Anda di halaman 1dari 26

MUSKULOSKELETAL PADA

LANSIA
Kelompok 4
Definisi Tua
Menurut WHO (1985) memberi definisi bahwa seseorang
disebut tua atau usia lanjut apabila orang tersebut berdasar
kronologis telah berumur 65 tahun atau lebih.

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya


secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Nugroho, 2000).
Proses Menua
1. Sistem Skeletal
Tulang bekerja sama dengan sistem otot untuk membuat suatu pergerakan
Fungsi lain : sebagai tempat penyimpanan kalsium, produksi sel-sel darah
serta melindungi jaringan dan organ tubuh.
Jumlah tulang pada manusia ada 206 tulang yang terdiri dan dari tulang
kartilago (rawan) dan tulang keras (osteon).
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada sistem skeletal akibat
proses menua (Sihombing, 2014):
a. Penurunan tinggi badan secara progresif (0.5-2 cm)
b. Penurunan produksi tulang kortikal dan trabekular
c. Penyerapan kalsium berkurang
d. Gangguan regulasi aktivitas osteoblas dan penurunan estrogen pada
perempuan dan testosteron pada laki-laki
2. Sistem Muskular
a. Otot rangka
Fungsi jaringan otot rangka merupakan salah satu
aspek yang memengaruhi kekuatan fisik, stamina,
dan keseimbangan tubuh. Massa otot manusia
mengalami perubahan secara konstan. Setelah usia
sekitar 50 tahun, massa otot akan mengalami
penurunan 1–2% per tahun, sementara kekuatan otot
akan mengalami penurunan sebesar 1,5% pada usia
50–60 tahun serta 3% setelahnya
b. Otot Polos
1) Otot polos unit ganda
2) Otot polos unit tunggal (viseral)
c. Otot jantung
Otot Lansia

Atropi dan kehilangan serabut otot Berkurangnya rasio otot dan jaringan
lemak
Penurunan jumlah dan ukuran
serabut otot

Laju metabolik basal dan konsumsi


oksigen maksimal berkurang

Otot menjadi mudah lelah dan


kecepatan laju kontraksi
melambat

Sarkopenia
Hambatan Hambatan
mobilitas berdiri
fisik Risiko sindrom Hambatan
lansia lemah duduk
Defisit perawatan diri : mandi

Defisit perawatan diri : berpakaian

Defisit perawatan diri : makan

Defisit perawatan diri : eliminasi

Defisit perawatan diri : mandi


3. Sendi
Sendi bila digunakan secara terus menerus akan
menunujukkan efek dan keausan bahkan pada massa
dewasa awal.
Sebagian besar sendi adalah sinovial, sendi ini tersusun
dari cartilago yang permukaan tulang di dalam sendi
dilapisi oleh cartilago hyaline yang licin, lembap, tanpa
saraf dan suplai darah. Dan tersusun oleh kapsul dari
jaringan fibrosa, yang menutupi sendi seperti kantong
dan melekat pada periostium di sekitar daerah
persendian (Gibson, 2002).
Pencegahan
1. Pencegahan Primer
a. Estrogen
Peran utama estrogen pada wanita, kehilangan tulang
bergantung estrogen terjadi secara cepat selama 5 sampai 10
tahun setelah menopause.
Anjurkan untuk mengikuti ERT (Estrogen Replacement Therapy).
b. Diet
Nutrisi yang seimbang dengan asupan kalsium dan vitamin D
yang adekuat sangat penting untuk mempertahankan struktur
dan integritas tulang pada semua usia.
Rekomendasi terbaru untuk asupan kalsium bagi lansia adalah
antara 1000 sampa 1500 mg/hari.
c. Olahraga
Olahraga telah terbukti dapat menunda perubahan fisiologis yang biasanya
terjadi pada proses penuaan muskuloskeletal: penurunan kekuatan dan
fleksibilitas, peningkatan kerentanan terhadap cedera peningkatan lemak
tubuh, penurunan kelenturan struktur sendi, dan osteoporosis

d. Mengatasi Imobilitas pada Lansia yang Tinggal Dipanti


Perawat perlu mengidentifikasi dan memasukan hal-hal yang secara fisik
dan struktural akan membatasi mobilitas ke dalam pendidikan yang
kesehatan yang akan diberikan termasuk: lantai yang licin, tidak ada alat
bantu fisik, dan restrein fisik dan kimia. Dari 10 sampa 15% kekuatan otot
dapat hilang setiap minggu jika otot itu beristirahat sepenuhnya, dan
sebanyak 5,5% dapat hilang setiap hari pada kondisi istirahat dan
imobilitas sepenuhnya.
2. Pencegahan Sekunder
a. Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
1) Riwayat
Seperti TB, BB, aktivitas dan pola istirahat,
Pengkajian asupan kalsium dll.
b. Pengkajian Fisik
Adanya kifosis atau skoliosis harus dicatat. Kifosis
yang berat dapat menggangu fungsi pernapasan dan
kardiovaskular. Pengkajian nyeri tekan, adanya nyeri
tekan tekan di atas prosesus spinosus dapat diduga
adanya suatu fraktur vertebral.
Masalah Muskuloskeletal yang Sering Terjadi Pada Lansia

1. Osteoporosis
Kelainan penulangan akibat gangguan metabolisme dimana
tubuh tidak mampu menyerap dan memanfaatkan zat-zat
yang diperlukan untuk proses pematangan tulang.
Di Indonesia jumlah wanita lansia penderita osteoporosis
mengalami trend yang meningkat dari tahun ke tahun.
Jenin osteoporosis:
a. Primer
1) Tipe 1
2) Tipe 2
b. Sekunder
Pencegahan:
1. Primer
Konsumsi kalsium yang cukup dan latihan fisik
2. Sekunder
Estrogen Replacement Therapy (ERT), konsumsi kalsium
tambahan, latihan fisik, pemberian kalsitonin, dan terapi
3. Tersier
Pemakaian ortose spinal/ korset dan program fisioterapi/
okupasi terapi akan mengembalikan kemandirian
mobilisasi pasien secara optimal (bagi pasien yang sudah
fraktur osteoporosis)
2. Osteoartritis
Ostreoartritis (disebut juga penyakit degeneratif sendi,
hipertrofi artritis, artritis senescent, dan osteoartosis)
adalah gangguan yang berkembang secara lambat, tidak
simetris, dan noninflamasi yang terjadi pada sendi-sendi
yang dapat digerakkan khususnya pada sendi yang
menahan berat tubuh (Stanley & Beare, 2007).
Osteoartritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi
dan pembentukan tulang baru pada bagian pinggir
sendi.
Penatalaksanaan:
Menemukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang mungkin ikut
berperan terhadap tekanan pada sendi yang sakit, memberikan alat
bantu kepada klien untuk mengurangi beban berat pada sendi yang
sakit, mengajarkan klien untuk menggunakan alat bantu, dan
merencanakan penatalaksaan nyeri yang sesuai (Stanley & Beare,
2007).

Penurunan berat badan merupakan tindakan yang penting, terutama


pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada sendi
yang terserang OA dan meningkatkan kelincahan pasien waktu
bergerak (Pratiwi, 2015).
Atau bisa dilakukan operasi penggantiansendi: Artoplasti.
3. Osteomalasia
Osteomalasia adalah suatu penyakit tulang metabolik
yang ditandai dengan terjadinya kekurangan kalsifikasi
matriks tulang yang normal. Penyakit ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin D oleh berbagai sebab (kekurangan
sinar matahari, malabsorbsi, kelaianan ginjal, dll).

