BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Konsep Lansia
2.1.1 Pengertian
Begitu juga penduduk diatas usia 60 tahun, atau diatas usia 65 tahun. Penduduk
usia ini dikenal sebagai penduduk lanjut usia yang tumbuh dengan kecepatan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut usia
tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
(Nugroho, 2008). Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik
pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka
yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada
10
11
1. Pralansia (prasenilis)
2. Lansia
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan / atau kegiatan yang
keatas
1. Kelompok lanjut usia dini (55-64 tahun), yakni kelompok yang baru
12
3. Kelompok lanjut usia resiko tinggi, yakni lanjut usia yang berusia lebih
dari 70 tahun.
Tipe yang ada pada lansia tergantung oleh karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho , 2000 dalam
2) Tipe mandiri
undangan.
menuntut.
4) Tipe pasrah
5) Tipe bingung
13
santai
dan inti membran melalui reaksi kimia yang disebut peroksidasi lemak.
14
dismutase.
2) Teori Autoimun
3) Teori Telomer
15
4) Teori Hormonal
Pusat terjadinya proses penuaan terletak pada otak. Hal ini didasarkan
Menurut teori ini terjadi penuaan karena adanya mutasi somatik yang
Rahayu, 2002).
6) Teori Stres
Teori ini didasarkan pada fakta bahwa menua terjadi sebagai akibat
kembali.
16
kepuasan hidup dan konsep diri yang positif. Lansia yang masih aktif
masyarakat karena faktor usia. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi
bahwa lebih baik aktif daripada pasif, lebih baik bahagia daripada
murung, dan lansia sejahtera adalah lansia yang bisa selalu aktif dan
2) Teori Pembebasan
4) Teori Lingkungan
17
1. Exposure Theory
2. Radiation Theory
Adanya paparan radiasi sinar gamma, sinar X dan ultraviolet dari alat-
DNA
3. Polution Theory
4. Stress Theory
yaitu :
1) Perubahan Fisiologis
18
kekakuan
panas.
kehilangan elastisitas
pencernaan.
19
menurun
10. Sistem kulit : Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis.
menurun.
2) Perubahan mental
berupa sikap yang semakin egosentris, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak akan sesuatu. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental antara lain
3) Perubahan psikososial
merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, ekonomi
20
2.2.1 Pengertian
Tidur adalah perubahan alami status kesadaran yang biasanya terjadi pada
manusia dalam irama biologis 24 jam atau bioritme (Brooker, 2009). Tidur
merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan
waktu tidur 6-7 jam per hari (Hidayat, 2008). Walaupun mereka menghabiskan
lebih banyak waktu di tempat tidur, tetapi usia lanjut sering mengeluh terbangun
pada malam hari, memiliki waktu tidur kurang total, mengambil lebih lama tidur,
dan mengambil tidur siang lebih banyak (Kryger et al, 2004). Kecenderungan
waktu siang hari yang dipakai untuk tidur dapat terjadi karena seringnya
terbangun pada malam hari. Dibandingkan dengan jumlah waktu yang dihabiskan
lambat, sejak dimulai tidur secara progresif menurun dan menaik melalui stadium
1 ke stadium IV, selama 70-100 menit yang diikuti oleh letupan REM. Periode
REM berlangsung kira-kira 15 menit dan merupakan 20% dari waktu tidur total.
Umumnya tidur REM merupakan 20-25% dari jumlah tidur, stadium II sekitar
21
50% dan stadium III dan IV bervariasi. Jumlah jam tidur total yang normal
berkisar 5-9 jam pada 90% orang dewasa. Pada usia lanjut efisiensi tidur
berkurang, dengan waktu yang lebih lama di tempat tidur namun lebih singkat
terdapat penurunan periode tidur. Seorang usia lanjut membutuhkan waktu lebih
lama untuk masuk tidur (berbaring lama di tempat tidur sebelum tidur) dan
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang berarti
bahwa tidur REM sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan
kedua bola mata sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot
laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernapasan sering
tidak teratur dengan ciri lebih cepat, serta suhu dan metabolisme
yaitu :
1) Cenderung hiperaktif
2) Emosinya labil
22
yang lebih lambat dibanding pada orang yang sadar atau tidak tidur.
1) Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar
menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur
dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata mulai menutup
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur yang ringan dan ditandai dengan
kedua bola mata yang mulai berhenti bergerak, tonus otot perlahan
23
3) Tahap III
Pada tahap III ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap
menjadi 1-2 siklus / detik. Selama tahap III ini berlangsung, seseorang
sulit dibangunkan.
4) Tahap IV
yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklus / detik. Denyut jantung dan
mengalami mimpi. Selain itu, keadaan tubuh akan pulih pada tahap ini.
dimana kembali gerakan bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari
malam selama 7-8 jam, seseorang mengalami REM dan NREM secara
muncul gejala :
24
4. Malas berbicara
mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
tidur. Fisiologi tidur seseorang dapat terganggu seiring terjadinya proses penuaan
karena adanya kerusakan sensorik pada sistem saraf pusat. (Hidayat, 2008).
dan bagian atas pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Reticular Activating
System (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS
juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi
dan proses pikir (Hidayat, 2008). Saat tidur terdapat pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar
keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik. Demikian,
sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah
RAS dan BSR (Hidayat, 2008). Menurut Potter dan Perry (2005) seseorang tetap
terjaga atau tertidur tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari
pusat yang lebih tinggi seperti pikiran, reseptor sensori perifer seperti stimulus
25
bunyi atau cahaya, dan sistem limbik seperti emosi. Orang yang mencoba tertidur
maka aktivasi RAS menurun dan BSR mengambil alih kemudian seseorang bisa
tertidur.
Gambar 2.1 Struktur tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan anak dan dewasa
muda (H a p o n i k E F . D i s o r d e r S l e e p i n t h e E l d e r l y
d a l a m Principles of Geriatric Medicine and Gerontology.Mc Graw-Hill
Inc. 1990).
gelombang otak beta yang bercirikan frekuensi yang cepat yaitu lima belas hingga
dua puluh putaran perdetik dan bertegangan rendah yaitu kurang dari lima puluh
26
mikrovolt. Selanjutnya dalam keadaan yang lelah dan siap tidur mulai untuk
memejamkan mata, pada saat ini gelombang otak yang muncul mulai melambat
dinamakan gelombang alpha yang memiliki 8 hingga 12 putaran per detik yang
menggambarkan keadaan santai, tidak tegang tapi terjaga. Setelah beberapa menit
dalam keadaan alpha kecepatan napas mulai melambat. Ini adalah transisi tidur
awal (tidak nyenyak) yang ditandai oleh gelombang theta 50 hingga 100
denyut jantung melambat dan menjadi stabil, napas menjadi pendek-pendek dan
teratur. Tahap ini dapat berlangsung dari sepuluh detik hingga 10 menit dan
kadang disertai dengan citra visual yang disebut halusinasi hipnagogik, karena
otot rangka tiba-tiba mengendur, dan kadang mengalami sensasi seperti jatuh,
keadaan ini dinamakan tidur tahap pertama. Tidur tahap kedua ditandai dengan
amplitudo tinggi dan munculnya sleep spidle (jarum tidur, karena terlihat di
monitor atau kertas perekam yang menunjukkan aktivitas otak). Pada tahap ini
menandai permulaan tidur yang sebenarnya. Pada tahap ini seseorang biasanya
tidak dapat merespon rangsang dari luar, dan rerata bila seseorang dibangunkan
pada tahap ini akan merasa betul-betul telah tertidur (Setiyo, 2008).
yaitu kombinasi theta dan delta (tegangan tinggidengan frekuensi sangat rendah).
Segera setelah tahap ke tiga ini dilanjutkan dengan tahap ke empat yaitu hilangnya
27
sama sekali gelombang theta dan hanya tinggal gelombang delta dengan 0,5 – 2
putaran perdetik, amplitudo 100 – 200 mikrovolt. Dalam tidur delta ini relaksasi
otot terjadi sepenuhnya, tekanan darah menurun, denyut nadi dan pernafasan
melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas minimal. Kondisi tidur
normal ini tidak selamanya dirasakan oleh seseorang yang akan memasuki tidur.
