Disusun oleh :
1. Anang Sonia Jaya (P15158)
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Cidera Kepala Sedang
Cedera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan otak dari
lapisan kulit kepala tulang tengkorak, duramater, pembuluh darah serta
otaknya mengalami cedera baik yang trauma tertutup maupun trauma tembus
(Satyanegara, 2010). Cedera Kepala juga dapat didefinisikan sebagai
kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon
terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
(Smeltzer, 2000). Sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak. (Fearnside, 1997).
Sedangkan yang dimaksud dengan cidera kepala sedang merupakan
trauma yang melibatkan seluruh bagian kepala mulai bagian terluar kepala
(kulit kepala) sampai bagian terdalam kepala (otak) yang menyebabkan
individu mengalami penurunan kesadaran ( konfusi, latergi, atau stupor )
dengan GCS 9-14, mengalami amnesia pasca trauma dan menunjukkan tanda
terjadinya fraktur kranium (George dkk, 2009).
4. Komplikasi
Komplikasi Cidera kepala Sedang :
a. Hemorrhagie (Pecahnya / keluarnya darah dari pembuluhnya)
b. Infeksi (invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,
terutama yang menyebabkan cedera seluler lokal )
c. Edema ( pengumpulan cairan secara abnormal dalam ruang jaringan
intraseluler tubuh)
d. Herniasi (penonjolan abnormal organ / struktur tubuh lainya melalui
cacat / lubang alamiah dalam selaput pembungkus , membran otot ,
atau tulang) (Arif Mansjoer, 2000 ).
5. Patofisiologi
a. Cidera Kulit Kepala
Karena bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, kulit
kepala berdarah bila mengalami cedera dalam. Kulit kepala juga
merupakan tempat masuknya infeksi intrakranial. Trauma dapat
menimbulkan abrasi, kontisio, laserasi atau avulsi.
b. Fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang
tengkorak disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa
kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak biasanya dapat
menimbulkan dampak tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak
diklasifikasikan terbuka/tertutup. Bila fraktur terbuka maka dura rusak
dan fraktur tertutup dura tidak rusak. Fraktur kubah kranial
menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur dan karena alasan yang
kurang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar
X, fraktur dasar tengkorak cenderung melintas sinus paranasal pada
tulang frontal atau lokasi tengah telinga di tulang temporal, juga sering
menimbulkan hemorragi dari hidung, faring atau telinga dan darah
terlihat di bawah konjungtiva. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika
CSS keluar dari telinga dan hidung.
c. Cidera otak
Kejadian cedera “ Minor “ dapat menyebabkan kerusakan otak
bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampai
derajat tertentu yang bermakna sel-sel cerebral membutuhkan supalai
darah terus menerus untuk memperoleh makanan. Kerusakan otak
tidak dapat pulih dan sel-sel mati dapat diakibatkan karena darah yang
mengalir tanpa henti hanya beberapa menit saja dan kerusakan neuron
tidak dapat mengalami regenerasi.
d. Komosio
Komosio cerebral setelah cedera kepala adalah kehilangan fase
neuologik sementara tanpa kerusakan struktur. Jika jaringan otak dan
lobus frontal terkena, pasien dapat menunjukkan perilaku yang aneh
dimana keterlibatan lobus temporal dapat menimbulkan amnesia
disoreantasi.
Arif Mansjoer dkk, 2000. Trauma Susunan Saraf dalam Kapita Selekta
George Dkk. 2009. Panduan Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf.
EGC : Jakarta
Erlangga.
Pelita Harapan.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA NY. S DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG DI RUANG IGD
RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI
Disusun Oleh:
Disusun oleh :
6. Anang Sonia Jaya (P15158)
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. T
b. Umur : 50 th
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Petani
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Alamat : Rejosari 01/05, Wuryantoro, Wonogiri
h. Diagnosa Medis : CKS
i. No Reg : 53650
j. Dokter : dr. C
a. Nama : Tn. K
b. Umur : 50 th
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Petani
e. Alamat : Rejosari 01/05, Wuryantoro, Wonogiri
f. Hubungan dengan klien : Suami
B. PENGKAJIAN PRIMER (PRIMARY SURVEY)
a. Airway (A)
Jalan nafas terdapat sumbatan berupa lendir tidak ada darah, tidak ada
suara nafas seperti gurling, snorling, stridor,
b. Breathing (B)
RR : 26 x/mnt, nafas regular, tidak ada sianosis, ada suara nafas ronchi,
ada nafas cuping hidung.
c. Circulation (C)
Tekanan Darah 140/90, Nadi 86 x/mnt, Suhu, 36,20C, capiraly refill
normal kurang dari 2 detik, akral hangat, urine output 300 cc.
d. Disability (D)
e. Kesadaran pasien somnolen, nilai GCS E3M5V2 total GCS :10, pupil
anisokor lebih besar kanan : ka 4 mm ki 3 mm, reaksi pupil terhadap
cahaya positif.
f. Exposure (E)
Suhu pasien 36,20C, terdapat jejas memar kebiruan di kaki, tangan bahu
dan lengan.
