Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II

UNIVERSITAS MUHAMMAADIYAH PROF.DR.HAMKA

GAMBARAN PENERAPAN SMK3 (SISTEM MANAJEMEN


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) DI PT. AGRI
WANGI INDONESIA MANUFACTURING DIVISION
OLEH :

Siti Maryam Isnaeni 1605015036


Dany m. faruq 1605015107
Lia Candra Rini 1605015205

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMTAN KERJA (K3)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PBL II

Proposal Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II), Peminatan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3), Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, berjudul:

“ Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


(SMK3) Pada PT AGRI WANGI INDONESIA MANUFACTURING DIVISION”

Kelompok Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Siti Maryam Isnaeni (1605015036)
Dany Muhammad Faruq (1605015107)
Lia Candra Rini (1505015205)

Telah diperiksa, direvisi, dan disetujui oleh pembimbing fakultas PBL II

Jakarta, 1 Agustus 2019

Mengetahui dan Menyetujui,

(Cornelius Novianus, SKM.,M.KM)

BIODATA MAHASISWA
Nama : Dany Muhammad Faruq
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 06 Januari 1998
Alamat : Taman Wisma Asri Blok P21 Nomor 91 RT 012
RW 032 Kelurahan Teluk Pucung Kecamatan
Bekasi Utara Kota Bekasi 17121
No. Handphone : 085885984652
Email : danymfaruq@gmail.com

Nama : Lia Candra Rini


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juni 1998
Alamat : Jl. H. Alimin rt 01 rw 01 no 10 ef kedoya
selatan kebon jeruk jakarta barat 11520
No. Handphone : 085887047525
Email : cndrlia30@gmail.com

Nama : Siti Maryam Isnaeni


Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 26 Mei 1997
Alamat : Jln. H. Nadih RT 04 Rw 03 Sukamaju
Cilodong Depok
No. Handphone : 085782568700
Email : sitimaryamisnaeni25@gmail.com
KATA PENGANTAR

Assalamualaykum Warohmatullooh Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II
(PBL II) dengan judul Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT AGRI WANGI INDONESIA
MANUFACTURING DIVISION
Proposal ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PBL II
pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka.
Keberhasilan penyusunan proposal kegiatan ini tidak akan terwujud dan
terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, bimbingan dan dorongan serta yang
tak terhingga nilainya dari berbagai pihak baik secara material maupun spiritual.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
proposal kegiatan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal
kegiatan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan yang
dimiliki.
Akhir kata, semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Warohmatullooh Wabarokatuh.

Jakarta, 01 Agustus 2018

Kelompok

Daftar Isi
Lembar Pengesahan ....................................................................................i

Biodata Mahasiswa
..........................................................................................................................
ii

Kata pengantar
..........................................................................................................................
iii

Daftar isi
..........................................................................................................................
iv

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB II Tinjuan Pustaka
2.1 Sistem Manajemen K3 6
2.2 OHSAS 18001 16
BAB III Metode dan Langkah-Langkah
3.1 Tempat Pelaksanaan 19
3.2 Waktu Pelaksanaan 19
3.3 Rencana Kegiatan PBL 19
BAB IV Penutup
4.1 Penutup 21
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA mempunyai sistem