Gangguan dan kesulitan tidur seringkali mengganggu baik ketika memasuki tahap
pertama tidur ataupun ketika tidur berlangsung. Gangguan ini dapat terjadi karena
seseorang untuk memasuki keadaan tenang. Keadaan cemas yang berlebihan akan
menyebabkan otot-otot tidak dapat rileks dan pikiran tidak terkendali (Setiyo,
2008).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu
aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan
NREM yang pantas (Khasanah, 2012). Kualitas tidur lansia dipengaruhi beberapa
hal, yaitu pola tidur siang, lama tinggal di panti atau rumah sakit, dan kebiasaan
sebelum tidur. Lansia yang lebih lama tinggal di panti, memiliki kemampuan
adaptasi yang lebih baik daripada penghuni panti yang baru. Gangguan tidur
sering terjadi pada malam pertama di tempat perawatan jangka panjang atau
hospitalisasi yang lama, tetapi sulit tidaknya lansia tidur berhubungan dengan
28
2007).
gangguan kebutuhan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami seseorang terdiri
2.2.5.1 Insomnia
Insomnia adalah bukan bagian normal dari penuaan, tapi gangguan tidur
malam hari pada dewasa yang lebih tua, yang menyebabkan kantuk di siang hari
yang berlebihan (Cole & Richards,2007). Insomnia dapat berupa kesulitan untuk
tetap tidur atau pun seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum
cukup tidur (Japardi, 2002). Menurut Hidayat (2008), insomnia dibagi menjadi
mengawali tidur.
1) Jangka pendek
tekanan di tempat kerja. Biasanya kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi
29
2) Sementara
ansietas.
3) Kronis
persen insomnia kronis disebabkan oleh masalah fisik seperti apnea tidur,
2.2.5.2 Hipersomnia
Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24
jam, dengan keluhan tidur berlebihan (Stanley, 2006). Biasanya disebabkan oleh
Dengan pada ciri mengantuk di siang hari yang persisten, mengalami serangan
tidur.
2.2.5.3 Enuresis
banyak terjadi pada laki-laki (Asmadi, 2008). Pada pria lansia dapat terjadi
hipertrofi kelenjar prostat yang menyebabkan tekanan pada leher kandung kemih
wanita yang memiliki anak, dapat mengalami inkontinensia stress, yaitu terjadi
pelepasan urine involunter saat batuk, bersin, atau pun saat tidur tanpa disadari
30
karena melemahnya otot kandung kemih pada lansia (Perry & Potter, 2005).
2.2.5.4 Narkolepsi
mengantuk mendadak, sehingga dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan
tidur itu datang (Asmadi, 2008). Serangan mendadak yang dialami pada siang hari
tidak bisa dihindari, biasanya berlangsung 10-20 menit atau kurang dari 1 jam
(Copel, 2007). Gambaran tidur pada narkolepsi ini menunjukkan penurunan fase
REM 30-70 %. Terdapat empat gejala klasik penderita narkolepsi yaitu rasa
sleep paralysis (keadaan ketika akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas
seperti tercekik, dada sesak, sulit berteriak, dan badan sulit bergerak) (Hanun,
2011).
Apnea tidur merupakan henti napas saat tidur atau mendengkur (Stanley,
2006). Yang disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
di mulut. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas sering terjadi pada usia
lanjut karena otot-otot di bagian belakang mengendur lalu bergetar jika dilewati
udara pernapasan (Asmadi, 2008). Telah dilaporkan apnea napas terjadi pada 11%
sampai 62% pada usia lanjut (Cole & Richards, 2007). Sebagian besar penderita
apnea tidur ini adalah pria, dengan keluhan sering terbangun di malam hari,
banyak tidur di siang hari, mendengkur,dan nyeri kepala pada saat bangun
(Lumbantobing, 2004)
31
kesulitan tidur jangka pendek nomor satu. Pemicu stres yang umum
situasi stres yang berlalu. Jika masalah tidur disebabkan oleh insomnia dan
tidak segera ditangani, hal ini akan berlanjut meskipun stres yang menjadi
Kebiasaan buruk atau tidak sehat yang dilakukan setiap hari dapat
hidup ini antara lain kebiasaan minum minuman beralkohol atau minuman
yang mengandung cafein di senja atau sore hari, berolahraga saat mau
32
tidur, mengikuti jadwal pagi dan malam hari yang tidak beraturan, dan
(Rafiudin, 2004).
