Anda di halaman 1dari 20

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020


Jam : 10.30 WIB
Tempat : Bangsal Alamanda 2 RSUD Sleman
Oleh : 1. Avisha Mufidatul K
2. Ayu Duwi Septiana
3. Bagus Hernandi
4. Bani Khasby Malini A
Sumber data : Rekam medik, Pasien, Keluarga, dan Perawat
Metode : Wawancara, Observasi dan Studi Dokumen

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. H
2) Tempat Tgl Lahir : 1 Juli 1958
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : Tidak bersekolah
6) Pekerjaan : Buruh tani
7) Status Perkawinan : Kawin
8) Suku / Bangsa : Jawa
9) Alamat : Jlopo, Pondokrejo, Tempel
10) Diagnosa Medis : Asma PPOK
11) No. RM : 274778
12) Tanggal Masuk RS : 24 Februari 2020
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. H
2) Umur : 27 tahun
3) Pendidikan : D3
4) Pekerjaan : Pegawai Swasta
5) Alamat : Turi, Sleman
1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
6) Hubungan dengan pasien : Anak
7) Status perkawinan : Kawin

2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien mengatakan sesak nafas, batuk tapi tidak berdahak. Badan terasa dingin. Pasien
mengatakan gatal-gatal pada kaki kiri.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS :
Pasien mengatakan pasien sesak nafas dan nyeri dada kanan sejak tadi malam dan
semakin parah. Nyeri yang dirasakan terasa panas dan berlangsung terus menerus.
Sejak kemarin mual tanpa muntah.
b) Riwayat Kesehatan Pasien ;
Pasien mengatakan sudah tidak merokok, terakhir merokok 5 tahun lalu. Pasien mulai
merokok sejak berumur 10 tahun dimana setiap harinya pasien mampu menghabiskan
2 bungkus rokok. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama 1 tahun yang lalu dan
rutin melakukan pemeriksaan di RSUD Sleman setiap bulan.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama yaitu sesak nafas 1 tahun yang lalu. Pasien
tidak memiliki riwayat DM, hipertensi, ataupun alergi.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kakek pasien pernah mengalami asma.

3. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik – Biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan makan 3-4 kali sehari lengkap dengan lauk dan sayur.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan sudah tidak mual tetapi tidak nafsu makan dan hanya habis ½ porsi
makan yang disediakan ahli gizi.

2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


2) Pola Eliminasi
a) Sebelum Sakit
Pasien BAK 6-7 kali sehari dan tidak ada gangguan. Pasien BAB 1 kali sehari dan tidak
ada gangguan.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan BAK 4-5 kali sehari dan tidak ada masalah. BAB 1 kali sehari dan
tidak ada masalah
3) Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien mengatakan kegiatan sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
(2) Keadaan pernafasan
Pasien terasa sesak apabila bekerja terlalu keras dan kelahan.
(3) Keadaan Kardiovaskuler
Tidak ada kelainan
b) Selama Sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien hanya beraktivitas di atas tempat tidur dan tidak banyak bergerak.
(2) Keadaan pernafasan
Pernafasan pasien terasa sesak terutama saat malam hari. Pasien batuk disertai
dahak.
(3) Keadaan kardiovaskuler
Tidak ada kelainan

3 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


(4) Skala ketergantungan
Tabel 3.1 Penilaian Status Fungsional (Barthel Index)
Pasien Tn.H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman Tanggal 26-28 Februari 2020
NilaiSkor
No Fungsi Skor Uraian Hari I Hari II Hari III
1. Mengendalikan 0 Takterkendali / tak teratur (perlu
rangsang defekasi pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak terkendali
2 Mandiri 2 2 2
2. Mengendalikan 0 Takterkendali/ pakai kateter
rangsang berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali
(BAK) (1x24 jam)
2 Mandiri 2 2 2
3. Membersihkandiri 0 Butuh pertolongan orang lain 1 1 1
(cuci muka,sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4.. Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang
masuk dan keluar lain
(melepaskan , 1 Perlu pertolongan pada beberapa
memakai celana, kegiatan tetapi dapat mengerjakan
membersihkan, sendiri kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri 2 2 2
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong
makanan
2 Mandiri 2 2 2
6. Berubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring keduduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk ( > 2 orang)
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri 3 3 3
7. Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri 3 3 3
8. Memakai Baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian dibantu (misal
mengancingkan baju)
2 Mandiri 2 2 2
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 1 1 1
2 Mandiri
10. Mandi 0 Tergantung orang lain 0 0 0
1 Mandiri
Total Skor 18 18 18
Tingkat Ketergantungan
Paraf & Nama Perawat
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
KETERANGAN:

