Anda di halaman 1dari 8

TUGAS POLITIK KESEHATAN

POLITIK KESEHATAN

SUSI AFRIYANTI
2103077

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


2022
PENTINGNYA MEMAHAMI POLITIK KESEHATAN

Susi Afriyanti

Kita semua pasti sudah mengetahui tentang program jaminan kesehatan yang
telah digulirkan oleh pemerintah  dan bagaimana mekanisme kebijakan pemerintah
terhadap implementasi program jaminan kesehatan dilapangan. Itulah cuplikan kecil
dari contoh politik kesehatan. Sebelum mengupas pengertian politik kesehatan, perlu
sekali memahami terlebih dahulu pengertian dari politik itu sendiri, agar nantinya dalam
memahami politik kesehatan secara kompleks tidak mengalami kesalahan pemahaman
sehingga akan mengaburkan pemahaman dari politik kesehatan itu sendiri. Politik
berasal dari bahasa Yunani, politika yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan
negara, yang mana kata politika tersebut berasal dari kata polites yang artinta warga
negara dan polis yang berarti negara kota.

Kata politik itu muncul karena berawal dari polis yang mempunyai arti kota atau
negara kota, kemudian berkembang menjadi polites yang berarti warga negara karena
suatu negara kota jika tanpa warga negara maka akan lumpuh dan sangat tidak
mempunyai arti yang sekaligus membawa perkembangan selanjutnya
menjadi politea yang mana mempunyai arti semua yang berhubungan dengan negara,
dari kata politea tersebut menjadi kata politika yang berarti pemerintahan negara
dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Politik merupakan ibu dari segala ilmu,
tanpa campur tangan politik maka semua cabang ilmu akan lemah lunglai tak
bergeming. Politik juga merupakan prestige bangsa, konsistensi kehidupan berbangsa
dan bernegara yang dilengkapi dengan human sense dan human relationship yang
tulus, ikhlas, empati, peduli, menempatkan eksistensi negara dikancah dunia tanpa
mengubah jati diri bangsa.

Oleh karena keberadaan politik sangat dibutuhkan oleh negara dan warga
negara maka pengertian politik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
politik dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy).
Politik dalam arti kepentingan umum memiliki pemahaman bahwa rangkaian
asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan. Selanjutnya pengertian politik dalam arti kebijakan mengandung maksud bahwa
pemanfaatan dari suatu pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya
usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki.

Policy itu sendiri memiliki maksud merupakan cara untuk pelaksanaan asas yang
tentunya akan memberikan jalan dan arah dari tujuan yang akan dicapai. Sehingga
antara politik dan policy tidak dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya memiliki
hubungan timbal balik yang erat. Secara umum pengertian politik memiliki arti yaitu
proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang meliputi
proses pembuatan keputusan dalam hal ini tentang  kebijakan negara. Politik juga bisa
diartikan seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
inkonstitusional.

Ada beberapa pemahaman politik menurut pakar ilmu politik, diantaranya yaitu
pemahaman politik menurut  Soelaiman Soemardi, menyebutkan bahwa ilmu politik
sebagai suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan, yang mempelajari masalah
kekuasaan dalam masyarakat, sifat hakikatnya, luang lingkupnya, dasar landasannya
serta hasil akibatnya, sedang menurut Conley H. Dillon, Carl Leiden dan Paul D.
Stewart, mengatakan bahwa ilmu politik merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial
yang mempelajari usaha manusia untuk memerintah dirinya sendiri, untuk menciptakan
pemerintahan dan negara serta untuk mengendalikan nasib sosialnya yaitu nasibnya
dalam hidup bermasyarakat, ilmu politik juga mempelajari sifat yang abstrak dari negara
dan lembaga-lembaga politik lainnya.

Politik tanpa kekuasaan akan menjadi tumpul, begitu pula kekuasaan tanpa
politik akan menjadi tidak terarah. Mutlak dalam politik membutuhkan kekuasaan
(power) dan kewenangan ( authority) yang akan menunjang bagi pemberlakuan
kebijakan. Power dan authority juga dapat digunakan problem solving, dimana melalui
pendekatan yang persuasive, penuh empati, peduli akan tetapi harus tetap dibumbui
dengan anjuran yang tegas agar kebijakan yang diterapkan dapat dijalankan dengan
baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa politik adalah sesuatu hal yang
berhubungan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy).
Kesehatan memiliki arti kondisi umum dari seeorang dalam semua aspek. Definisi
kesehatan menurut WHO yaitu sebagai keadaan lengkap fisik, mental dan
kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.

Politik kesehatan memiliki pemahaman yaitu ilmu dan seni untuk


memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah
sistem ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah atau negara  untuk
menciptakan masyarakat dan lingkungan sehat secara keseluruhan. Politik merupakan
ibu dari segala ilmu, begitu juga dengan ilmu kesehatan tanpa campur tangan politik
kesehatan tentu semua kebijakan dan peraturan menjadi lemah. Ada 2 bentuk
kebijakan pemerintah yang dapat dituangkan dalam aplikasi politik kesehatan ini, antara
lain :

1. Peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan, meliputi Undang-undang,


Peraturan Presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, baik tingkat provinsi
maupun kabupaten kota dan peraturan lainnya.
2. Kebijakan pemerintah dalam bentuk program yaitu segala aktifitas pemerintah
baik yang terencana maupun yang insidentil yang mana hal tersebut bertujuan
untuk peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan masyarakat
agar tetap sehat dan sejahtera baik fisik, jiwa maupun sosial.

Semua kebijakan dan peraturan membutuhkan ruh politik untuk dapat berjalan
sesuai dengan  tujuan dan visi yang sudah ditentukan, oleh karena itu untuk
menciptakan kesehatan masyarakat yang prima maka dibutuhkan berbagai peraturan
yang menjadi pedoman bagi petugas kesehatan dan masyarakat luas. Hendaknya
program-program yang dibuat oleh pemerintah dapat menjadi stimulus bagi masyarakat
khususnya untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat sehat, jasmani, rohani,
sosial serta memampukan masyarakat hidup produktif secara sosial ekonomi. Salah
satu contoh dari politik kesehatan yaitu memberikan anggaran kesehatan untuk rakyat
dengan sangat besar tentunya sesuai dengan proporsi kebutuhan  mengingat
kebutuhan akan kesehatan sangat besar, karena pemerintah tentu tidak ingin rakyatnya
sakit oleh karena itu alokasi anggaran kesehatan tersebut juga membutuhkan lobi
politik agar kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan.

Contoh lain dari politik kesehatan ini yaitu pembuatan Undang-undang


Tembakau, meningkatkan cukai rokok agar dapat menekan jumlah konsumsi rokok di
Indonesia. Penanganan rokok ini harus signifikan mengingat mengurangi jumlah
perokok jika hanya dengan pembuatan Undang-undang maka dirasa kurang sekali,
perlu adanya Perda Kawasan Tanpa Rokok untuk melimitasi perokok aktif dan
menekan jumlah perokok pasif dan dampak yang ditimbulkan. Penerapan kawasan
tanpa rokok melindungi hak bukan perokok untuk menghirup udara yang bersih dan
sehat, bebas dari asap rokok. Penerapan kawasan tanpa rokok juga semakin
menyadarkan banyak orang akan bahaya adiktif rokok dan sekaligus memenuhi hak
bukan perokok untuk menghirup udara bersih dan sehat.

Iklan rokok sebagai media advertising perusahaan rokok dalam memasarkan


rokok juga perlu ditekan, oleh karena itu perlu diadakan program pembatasan waktu
iklan rokok. Iklan yang dimaksud meliputi iklan, promosi dan sponsorship baik berupa
pelarangan iklan baik secara langsung maupun tidak langsung di media massa,
promosi dalam bentuk pemberian hadiah dan sponsorship. Jaminan kesehatan juga
temasuk didalamnya karena pemerintah daerah menginginkan warga masyarakatnya
sehat dan produktif. Kebijakan daerah dalam implementasinya sangat tergantung pada
peraturan Otonomi daerah dimana Otonomi daerah ini merupakan kewajiban atau
kewenangan yang diberikan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola sistem
pemerintah dan kepentingan masyarakat sendiri.  Pertimbangan budaya masyarakat
juga menjadi salah satu faktor penyesuaian untuk menyusun visi suatu pelayanan
kesehatan yang berdasar pada kearifan lokal.

Anggaran tentunya menjadi ujung tombak dalam melaksanakan otonomi daerah,


salah satu keuntungan dari adanya otonomi daerah ini adalah pengelolaan APBD dapat
dikelola sendiri sehingga program kesehatan yang dibuat dapat disesuaikan dengan
kebutuhan daerah serta kebijakan pemerintah daerah. Hubungan antara politik dan
kesehatan yaitu politik kesehatan merupakan kebijakan negara di bidang kesehatan,
yang mana merupakan kebijakan publik yang didasari oleh hak yang paling
fundamental, yaitu sehat merupakan hak warga negara, sehingga dalam pengambilan
keputusan politik khususnya kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat
sebaliknya politik juga dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat kesehatan
masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Politik kesehatan sangat erat hubungannya dengan analisis kebijakan kesehatan


karena penentuan kebijakan di bidang kesehatan memang merupakan sebuah sistem
yang tidak lepas dari keadaan dan peta politik. Peta politik ini penting untuk
menentukan kebijakan yang dihasilkan merupakan produk dari serangkaian interaksi
elit kunci dalam setiap proses pembuatan kebijakan termasuk tarik menarik
kepentingan antara aktor, interaksi kekuasaan, alokasi sumber daya dan bargaining
position diantara elit yang terlibat.