3) Kerja lembur
kesempatan untuk tidur dengan jam tidur cukup dibanding seseorang yang
4) Status kesehatan
dapat mengalami kualitas tidur yang baik. Namun pada orang yang sakit
penyakit seperti ISPA, gagal jantung, dan penyakit pembuluh darah sangat
jantung, sangat sering mengalami kualitas tidur yang buruk. Pada pasien
dengan penyakit gagal jantung kongestif, adanya sesak di saat tidur atau
5) Obat-obatan
menyebabkan tidur, tetapi ada pula yang berefek mengganggu pola tidur,
2008).
33
hidup pada usia lanjut (Galimi R., 2010). Ada beberapa prinsip dalam terapi
farmakologi yaitu:
sehari-hari pasien.
antihistamin, antipsikotik. Menurut The NIH state of the Science Conference obat
MR lebih efektif dan aman untuk usia lanjut. Beberapa obat hipnotik yang aman
1. Benzodiazepine
34
(Kamel & Gammack, 2006). Efek yang ditimbulkan oleh BZDs adalah
menurunkan frekuensi tidur pada fase REM, menurunkan sleep latency, dan
mencegah pasien terjaga di malam hari (Ada beberapa hal yang harus
(Galimi, R., 2010). Absorpsi dari BZDs tidak dipengaruhi oleh penuaan akan
tetapi peningkatan masa lemak pada lanjut usia akan meningkatkan drug
elimination half life, disamping itu pada usia lanjut lebih sensitif terhadap
karena memiliki waktu paruh 8-20 jam. Dosis temazepam adalah 15-30 mg
sedation muncul pada pasien yang mendapat terapi long acting BZDs. Pada
Gammack, 2006).
35
2. Non-Benzodiazepine
pada reseptor benzodiazepine subtife 1 di otak. Obat ini efektif pada usia
lanjut karena dapat diberikan dalam dosis yang rendah. Obat golongan ini
3. Zaleplon
usia lanjut. Zaleplon dapat digunakan jangka pendek maupun jangka panjang,
obat dihentikan. Dosis dari zaleplon 5-10 mg, akan tetapi waktu paruhnya
4. Zolpidem
reseptor benzodiazepine subtife 1 di otak. Efektif pada usia lanjut karena tidak
jam dengan dosis 5-10 mg. Zolpidem merupakan kontraindikasi pada sleep
related breathing disorder dan gangguan hati. Efek samping dari zolpidem
adalah mual, dizziness, dan efek ketergantungan jika digunakan lebih dari 4
36
5. Eszopiclone
adalah eszopiclone yaitu selama 5 jam pada pasien usia lanjut (Galimi,
meningkatkan TST pada pasien usia lanjut dengan insomnia primer (Scharf
meningkatkan kualitas tidur pada pasien usia lanjut dengan insomnia kronik
insomnia kronis pada usia lanjut. Ramelteon bekerja secara selektif pada
reseptor melatonin MT1 dan MT2. Dalam penelitian yang dilakukan dengan
metode A randomized, double blind study selama 5 minggu pada 829 sampel
terjadi penurunan latensi tidur dan peningkatan TST pada minggu pertama.
7. Sedating Antidepressant
antidepressant yang digunakan sebagai obat insomnia, akan tetapi pada usia
37
konstipasi, gangguan fungsi kognitif dan delirium. Pada pasien usia lanjut juga
trazodone dosis rendah efektif pada pasien yang mengalami insomnia oleh
karena obat psikotik atau monoamnie oxidase inhibitor dan pada pasien yang
pencernaan, dizziness, mulut kering, sakit kepala dan hipotensi (Kamel &
Gammack, 2006).
