1941
r = 0.0375 m. L.ESCANDE &
0.6 r = 0.075 m. F.SANANES 1959
0
Gambar 2.15. Koefisien debit Co untuk bendung mercu bulat
P/H1 ~ 1.5
1.0
0.99
0.9 +
Faktor pengurangan koefisien
+
0.8 +
Rumus pengaliran
Keterangan :
Q = debit (m3/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = CO.C1.C2)
G = percepatan gravitasi m/dt2(~9,8)
B = panjang mercu (m)
H1 = tinggi energi di atas mercu (m)
2
1.04 V1 /2g
kemiringan sudut
terhadap garis vertikal
H1 1:0.33 18°26'
1:1 1:0.67 33°41'
1:0.67
1.02 p 1:1 45°00'
koefisien koreksi C2
1:0.33
1.00
0.98
0 0.5 1.0 1.5
perbandingan P/H1
Gambar 2.17. Koefisien debit C2 untuk bendung mercu ogee dengan bagian hulu
melengkung
3 - 4 h1 maks
X 1.85 = 2.0hd 0.85 y 1.810 0.810
X = 1.939 hd y
H1 hd
0.282 hd 0.214 hd
asal H1
0.175 hd koordinat hd 0.115 hd
x X
R=0.2 hd Y R=0.22 hd y
R=0.5 hd 0.67
1
R=0.48 hd
sumbu mercu
diundurkan
0.237 hd
H1 H1 hd 0.119 hd
hd 0.139 hd
x x
1 Y
R = 0.21 hd Y
0.33 1
1
R = 0.68 hd
R = 0.45 hd
Soal 3.
Suatu bendung dengan data-data teknis sebagai berikut :
- Debit banjir rencana ( Q25th ) = 229,83 m3/detik
- Lebar sungai = 40 m
- Tinggi bendung direncanakan = 5 m
- Jumlah pilar direncanakan 3 buah
- Bentuk Pilar barujung bulat (Kp) = 0,01
- Bentuk pangkal tembok bulat dg tembok hulu pada 90 ke arah aliran dengan 0,5
H1 > r > 0,15 H1 (ka) =0,10
Tentukan :
a. Lebar efektif bendung
b. Tinggi air rencana ( Hdesain) di atas mercu
c. Koefisien debit (Cd)
d. Rencanakan mercu bagian hulu dan hilir jika digunakan mercu tipe ogee
e. Gambar bentuk mercu bagian hulu dan hilir
Penyelesaian
a. lebar efektif bendung
Be = B – 2 ( n.Kp + Ka) He
= 40 – 2( 3 . 0,01 + 0,10 ) He
= 40 – 0,26 He
2 2
229,83 = . 1,27 . . 9,81 . (40 – 0,26 He ) He3/2
3 3
229,83 = 2,1641 . (40 – 0,26 He ) He3/2
Be = 40 – 0,26 . 1,933
Kapasitas pelimpah
Q = A.V
Q = Be ( P + He ) . V
V = 0,84 m/det
V2
He= Hd +
2g
V2
Hd = He -
2g
0,842
= 1,933 -
2.9,81
Hd = 1, 897 m
C. Koefisien debit ( Cd )
Perhitungan Cd
Cd Hd R Hd/R C0 P/Hd C1 C2
1,27 1,897 0,773 2,454 1,3 2,636 1,0 1,0
Kontrol Cd
Cd asumsi = 1,27
Cd hitung = 1,27
Cd asumsi = Cd hitung Ok
Kontrol debit
Q design = 229,83 m3/dt
2 2
Q hitung = .Cd. g.Be.He 3 / 2
3 3
3
2 2
= . 1,27 . . 9,81 . 40 . 1,933 2
3 3
= 232,64 m3 /det
Q hitung >Q design OK
