Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DISKUSI TOPIK

BLOK 5.A
TOPIK MINGGU 3 : KEBIJAKAN POLITIK DALAM KEBIDANAN

Penanggung jawab : Uliy Iffah, S.ST., M.Keb

Kelompok : 3

Anggota :1 RIRIN 1710331001


2 ASRI RAHMAYELITA 1710333015
3 NAOMI SONDANG 1710332015
4 PUTRI AZZAHRA 1710333016
5 PUTRI DEVARANTI 1710331015
6 YESSY TAMARA 1710333002
7 MIFTAHUL JANNAH 1710331004
8 SITI AISYAH 1710331010

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bambra et all (2005) dan Fahmi Umar (2008) mengemukakan mengapa kesehatan itu
adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas derajat kesehatan
masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan dan sebagian lagi tidak. Oleh sebab itu,
untuk memenuhi equity atau keadilan harus diperjuangkan. Kesehatan adalah bagian dari
politik karena derajat kesehatan atau masalah kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat
diarahkan atau mengikuti kehendak terhadap intervensi politik.

Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah Hak Asasi Manusia. Yang dimana, semua
orang berhak mendapatkannya. Untuk mewujudakan tujuan dalam menyehatkan penduduk,
maka diperlukannya adanya kekuasaan yang kelak wewenang tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal kepada penduduk.

2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian politik?

b. Apa pengertian politik kesehatan?

c. Apa pengertian kebijakan?

d. Bagaimana dengan kebijakan kesehatan?

e. Apa kebijakan kesehatan terkait pelayanan kebidanan?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik

Politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu polistaia. Polis berarti kesatuan masyarakat
yang mengurus diri sendiri. Dan taia mempunyai arti urusan. Menurut Aristoteles, politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Budiarjo (2007) memberikan pemahaman tentang politik dengan aneka ragam


pengertian dan definisi dalm buku Dasar-Dasar Ilmu Politik pada halaman 8 tertulis “...politik
adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu...”

B. Pengertian Politik Kesehatan

Politik kesehatan adalah ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat kesehatan
masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut oleh suatu
wilayah atau negara.Politik kesehatan juga merupakan pengelolaan kebijakan dalam arti
politik mengenai kesehatan untuk mengatur jalannya peraturan kesehatan yang ada di
Indonesia.

Derajat kesehatan lebih merupakan dampak proses yang panjang dari


keputusan politik yang diputuskan oleh pemerintah dan pihak yang berwenang. Dalam proses
pengambilan keputusan tersebut diperlukan berbagai adu kekuatan setiap pihak untuk
memenangkannya. Keputusan ini diperjuangkan baik oleh kalangan legislatif maupun pihak-
pihak yang mempunyai wewenang untuk memutuskan sebuah keputusan.

C. Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) umumnya dipahami sebagai keputusan untuk menangani hal-hal


tertentu.Namun, kebijakan bukan sekedar keputusan yang ditetapkan.Rose (1969), dalam
Hamdi (2014:36), mengartikan bahwa “kebijakan itu adalah suatu rangkaian panjang dari
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dan akibatnya bagi mereka yang berkepentingan”. Pendapat
lainnya dikemukan oleh Crinson (2009), dalam Ayuningtyas (2014:8), yang memandang
kebijakan sebagai sebuah konsep yang menjadi petunjuk untuk bertindak atau keputusan
yang saling berhububungan satu sama lainnya”.

D. Bagaimana dengan kebijakan kesehatan?

Pemerintah wajib berperan membuat kebijakan mengenai sektor kesehatan dengan


tujuan meningkatkan derajat kesehatan bagi setiap warga negara. Secara lebih rinci WHO
membedakan peran negara dan pemerintah sebagai pelaksana dibidang kesehatan, yaitu
sebagai pengarah (stewardship atau oversight), regulator (yang melaksanakan kegiatan
regulasi), ibaratnya fungsi sebagai wasit), dan yang dikenakan regulasi (pemain).

E. Kebijakan Politik Kesehatan Terkait Pelayanan Kebidanan

Penetapan anggaran untuk kesehatan, menteri kesehatan mengajukan rancangan


angaran kepada Presiden yang kemudian akan dibahas bersama DPR karena dalam penetapan
Anggaran Belanja Negara DPR mempunyai wewenang dalam menyetujui maupun menolak
terhadap rancangan yang diajukan tersebut. Anggaran ditujukan sebagai pendanaan dalam
pembangunan kesehatan negara. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat agar dapat terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan pada dasarnya juga menyangkut perwujudan kehidupan


fisik, mental, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat adalah status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). KIA menjadi masalah krusial bagi
Indonesia dan erat kaitannya dengan permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB inilah yang kemudian mendorong pelayanan KIA
menjadi prioritas utama pembangunan kesehatandi Indonesia. AKI adalah jumlah kematian
wanita pada masa kehamilan, persalinan, dan dalam masa 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin atau
diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya serta bukan akibat kecelakaan (yang dihitung
per 100.000 kelahiran hidup).
AKI dan AKB sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti akses geografi, sarana
transportasi, kemampuan pembiayaan kesehatan, serta ketersediaan dan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan. Selain itu, faktor SDM seperti kuantitas, kualitas, dan distribusi; faktor
kependudukan seperti tingkat pendidikan, kondisi sosial budaya, kemisikinan, dan kepadatan;
serta kebijakan dan kemauan politik pemerintah juga mempengaruhi AKI dan AKB.

Salah satu program utama Pemerintah yang ditujukan untuk menurunkan AKI dan
AKB adalah penempatan bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi di
wilayah terpencil. Program ini bertujuan mendekatkan masyarakat kepada akses pelayanan
kesehatan kepada ibu dan bayi. Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak
tersebar di wilayah terpencil sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden
secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk
penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana
kesehatan ibu dan anak khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.

Berdasarkan kebutuhan desa sesuai kebijakan pemerintah untuk menempatkan


minimal satu bidan di setiap desa, sehingga diperlukan minimal 82.190 bidan di desa.
Menurut Permenkes 75/2014 tentang Puskesmas, Puskesmas di Indonesia membutuhkan
tenaga bidan dengan jumlah minimal empat bidan untuk puskesmas non-rawat inap dan tujuh
bidan untuk puskesmas rawat inap (Profil Kesehatan Indonesia 2014).

Selain itu, ada perkembangan kebijakan terbaru dari Kemenkes RI bahwa untuk
menolong persalinan tidak cukup hanya satu orang bidan, tetapi harus ditolong oleh dua
orang bidan. Pada estimasi kebutuhan bidan yang dibuat di atas, belum memperhitungkan
kebutuhan sesuai dengan arah kebijakan tersebut. Sehingga tentunya kebutuhan bidan
kedepan pelu ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Semua kepala negara rela memperjuangkan status kesehatan warganya guna lebih
produktif dan berguna bagi negaranya. Perubahan dan keinginan untuk berubah dan menuju
masyarakat yang kurang sehat menuju masyarakat yang sehat dan produktif itu merupakan
salah satu dari kegiatan politik. Ya, tentu saja kesehatan berkaitan erat dengan politik. Aksi
dari kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah sebuah ekspresi dari ideologi politik.

Saran

Untuk mencapai sebuah kebijakan politik, membutuhkan kekuasaan. Untuk itu,


perlunya tenaga kesehatan yang memahami pembangunan kesehatan untuk berada di posisi
DPR yang memiliki ‘kekuasaan’ tersebut, guna kelancaran pembentukan kebijakan demi
kenaikan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Pramesti, Nadia Ellya. 2015. HUBUNGAN DAN PENGARUH POLITIK TERHADAP


KESEHATAN MASYARAKAT. Makalah.Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Ratnaningsih, Dewi. 2014. PENGARUH POLITIK TERHADAP KESEHATAN. Makalah.


Jurusan S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto

PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DEWAN


PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA:

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG


KEBIDANAN TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai