Anda di halaman 1dari 26

Elisabeth Grety

Pembimbing : Lianawati Sp.OG

: Ny. WK
* Nama
: 34 tahun
* Umur
: Islam
* Agama
: Buton/ WNI
* Suku/ Bangsa
: Kabupaten Buton Utara
* Alamat
* Pekerjaan : IRT
: 89 01 58
* Rekam Medik
: 08/12/2015 Jam 02.30
* Tgl MRS
WITA

Autoanamnesis (8 Desember 2015)


Keluhan Utama: Nyeri perut bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien masuk dengan keluhan nyeri hebat pada perut bagian bawah

sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri beberapa kali


muncul sebelumnya namun masih dapat tertahankan dan hilang
timbul. Pasien juga mengeluhkan sering kencing sedikit-sedikit,
dan setiap kencing masih merasa tidak tuntas. Keluhan lain lagi,
benjolan pada perut bagian bawah pasien sejak 2 bulan terakhir
yang dirasakan semakin membesar. BAB tidak bisa sejak tadi
malam. Haid terakhir 6 bulan yang lalu. Riwayat KB (+), suntik 3
bulan, tidak teratur.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, asma, disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Didalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Dari dalam
keluarga riwayat hipertensi, asma, diabetes mellitus disangkal oleh
pasien.
Riwayat Obstetri:
Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke) pada usia 11
tahun, Lama haid 7 hari. Pasien memiliki siklus haid yang teratur (30
hari).
HPHT: Mei 2015.
Pasien menikah pada tahun 2015. Pasien memiliki dua orang anak.
Riwayat KB : Ada. Suntik 3 bulan.

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum: Sakit berat
Kesadaran: compos mentis
Tanda Vital:
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 108 x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 37,0 0C

Kepala

Normosefal

Kulit

Pucat (-), Sianosis (-), ikterus (-)

Telinga

Otorhea (-)

Mata

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung

Rhinorhea (-)

Bibir

Pucat (-), kering (-)

Lidah

kotor (-), tremor (-)

Mulut

Stomatitis (-), Kandidiasis (-)

Tonsil

T1-T1 hiperemis (-)

Leher

Pembesaran kelenjar (-), Kaku kuduk (-)

Paru-paru

Abdomen

Inspeksi
: Simetris kiri
= kanan, retraksi (-)
Palpasi
: ICS kiri =
kanan,nyeri tekan (-),
fraktur (-)
Perkusi
:
Sonor kiri = kanan
Batas paru belakang kiri
setinggi ICS V Th XI
Batas paru belakang kanan
setinggi ICS V Th X
Batas paru hepar ICS IV
kanan

Inspeksi
: Datar, ikut
gerak napas, distensi (-),
venektasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+)
Palpasi
: TFU teraba
setinggi pusat, nyeri tekan
(+), massa tumor (-)
Peristaltik : Tympani (+)
pekak hepar (+)

Limfa

Tidak teraba, tidak ada pembesaran

Hati

Tidak teraba, tidak ada pembesaran

Kelenjar limfe

Tidak ada pembesaran

Anggota Gerak

Edema (-|-), Kekuatan (5|5)

* Abdomen
1.Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, distensi (-),
beks luka operasi (-), striae gravidarum (-),
tanda-tanda peradangan (-)

2.Palpasi : defans muskular(+), Teraba massa,

mobile(+), nyeri tekan (++). TFU tidak teraba

08-12-2015
Parameter

Result

Ref-Range

Keterangan

WBC

19,03 x 103 L

4.00 10.0

HGB

13,6 g/dL

12.0 16.0

HCT

37,3 %

37.8 48.0

RBC

5,01 x 106 L

4.00 10.0

PLT

338 x 103 L

150 - 400

09-12-2015
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Interpretasi

GDS

120

70-180

Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

S. typhi O

Positive (+) 1/80

Negative (-)

S. typhi AH

Negative

Negative (-)

S. typhi BH

Negative

Negative (-)

S. typhi H

Positive (+) 1/320

Negative (-)

09-12-2015
Widal Test

USG
Kesan kista ovarium

Rencana Tindakan:

-Pro CITO Laparatomi


-Sipkan Transfuse PRC 500cc

Tanggal

8/12/2015

Pasien

KU : sakit sedang

Post

mengeluhkan nyeri perut Kes:


bawah

Salpingo-ooferektomi

Observasi keadaan umum


dan tanda vital

composmentis

IVFD RL:D5 2:1 28 tpm

TD : 90/60 mmHg

Tranf. PRC 2 sak

N : 72/ menit

Inj. Cefotaxime 1 g/12 jam

RR: 18/menit

Drips

T:37,2C
Mata: anemis +/+

Metronidazol

500

mg/8 jam
-

Inj. Ketorolac 1 amp/8jam

Inj. Ranitindin 1 amp/8jam

9/12/2015

Pasien

KU : sakit sedang

Post

mengeluhkan

Kes:

Salpingooforektomi H1

nyeri

composmentis

tanda vital

pada bekas

TD : 110/70 mmHg

-Obat lanjut

operasi

N : 82/ menit

-Aff Infus dan kateter

-Observasi keadaan umum dan

RR: 16/menit
T:36,8C
Konj: anemis +/+
Luka operasi baik
Fluxus sedikit
BAB (-) BAK lancar

10/12/2015

Pasien

KU : baik

Post

GV

mengeluhkan

Kes:

Salpingooforektomi H2

Cefadroxil 1gr/12jam

nyeri

composmentis

Metronidazol 500mg/8jam

pada bekas

TD : 120/80 mmHg

Asam

operasi

N : 82/ menit

3x1

RR: 17/menit

T:36,5C
Konj: anemis +/+
Luka op baik, kering
BAB

(+),

fluxus sedikit

mefenamat

BAK

lancar,

Stolax sup 2x1

500mg

11/12/02015

Tidak ada keluhan

KU : baik

Post

Kes:

salpingooforektomii

composmentis

H3

TD : 110/70 mmHg
N : 85/ menit
RR: 16/menit
T:36,5C
Konj: anemis -/Luka op kering
BAB (+), BAK lancar,
fluxus (-)

GV

luka

op

kering
-

Boleh pulang

Kontrol
obsgin

poli

* Kista berarti kantung yang

berisi cairan. Kista ovarium


(atau kista indung telur)
berarti kantung berisi
cairan, normalnya berukuran
kecil, yang terletak di
indung telur (ovarium).
* Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada
masa pubertas sampai
menopause, juga selama
masa kehamilan.

* Sampai sekarang ini penyebab

dari Kista Ovarium belum


sepenuhnya dimengerti,
* teori menyebutkan adanya
gangguan dalam pembentukan
estrogen dan dalam mekanisme
umpan balik ovariumhipotalamus.
* Kista ovarium disebabkan oleh
gangguan (pembentukan)
hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium.
* gagalnya sel telur (folikel)
untuk berovulasi.

7. Kista polikistik ovarium


Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak
dapat pecah dan melepaskan sel telur secara
kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya
kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan
untuk mengangkat kista tersebut agar tidak
menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

* Kista ovarium ada yang bersifat jinak dan ganas


(kanker). Biasanya kista yang berukuran kecil
bersifat jinak. Kista ovarium sering ditemukan
secara tidak sengaja pada pemeriksaan rutin.

1. Sering tanpa gejala.


2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar
sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air
kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga
jumlah darah yang keluar banyak.

1. Perubahan menstruasi.
2. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama
(dyspareunia).
3. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung,
mual.
4. Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang
air besar (= sembelit, konstipasi, obstipasi)
5. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
6. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa
sesak.
7. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut
terasa penuh).
8. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
9. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).

Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui


pemeriksaan dengan ultrasonografi atau USG
(abdomen atau transvaginal), kolposkopi
screening, dan pemeriksaan darah (tumor
marker atau petanda tumor).

* akan terlihat sebagai struktur kistik

yang bulat (kadang-kadang oval) dan


terlihat sangat echolucent dengan
dinding dinding yang
tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan
echo yang lebih putih dari dinding
depannya.
* Kista ini dapat bersifat unillokuler
(tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
* Kadang-kadang terlihat bintik-bintik
echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal
dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

* pemeriksaan sekret (yang meliputi:

Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang,


bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel,
dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb
(Hemoglobin).

* 1. Observasi

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup


dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista
fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah
satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika
tidak curiga ganas (kanker).
* 2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan
pembedahan, yakni dilakukan pengambilan kista
dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya
untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada
hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda
diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.

Anda mungkin juga menyukai