Untuk menciptakan kesehatan yang prima maka dibutuhkan berbagai peraturan


yang menjadi pedoman bagi petugas kesehatan dan masyarakat yang luas. Tujuan dari
kebijakan kesehatan ini agar pelayanan kesehatan tidak hanya dinikmati oleh golongan
tertentu, namun juga bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Salah satu contoh Negara yang menerapkan politik
kesehatannya dengan baik yaitu Kuba, Kuba memiliki pemandangan yang berbeda
terhadap politik kesehatan. Sejak tahun 1953 kuba melakukan pembangunan negara
yang menitik beratkan pada pendidikan dan kesehatan. Program revolusioner Kuba
tersebut bukan tanpa alasan, dibawah kepemimpinan Batista, kesehatan tidak bisa 
dinikmati oleh semua golongan. Orientasi masih pada profit oriented membuat rakyat
Kuba tidak bisa mengakses kesehatan yang gratis dan berkualitas. Hal ini tentunya
mempengaruhi rendahnya kualitas hidup rakyat Kuba. Mulai dari pelayanan kesehatan
yang buruk, dokter yang jumlahnya masih kurang (dokter lebih banyak di daerah
perkotaan), serta kualitas rumah sakit termasuk tenaga medis yang rendah.

Kebijakan politik (pendidikan dan kesehatan) Batista yang menghamba pada


kepentingan modal Internasional, menjadi landasan pembangunan negara sehingga
program-program di sektor publik menjadi komersil. Seperti barang, pendidikan dan
kesehatan akhirnya menjadi mahal karena tujuan utamanya adalah mengambil
keuntungan profit.

Berbeda dengan pemerintahan Batista, Kuba di bawah kepemimpinan Fidel


Castro membuat program kesehatan (termasuk pendidikan) yang Revolusioner. Sistem
Kapitalisme di rubah secara drastis menjadi Sosialisme. Kebijakan pemerintah pada
masa Batista yang mengejar keuntungan, berbelok menjadi kebijakan yang mengabdi
kepada kepentingan sosial dan kemanusiaan. Kesehatan yang tadinya hanya bisa
dinikmati orang kaya, kini bisa dirasakan oleh semua kalangan dengan gratis dan
berkualitas. Bahkan Kuba telah menjadi Negara yang super power di bidang pendidikan
dan kesehatan. Melahirkan tenaga-tenaga medis dan dokter progresif dan professional
yang bukan hanya untuk membantu rakyat Kuba tetapi juga negara-negara lain yang
sedang terkena musibah termasuk Indonesia. Inilah perbedaan pelayanan kesehatan
antar negara Kapitalis dengan negara Sosialis.

Di negera Kapitalis, kesehatan yang berkualitas dan gratis tidak mungkin bisa
dinikmati oleh semua rakyat. Kesehatan dijadikan komoditas yang tujuan utamanya
untuk mengeruk keuntungan semata. Sedangkan di negara Sosialis seperti Kuba,
kesehatan diabdikan untuk kemanusiaan dan tujun sosial. Negara Sosialis memaknai
kesehatan sebagai hak dasar untuk manusia yang wajib diberikan masyarakat dan
dapat diakses oleh masyarakat semua golongan. Manfaat dari memahami politik
kesehatan antara lain yaitu dapat merumuskan kebijakan kesehatan, menganalisis
kebijakan kesehatan dengan menganalisis kebijakan tersebut pemerintah mampu
memberikan jenis tindakan kebijakan yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah,
memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/ keputusan yang sesuai atas
suatu masalah yang awalnya tidak pasti, analis kebijakan juga akan memberikan
keputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan, serta menelaah fakta-
fakta yang muncul kemudian sebagai akibat dari produk kebijakan yang telah
diputuskan atau diundangkan.
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Pergeseran paradigma
dari pelayanan medis ke pembangunan kesehatan untuk membuat rakyat sehat
memerlukan penguatan komitmen politik dari seluruh pelaku politik yang tentunya
mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Keseriusan dari komitmen
politik dari pelaku politik untuk menyehatkan warganya dapat dilihat dari kebijakan
kesehatan yang diambilnya, apakah cenderung memprioritaskan pembangunan
kesehatan atau tidak.

Diharapkan dengan memahami politik kesehatan masyarakat dan pelaku politik


lebih memahami bahwa kesehatan adalah komoditi utama rakyat untuk dapat maju dan
berkembang. Negara kuat dimulai dari rakyat yang kuat dan sehat oleh sebab itu mari
pahami politik kesehatan demi terciptanya masyarakat yang melek politik dan
masyarakat yang sadar akan pentingnya konstitusi dan kebijakan, maju terus
Indonesiaku!!!

Anda mungkin juga menyukai