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keadaan/penampilan umum
Kesadaran : Somnolen
Tanda – tanda vital :
TD : 140/72 mmHg
SpO2 : 96%
Suhu : 36,2ºC
RR : 26x/menit
HR : 86 x/menit
2. History (SAMPLE)
a. Subjektif
Muntah darah, gelisah, post kecelakaan lalu lintas
b. Alergi
Keluarga mengatakan pasien tidak memunyai alergi obat dan makanan.
c. Medikasi
Keluarga mengatakan pasien belumpernah dirawat dirumah sakit.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Keluarga mengatakan pasien tidak mempunya riwayat penyakit seperti
hipertensi, DM, asma
e. Last meal
Keluarga mengatakan terakhir makan tadi pagi. Pasien makan nasi dan
sayur
f. Event leading
Pasien masuk tanggal 4 April 2019 jam 17.10 WIB di IGD RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri dengan keluhan post
kecelakaan lalu lintas kurang lebih 30menit, muntah darah, gelisah,
kesadaran menurun.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk kepala : Mesocepal
Kulit kepala : Terdapat hematoma dikepala sebelah kanan
Rambut : Beruban
1) Muka : Ada odema
2) Mata : Terdapat memar dimata sebelah kanan
3) Palbebra : Ada odema
4) Konjungtiva : Tidak anemis
5) Sclera : Tidak icterik
6) Pupil : Anisokor
7) Diameter ka/ki:4mm/3mm
8) Reflek terhadap cahaya : Positif
9) Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
10) Hidung : Bersih, tidak ada scret
11) Mulut : Mukosa bibir lembab
12) Gigi : Gigi berwarna kuning
13) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
b. Leher : Terpasang neckolar
c. Dada :
Paru – paru
Inspeksi : Data datar, simetris antara kanan dan kiri
Palpasi : Vocal Fremitus sama
Perkusi : Pekak
Auskultasi : ada suara nafas ronchi
Jantung
Inspeksi : IC tidak tampak, dada datar
Palpasi : IC teraba kuat angkat
Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung
Auskultasi : BJ I-II
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri, terlihat gerakan diafragma,
tidak ada lesi atau luka diperut
Auskultasi : Bising usus 5x/mnt
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada distensi
e. Genetalia : Terpasang DC
f. Rectum : Tidak terkaji
g. Ekstermitas
Atas
Kekuatan otot ka/ki : Tangan kiri terpasang infus NaCl
20tpm terlihat memar kebiruan ditangan kanan dan kiri
ROM ka/ki : 4/4
Capilary Refile : <2 detik
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Bawah
Kekuatan otot ka/ki : Tampak terdapat memar kebiruan
di kaki kanan dan kiri
ROM ka/ki : 4/4
Capilary Refile : <2 detik
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada
Keterangan :
Pasien :
Laki-laki :
Perempuan :
Laki – laki meninggal :
Perempuan meninggal :
Tinggal satu rumah :
F. TERAPI
Hari/Tgl/Jam Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi &
Kandungan Farmakologi
Kamis, NaCl 20 tpm elektrolit Untuk
4 April 2019 cairan ringer kehilangan
laktat cairan tubuh,
dehidrasi
hipotonis dan
isotonis
Ceftriaxon 1gr/24jam Antibiotik Mencegah
infeksi
O2 3ltr/mnt oksigen Memenuhi
kebutuhan
pernafasan
Norages 1gr/8jam Meredakan
nyeri
Citicoline 1gr/12jam Vitamin syaraf Meningkatkan
daya ingat
Ranitidin 50mg/12jam Obat histamine Mengurangi
blocker jumlah asam
lambung
perut
Asam 500mg/8jam Antifibrinolitik Mengurangi
traneksamat atau
menghentikan
perdarahan
Omeprazole 40mg Penghambat Mengurangi
pompa proton produksi
asam
lambung
Mannitol 200cc Diuretic Mengurangi
tekanan
dalam kepala
dan tekanan
bola mata
G. ANALISA DATA
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan secret (00031)
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan adanya
hemoragi intacerebral (00201)
I. RENCANA KEPERAWATAN
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.Dx Hari/tgl/jam Implementasi Respon Klien Ttd
1 Kamis, 4 S:- Y
April 2019
Yayuk
O : RR 20x/mnt, lendir berkurang, gigi palsu pasien
21.00 WIB
sudah di lepas, suction sudah dilakukan dan lendir
dapat keluar, klien tampak tenang
P : intervensi dilanjutkan
2 Kamis, 4 S:- Y
April 2019
Yayuk
O : TD:140/90 mmHg, N:86 x/mnt, RR:20x/mnt,
21.00 WIB
S:36,20C, pupil anisokor, ka>ki; ka 4 mm ki 3
mm, kesadaran somnolen, GCS E3M6V2,
P : Intervensi dilanjutkan