1) Higene tidur
syarat mutlak untuk gangguan tidur. Jadwal tidur-bangun dan latihan fisik
Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan
dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur. Terapi ini membantu mengurangi
38
tidur. Terapi ini bermanfaat untuk pasien yang berbaring di tempat tidur tanpa
bisa tertidur. Misalnya, bila pasien mengatakan bahwa ia hanya tertidur lima
jam dari delapan jam waktu yang dihabiskannya di tempat tidur, waktu di
tempat tidurnya harus dikurangi. Tidur di siang hari harus dihindari. Lansia
dibolehkan tidur sejenak di siang hari yaitu sekitar 30 menit. Bila efisiensi
tidur pasien mencapai 85% (rata-rata setelah lima hari), waktu di tempat
Terapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis diri
sendiri, relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan
fisiologik yang terjadi setelah relaksasi. Umpan balik ini dapat meningkatkan
kesadaran diri pasien tentang perbaikan yang didapat. Teknik ini dapat
dikombinasi dengan higene tidur dan terapi pengontrolon tidur (Petit, dkk.,
2003).
Menurut Asmadi (2008), aspek yang perlu dikaji pada klien untuk
pengkajian mengenai :
39
1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
tidur.
7) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental mempengaruhi
8) Emosi dan mental misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau
9) Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi dan perilaku yang timbul sebagai
dan lain-lain
40
3. Kelelahan misalnya apakah klien tampak lelah, letih, lesu dan lain-lain.
kuesioner untuk tujuan penelitian serta untuk evaluasi klinis. Ada tiga contoh
Sleepiness Scale (SSS), The Epworth Sleepiness Scale (ESS), The Pittburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Dimana SSS dan ESS digunakan untuk mengukur perasaan
mengantuk atau kelelahan pada waktu tertentu, tetapi ESS lebih mengukur
kecenderungan tertidur dan jatuh tidur pada waktu tertentu.Sedangkan PSQI yang
tidur, durasi tidur, kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan
disfungsi siang hari selama satu bulan terakhir. Penilaian dengan skala PSQI ini
berkisar dari 0 sampai 3. Semua nilai dihitung dan menghasilkan nilai keseluruhan
taun global yang berkisar dari 0 sampai 21. Nilai keseluruhan 5 atau lebih yang
menununjukkan kualitas tidur yang buruk, semakin tinggi nilai maka semakin
2.3.1 Pengertian
musik terdiri dari dua kata, yaitu “intervensi” dan “musik”. Kata “intervensi”
menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks pada masalah
fisik. Kata “musik” dalam intervensi musik digunakan untuk menjelaskan media
yang secara khusus digunakan dalam rangkaian proses terapi. Intervensi musik
41
adalah sebuah terapi yang bersifat nonverbal karena dengan bantuan musik,
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat
untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati
dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini
bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu ber-irama. Sebagai contoh,
nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama (Pusat
ingatan. (Satyadarma, 2002). Efek Mozart adalah salah satu istilah untuk
42
semakin merasa rileks, puas, dan tenang. Seperti halnya meditasi, yoga,
sugesti dan latihan lain untuk menyatukan fisik dan pikiran. Musik
seperti frekuensi, tempo, volume, dan cenderung cepat atau lambat sesuai
1995).
tenang (Campbell,2002).
43
dengan tempo lambat dan berefek menurunkan suhu tubuh dan membuat
suhu tubuh stabil. Musik mengatur suhu tersebut melalui sirkulasi, detak
otot seluruh tubuh melalui sistem saraf otonomik, karena hal itu kekuatan
otot, fleksibilitas dan tonus otot dipengaruhi oleh musik dan vibrasinya
(Campbell, 2002).
rileks. Selain itu dijelaskan juga bahwa musik dengan frekuensi 40-66
hertz, beresonansi pada regio punggung bawah pelvis, paha, dan kaki.
membuat orang makan dengan cepat dan tidak terasa dalam jumlah
tersebut.
daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
44
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan
listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
didengar. Dan batas intensitas suara tertinggi adalah 140 dB dimana untuk
mendengarkan suara itu sudah timbul perasaan sakit pada alat pendengaran
(Doelle, 1993).
45
sakit.
46
pada korteks serebri akan diteruskan ke serat saraf nuklei rafe sehingga
tubuh menjadi rileks, rasa nyeri berkurang, dan menimbulkan rasa senang
47
Musik instrumental adalah musik yang memiliki media atau sarana utama
berupa bunyi-bunyian dari alat musik, baik alat musik tunggal maupun
menemukan nada yang bisa menstimulasi bagian tubuh yang kurang sehat.
akan dapat merasakan nada seperti apa yang dapat membantu. Seseorang
rangkaian nada tersebut selama dua puluh satu menit setiap periodenya.
jazz, perkusi, rock dan musik tradisional. Diantara semua jenis musik
48
nada
1. Idiofon
2. Membranofon
3. Kardofon
4. Aerofon
49
5. Elektrofon
3) Musik klasik
rileks, dan menidurkan (Nurseha dan Djaafar, 2002). Selain itu musik
2.4 Sugesti
2.4.1 Definisi
kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti
50
sikap atau tindakan, reklame atau iklan yang dimuat di media cetak
maupun media elektronik. Sugesti akan mudah berhasil pada orang yang
sedang berada dalam kondisi lemah, tertekan, atau frustasi. (Dhohiri dkk,
2007).
2.4.2 Syarat
Ada beberapa syarat sugesti dari beberapa sumber yang ada, yaitu :
3) Menurut Christina Lia Uripni, dkk (2003), syarat sugesti dapat berhasil
51
Dari beberapa sumber diatas, syarat sugesti terdiri dari menggunakan bahasa
yang sederhana dan positif, nyata dan memiliki kejelasan arti serta batasan waktu.
Sugesti dapat berhasil jika dilakukan dalam masyarakat otoritas yang memiliki
2.4.3 Proses
(conscious mind) adalah proses mental yang anda sadari dan bisa anda kendalikan
yang ada di dalam otak kiri. Pikiran bawah sadar (subconscious mind) yang
berada di otak kanan adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis
perilaku, kebiasaan, cara pikir, dan kondisi mental seseorang hanya 12%.
Besarnya pengaruh pikiran bawah sadar adalah 88%. Pikiran bawah sadar
(Yovan, 2008).
52
menganalisa data yang baru masuk tersebut dan memutuskan data baru akan
disimpan, dibuang atau diabaikan sementara. Sementara itu pikiran bawah sadar
yang kapasitasnya jauh lebih besar dari pikiran sadar mempunyai fungsi yang jauh
lebih komplek. Semua fungsi organ tubuh manusia diatur cara kerjanya dari
pikiran bawah sadar. Selain itu nilai-nilai yang dianut, sistem kepercayaan dan
keyakinan terhadap segala sesuatu juga disimpan di sini. Memori jangka panjang
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnoterapi)
sakit atau gejala fisik lainnya. Sementara menurut Profesor John Gruzelier,
menginduksi otak dilakukan dengan memprovokasi otak kiri untuk non aktif dan
memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak
secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada
suatu hal secara monoton menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah
tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan) (Yovan, 2006). Secara umum
Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui
53
kondisi lawan/lari
(unconscious)
4. Delta (0,5 – 3 Hz) (tidur dalam) ; Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon
pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke
Otak kanan terutama akan aktif jika manusia sedang rileks. Semakin ia
rileks semakin otak kanan bisa bekerja dengan baik. Otak kanan tidak memiliki
fungsi analitis, tetapi lebih berfungsi secara kreatif dan mudah disugesti. Sugesti
akan lancar apabila dapat diterima dan diproses oleh otak kanan, bukan otak kiri
(Yovan, 2006).
Teori keperawatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang
dikemukakan oleh Miller yaitu teori Promoting Sleep Wellness in Older Adults.
54
lansia saat terbangun menuju tidur, kedalaman serta kualitas tidur secara
lansia, tetapi tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur dan kuantitas
tidur lansia, faktor yang mempengaruhi tidur lansia dan intervensi keperawatan
Perawat mengkaji pola tidur untuk menilai keadekuaatan pola tidur lansia dan
Perawat dapat mengkaji riwayat tidur dengan meminta lansia untuk memiliki
Quality Index) untuk menkaji pola dan kualitas tidur lansia dalam setting layanan
kesehatan.
55
memiliki gangguan tidur adalah gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur adalah
keadaan dari seorang individu yang memiliki resiko atau mengalami perubahan
atau penurunan kualitas tidur. Faktor umum yang berhubungan adalah nyeri,
demensia.
perbaikan kualitas tidur yang ditandai dengan lansia melaporkan perubahan pola
keseluruhan.
Promosi kesehatan yang dapat diajarkan kepada lansia tentang tidur adalah
malam
56
Tabel 2.1 Jadwal Harian Kegiatan Lansia di Griya Lansia Santo Yosef
Surabaya
Hari Jam Aktivitas
Senin – Sabtu 05.00 Bangun pagi
05.00-06.00 MCK
06.00-06.30 Doa pagi
06.30-07.30 Sarapan pagi
08.00 – 10.00 Kegiatan / Hiburan
10.00-10.30 Snack
10.30-11.30 Istirahat dan mendengarkan musik
klasik rohani
12.00-12.30 Doa siang
12.30-13.30 Makan siang
14.00 – 15.30 Tidur siang
15.30 – 16.30 MCK
17.00-18.00 Makan Malam
18.00-18.30 Doa Sore
19.00 Tidur
Minggu 08.00-09.30 Misa Pagi
kompleks.
napas dalam, latihan pasif, musik lembut, pijat tubuh atau kaki.
1. Jangan minum alkohol sebelum tidur, jika mau minum alkohol cukup
57
3. Jika waktu tidur berubah sementara, coba untuk menjaga waktu bangun
5. Jika terbangun pada malam hari dan tidak bisa kembali tidur, pergi dari
ruangan lain.
3) Nutrisi
syndrome
mandi air hangat atau rendam kaki air hangat yang dapat mendukung
aromaterapi
58
5) Memodifikasi Lingkungan
kurangi sumber keributan, berikan suasana yang tenang, nyaman dan bersih,
untuk mendukung tidur. Intervensi musik adalah sebuah cara empiris yang
tidur, durasi, dan efisiensi, latensi tidur pada lansia. Para lansia dan pengasuh
relaksasi sebagai metode yang efektif untuk menginduksi tidur tanpa adanya
efek samping.
Kaset tape atau CD player dengan tombol mati hidup yang otomatis dapat
subjektif atau objektif. Pengukuran secara subjektif melalui laporan lansia tentang
tidur mereka dan perasaan mereka setelah bangun tidur. Jika secara objektif
menggunakan alat pengukuran tidur yaitu diperoleh lansia yang mampu tidur
lebih dari 8 jam dan penampilan lansia serta kebutuhan untuk istirahat saat siang
hari.
59
Pengkajian Keperawatan
1. Pola tidur biasa
2. Persepsi dan kepuasan tidur
3. Rutinitas sebelum tidur
4. Resiko gangguan tidur
Keadaan tidur
1. Peningkatan waktu untuk tidur
2. Sering terbangun di malam hari
3. Kualitas tidur buruk
Intervensi Keperawatan
1. Mengajarkan tentang intervensi untuk perbaikan tidur
2. Modifikasi lingkungan
3. Relaksasi dan perbaikan mental ( intervensi gabungan
sugesti dan musik instrumentalia)
4. Mengajarkan tentang pengobatan dan faktor resiko
5. Mengurangi obstuktif sleep apnea
Perbaikan kualitas
1. Merasakan kepuasan tidur
2. Peningkatan skor pada alat pengkajian tidur
3. Peningkatan kualitas hidup
4. Perubahan fungsi kesehatan yang lebih baik
60
61