perkuliahan yang dirancang dan dipersiapkan agar mahasiswa memperoleh
kesempatan yang lebih besar untuk memiliki pengalaman belajar yang berasal
dari lapangan dalam bidang kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, beragam
program disusun untuk memperdalam keilmuan kesehatan masyarakat peserta
didik, baik dalam bentuk kuliah tatap muka maupun kegiatan lapangan yang
bersifat intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan lapangan
intrakurikuler yang terintegrasi dengan seluruh proses pendidikan di program
studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA adalah Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL). Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) merupakan proses belajar untuk
mendapatkan kemampuan profesional, khususnya pada bidang kesehatan
masyarakat. Dalam kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat menyerap
pengetahuan dan keterampilan, mempunyai kompetensi manajerial secara
mandiri dengan berbekal temuan dari lapangan, serta menumbuhkan sikap
responsif dan antisipatif dalam mencari solusi dari berbagai masalah kesehatan
masyarakat yang memang aktual dan menjadi prioritas utama untuk dicari
solusinya dengan mengoptimalkan kemampuan yang tersedia.
Kegaitan Pengalaman Belajar Lapangan II merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang lebih difokuskan pada intitusi/ instansi/ lembaga/ badan tertentu
menurut bidang minat mahasiswa (institusional based) dan diharapkan mampu
menganalisis masalah yang ada di tempat tersebut, untuk selanjutnya dapat
diberikan solusi penyelesaian alternatif dan mengimplementasikannya. Secara
khusus, Pengalaman Belajar Lapangan II di bidang minat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ini fokus kepada pendalaman materi, konsep, teori-teori
kesehatan masyarakat secara luas, penerapan keilmuan kesehatan masyarakat
di lapangan sesuai dengan perkembangan IPTEK kesehatan terbaru,
kemampuan dalam menemukan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik
sesuai masalah aktual di lapangan, kemampuan dalam menyusun rencana
intervensi sesuai dengan temuan masalah kesehatan ditempat kerja.
PT. Agri Wangi Indonesia sebagai perusahaan terpilih yang sesuai dengan
aplikasi ilmu di bidang minat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, khususnya
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja.
Untuk itu kami berencana untuk melakukan kegiatan PBL II dalam rangka
mewujudkan keseimbangan antara ilmu yang diperoleh selama masa kuliah
dengan aplikasinya di bidang manufaktur, sebagai pengalaman kerja sebelum
menyelesaikan pendidikan akhir perkuliahan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat
merumuskan masalah untuk mengetahui Gambaran Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. AGRI
WANGI INDONESIA.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui Gambaran
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
PT. AGRI WANGI INDONESIA.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui profil PT. AGRI WANGI INDONESIA.
b. Mengetahui perecanaan tujuan-tujuan dan proses-proses yang
diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan
kebijakan SMK3 di PT.AGRI WANGI INDONESIA
c. Mengetahui penarapan proses-proses yang telah direncanakan.
d. Melakukan pemantauan dan mengukur prose-proses terhadap
kebijakan SMK3 di PT.AGRI WANGI INDONESIA
e. Mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja SMK3 secara
berkelanjutan di PT AGRI WANGI INDONESIA
f. Mengevaluasi SMK3 yang sudah berjalan.
1.4 Manfaat
PBL-II diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya, baik untuk mahasiswa, Program Studi
Kesehatan Masyarakat UHAMKA, maupun intitusi/ instansi/ lembaga/
badan tertentu yang menjadi tempat dilaksanakannya PBL-II. Berikut adalah
uraian secara rinci manfaat yang dapat diperoleh masing-masing pihak:

1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa


1. Mendapatkan gambaran mengenai berbagai masalah
kesehatan masyarakat secara nyata di lapangan sebagai
bagian dari kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia
kerja, terutama yang berkaitan dengan keilmuan bidang
minat mahasiswa;
2. Mengaplikasikan beragam teori yang didapatkan di
bangku kuliah serta mengembangkan kompetensi diri
dengan menggunakan metode yang relevan untuk
menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan
menetapkan alternatif pemecahan masalah, terutama yang
berkaitan dengan keilmuan bidang minat mahasiswa;
3. Mendapatkan pengalaman dalam melakukan teknik
pengumpulan data umum dan data kesehatan, proses
pengolahan data, menganalisis dan menyajikan data di
tempat PBL-II, terutama yang berkaitan dengan keilmuan
bidang minat mahasiswa;
4. Mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim (team work)
untuk memecahkan masalah kelompok yang dihadapi oleh
tim, kesempatan berpartisipasi penuh dalam tim, dimulai
dari pembagian tugas, bertanggungjawab terhadap tugasnya,
berdiskusi secara aktif, brainstorming, dan bersama-sama
membangun kinerja kelompok dengan baik.