20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat 9-11 : Ketergantungan Sedang


12-19 : Ketergantungan ringan 0-4 : Ketergantungan total

4 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


(5) Tabel Pengkajian Resiko Jatuh

Tabel 3.2 Pengkajian Resiko Jatuh


Pasien Tn.H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman Tanggal 26-28 Februari 2020

Skoring 1 Skoring 2 Skoring 3


No Risiko Skala Tgl Tgl Tgl
26/2/2020 27/2/2020 28/2/2020
1. Riwayat jatuh, yang baru atau Tidak 0 0 0 0
dalam 3 bulan terakhir Ya 25
2. Diagnosa medis sekunder >1 Tidak 0 0 0 0
Ya 15
3. Alat bantu jalan: 0 0 0
0
Bed rest/diabntu perwat
Penopang/tongkat/walker 15
Furniture 30
4. Menggunakan infus Tidak 0
Ya 25 25 25 25
5. Cara berjalan/berpindah:
0
Normal/bed rest/imobilisasi
Lemah 15 15 15 15
Terganggu 30
6. Status mental: 0 0 0
Orientasi sesuai kemampuan 0
diri
Lupa keterbatasan 15 15 15 15
Jumlah skor 55 55 55
Tingkat Resiko Jatuh Tidak beresiko jatuh
Paraf & Nama Perawat
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

Tingkat Risiko : Tidak berisiko bila skor 0-24 → lakukan perawatan yang baik
:Risiko rendah bila skor 25-50 → lakukan intervensi jatuh
standar (lanjutkan formulir pencegahan)
: Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 lakukan intervensi jatuh resiko
tinggi (lanjutkan dengan pencegahan jatuh pasien dewasa)

(6) Tabel Pengkajian Resiko Luka Dekubitus


Tabel 3.3 Tabel Resiko Luka Dekubitus (Skala Norton)
Pasien Tn.H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman Tanggal 26-28 Februari 2020

5 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Tangal PENILAIAN 4 3 2 1
Kondisi fisik Baik Sedang √ Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar √ Apatis Bingung Stupor
Jalan Jalan dengan
Aktifitas Kursi roda Ditempat tidur
sendiri bantuan √
Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas √ Sangat terbatas
bergerak brgerak
Kadang-kadang Selalu Inkontinensia
Inkontensia
Kontinen √ intkontinensia inkontinensia urin urin & Alvi
Skor 8 12
Total Skor 20
Paraf & Nama Perawat .......
Kondisi fisik Baik Sedang √ Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar √ Apatis Bingung Stupor
Jalan Jalan dengan
Aktifitas Kursi roda Di tempat tidur
sendiri bantuan √
Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas √ Sangat terbatas
bergerak brgerak
Selalu
Kadang-kadang Inkontinensia
Inkontensia Kontinen √ inkontinensia
intkontinensia urin & Alvi
urine
Skor 8 12
Total Skor 20
Paraf & Nama Perawat
Kondisi fisik Baik Sedang √ Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar √ Apatis Bingung Stupor
Jalan Jalan dengan
Aktifitas Kursi roda Di tempat tidur
sendiri bantuan √
Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas √ Sangat terbatas
bergerak bergerak
Selalu
Kadang –kadang Inkontinensia
Inkontinensia Kontinen √ inkontinensia
int/ kontinensia urin & Alvi
urine
Skor 8 12
Total Skor 20
Paraf & Nama Perawat
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
KETERANGAN:
16-20 : risiko rendah terjadi dekubitus
12-15 : risiko sedang terjadi dekubitus
<12 : risiko tinggi terjadi dekubitus

4) Kebutuhan istirahat – tidur


a) Sebelum sakit

6 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Pasien tidak mengalami gangguan tidur. Waktu tidur pasien 6-7 jam dalam sehari. Pasien
sering tidur siang selama 1-2 jam.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan mengalami kesulitan tidur karena merasa sesak pada malam hari.
Pasien tidur hanya 3-4 jam sehari dimana sering terbangun dan tidak nyenyak.
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang kondisinya saat ini. Namun keluarga dan
pasien tidak mampu memelihara kesehatan pasien ditandai dengan pasien bekerja terlalu
berat sehingga terjadi serangan asma.
2) Koping atau toleransi stres
Tn. H mengatakan jika mempunyai masalah dan suntuk lebih memilih berserah diri kepada
Tuhan YME.
3) Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya
Pasien percaya bahwa penyakitnya akan sembuh setelah dilakukan pengobatan, Tn. H
percaya bahwa kondisinya akan baik-baik saja.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :TB = 162 cm
BB = 48 Kg
IMT= BB
TB2
= 18,2
3) Tanda Vital : TD = 106/56 mmHg Nadi = 110 x/mnt
Suhu = 36,4 °C RR = 22x/mnt

b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)


1) Kulit
Tidak ada lesi pada kulit, kulit tampak kering. Pada kaki kiri terdapat bercak berwarna
hitam dan terasa gatal.

2) Kepala
Rambut bersih tidak berketombe. Rambut berminyak.

7 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


3) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka/lesi.
4) Tengkuk
Tidak ada edema, tidak ada lesi.
5) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada. Frekuensi pernapasan 22
x/menit.
b) Auskultasi
Terdengar bunyi tambahan wheezing.
c) Perkusi
Terdengar suara sonor.
d) Palpasi
Tidak teraba adanya massa, pengembangan dinding dada kanan dan kiri sama
Palpasi
6) Punggung
Simetris, tidak ada luka/ lesi. Tidak ada nyeri ketuk.
7) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk perut datar, tidak terdapat lua/lesi
b) Auskultasi
Bising usus 7x/menit.
c) Perkusi
Terdengar suara timpani.
d) Palpasi
Tidak ada pembesaran massa, tidak ada nyeri tekan.
8) Panggul
Tidak ada kelainan. Tidak ada keluhan.
9) Anus dan Rectum
Tidak ada kelainan.
10) Genetalia
Area genetalia tidak ada keluhan. Tidak terpasang D.catheter.
11) Ekstremitas
a) Atas

8 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Tampak simetris kanan-kiri, tidak ada atrofi/edema, tidak ada nyeri tekan. Terpasang
infus RL + Aminophilin 20 tpm ditangan kiri.
b) Bawah
Tampak simetris kanan-kiri, tidak ada atrofi/edema, kuku tampak pendek dan bersih.
Pasien mengeluh kaki kiri gatal-gatal. Tampak pedis sin, plak hiperpigmentasi
multipel dengan bagian tengah hipopigmentasi multipel.

5. PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tabel 3.4 Pemeriksaan laboratorium
9 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Tn. H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal


Pemeriksaan
HEMATOLOGI
24 Februari Hemtokrit 17,1 rb/uL 4,5 – 11,0
2020
Indek eritrosit
MCV 79,6 fL 10 – 100

Hitungan Jenis Lekosit


Eosinofil 0,3 % 1-6

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien )

Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Radiologi


Pasien Tn. H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman Tanggal 24 Februari 2020

Hari/ Jenis Pemeriksaan Kesan / Interpretasi

10 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Tanggal
Senin, 24 Foto thorak Bronkitis dengan enphysemafous lung
Februari
2020