Hd = 1,897 m
Dipilih mercu ogee dengan type seperti pada gambar berikut
L2
L1 Y =1,287 X1,85
R2
R1
R1 = 0,5 Hd
= 0,5 x 1,897
= 0,9485 m
R2 = 0,2Hd
= 0,2 x 1,897
= 0,03794
L1 = 0,175 Hd
=0,175 x 1,897
= 0,3319 m
L2 = 0,282 Hd
= 0282x1,897
= 0.5349m
X Y X Y
0.0 0.0000 1.1 0.0000
0.1 0.004 1.2 0.004
0.2 0.015 1.3 0.015
0.3 0.031 1.4 0.031
0.4 0.053 1.5 0.053
0.5 0.080 1.6 0.080
0.6 0.112 1.7 0.112
0.7 0.148 1.8 0.148
0.8 0.190 1.9 0.190
0.9 0.236 2.0 0.236
Selanjutnya dari tabel diatas dapat digambar kan bentuk bagian hilir mercu
0,03794
0.5349
Keterangan :
H1 = tinggi energi di atas mercu, m
Hd= tinggi muka air hulu di atas mercu, m
V1 = kecepatan di hulu mercu, m/dt
Q = debit rencana, m3/dt
A = luas penampang saluran, m2
Beff = lebar efektif bendung, m
P = tinggi mercu, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (9.81)
Z = tinggi jatuh, m
q = debit per satuan lebar
y1 = tinggi muka air pada awal loncatan, m
V2 = kecepatan awal loncatan, m/dt
y2 = tinggi muka air di hilir
Fr = bilangan Froude
Soal 4.
+ 101,933
+ 101,897
+ 100
+ 95
+ 94
Tentukan :
a. Profil muka air di atas mercu bendung
b. Gambar hasilnya
Jawab :
Rumus untuk menentukan profil muka air di atas mercu
1
2.g.( z + He - Yz) 2 - Q/ (B.Yz) = 0
= 6,04838
(karena Fr > 1, maka aliran dalam keadaan super kritis)
Nilai Yz untuk tinggi Z yang lain dapat dilihat pada tabel berikut
Dari hasil tabel tersebut kemudian digambarkan profil muka air di atas bending seperti pada
gambar berikut
Hd
Y2
Y1
v1 2g.(1/ 2.H1 z)
Keterangan :
V1 = kecepatan awal loncatan (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)~9,8
H1 = tinggi energi di atas mercu (m)
z = tinggi jatuh (m)
y2
y1
1 / 2. 1 8 Fr 2 1
v1
Fr
gy1
Keterangan :
Y2 = kedalaman air setelah loncatan air (m)
Y1 = kedalaman air di awal loncat air (m)
Fr = bilangan Froude
V1 = kecepatan awal loncatan (m/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)~9,8
3. Loncatan Hidrolis
Lj = 6,9 ( Y2 – Y1)
Keterangan :
Lj = panjang loncatan (m)
Y2 = tinggi loncatan di atas ambang (m)
Yu = kedalaman air sebelum loncatan(m)
Jika panjang kolam olak lebih kecil dari panjang loncatan hidrolis, maka untuk panjang
kolam olak dipakai panjang loncatan hidrolis agar tidak terjadi penggerusan.
Soal 5
Diketahui data-data seperti berikut :
- Tinggi air sebelum loncatan : Y1= Yz = 0,45525 m
- Debit air per satuan lebar :
q = Q / B = 229,83 / 40 = 5,74575 m2/dt
Fr = = 6,04838
Tentukan :
a. Tinggi muka air setelah loncatan ( Y2)
b. Panjang loncatan air
c. gambar hasil perhitungan saudara
Jawab :
a. Tinggi loncat air
Rumus :
y2
y1
1 / 2. 1 8 Fr 2 1
Y2 1
= . ( 1 8.1 - 1 )0,5
0,45525 2
Y2 = 3,62 m
b. Panjang loncat air
Rumus
Lj = 6,9 ( Y2 – Y1) Y2 = 3,62 m
= 6,9 ( 3,62 – 0,455 )
= 21,8 m dibulatkan menjadi 22 m
2. USBR Tipe II
Syarat :
- Debit persatuan lebar (q) > 45 m3/dt/m
- Bilangan Froude > 4,5
2:1
n3 =
yu(4+Fru) 0.5 yu 0.675 n3
6 yu
yu 0.75 n3
ambang ujung
yu 0.75 n3
blok halang
yu(18+Fru)
n=
18
1
1
yu n3 n
0.82 y2
2.7 y2
potongan U
L1 = 5 + (n+y2)
1 a=0.1R
1
lantai lindung
R 90° T
elevasi
dasar lengkung
hc=2/3 H q²
z hc = g
r
r
r z
r r jika 0.5 < < 2.0
hc
1
1
R R D t = 2.4 hc + 0.4 z (1)
z
jika 2.0 < < 15.0 :
hc
alternatif
a 2a t t = 3.0 hc + 0.1 z (2)
a = 0.28 hc hc (3)
z
L
D=R=L (4)
(ukuran dalam m)
q2
hc 3
g
Keterangan :
Hc =kedalaman air kritis (m)
q = debit per lebar satuan (m3/dt)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Soal 6 :
Diketahui data-data sebagai berikut :
Tinggi end sill ( n ) = 0,5 m
Tinggi air setelah loncatan ( Y2) = 3,62 m
Debit persatuan lebar ( q ) = 5,74575 m2/dt
Bilangan froude ( F1= 6,048 )
Tentukan :
a. Panjang peredam energi
b. Tipe peredam energi Jawab :
Penyelesaian
a. Panjang peredam energi
Lj = 5 (n+Y2)
= 5. ( 0,75 + 3,62 )
= 21,85 m dibulatkan menjadi 22 m
b. Tipe peredam energi
Syarat pemilihan :
Debit persatuan lebar (q) = 5,74575 m3/dt/m
Bilangan Froude = = 6,048
Karena :
- Debit persatuan lebar (q) < 18,5 m3/dt/m
- Bilangan Froude > 4,5
Maka tipe peredam yang sesuai adalah USBR tipe III
n3 =
yu(4+Fru) 0.5 yu 0.675 n3
6 yu
yu 0.75 n3
ambang ujung
yu 0.75 n3
blok halang
yu(18+Fru)
n=
18
1
1
yu n3 n
0.82 y2
2.7 y2
potongan U
Mt
Sf 1,5
Mg
- Keadaan gempa
Mt
Sf 1,20
Mg
Keterangan :
Sf = Safety faktor (angka keamanan)
Mt = momen tahan (ton.m)
Mg= momen guling (ton.m)
b. Stabilitas terhadap geser
Sf
f . v c.A
H
Keterangan :
Sf = angka keamanan
f = koefisien geser
tg
v = jumlah gaya vertikal (ton)
H = jumlah gaya-gaya horisontal (ton)
c = kohesi
A = luas bidang dasar pondasi (m2)
= sudut geser dalam
c. Stabilitas terhadap daya dukung tanah
e
M L
v 2
L
e , maka min/ maks
6
v 1 6e
A L
L 2. v
e , makamaks
6 L
3 e B
2
Keterangan :
e = eksentrisitas akibat beban yang bekerja (m)
= Mt-Mg (ton.m)
M
40
35 Nq
N?
30
Nc
Sudut Geser Dalam 25
20
15
10
0
70 60 50 40 30 20 10 0 20 40 60 80 100
Nc dan Nq N?
ww
Pd
Pw
y y
1. Tekanan air
a. Tekanan air statis (hidrostatika)
Pw 1 / 2.w.H 2
y 1 / 3.H
Keterangan :
Pw = tekanan air statis (ton)
w = berat jenis air (ton/m3)
H = kedalaman air (m)
y = jarak tekanan yang bekerja (m)
b. Tekanan air dinamis (hidrodinamika)
Keterangan:
Pd = tekanan air dinamis (ton)
w = berat jenis air (ton/m3)
Kh = koefisien gempa horisontal = 0,15
H = kedalaman air (m)
y = jarak tekanan yang
bekerja (m)
2. Berat air
Ww v.w
Keterangan :
Ww = berat air (ton)
V = volume air (m3)
= berat jenis air (ton/m3)
3. Berat bangunan
w1
w2
w3
w4
Wt W 1 W 2 W 3 W 4 ...... Wn
W v.p
Keterangan :
Wt = berat total bangunan (ton)
W = berat bagian-bagian bangunan (ton)
V = volume (isi) bangunan (m3)
=pberat jenis bangunan (ton/m3)
4. Tekanan tanah
wt1
H
wt2 Pa
Pa 1 / 2.H .t.Ce
Keterangan :
Pa = tekanan tanah (ton)
H = tinggi tanah (m)
t = berat jenis tanah (ton/m3)
Ce = koefisien tekanan tanah aktif
1 sin
=
1 sin
= sudut geser dalam Tanah
5. Gaya gempa
Kwt1
Kw1 wt1 Kwt2
w1 Kw2
w2
wt2
Kw3 w
3
Keterangan :
Pa’ = tekanan tanah akibat gempa (ton)
H = tinggi tanah (m)
= berat jenis tanah (ton/m3)
Ce’ = koefisien tekanan tanah pada keadaan gempa
.
cos cos o cos 2 o cos 2
3
HX H
X
LX
PU1
PU2
Px Hx
Lx
H
L
Keterangan :
Px = uplift pressure di titik x
(kg/m3)
Hx = tinggi titik x terhadap
muka air (m)
Lx = jarak sepanjang bidang
kontak air dari hulu
bendung sampai x (m)
L = panjang total bidang
kontak bendung dan
tanah bawah (m)
H = beda tinggi energi (m)
Keterangan:
H = perbedaan tekanan air (m)
L = panjang creep line (m)
C = creep ratio
Agar konstruksi aman, maka L > H.C
2. Teori Lane
Lv 1 / 3.LH
H
C
LH
Lv H .C
3
Dinding halang
(koperan)
Saluran primer
pangkal pangkal
bendung bendung
A pintu pengambilan A
pengambilan utama
pembilas
POTONGAN A - A
Bendung Gerak
tanggul banjir
pengambilan
bukit
bendung
kolam olak
pembilas
gai
Intake umumnya direncanakan dengan pintu berlubang satu atau lebih dan
konstruksi
dilengkapi dengan pintu banjir, dan perlengkapan
lindungan lainnya.
sungai
0.50 - 1.50 m
p- bronjong
0.15 - 0.25 m
d- krib
z 0.15 - 0.30 m
n 0.05 m
t 0.10 m
r
mpu
t n
z z
ng lu
pembilas
k anto
an
a h h
a
ran kan saluran
lu r d d
s a ime pembilas
pr
p p
a b
sa
p ri
lur r kiri
me
an
Q=μba 2 gz
keterangan:
Q = debit, m3/dt
μ = koefisiensi debit: untuk bukaan di bawah permukaan air dengan
kehilangan tinggi energi, μ = 0,80
b = lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Saluran primer
pangkal pangkal
bendung bendung
A pintu pengambilan A
pengambilan utama
pembilas
Pembilas bawah
POTONGAN A - A
mercu
bendung
kolam olak
POTONGAN B-B
POTONGAN C-C
Tinggi tanggul
Tinggi tanggul
-70
60
~ 0.6 w
As Bendung
Aliran ke pengambilan
Aliran melalui pembilas bawah
Saluran primer
B
A A
DENAH
Penutup atas
pembilas bawah
B
Pembilas bawah
POTONGAN A - A ( 1 )
POTONGAN B - B ( 2 ) POTONGAN A - A ( 2 )
Pembilas Pembilas
bawah bawah
A B
C D
a
gai
sun
b2 b1
f
d1
d2
a bendung d1 pembilas e
b1 pembilas d2 pengambilan saluran primer
b2 pengambilan utama e saluran primer
c kantong lumpur f saluran pembilas
Gambar 2.43.Tata letak kantong lumpur
2.16.2. Bagian kantong lumpur
a. Saluran yang berfungsi sebagai kantong lumpur
b. Pintu pengambilan
c. Pintu pembilas
d. Saluran pembilas yang menuju ke sungai
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.44
prim ran
er
salu
. L .
peralihan
A v
v
w H H
w C
L B
keterangan :
daerah sedimentasi
0.9 W 2.0
Wo
A. Dwi Putra0.8
Ramadhani
1.5 (Water resousces Engineering) Hal III-55
1.2
0.7 1.1
1.0
0.9
0.6 0.8
aliran masuk aliran keluar
Bendung Gerak
daerah sedimentasi
0.9 W 2.0
Wo
0.8 1.5
1.2
0.7 1.1
1.0
0.9
0.6 0.8
0.7
0.5
0.6
0.5
0.4
0.4
0.3
0.3
efisiensi
0.2 0.2
0.1 0.1
0
0.001 2 3 4 6 8 2 3 4 6 8 2 3 4 6 8
0.01 0.1 1.0
W/vo
F.B 0.3
F.B 0.7
F.B=0.9
=1.0
=
=
F.B
10.00 10
8.00 8
Ps = 2650 kg/m ³
6.00 6
Pw = 1000 kg/m ³
F.B = faktor bentuk = C a.b
4.00 (F.B = 0.7 untuk pasir alamiah) 4
c kecil ; a besar ; b sedang
a tiga sumbu yang saling
2.00 tegak lurus 2
Red = butir bilangan
00
Reynolds = w.do/U
= 10
1.00 1
0.80
R ed
0.60
0.40
=1
0
= 10
Red
0.20
1
Red
= 0.
diameter ayak do dalam mm
Red
= 10
0.10
01
0.08 Red
= 0.
0.06
Red
001
0.04
= 0.
Red
0.02
0°
t=
0°
0 ° 2 0° 0.2 0.4 0.6 2 4 6 8 20 40 60 0.2 0.4 0.6 1 2 4
1 ° 4 1 10 100 mm/dt = 0.1 m/dt
30
kecepatan endap w dalam mm/dt-m/dt
pembilas
pengambilan
potongan melintang
pada pengambilan
potongan melintang
pada ujung kantong lumpur kantong lumpur
pembilas
pembilas
pengambilan
muka air normal
muka air
pada akhir pembilasan
IL d1 I IL
Is ds ISL
kantong lumpur ISL ds
Is
ds = diperdalam kantong lumpur
L L
3.1.Definisi
Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama banjir (aliran besar).
Bendung gerak dapat mengatur muka air di depan bangunan pengambilan sehingga air yang
masuk ke intake tetap sesuai dengan kebutuhan irigasi
Bendung gerak terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Type ini
mempunyai fungsi ganda, yaitu :
a. mengatur tinggi muka air di hulu bendung jika terjadi banjir
b. meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai
keperluan
(c) Paksi (pivot) pintu memberi tekanan horisontal besar jauh di atas pondasi
(d) Pintu harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun
3.4.KomponenKomponenBendungGerakdenganPintu Radial
Pengambilanutama
Pintu
Pembilas
Dindingpemisah
Pelatpancang
A A
pengambilan
utama pembilas
dinding pemisah
denah bendung
gerak dengan
pintu radial
Gambar3.1.DenahBendungGerakDenganpintu Radial
jembatan
pintu radial
blok
halang
potongan A-A
pelat pancang
pelat pancang
jembatan
pintu radial
blok
halang
potongan A-A
pelat pancang
pelat pancang
Gambar3.2.Potonganmelintangbendunggerak
rantai atau
kabel pengangkat
rencana jarak
1/n balok untuk pintu
pintu sorong
plat baja
1/n
l
1/n
1/n
pintu radial
Keterangan :
Pw = tekananhidrostatis (t.m-2)
γw = beratjenis air (t.m-3)
H = tinggipermukaan airkedasarsaluran (m)
Z = tinggipermukaan air kekedalamanterterntu (m)
Tekananhidrodinamisadalahtekanan air yang
bekerjapadasaatgempapadakedalaman h (m) daripermukaan air
Pd = 7/8. γw.Kh.z
Keterangan :
Pd = tekananhidrodinamis (t.m-2)
Kh = koefisiengempa
2. Gelagar horizontal
Untukmenahanbesarnyatekanan air yang diterimapintu air,
perludiberikanperkuatanpadapintutersebutberupagelagar horizontal
maupungelagarvertikal agar tidakterjadilendutanakibattekanan air tersebut.