1.4.2 Manfaat bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA


1. Melaksanakan salah satu upaya untuk mengimplementasikan
Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
yaitu Pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat,
dan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan;
2. Membina suatu jaringan kerja sama yang berkelanjutan
dengan intitusi tempat dilaksanakannya PBL-II dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi
akademik dengan kompetensi sumber daya manusia yang
kompetitif dan dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat;
3. Memperoleh bahan masukan yang penting bagi penyusunan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan;
4. Meningkatnya kapasitas dan kualitas pendidikan dengan
melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan
proses pembelajaran di lapangan;
5. Memperoleh keuntungan dari keterlibatan dosen dan
mahasiswa dalam kegiatan yang mencakup empat hal,
yaitu PBL-II, Penelitian Ilmiah, Pengabdian pada
Masyarakat, dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

1.4.3 Manfaat bagi Institusi Tempat Dilaksanakannya PBL-II


1. Memperoleh masukan dari kompetensi mahasiswa dengan
melibatkan mereka dalam membantu kegiatan di lokasi
PBL-II, khususnya dalam mencari solusi masalah kesehatan
masyarakat, terutama berkaitan dengan keilmuan bidang
minat secara proporsional;
2. Memperoleh peluang kerjasama dengan tenaga dosen
pembimbing akademik PBL-II untuk memberi masukan
yang relevan dengan kegiatan manajemen maupun
operasional di wilayah intitusi tempat dilaksanakannya
PBL-II;
3. Memperoleh kesempatan dalam mengembangkan kemitraan
dengan Prodi Kesmas FIKes UHAMKA dan institusi lain
yang terlibat dalam PBL-II, baik untuk kegiatan penelitian
maupun pengembangan program.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


2.1.1 Pengertian SMK3
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efesien dan produktif.
2.1.2 Komitmen dan Kebijakan
A. Kepemimpinan dan Komitmen

Pengurus harus menunjukan kepimpinan dan komitmen


terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan
sumberdaya yang memadai. Pengusaha dan pengurus
perusahaan harus menunjukan komitmen terhadap keselamatan
kerja yang diwujudkan dalam :

a. Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja


pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan.

b. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan


sarana-sarana yang lain yang diperlukan di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Menetapkan personal yang mempunyai tanggung jawab,


wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan
keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang


terkoordinasi.

e. Malakukan penilaian kerja dan tindak lanjut pelaksanaan


keselamatan dan kesehatan kerja. Komitmen dan
kebijakan tersebut pada butir a sampai dengan e diadakan
peninjauan ulang secara teratur.

Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus


menunjukan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja sehingga penerapan Sistem Manajemen K3 berhasil
diterapkan dan dikembangkan. Setiap tenaga kerja dan orang
lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta dalam
menjaga dan mengendalikan pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja.

B. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja


Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau
pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan,
komitmen dan tekad melaksanakan keselamatan dan
kesehatankerja, kerangka dan program kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan
atau operasional.
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat melalui
proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang
kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua
tenaga kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang
dalam rangka peningkatan kerja keselamatan dan kesehatan
kerja.
2.1.2 Perencanaan
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen
K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus
memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang diterapkan
dengan mempertimbangkan identifikasi sumber bahaya, penilaian
dan pengendalian risiko sesuai persyaratan perundangan yang
berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja.
A. Perencanaan Identifikasi bahaya, penialaian dan pengendalian
Risiko Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko dari kegiatan, produk barang dan jasa harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk
memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk
itu harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya.
B. Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur
untuk inventarisasi, identifikasi dan pemahaman peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan kegiatan
perusahaan yang bersangkutan. Pengurus harus menjelaskan
peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap
tenaga kerja.
C. Tujuan & Sasaran
Tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja yang ditetapkan oleh perusahaan sekurang-kurangnya
harus memenuhi kualifikasi :
a. Dapat diukur
b. Satuan /indikator pengukuran
c. Sasaran pencapaian
d. Jangka waktu pencapaian Penetapan tujuan dan sasaran
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus
dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahlli K3, P2K3
dan pihak-pihak lain yang terkait.
Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditinjau kembali
secara teratur sesuai dengan perkembangan.
D. Indikator pekerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan harus
menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai
dasar penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian Sistem Manajemen Kerja K3.

