NAMA NIM
Rahadi 4820120041EX
Putu Desy Rikayanti 4820120042EX
Arianti Trisna Dewi 4820120043EX
Fatra Wijaya 4820120044EX
Distya Arieffiatiratna Putri 4820120045EX
Ni Made Nuratni 4820120047EX
Nyoman Wartini 4820120048EX
Mardi Raharjo 4820120057EX
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
EKSTENSI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA
BADARUDDIN BAGU
TAHUN 2020/2021
Nn I berumur 40 tahun awalnya mengeluh ada
benjolan dibawah ketiak dan juga ada benjolan
di payudara sebelah kiri. Tidak ada riwayat
keluarga terkena kanker payudara.
Pemeriksaan menunjukkan adanya tumor di
payudara. Hasil diagnosanya adalah breast
cancer stadium IIb.
Jelaskan tatalaksana terapi yang tepat pada
pasien tersebut!
1. Subjektif 3. Assesment
Nama : Nn. I 2. Objektif
Nn I belum
Mengeluh ada Usia : 25 tahun mendapatkan
benjolan dibawah Terdiagnosa adanya penanganan medis,
ketiak tumor di payudara bisa saja telat
Mengeluh ada Terdiagnosa kanker mendapatkan terapi
benjolan di payudara payudara stadium IIb atau penanganan
sebelah kiri medis
Non farmakologi
Hal yang perlu di edukasi adalah supaya pasien dan keluarga tidak mencari pengobatan
alternatif yang tidak jelas manfaatnya dan malah berpotensi memperburuk kondisi pasien.
Pasien dan keluarga sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat
pasien sebelum mencoba terapi alternatif.
Perlu disampaikan bahwa pasien sebaiknya menjaga kesehatan dengan hidup bersih dan
sehat, misalnya:
- Mengatur pola kebutuhan nutrisi
- Makan makanan bergizi,
- Tidak minum minuman ber-alkohol,
- Olahraga secara teratur bila memungkinkan.
Pada kanker payudara stadium 2B, kemungkinan kondisi yang dialami, antara lain:
Tumor berukuran antara 2-5 cm dan ditemukan sel kanker berukuran 0,2-2 mm di kelenjar getah bening.
Tumor berukuran antara 2-5 cm dan sel kanker telah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening di ketiak atau
dekat tulang dada.
Tumor berkuran lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Beberapa pilihan pengobatan kanker stadium 2 antara lain :
b. Lumpectomy atau
a. Kemoterapi c. Terapi radiasi
mastectomy
Jika kanker disertai tumor Terapi radiasi umumnya
Ada dua kemungkinan
berukuran besar, dokter disarankan dokter setelah
operasi. Pertama, operasi
mungkin akan dilakukan operasi kanker
lumpectomy pada kanker
merekomendasikan payudara stadium 2 guna
payudara stadium 2 untuk
kemoterapi. Selain menjadi menghancurkan sel kanker
mengangkat tumor dan
pengobatan utama, yang tersisa. Hal ini
jaringan di sekitar tumor
kemoterapi bisa di bertujuan agar sel kanker
payudara. Kedua,
kombinasikan sebelum dan tidak kembali lagi. Prosedur
mastectomy yang akan
sesudah operasi. Kemoterapi ini kemungkinan juga
mengangkat seluruh
bisa berupa pil, cairan yang diperlukan sebelum
payudara sekaligus bersama
diminum atau disuntik ke dilakukan tindakan
dengan kelenjar getah
pembuluh darah. rekonstruksi payudara.
bening.
•Terapi ini menggunakan obat-obatan yang
mengandung hormon, bertujuan untuk membantu
d. Terapi menghambat perkembangan tumor dan sel kanker
dengan cara menghalangi asupan hormon ke tumor
hormon
maupun sel kanker. Untuk wanita yang sudah
menopause, ada pilihan untuk mengangkat ovarium
sehingga tidak lagi menghasilkan hormon yang
mendukung sel kanker.
CAF
CEF
CMF
ACT
TA (Kombinasi Taxane – TC
Doxorubicin) Cisplatin 75 mg/m2 IV, hari 1
Paclitaxel 170 mg/m2, hari 1 Docetaxel 90 mg/m2, hari 1
Doxorubin 90 mg/m2, hari 1 Interval 3 minggu / 21 hari, 6
siklus
Pilihan yang disukai •Doxorubicin dan cyclophosphamide
diikuti oleh paclitaxel dengan
trastuzumab
•Doxorubicin dan cyclophosphamide
diikuti oleh paclitaxel dengan
trastuzumab dan pertuzumab
•Paclitaxel dengan trastuzumab
•Docetaxel, carboplatin, dan trastuzumab
(TCH)
• Docetaxel, carboplatin, trastuzumab, dan
pertuzumab (TCHP)
Berguna dalam beberapa kasus •Docetaxel dengan cyclophosphamide dan
trastuzumab
Rekomendasi lainnya •Doxorubicin dengan cyclophosphamide
diikuti oleh docetaxel dengan trastuzumab
•Doxorubicin dengan cyclophosphamide
diikuti oleh docetaxel dengan trastuzumab
dan pertuzumab
Pilihan yang disukai •Doxorubicin dan
cyclophosphamide diikuti oleh
paclitaxel
•Docetaxel dan cyclophosphamide
(TC)
Berguna dalam beberapa kasus •Doxorubicin dengan
cyclophosphamide
•Siklofosfamid, metotreksat, dan
fluorourasil (CMF)
•Doxorubicin dengan siklofosfamid
diikuti oleh Paclitaxel
Rekomendasi lainnya • Epirubicin dan siklofosfamid (EC)
•Docetaxel, doxorubicin, dan
cyclophosphamide (TAC)
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker payudara invasif.
Terapi radiasi (RT) sering mengikuti operasi. Jika Anda melakukan
kemoterapi, RT diberikan setelah kemoterapi.
Perawatan setelah operasi disebut pengobatan adjuvant. Ini didasarkan
pada tahap patologis. Selama operasi, tumor Anda diuji untuk
menentukan stadium patologis.
Terapi sistemik adjuvant diberikan setelah operasi untuk membunuh sel
kanker yang tersisa dan untuk membantu mencegah kembalinya kanker.
Pengobatan adjuvant didasarkan pada stadium, histologi, dan status
reseptor hormon.
Histologi adalah studi tentang anatomi (struktur) sel, jaringan, dan organ
di bawah mikroskop.
Histologi yang baik adalah yang memiliki prognosis yang baik.
Pada kanker hormon-positif, estrogen (ER+) dan/atau progesteron
reseptor (PR+) ditemukan.
Pada kanker payudara triple-negatif (TNBC), reseptor untuk estrogen,
progesteron, dan HER2 tidak ditemukan.
Penting untuk tetap melakukan kunjungan dan tes lanjutan. Terus
minum semua obat sesuai resep.
Akut
Mual dan muntah yang terjadi kurang dari 24 jam setelah
kemoterapi. Biasanya dipengaruhi oleh umur dan
gender, lingkungan dimana kemoterapi diberikan.
Tunda
Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 24 jam setelah
kemoterapi. Biasanya terjadi setelah pemakaian
cisplatin, karboplatin, siklofosfamid, dan atau tanpa
doksorubisin.
Antisipatori
Mual dan muntah yang terjadi sesaat sebelum pemberian
kemoterapi berikutnya. Biasanya dipengaruhi oleh
pengalaman buruk dari kemoterapi sebelumnya.
Antiemetik yang biasa digunakan dalam terapi CINV yaitu :
Fenotiazin, digunakan untuk mengobati mual muntah
karena kemoterapi dengan emetogenisitas ringan, misalnya
: proklorperazin, klorpromazin.
Kortikosteroid, khususnya deksametason digunakan untuk
mencegah mual muntah karena kemoterapi dengan
emetogenisitas sedang.
Metoklopramid, memblokade reseptor dopaminergik di
CTZ.
Antagonis reseptor neurokinin, digunakan secara kombinasi
dengan SSRI dan kortikosteroid untuk mencegah mual
muntah akut dan tunda, misalnya : aprepitan.
SSRI, memblokade fase CINV akut, sehingga digunakan
sebagai terapi standar CINV, PONV, RINV, misalnya :
ondansentron, granisentron, palonosentron, dolasentron.
Pengobatan yang biasanya diberikan, yaitu
operasi kanker payudara, baik lumpektomi,
mastektomi, maupun pengangkatan kelenjar
getah bening. Mungkin juga perlu menjalani
kemoterapi kanker payudara atau terapi
hormon sebelum operasi dan terapi target (bila
positif HER2).
Ny. Z berumur 21 tahun memiliki berat badan 50
kg, pernah mengalami pemeriksaan sputum dan
hasilnya untuk TB paru (+). Diberikan obat anti
tuberkulosis pada saat itu. Meskipun awalnya dia
mengkonsumsi OAT, namun hanya beberapa
bulan saja sehingga kondisinya saat ini memburuk
disebabkan telah berhenti minum obat. Hasil
pemeriksaan sputum (+) sekarang menunjukkan
tanda positif TB paru. Wanita ini aktivitasnya
sangat terganggu dengan keadaan saat ini.
Bagaimana tata laksana terapi yang tepat pada
pasien tersebut!
•Nama : Ny. Z
•Keluhan : kondisi memburuk karena berhenti minum obat
1. Subjektif
•Umur : 21 tahun
•Berat badan : 50 kg
2. Objektif •Hasil pemeriksaan : sputum (+) sekarang menunjukkan tanda positif TB paru
•Pasien TB paru baru BTA positif • Pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya
Awal 2 Bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 Bulan 2 1 - - 48
Berat Badan Tahap Awal tiap hari RHZE Tahap Lanjutan 3
(150/75/400/275) + S kali seminggu RH
(150/150) + E(400)
Tahap 5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
Lanjutan
(dosis 3x
semggu)
Tindakan pada pasien yang putus berobat
selama kurang dari 1 bulan
• Lanjutkan
• Diskusikan
pengobatan
dengan pasien
• Dilakukan dosis yang
untuk mencari
pelacakan tersisa sampai
faktor
pasien seluruh dosis
penyebab
pengobatan
putus berobat
terpenuhi
Tindakan pertama Tindakan kedua
• Lacak pasien Apabila hasilnya BTA Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai
negatif atau pada awal seluruh dosis pengobatan terpenuhi
• Diskusikan dengan
pengobatan adalah pasien
pasien untuk mencari
TB ekstra paru
faktor penyebab putus
Apabila salah satu atau Total dosis pengobatan Lanjutkan pengobatan
berobat
lebih hasilnya BTA positif sebelumnya ≤ 5 bulan dosis yang tersisa sampai
• Periksa dahak SPS dan seluruh dosis pengobatan
melanjutkan pengobatan terpenuhi
sementara menunggu Total dosis pengobatan • Kategori 1 :
hasilnya sebelumnya ≥ 5 bulan
3.Lakukan pemeriksaan
tes cepat
4. Berikan Kategori 2
mulai dari awal
• Kategori 2 : Lakukan
pemeriksaan tes cepat atau
dirujuk ke RS Pusat
Rujukan TB MDR
• Lacak pasien Apabila hasilnya BTA Keputusan pengobatan selanjutnya ditetapkan oleh dokter
tergantung pada kondisi klinis pasien, apabila:
• Diskusikan dengan negatif atau pada 3. sudah ada perbaikan nyata: hentikan pengobatan dan
awal pengobatan
pasien untuk mencari pasien tetap diobservasi. Apabila kemudian terjadi
faktor penyebab adalah pasien TB perburukan kondisi klinis, pasien diminta untuk periksa
Tahap awal
3 tab 4KDT + 750 mg Streptomisin inj.
(Selama 56 hari)
3 tab 4KDT (selama 28 hari)
Tahap lanjutan
3 tab 2KDT + 3 tab Etambutol
(selama 20 minggu)