UntukmenentukanLetakgelagar horizontal,
terlebihdahulumenghitungtinggitinjauandenganrumus :
𝑟
ℎ𝑟 = √𝑁 . 𝐻
Keterangan:
hr = tinggitinjauan
r = nomortujuan
N = jumlahtinjauan
Kemudianjarakgelagarhorisontadapatdihitungdenganrumus :
2 ℎ3 −ℎ3
nr =3 . ℎ𝑟2 −ℎ𝑟−1
2
𝑟 𝑟−1
Keterangan :
nr = jarakgelagar horizontal (m)
Gambar3.6.PenentuanLetakgelagar horizontal
Keterangan :
Mmaks = momenmaksimum (t.m)
q = beratbeban per satuanpanjanggelagar (t.m-1)
l = panjanggelagar (m)
Momenmaksimuminiterjaditepatditengah –tengahgelagar
Gambar3.7.Bebanpadabalokhorizontal
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
c. Menghitungteganganpadagelagar 𝜎= < 𝜎1
𝑊
Keterangan :
𝜎 = tegangan yang terjadi pada gelagar (t.m-2)
W = momentahanbaja (m3)
𝜎𝑖 = tegangan yang terjadi pada gelagar (t.m-2)
5𝑞𝑙4 1
d. Menghitungbesarnyalendutan yang terjadi di tengahgelagar𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = < 800
384𝐸𝑙𝑥
Keterangan :
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = lendutan maksimum (cm)
q = beratbeban per satuanpanjanggelagar (kg.cm-1)
𝑙 = panjang betangan (cm)
E = modulus elastisitasbahan = 2,1 x 106 kg.cm-2
𝐼𝑥 = momen inersia terhadap sumbu x (cm4)
3. Gelagarvertikal
Gambar3.8.Bebanpadagelagarvertikal
Rumusmomenmaksimumbebansegitigaadalah :
l
X=𝑥=
√3
𝑞.𝑙2
Mmaks = 9√3
Keterangan :
𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 = momen maksimum (t.m)
q = beratbeban per satuanpanjanggelagar (t.m-1)
l = panjanggelagar (m)
X = jarakmomenmaksimumdarimuka air
Rumuslendutanuntukbebansegitigaadalah
0,00652𝑞𝑙 4 1
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = <
𝐸. 𝑙𝑥 800
Keterangan :
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 = lendutanmaksimum (cm)
q = beratbeban per satuanpanjanggelagar (kg.cm-1)
𝐼𝑋 = momen inersia terhadap sumbu x (cm4)
Keterangan :
𝑡 = tebal plat pintu (cm)
k = koefisien yang tergantungdarikondisitumpuan (0,8)
a,b = panjangsisibidangpersegipanjang (cm)
𝜎1 = teganganijin (kg.cm-2)
𝑃 = tekanan air (kg.cm-2)
Biasanyaketebalan plat bajadiberikelebihan 1 mm
untukmenjagakemungkinanterjadinya karat danaus
5. Sambungankontruksi
Dalammerencanakansambunganutamakonstruksipintudipakaibaut.Untukmengetahuik
ebutuhanbautperludiketahuikekuatanbautdenganrumus: 𝑃𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 =
1
2. 4 . 𝑑2 . 𝜎𝑔𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑃𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢 = 𝑡. 𝑑. . 𝜎𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢
Keterangtan :
d = diameter baut (cm)
t = tebalpenghubung (cm)