E. Perencanaan awal dan perencanaan yang sedang berlangsung

Penerapan awal Sistem Manajemen K3 yang berhasil


memerlukan rencana yang dapat dikembangkan secara
berkelanjutan dan dengan jelas menetapkan tujuan serta
sasaran Sistem Manajemen K3 yang dapat dicapai dengan :

a. Menetapkan sistem pertanggungjawaban dalam


pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan fungsi
dan tingkat manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b. Menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian
tujuan dan sasaran.
2.1.3 Penerapan
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
perusahaan harus menunjuk personal yang mempunyai kualifikasi
yang sesuai dengan sistem yang diterapkan
A. Jaminan kemampuan
 Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana
Perusahaan harus menyediakan personil yang
memiliki kualifikasi, sarana dan dana yang memadai
sesuai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan. Dalam
menyediakan sumber daya tersebut perusahaan harus
membuat prosedur yang dapat memantau manfaat yang
akan didapat maupun biaya yang harus dikeluarkan.
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 yang efektif
perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Menyediakan sumber daya yang memadai
sesuai dengan ukuran dan kebutuhan.
b) Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang
diperlukan pada setiap tingkatan manajemen
perusahaan dan menyelenggarakan setiap
pelatihan yang dibutuhkan.
c) Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan
informasi keselamatan dan kesehatan kerja
secara efektif.
d) Membuat peraturan untuk mendapatkan
pendapat dan saran dari para ahli.
e) Membuat peraturan untuk pelaksanaan
konsultasi dan keterlibatan tenaga kerja secara
aktif.
 Integrasi
Perusahaan dapat mengintegrasikan Sistem
Manajemen K3 ke dalam sistem manajemen perusahaan
yang ada. Dalam hal pengintergrasian tersebut terdapat
pertentangan dengan tujuan dan prioritas perusahaan
 Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan
efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong
untuk berperan serta dalam penerapan dan
pengembangan Sistem Manajemen K3, serta memiliki
budaya perusahaan yang mendukung dan memberikan
kontribusi bagi Sistem Manajemen K3.
 Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Pengurus harus menunjukan komitmennya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja melalui konsultasi dan
dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak lain
yang terkait di dalam penerapan, pengembangan dan
pemeliharaan Sistem Manajemen K3 , sehingga semua
pihak merasa ikut memiliki dan merasakan hasilnya.
Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan
dan sasaran Sistem Manajemen K3, dan perlu
disadarkan terhadap bahaya fisik, kimia, ergonomik,
radiasi, bilogis dan psikologis yang mungkin dapat
menciderai dan melukai tenaga kerja pada saat bekerja
serta harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga
dapat mengenali dan mencegah tindakan yang
mengarah terjadinya insiden.
 Pelatih dan Kompetensi Kerja Penerapan dan
pengembangan
Sistem Manajemen K3 yang efektif ditentukan oleh
kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap tenaga kerja
di perusahaan. Pelatihan merupakan salah satu alat
penting dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
Prosedur untuk melakukan identifikasi standar
kompetensi kerja dan penerapannya melalui program
pelatihan harus tersedia. Standar kompetensi kerja
keselamatan dan kesehatan kerja dapat dikembangkan
dengan :
a. Menggunakan standar kompetensi kerja yang
ada.
b. Memeriksa uraian tugas dan jabatan
c. Menganalisis tugas kerja dan Menganalisis hasil
inspeksi dan audit.
d. Meninjau ulang laporan insiden Setelah
penilaian kemampuan gambaran kompetensi
kerja yang dibutuhkan dilaksanakan, program
pelatihan harus dikembangkan sesuai dengan
penilaiannya.

Prosedur pendokumentasian pelatihan yang telah


dilaksanakan dan dievaluasi efektivitasnya harus
ditetapkan. Kompetensi kerja harus diintegrasikan ke
dalam rangkaian kegiatan perusahaan mulai dari
penerimaan, seleksi dan penilaian kinerja tenaga kerja
serta pelatihan.