Penderita mungkin mengeluh nyeri tulang, nyeri tekan


tulang, kelemahan otot paling sering mempengaruhi
tulang punggung bagian bawah, panggul dan kaki dan
tampak sakit.
Penatalaksanaan:
Terapi osteomalasia adalah pemberian vitamin D yang
diberikan per oral atau per enteral, atau dengan
meningkatkan produksi vitamin D dengan penyinaran
ultraviolet.
4. Astritis Reumatoid
Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun (pada
jaringan sinovial) dengan karakteristik adanya
inflamasi kronik pada sendi disertai dengan
manifestasi sistemik seperti anemia, kelelahan, dan
osteoporosis.
Faktor predisposisi penyebab penyakit, yaitu
mekanisme imunitas (antigen-anitibodi), infeksi viru,
dan faktor metabolik (Suratun, Heryati dkk, 2008
dalam Nasution, 2011).
Penatalaksanaan:
Penanganan medis tergantung pada tahap penyakit, ketika
diagnose dibuat dan termasuk dalam kelompok apa yang sesuai
dengan kondisi tersebut. Untuk menghilangkan nyeri dapat
diberikan antiinflamasi berupa aspirin, namun berefek pada
gastrointestinal dan persarafan maka gunakan sesuai dosis.

Penatalaksanaan keperawatan menekankan pada pemantauan


klien tentang sifat alami artritis reumatoid kronis dan kelompok
pada tahap-tahap yang berbeda untuk memantau perkembangan
penyakit. Aktivitas dan istirahat yang seimbang sangat penting
untuk mencegah peningkatan tekanan pada sendi
5. Osteomielitis
Osteomielitis adalah suatu kondisi dimana terjadi infeksi di tulang dan
sumsum tulang. Infeksi pada tulang ini dapat terjadi melalui aliran
darah, trauma dan fiksasi interna (Fahmi, 2015).
Organisme yang paling umum menyebabkan terjadinya infeksi adalah
staphylococcus aureus (70%-80%), selain itu ada salmonella
streptococcus dan pneumococcus.

Tanda dan gelaja osteomielitis secara umum adalah demam, dehidrasi,


toksemia pada tempat yang terkena panas dan nyeri, berdenyut karena
nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses dengan
pembengkakan, luka operasi yang cenderung tidak mengering, tidak
ada sinus terutama didaerah luka operasi, dan timbul kemerahan (
Pentalaksanaan menurut (Boughman, 2000:389 dalam Nugroho,
2007):
1. Berikan antibiotik peroral jika infeksi kelihatan terkontrol
(teruskan selama 3 bulan)
2.Imobilisasi area yang sakit, dapat dilakukan dengan cara melakukan
perendaman salin noral hangat selama 20 menit beberapa kali sehari
3. Terapi antibiotik intravena sepanjang waktu (selama 6 minggu)
4.Bedah debridement tulang apabila tidak berespon terhadap
antibiotik, pertahankan terapi antibiotik tambahan
5.Kultur darah, dilakukan dengan smear cairan abses untuk
mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotik
6. Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa. Fraktur terjadi karena:
1. Trauma (langsung dan tidak langsung)
2. Penyakit tulang
Penatalaksanaan (Darmojo, 2009):
1. Tindakan terhadap fraktur
Apakah klien membutuhkan tindakan operatif atau tidak, atau hanya akan
dilakukan tindakan konvensional.
2.Tindakan terhadap jatuh
Bagaimana bisa sampai terjadi jatuh, penyebabnya apa, dan bagaimana agar
tidak terjadi jatuh berulang.
3. Tindakan terhadap kerapuhan tulang
Tindakan terhadap hal ini biasanya tidak bisa mengembalikan tulang seperti
semula, tetapi bisa membantu megurangi nyeri dan mempercepat
penyembuhan fraktur.
4.Keperawatan rehabilitasi saat penderita imobil
Pencegahan komplikasi imobilitas (infeksi, dekubitus), upaya agar klien dapat
mandiri lagi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai