U
N
A AT
T
R
E
E
T EF
R
ELISABETH GRETY
Pembimbing: dr. IRMAYANI ABOE KASIM Sp.S
DEFINISI
Tetanus
adalah
gangguan
neurologis
yang
ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan
spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin,
suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani.
ETILOGI
PATOGENESIS
Trismus
Cerebral nerve palcy
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksa
an Fisik
Penunjang
Cairan
Penatalaksa
an
Kausal
Simptomatik
PENATALAKSANAAN
CAIRAN
IVFD dekstrose 5% : RL = 1 : 1 / 6 jam
KAUSAL
1. Antitoksin tetanus:
a. Serum antitetanus (ATS) diberikan dengan dosis 20.000 IU/hari/i.m. selama 3-5 hari.
b. Human Tetanus lmmunoglobulin (HTlG). Dosis 500-3.000 lU/I.M. tergantung beratnya penyakit. Diberikan
SINGLE DOSE.
2. Antibiotik :
a. Metronidazole 500 mg/ 8 jam drips i.v.
b. Ampisilin dengan dosis 1 gr/8 jam i.v.
Bila alergi terhadap Penilisin dapat diberikan :
- Eritromisin 500 mg/6 jam/oral. ATAU
-.
3. Penanganan luka :
Dilakukan cross incision dan irigasi menggunakan H2O2.
Setelah masuk rumah sakit, segera diberikan diazepam dengan dosis 10 mg i.v. perlahan 2-3 menit.
Dapat diulangi bila diperlukan.
Dosis maintenance : 10 ampul = 100 mg/500 ml cairan infus (10-12 mg/KgBB/hari) diberikan secara
drips (syringe pump).
Setiap kejang diberikan bolus diazepam 1 ampul / IV perlahan selama 3-5 menit,
2. Nutrisi
Diberikan TKTP dalam bentuk lunak, saring, atau cair. Bila perlu, diberikan melalui pipa nasogastrik.
3. Menghindari tindakan/ perbuatan yang bersifat merangsang, termasuk rangsangan suara
dan cahaya yang intensitasnya bersifat intermitten.
4. Mempertahankan/ membebaskan jalan nafas : pengisapan lendir oro/ nasofaring secara
berkala.
5. Posisi/ letak penderita diubah-ubah secara periodik.
6. 6Pemasangan kateter bila teriadi retensi urin.
PENCEGAHAN
R
E
T
H
I
S
A
K
A
IM