2.1.5 Kegiatan Pendukung

A. Komunikasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan


sumber penting dalam penerapan Sistem Manajemen K3. Penyediaan
informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dan semua pihak yang terkait
dapat digunakan untuk memotivasi dan mendorong penerimaan serta
pemahaman umum dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

Perusahan harus mempunyai prosedur untuk menjamin bahwa


informasi keselamatan dan kesehatan kerja terbaru di komunikasikan
ke semua pihak dalam perusahaan. Ketentuan dalam prosedur tersebut
dapat menjamin pemenuhan kebutuhan untuk :
a. Mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, pertemuan
audit dan tinjauan ulang manajemen pada semua pihak dalam
perusahan yang bertanggung jawab dan memiliki andil dalam
kinerja perusahaan.
b. Melakukan identifikasi dan menerima informasi keselamatan
dan kesehatan kerja yang terkait dari luar perusahaan.
c. Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan
kepada orang-orang di luar perusahaan yang
membutuhkannya.

B. Dokumentasi

Pendokumentasian merupakan unsur utama setiap sistem


manajemen dan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan
didokumentasikan serta diperbarui apabila diperlukan. Perusahaan
harus dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya
yang efektif. Pendokumentasian Sistem Manajemen K3 mendukung
kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja. Bobot dan mutu pendokumentasian
ditentukan oleh kompleksitas kegiatan perusahaan. Apabila unsur
Sistem Manajemen K3 terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan secara menyeluruh, maka pendokumentasian Sistem
Manajemen K3 harus diintegrasikan dalam keseluruhan dokumentasi
yang ada.

Perusahaan harus mengatur dan memelihara kumpulan ringkasan


pendokumentasian untuk :

a. Menyatukan secara sistematik kebijakan, tujuan dan sasaran


keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Menguraikan sarana pencapaian tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Mendokumentasikan peranan, tanggung jawab dan prosedur.
d. Memberikan arahan mengenai dokumen yang terkait dan
menguraikan unsur-unsur lain dari sistem manajemen
perusahaan.
e. Menunjuk bahwa unsur-unsur Sistem Manajemen K3 yang
sesuai untuk perusahaan telah diterapkan.

C. Pelaporan

Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus


ditetapkan untuk menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 dipantau
dan kinerjanya ditingkatkan. Prosedur pelaporan internal perlu
ditetapkan untuk menangani:

a. Pelaporan terjadinya insiden


b. Pelaporan ketidaksesuaian
c. Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
d. Pelaporan identifikasi sumber bahaya.

Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk menangani :

a. Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan


b. Pelaporan kepada pemegang saham

D. Pengendalian dokumen

Perusahaan harus menjamin bahwa :

a. Dokumentasi dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian


tugas dan tanggung jawab di perusahaan.
b. Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan, jika
diperlukan, dapat direvisi.
c. Dokumen sebelum diterbitkan harus labih dahulu disetujui
oleh personal yang berwenang.
d. Dokumen versi terbaru harus bersedia di tempat kerja yang
dianggap perlu.
e. Semua dokumen yang telah usang harus segera
disingkirkan.
f. Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah
dipahami.

E. Pencatatan dan Manajemen informasi

Pencatatan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjukan


kesesuaian penerapan Sistem Manajemen K3 dan harus mencakup :

a. Persyaratan eksternal/peraturan perundangan dan


internal/indikator kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Izin kerja
c. Risiko dan sumber bahaya yang meliputi keadaan mesin-
mesin, pesawat-pesawat, alat kerja, serta peralatan lainnya
bahan-bahan dan sebagainya, lingkungan kerja, sifat
pekerjaan , cara kerja dan proses produksi.
d. Kegiatan pelatihan, keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan
f. Pemantauan data
g. Rincian insiden, keluhan dan tindak lanjut
h. Identifikasi produk termasuk komposisinya
i. Informasi mengenai pemasok dan kontraktor
j. Audit dan peninjauan ulang Sistem Manajemen K3.

2.2 OHSAS 18001


2.2.1 Pengertian
OHSAS 18001 adalah spesifikasi sertifikasi terbaru untuk
Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3).
OHSAS 18001 standar menetapkan persyaratan dari suatu SMK3,
ini telah dirumuskan untuk dapat diterapkan pada semua jenis dan
ukuran perusahaan dan untuk mengakomodasi kondisi geografis,
budaya, dan sosial yang beragam. Industri dari semua jenis, seperti
pertanian, otomotif, kimia, energi, pertanian, alas kaki, perhutanan
pertambangan, perminyakan , dan lain-lain.
2.2.2 Standar OHSAS 18001
Standar OHSAS 18001: 2007 ialah standar Internasional
dalam membangun dan menerapkan SMK3 dalam suatu
perusahaan. Standar ini adalah standar paling umum dianut oleh
banyak perusahaan dalam melaksanakan penerapan SMK3 dalam
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Standar OHSAS 18001
juga mudah digunakan serta mudah diterpakan dan dikembangkan
pada berbagai macam perusahaan.
Standar OHSAS 18001 disusun selaras untuk diterapkan
dengan standar lainnya (ISO 9001, ISO 14001, dsb) sehingga
mudah untuk mengintegrasikan penerapan standar OHSAS 18001
dengan standar-standar lain. Standar OHSAS memliki bebrapa
komponen utama yang harus dipenuhi perusahaan dalam
penerapan SMK3 secara berkesinambungan. Komponen utama
standar OHSAS 18001 dalam penerapannya diperusahaan
melipuri:
1. Adanya komitmen dari semua manajemen perusahaan tentang
SMK3
2. Adanya perencanaana/analisa tentang program-program SMK3
dalam perusahaan
3. Melakukan implementasi/penerapan SMK3 dalam perusahaan
itu sendiri
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan
SMK3 di perusahaan
5. Melakukan review dari manajemen perusahaan tenang
kebijakan SMK3 untuk praktekkan dalam semua kegiatan
perusahaan secara berkesinambungan.

Standar OHSAS 18001 disusun berdasrkan metode PDCA


(pian-do-check-action) yang di jabarkan sebagai berikut:

1. Plan (rencana)
Tujuan dari proses kegiatan ini adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan resiko dan dampak kecelakaan kerja
dengan penerapan SMK3 di perusahaan.
2. Do (lakukan)
Melakukan semua perencanaan yang sudah direncanakan,
sesuai dengan detail rencana yang kita buat.
3. Check (Monitoring)
Monitoring dilakukan pada setiap pos agar selalu tetap di
jalur yang sudah direncanakan, sehingga seandainya keluar
dari jalur dapat cepat diketahui dan melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan.
4. Action
Mereview semua perjalanan proses dari mulau plan-do-
check kemudian mencatat semua kelebihan dan kekurangan
proses, untuk mendapatkan value dari proses yang sudah
terlewati. Kelebihannya diambil, sedangkan kekurangannya
di perbaiki sekaligus memperbaiki standar proses tersebut.
Sehingga kita mendapatkan standar yang baik sebagai
pedoman untuk melakukan proses selanjutnya.

2.2.3 Persyaratan umum


Organisasi akan membangun, medokumentasikan, melaksanakan,
memelihara, dan berkelanjutan mengembangkan sistem manajemen K3
menurut persyaratan standar OHSAS dan menentukan bagaimana
SMK3 ini memenuhi syarat-syarat tersebut.
2.2.4 Kebijakan K3
Pimpinan atas akan mendfinisikan dan memberikan wewenang
kebijakan prganiasai K3 dan meyakinkannya dalam ruang lingkup yang
didefinisikan dalam SMK3 tersebut:
a. Cocok secara alami dan skala risiko organisasi K3
b. Termasuk komitmen untuk memenuhi perraturan-peraturan yang
berhubungan dengan bahaya K3
c. Termasuk komitmen untuk mencegah injury dan penyakit akibat
kerja dan pengembangan yang berlanjut dalam SMK3 dan kinerja
K3
d. Melengkapi sistem kerja untuk mengatur dan mereview tujuan K3
e. Didokumentasikan, diimplementasikan, dan dipelihara
f. Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja agar mereka memahami
kewajiban mereka dalam bidang K3
g. Disediakan untuk pihak yang berkepentingan
h. Direview secara periodik untuk meyakinkan bahwa K3 sangat
relevan dan cocok pada organisasi.

