Anda di halaman 1dari 18

PENCATATAN DAN PELAPORAN SERTA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Kelompok 3

1. Bella Syafika Nim P07224219 19


2. Evita Nurdiana Nim P07224219 1921
3. Friska Yudiana wati Nim P07224219 1936
4. Mur Muryani Nim P07224219 1929
5. Oktavia Wirdaandini Nim P07224219 1935
6. Sonia Nim P07224219 1945
7. Veronika Hertantri Pangestika Nim P07224219 1948
8. Yelsi Safitri Nim P07224219 1949
Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting)


berpedoman kepada sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Beberapa
pengertian dasar dari SP2TP menurut depkes RI
(1992) adalah sebagai berikut :Sistem pencatatan
dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di
puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan

Tujuan Umum
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) bertujuan agar semua hasil
kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar
gedung) dapat dicatat serta dilaporkan ke
jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan
secara benar, berkala, dan teratur, guna
menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
Tujuan Khusus
Tercatatnya semua data hasil kegiatan
puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,
berkelanjutan, dan teratur.
Manfaat Dari Pencatatan dan Pelaporan
1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan
dalam rangka pengembangan tenaga kesehatan
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil
5. Memberikan informasi tentang keadaan masalah / kegiatan
6. Sebagai bahan bukti dari suatu kegiatan / peristiwa
7. Bahan proses belajar dan bahan penelitian
8. Sebagai pertanggung jawaban
9. Bahan pembuatan laporan
10. Perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi
11. Bukti hukum
12. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta
menggigatkan kegiatan peristiwa khusus
Batasan Dari Pencatatan Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi
tenaga kesehatan adalah melakukan pencatatan data
penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan
melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang
berupa laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan format yang ditetapkan.
2. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan
adalah melakukan pencatatan data pada semua kegiatan dalam
satu triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut dalam
bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang
berwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan.
3. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang
diselenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun adalah
pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan
satu tahun berjalan serta melaporkan data tersebut dalam
bentuk rekapitulasi data kegiatan triwulan dan tahunan kepada
instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang
telah ditetapkan.
Ruang Lingkup Pencatatan Dan
Pelaporan
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan,meliputi
jenis data yang dikumpulkan, dicatat, dan
dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut
mencakup :
1. Umum dan demografi
2. Sarana fisik
3. Ketenagaan
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar
gedung
5. Data umum meliputi peta wilayah dan wilayahnya,
jumlah desa, dusun/RW, jumlah posyandu dan sasaran
program
Pengeloaan Pencatatan

Untuk memudahkan dapat menggunakan formulir standar yang telah


ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan
dalam pencatatan adalah sebagai berikut :

1. Rekam kesehatan keluarga (RKK)


2. Kartu rawat jalan
3. Kartu indeks penyakit
4. Kartu ibu
5. Kartu anak
6. KMS balita, anak sekolah
7. KMS ibu hamil
8. KMS usia lanjut
9.  Register
Mekanisme Pencatatan

Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar
gedung. Di dalam gedung, loket memegang
peranan penting bagi seorang pasien yang
berkunjung pertama kali atau yang melakukan
kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda
Pengenal.kemudian pasien disalurkan pada unit
pelayanan yang akan dituju.
MEKANISME PELAPORAN

1. Tingkat puskesmas
2. Tingkat Dati II
3. Tingkat Dati I
4. Tingkat Pusat
Pembinaan dan Pengawasan

Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010


Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010 tentang izin
dan penyelenggaraan praktek bidan pada Bab V pasal 20
sampai pasal 24 mengenaipembimbingan dan
pengawasan. Yang mana bunyi pasal tersebul ialah:
 Pasal 20:

Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan


pembinaan dan pengawasan dan mengikutsertakan
organisasi profesi.
 Pasal 21:
Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan
dengan mengikut sertakan Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia, Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi
profesi dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan.
 Pasal 22:

Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaporkan


bidan yang bekerja dan yang berhenti  bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dengan tembusan
kepada organisasi profesi.
 Pasal  23:

Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21, Menteri, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten / kota dapat
memberikan tindakan administrative kepada bidan yang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik dalam Peraturanini.
 Pasal  24:
Pemerintah daerah kabupaten / kota dapat memberikan
sanksi berupa rekomendasi pencabutan surat izin / STR
kepada kepala dinas kesehatan privinsi / majelis tenaga
kesehatan Indonesia (MTKI) terhadapbidan yang
melakukan praktik tanpa memiliki SIPB atau kerja tanpa
memiliki SIKB sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
ayat (1) dan (2).
Kepmenkes RI NO.900/MENKES/SK/VII/2002
Kepmenkes RI NO.900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan pada Bab VIII pasal 31
sampai pasal 41 mengenai pembimbingan dan
pengawasan. Yang mana bunyi pasal tersebul ialah:
 Pasal 31:

Bidan wajib mengumpulkan sejumlah angka kredit yang


besarnya ditetapkanoleh organisasi profesi.
 Pasal
32:
Pimpinan sarana kesehatan wajib melaporkan bidan
yang melakukan praktik dan yang berhenti
melakukan praktik pada saran kesehatannya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada organisasi profesi.
 Pasal 33:
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau
organisasi profesi terkait melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap bidan yang melakukanpraktik
diwilayahnya.
 Pasal 34:

Selama menjalankan praktik seorang Bidan wajib mentaati


semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
 Pasal 35:

Bidan dalam melakukan praktik dilarang :


a.Menjalankan praktik apabila tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam izin praktik.
b.Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
standarprofesi.
 Pasal36:
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
memberikan peringatanlisan atau tertulis kepada bidan yang
melakukan pelanggaran terhadapKeputusan ini.
 Pasal 37:
Sebelum Keputusan pencabutan SIPB ditetapkan,
KepalaDinas Kesehatan Kabupaten/Kota terlebih dahulu
mendengarpertimbangan dari Majelis DisiplinTenaga
Kesehatan (MDTK) atau Majelis Pembinaan dan
Pengawasan Etika Pelayanan Medis (MP2EPM) sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Pasal 38:

Keputusan pencabutan SIPB disampaikan kepada bidan


yang bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari terhitung sejak keputusan ditetapkan.
Pasal 39:
Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan setiap
pencabutan SIPB kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
setempat dengan tembusan kepada organisasi profesi setempat.
Pasal 40:
Dalam keadaan luar biasa untuk kepentingan nasional Menteri
Kesehatan dan/atau atas rekomendasi organisasi profesi dapat
mencabut untuk sementara SIPB bidan yang melanggar ketentuan
peraturan  perundangundangan yang berlaku.
Pasal 41:
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat membentuk Tim/Panitia yang
bertugas melakukan pemantauan pelaksanaan praktik bidan di
wilayahnya.
 
I H
AS
K
A
I M
E R
T

Anda mungkin juga menyukai