Penelitian : Kuantitatif
BAB 1
PENDAHULUAN
Stress adalah kondisi yang dirasakan sebagai tekanan, desakan, ketidaksesuaian terhadap
situasi yang diinginkan baik dalam keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu.
Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa
saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa
solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu
dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya .1
Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres
pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan
eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari
tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan
penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi
perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama
semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan
mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. 2
Menurut Rizki, 2007 lamanya masa studi yang harus ditempuh mahasiswa menjadikan
prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswaBerdasarkan penelitian mengenai prokrastinasi
(penundaan akademik) yang dilakukan oleh Knauss (1998) menyatakan bahwa sebanyak 90%
mahasiswa melakukan prokrastinasi dan sebanyak 25% dari populasi tersebut merupakan
prokrastinator kronik. Sedangkan berdasarkan survey yang dilakukan Solomon & Ro
nthblum (1984) didapatkan bahwa 50% para mahasiswa melaporkan bahwa mereka
melakukan prokrastinasi pada tugas akademik setidaknya hingga separuh dari waktu yang
diberikan untuk mengerjakan tugas dan 38% lainnya melaporkan bahwa mereka hanya
kadang-kadang melakukan prokrastinasi3.
SKS merupakan suatu kegiatan kebut semalam. Istilah SKS sudah sangat akrab di telinga
para pelajar, khususnya mahasiswa5. SKS bisa terjadi baik dalam mengerjakan tugas maupun
dalam mempersiapkan diri mengikuti ujian. Padahal, kedisiplinan merupakan suatu yang
signifikan bagi siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. SKS
seperti sudah menjadi kebiasaan bagi para mahasiswa5.Pada umumnya kebiasaan menunda
ini timbul karena menghindarimelakukan hal yang tidak menarik, tidak menyenangkan atau
tidak penting11.Akibat dari SKS sendiri mahasiswa menjadi tidak kreatif dan malas untuk
berpikir. Selain bahaya secara psikis, seperti malas dan tidak kreatif, bahaya SKS juga dapat
dirasakan secara fisik. Misalnya, karena begadang mengerjakan tugas yang akan
dikumpulkan esok hari, atau belajar untuk ujian esok hari, mahasiswa akan kurang
tidur.Jadwal otak yang harusnya istirahat tapi dipaksa semalaman untuk terus bekerja,
padahal saat jadwalnya tidur otak mendapatkan protein untuk kinerjanya12.Kurang tidur akan
mengakibatkan sakit kepala, tekanan darah tinggi, bahkan nilai akademik yang kurang
memuaskan.5
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan , ternyata masih saja terdapat mahasiswa
yang kurang disiplin dalam hal belajar maupun perkuliahan4. Kerap sekali mahasiswa
menunda tugasnya untuk sesuatu yang tidak produktif dan tidak bermanfaat11. Fenomena
SKS atau Sistem Kebut Semalam masih menjadi primadona dalam cara belajar mahasiswa,
baik itu dalam hal mengerjakan tugas ataupun menghadapi ujian yang deadline-nya esok hari
sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Anggapan mahasiswa mengenai mata kuliah
yang rumit dan terlalu sulit juga menyebabkan mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar.
Hal ini menyebabkan minat mahasiswa untuk belajar menjadi kurang dan prestasi belajar
mahasiswa menjadi kurang optimal4. Maka dari itu perlu adanya perubahan sikap menganai
pentingnya dan tujuan diberikan tugas terhadap mahasiswa11.
c. Bagi Perawat
1) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak SKS pada stress
dan nilai akademik mahasiswa.
2) Sebagai bahan informasi perawat dalam pengembangan solusi-solusi inovatif
untuk mengatasi masalah stress akibat SKS dan nilai akademik mahasiswa.
TINJAUAN PUSTAKA
b. Sejenis frustasi, di mana aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu
oleh atau dipersukar, tetapi terhalang-halangi; peristiwa ini biasanya disertai oleh
perasaanwas-was kuatir dalam percapaian tujuan.
d. Satu kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi
ketakutan dan kecemasan.
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai
suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun
membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,
emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stress dapat saja
positif (misalnya: merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh:
kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan
(stressfull event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu.8
Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa stress
adalah suatu kondisi dimana individu mengalami tekanan, desakan, maupun respon
emosional yang dinilai sebagai suatu ancaman.
SKS
Mahasiswa Ilmu Stress Nilai Akademik
Keperawatan 2015
Faktor-faktor penyebab
Coping stress
stress:
1. Defensive Coping
1. Faktor internal
2. Direct Coping
2. Faktor eksternal
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Crampton, Suzanne M., Hodge, J.W., & Mishra, J.M., 1995. Stress and
Stress Management. Journal of Advance Management, 60 (3): 2. Diakses pada :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25590/5/Chapter%20I.pdf.
[diakses 1 November 2016].
2. Heiman & Kariv, 2005. Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping
Strategies: The Case of College Students. College Student Journal, 39 (1):
72-89. Diakses pada :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25590/5/Chapter%20I.pdf.
[Diakses 1 November 2016]
3. http://repository.maranatha.edu/8387/3/0332001_Chapter1.pdf
4. ST Saputra dan Pardiman. (2012). Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan
Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Volume 10(1): 78 – 97.
5. http://digilib.uinsby.ac.id/387/4/Bab%202.pdf
6. ( Arilia Rahma, Coping Stres pad, Wanita Hamil Resiko Tinggi Grnde
Multi, (Skripsi.: Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya, 2007) hal: 11.
7. Kartini Kartono, Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya. 2003)
Hal: 488
8. (Fitri Fausiah, Julianti Widury, “Psikologi Abnormal”(Jakarta:UI-Press, 2007),
h:9-10)
9. http://digilib.uinsby.ac.id/7329/1/bab%201.pdf
10. Zulistianah. 2009. Studi kasus stress dan perilaku coping pada caleg yang gagal
menjadi anggota dewan pada pemilu. Diakses pada tanggal 26 oktober 2016, dari :
http://digilib.uinsby.ac.id/8084/4/bab%202.pdf
11. Bisnani. 2010. Laporan sistem kebut semalam. Dalam
https://www.scribd.com/doc/45193013/LAPORAN-Sistem-Kebut-Semalam.
Diakses pad 11 November 2016.
12. http://akademikfp.staff.ub.ac.id/archives/2108