BAB III

METODE & LANGKAH-LANGKAH PBL II

3.1 Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL-II) akan dilaksankan di
PT. AGRI WANGI Indonesia. Jalan Elang RT 05 RW 04 Desa Sanja Citereup
Bogor.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL-II) akan dilaksanakan
selama 25 hari kerja, yakni dimulai 12 Agustus - 13 September 2019 dan
dalam pelaksanaannya 25 hari kerja dengan asumsi waktu pelaksanaan PBL-
II minimal selama 8 jam per hari.
Agustus 2019
minggu senin selasa rabu kamis jum'at sabtu
28 29 30 31 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

September 2019
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 1 2 3 4 5

3.3 Rencana Kegiatan PBL


Keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan Pengalaman
Belajar Lapangan II (PBL-II) ditentukan oleh Pembimbing dari PT AGRI
WANGI Indonesia dan Dosen Pembimbing. Materi PBL-II diperoleh dari
pelaksanaan PBL-II selama waktu yang telah ditentukan dan diharapkan
dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan sebelumnya.
Berikut dibawah ini adalah rencana kegiatan PBL-II yang pada pelaksanaannya
dapat berubah sesuai dengan arahan dari pembimbing lapangan.
8 Agustus 2019
minggu senin selasa rabu kamis jum'at sabtu
28 29 30 31 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

9 September 2019
minggu senin selasa rabu kamis jumat sabtu
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 1 2 3 4 5

Daftar Kegiatan PBL Sesuai Warna Yang Seperti Ditanggal


No Daftar Kegiatan
1. Memperkenalkan diri dengan pembimbing lapangan dan seluruh staff yang
ada di kantor PT AGRI WANGI Indonesia.
2. Mempelajari SMK3 yang sudah diterapkan di PT AGRI WANGI Indonesia
serta penerapan K3.
3. Mengumpulkan data primer dan data sekunder di PT AGRI WANGI
Indonesia
4. Melakukan kegiatan yang ada di PT AGRI WANGI Indonesia
5. Melakukan kegiatan safety patrol pada pekerja
6. Evaluasi dan Konsultasi dengan pembimbing lapangan.

7. Pelaporan Hasil PBL-II.

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal ini kami susun sebagai permohonan dan acuan dalam
melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL-II). Besar harapan
kami agar pihak yang bersangkutan dapat memberikan kesempatan kepada kami
untuk diizinkan melaksanakan kegiatan PBL-II di PT AGRI WANGI Indonesia.
Dalam pelaksanaan, kami berharap kesediaan segenap pimpinan dan staff K3 di
PT AGRI WANGI Indonesia dapat membimbing kami sehingga kami mampu
melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL-II) ini dengan
sebaik-baiknya serta dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Atas
kesediaan bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan, kami mengucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Alex, S., Nitisemito, 2001.”Manajemen Personalia”, Ghalia Indonesia, Jakarta

Sedarmayanti. 2011. “Tata Kerja dan Produktivitas Kerja: Suattu Tinjaan dari
Aspek
Ergonomi Atau Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan Kerjanya”,
Cetakan ketiga, Mandar Maju, Bandung.

Sedarmayanti.2009. “Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja”, Bandung:


CV.
Mandar Maju

Veithzal, Rivai,. 2004. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”,


Cetakan
Pertama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Melindasari, Iin,. 2015. “Pengaruh LingkunganKerja dan Stress Kerja Terhadap


Kinerja
Karyawan PT. Federal International Finance (FIF Gresik)”, Surabaya:
Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra.

PERMENAKER. NO 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai