Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan klien Glukoma

Oleh :

suci 1
Glukoma
 Glukoma primer
 Glukoma sudut terbuka

 Paling membahayakan

 Gangguan herediter

 Hambatan terjadi pd trabekular,

kanal schlemn/vena akous


 Tjd pd usia > 40 tahun

 Gejala

Terdapat perbedaan TIO pd kedua


mata 4 mmHg
suci 2
 Tanda klasik
 Herediter, peningkatan TIO, lapang
pandang mengecil, perjalanan
penyakit progresif & lambat

 Glukoma sudut tertutup


 Angle closure glukoma/close angle
glukoma/narrow angle
glukoma/acute glukoma
 Gejala :

 awitan mendadak, keadaan

emergency
suci 3
 Patofisiologi
 Menyempitnya sdt & perub letak iris

yg terlalu ke depan
 Perub letak iris --- kornea

menyempit/menutup sdt ruangan --


- menghalangi humor akuous keluar
--- TIO meningkat 50 – 70 mmHg
shg menyebabkan kerusakan saraf
optik --- kebutaan

suci 4
Tanda & gejala
 Nyeri hebat di dalam &
sekitar mata
 Pandangan kabur

 Sakit kepala

 Mual, muntah

 Kedinginan, demam

 Fotofobia

 Lakrimasi

suci 5
 Glukoma Sekunder
 Tjd akibat penyakit mata lain

 Penyempitan sdt/peningkatan vol


cairan mata
 Etiologi :
 Perub lensa, dislokasi lensa

 Perub uvea

 Trauma, hifema

 Op katarak

 Glukoma Kongenital
 Kegagalan jar mesodermal
mengfungsikan trabekular
suci 6
Intervensi bedah
 Laser trabeculoplasty
 Lubang di jar trabekular untuk
membuka sudut
 Salep mata steroid

 Komplikasi :

 Sakit kepala disertai mual, nyeri

dahi & perub tajam penglihatan


 Operasi fitrasi
 Trefinasi, sklerektomi/
sklerostomi
suci 7
 Laser iridotomi/iridectomy perifer
 Mengeluarkan bag iris untuk

membangun outflow humor akuos


 Cyclocryoterapy
 Merusak sel badan silier &

menurunkan produksi humor akuos

suci 8
Perawatan pre operasi
 Perawatan
 Mencukur bulu mata, pemeriksaan
TIO, mencuci rambut
 Medikasi
 Gliserin peroral 1 ml/KgBB
ditambah air/air jeruk nipis
 Pilokarpin/KSR tetes mata

 Asetazolamid tablet

 Infus manitol 20%

 Antibiotik topikal

suci 9
Perawatan pasca operasi
 Lakukan perawatan pascaoperasi rutin
 Pemberian antibiotik subkonjungtiva
 Tinggikan bag kepalatempat tidur 15 – 20
derajat
 Laporkan drainase
 Timbul sakit kepala ringan & pandangan
kabur dalam 24 jam pertama
 Berikan laksan untuk mencegah konstipasi
 Bantu klien ambulasi

suci 10
 Instruksikan klien untuk tidak berbaring
pada sisi operasi
 Instruksikan klien untuk melaporkan
gejala nyeri dahi, nyeri mata/mual
 Observasi & laporkan komplikasi
pembedahan
 Hindari latihan fisik/olahraga berat slm
3 mgg
 Komplikasi :
 Peningkatan TIO

 Penurunan TIO (hipotoni)

 Infeksi

 Jaringan parut suci 11


Asuhan keperawatan klien glukoma

 Pengkajian
 Anamnesis

 Umur

 Ras

 Pekerjaan

 Penggunaan anti histamin

 Riwayat keluarga dg glukoma

 Riwayat trauma

suci 12
 Pemeriksaan fisik
• Dengan menggunakan ofthalmoskop

• Berfungsi untuk mengetahui adanya


cupping & atrofi diskus optikus
• Pd glukoma primer didpt kamera
anterior dangkal, humor akuos
keruh & pembuluh darah menjalar
keluar dr iris
• Pemeriksaan lapang pandang

• Pemeriksaan fisik dg inspeksi &


palpasi
• Uji diagnostik dg tonometri

suci 13
Diagnosa & intervensi keperawatan
 Perubahan/persepsi (visual) b/d kerusakan
saraf akibat peningkatan TIO
 Intervensi :
 Lakukan tindakan untuk mencegah
peningkatan TIO : diet rendah
natrium,pembatasan kafein, mencegah
konstipasi, mengurangi stres
 Pantau kemampuan kien unt melihat dg
jls
 Kolaborasi dlm pemberian : miotik, agen
penghambat pembentuk humor akuos,
inhibitor karbonat anhidrase, agen
osmotik sistemik
suci 14
 Nyeri b/d peningkatan TIO
 Intervensi :
 Pertahankan tirah baring pd posisi semi
fowler & cegah tindakan yg dpt
meningkatkan TIO (batuk, bersin,
mengejan)
 Beri lingkungan yg gelap & tenang

 Observasi TTV tiap 24 jam jk klien


mendapatkan agen osmotik
 Observasi derajat nyeri setiap 30 menit

 Observasi haluaran – masukan tiap 8 jam

 Observasi ketajaman pandangan

 Kolab dlm pemberian obat mata &


analgesik
suci 15
 Ketidakpatuhan (pd program medikasi) b/d
efek samping pengobatan, kurangnya
motivasi, kesulitan mengingat regimen terapi
 Defisit penget b/d kurangnya
informasi/mispersepsi informasi yg didapat
sebelumnya
 Ansietas/takut b/d hilangnya pandangan
aktual/potensial/benturan peny kronis thdp
gaya hidup
 Resti pemenuhan keb nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d mual, muntah sekunder
akibat peningkatan TIO

suci 16
 Resti cidera b/d penurunan pandangan
perifer\
 Defisit perawatan diri b/d berkurangnya
pandangan
 Isolasi sosial b/d penurunan pandangan
perifer, takut cidera/ respon negatif
lingkungan thdp ketidakmampuan visual
 Berduka adaptif/ maladaptif yg
berhubungan dg hilangnya visus aktual

suci 17
 Evaluasi :
 Klien dpt

mempertahankan visus
optimal
 Tidak terjadi komplikasi

 Klien mampu memenuhi

keb sehari-hari
 Klien mempunyai

pengetahuan yg adekuat
tentang penyakit &
penatalaksanaannya
suci 18

Anda mungkin juga menyukai