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

6. Terapi
Tabel 3.6 Pemberian Terapi Pasien Tn. H di Ruang Alamanda 2 Rumah Sakit RSUD Sleman

11 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Hari / Obat Dosis dan Satuan Rute
Tanggal
Senin. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV
24 Methyl Prednisolone 125 mg/12 jam IV
februari Pronegan 1x1
2020 Salbutamol 3 x 2 mg PO
Ambroxol 3 x 1 mg PO

Selasa, Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV


25 Methyl Prednisolone 125 mg/12 jam IV
Februari Pronegan 1x1
2020 Salbutamol 3 x 2 mg PO
Ambroxol 3 x 1 mg PO
Atrizine 1 x 10 mg PO
Fentolin & Flixotid 4x1 Inhalasi

Rabu, Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV


26 Methyl Prednisolone 125 mg/12 jam IV
Februari Pronegan 1x1
2020 Salbutamol 3 x 2 mg PO
Ambroxol 3 x 1 mg PO
Atrizine 1 x 10 mg PO
Fentolin & Flixotid 4x1 Inhalasi

Kamis, Salbutamol 3 x 2 mg PO
27 Ambroxol 3 x 1 mg PO
Februari Atrizine 1 x 10 mg PO
2020 Fentolin & Flixotid 4x1 Inhalasi

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

B. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

12 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


1. DS : - Pasien mengatakan saat bernafas terasa Hipersekresi Jalan bersihan Jalan
sesak, terutama saat beraktivitas berlebih. Nafas Nafas Tidak
- Pasien mengatakan batuk berdahak. Efektif
DO : - tampak dahak berwarna putih
kekuningan, dahak kental.
TTV : TD: 117/56 mmHg N: 104 x/mnt
T: 36,90C SPO2: 97% RR 24

2. DS : - Pasien mengatakan terasa gatal pada kaki Perubahan Gangguan


sebelah kiri, gatal bertambah ketika Pigmentasi Integritas Kulit
digaruk.
DO : - Tampak bercak hitam di kaki sebelah kiri
- Bercak berdiameter ± 3 cm

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

13 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas ditandai
dengan
DS : - Pasien mengatakan saat bernafas terasa sesak, terutama saat beraktivitas berlebih.
- Pasien mengatakan batuk berdahak.
DO : - tampak dahak berwarna putih kekuningan, dahak kental. (SDKI, 2017)

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi ditandai dengan


DS : - Pasien mengatakan terasa gatal pada kaki sebelah kiri, gatal bertambah ketika digaruk.
DO : - Tampak bercak hitam di kaki sebelah kiri
- Bercak berdiameter ± 3 cm (SDKI, 2017)

14 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NamaPasien / NO CM : Tn. H / 274778 Ruang : Alamanda 2 RSUD Sleman

Hari/ Tgl/ PERENCANAAN


Jam DIAGNOSA
KEPERAWATAN Tujuan Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Latihan batuk efektif
Rabu, 26 efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x Observasi
Februari hipersekresi jalan nafas pertemuan diharapkan - Identifikasi
2020 bersihan jalan nafas kemampuan batuk
meningkat dengan kriteria - Monitor adanya retensi
1. Jalan nafas tidak ada sputum
wheezing Terapeutik
2. Mampu - Atur posisi semi fowler
mendemonstrasikan batuk - Pasang perlak dan
efektif bengkok di pangkuan
3. Mampu mengeluarkan pasien
sputum - Buang sekret pada
4. Tanda tanda vital tempat sputum
normal Edukasi
TD: 90-120/60-90 mmHg - Jelaskan tujuan dan
T : 36,50C – 37,50C prosedur batuk efektif
N : 60-100 x/menit - Anjurkan tarik nafas
RR : 18-20 x/menit dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
(SLKI, 2019 hal. 18) selama 2 detik,
kemudian keluarkan
dari mulut dengan
bibir dibulatkan selama
8 detik
- Anjurkan mengulaingi
tarik nafas dalam
hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yang
ke 3
Kolaborasi
- Kolaborasikan
pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu.

(SIKI, 2018 hal. 142)

15 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


Rabu, 26 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan integritas
Februari berhubungan dengan keperawatan selama 3x kulit
2020 perubahan pigmentasi pertemuan diharapkan Observasi
integritas kulit meningkat - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil gangguan integritas
1. Tidak terjadi kerusakan kulit
integritas kulit Edukasi
2. Sensasi gatal berkurang - Anjurkan
menggunakan
(SLKI, 2019. Hal.33) pelembab
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem

(SIKI, 2018. Hal. 316)

16 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


E. CATATAN PERKEMBANGAN

HR/TGL/ EVALUASI
DIAGNOSA PELAKSANAAN
JAM (S O A P)
Kamis, Dx. 1 1. Mengukur tanda-tanda vital S : pasien
27 mengatakan sudah
Februari tidak nyeri dada
2020 tapi masih merasa
08.00 sesak
O:
TD : 114/60 mmHg
S : 37,2ºC
N : 75
SpO2 : 95%
RR: 22x/menit
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : mengelola terapi
nebulizer fentolin +
flexotid

09.00 Dx 2 2. Menganjurkan menggunakan S : pasien


pelembab mengatakan akan
Menganjurkan menghindari menggunakan
terpapar suhu ekstrem pelembab dan
menghindari
terpapar panas
O : daerah gatal
masih tampak
hitam dan kering
A : gangguan
integritas kulit
teratasi sebagian
P : memberikan
edukasi tentang
penyimpanan obat
kulit

10.55 Dx. 1 2. Mengatur posisi semi fowler S : pasien


mengatakan masih
merasa sesak
O : pasien tampak
nyaman
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif

17 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


teratasi sebagian
P : mengelola terapi
nebulizer fentolin +
flexotid

11.00 Dx. 1 3. Memberikan terapi obat fentolin S : Pasien


+ flexotid melalui inhalasi mengatakan dahak
sulit keluar
O : fentolin dan
flexotid telah
diberikan
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : menganjurkan
minum hangat

14.00 Dx. 1 4. Memberikan terapi obat S : pasien


Salbutamol 2mg, ambroxol, dan mengatakan sesak
citirizine 10 mg melalui oral sudah mulai
berkurang
O : Salbutamol
2mg, ambroxol,
dan citirizine 10
mg telah diberikan
melalui oral
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Mengelola
pemberian terapi
Salbutamol 3 x
2mg, ambroxol 3x1
, dan citirizine 1 x
10 mg melalui oral
Jumat, Dx. 1 1. Memberikan edukasi dan S : Pasien mampu
28 mengajarkan batuk efektif menjelaskan
Februari manfaat batuk
2020 efektif
08.00 O : pasien mampu
mengulang kembali
cara batuk efektif
dengan benar
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : berikan terapi
nebulizer fentolin +

18 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


flexotid pukul
13.00

10.40 Dx. 2 2. memberikan edukasi cara S : pasien mampu


penyimpanan obat kulit menjelaskan cara
penyimpanan obat
kulit
O : pasien tampak
kooperatif saat
diberi penjelasan
A : gangguan
integritas kulit
teratasi sebagian
P : Rencana BLPL
setelah konsultasi
DPJP

10.15 Dx.1 3. memberikan edukasi mengenai S : Pasien mampu


aktivitas yang harus dihindari di menyebutkan
rumah aktivitas yang harus
dihindari saat
dirumah
O : pasien antusias
dan kooperatif saat
diberi penjelasan
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Rencana BLPL
setelah konsultasi
DPJP

12.30 Dx. 1 4. Memberika obat salbutamol 2mg S : Pasien


dan ambroxol 1mg melalui oral mengatakan hanya
sesak apabila
beraktivitas
berlebih
O : salbutamol 2mg
dan ambroxol 1mg
telah diberikan
melalui oral
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Rencana BLPL
setelah konsultasi
DPJP

19 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


13.00 Dx. 1 5. Memberikan terapi obat fentolin S : pasien
+ flexotid melalui inhalasi mengatakan sesak
berkurang dan
sudah bisa
mengeluarkan
dahak
O : fentolin dan
flexotid telah
diberikan
A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
teratasi sebagian
P : Rencana BLPL
setelah konsultasi
DPJP

20 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai