BLOK 5.A
TOPIK MINGGU 3 : KEBIJAKAN POLITIK DALAM KEBIDANAN
Kelompok : 3
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bambra et all (2005) dan Fahmi Umar (2008) mengemukakan mengapa kesehatan itu
adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas derajat kesehatan
masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan dan sebagian lagi tidak. Oleh sebab itu,
untuk memenuhi equity atau keadilan harus diperjuangkan. Kesehatan adalah bagian dari
politik karena derajat kesehatan atau masalah kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat
diarahkan atau mengikuti kehendak terhadap intervensi politik.
Seperti diketahui bahwa kesehatan adalah Hak Asasi Manusia. Yang dimana, semua
orang berhak mendapatkannya. Untuk mewujudakan tujuan dalam menyehatkan penduduk,
maka diperlukannya adanya kekuasaan yang kelak wewenang tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal kepada penduduk.
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu polistaia. Polis berarti kesatuan masyarakat
yang mengurus diri sendiri. Dan taia mempunyai arti urusan. Menurut Aristoteles, politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Politik kesehatan adalah ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat kesehatan
masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut oleh suatu
wilayah atau negara.Politik kesehatan juga merupakan pengelolaan kebijakan dalam arti
politik mengenai kesehatan untuk mengatur jalannya peraturan kesehatan yang ada di
Indonesia.
C. Pengertian Kebijakan
Salah satu program utama Pemerintah yang ditujukan untuk menurunkan AKI dan
AKB adalah penempatan bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi di
wilayah terpencil. Program ini bertujuan mendekatkan masyarakat kepada akses pelayanan
kesehatan kepada ibu dan bayi. Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak
tersebar di wilayah terpencil sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden
secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk
penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana
kesehatan ibu dan anak khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi.
Selain itu, ada perkembangan kebijakan terbaru dari Kemenkes RI bahwa untuk
menolong persalinan tidak cukup hanya satu orang bidan, tetapi harus ditolong oleh dua
orang bidan. Pada estimasi kebutuhan bidan yang dibuat di atas, belum memperhitungkan
kebutuhan sesuai dengan arah kebijakan tersebut. Sehingga tentunya kebutuhan bidan
kedepan pelu ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Semua kepala negara rela memperjuangkan status kesehatan warganya guna lebih
produktif dan berguna bagi negaranya. Perubahan dan keinginan untuk berubah dan menuju
masyarakat yang kurang sehat menuju masyarakat yang sehat dan produktif itu merupakan
salah satu dari kegiatan politik. Ya, tentu saja kesehatan berkaitan erat dengan politik. Aksi
dari kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah sebuah ekspresi dari ideologi politik.
Saran