Disusun Oleh:
Fihuna Diky Darmawan, A.Md.Kep
No. Presensi : 11/LATSAR/II/V/2019
NIP : 19930731 201903 1 007
i
ii
iii
ABSTRAK
Pasien jatuh adalah salah satu insiden yang paling sering terjadi dalam lingkup
rumah sakit. Insiden pasien jatuh mempunyai dampak merugikan bagi pasien, salah satu
dampak yang merugikan adalah dampak cidera fisik. Kerugian tersebut sebaiknya
ditanggulangi dengan melakukan pencegahan terhadap risiko pasien jatuh. Untuk
mengurangi risiko tersebut, perawat hendaknya perlu melakukan proses keperawatan
dengan baik sesuai aturan yang berlaku di rumah sakit. Perawat memiliki peran penting
dalam pelaksanaan keselamatan pasien khususnya keselamatan pasien dari jatuh. Tujuan
dari aktualisasi ini yaitu mengoptimalkan pencegahan pasien jatuh khususnya di RSUD
Sleman Ruang Cempaka 2. Adapun kegiatan dari aktualisasi ini yang pertama yaitu
melakukan pengkajian risiko jatuh menggunakan pengkajian Morse Fall Score (MFS)
untuk pasien dewasa yaitu skor 0-24 untuk risiko jatuh rendah, skor 25-44 untuk risiko
jatuh sedang, skor ≥ 45 untuk risiko jatuh tinggi. Dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini, penulis mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA).
Dimana dalam melaksanakan pengkajian dilakukan dengan sopan sehingga didapatkan
hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.
Perawat juga memiliki peran penting sebagai edukator atau pengajar. Dalam
memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien tentang pencegahan jatuh tinggi
pada pasien dewasa dan geriatri agar lebih optimal dapat menggunakan media edukasi.
Media edukasi yang digunakan yaitu leaflet dan poster. Dalam membuat media edukasi
dilakukan dengan kerjasama dan musyawarah sehingga tercipta media edukasi yang
inovatif dan kreatif sesuai dengan nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA). Penggunaan
media edukasi leaflet bertujuan agar menambah pengetahuan pasien atau keluarga pasien
tentang pencegahan jatuh. Sedangkan pembuatan poster bertujuan untuk mengingatkan dan
meningkatkan kewaspadaan perawat tentang pencegahan pasien jatuh. Kegiatan terakhir
dalam aktualisasi ini yaitu melakukan mobilisasi posisi pasien yang bertujuan untuk
mempertahankan status kesehatan pasien khususnya untuk pasien paska operasi dan pasien
bedrest. Dalam melaksanakan mobilisasi dilakukan dengan tanggap dan iklas sehingga
pelayanan kesehatan menjadi lebih optimal.
Kata kunci : Pasien Jatuh, Perawat, Media Edukasi, Pendidikan Kesehatan, Aktualisasi
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahhhirrohmanirrohim.
Puji dan syujur Penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya sehingga penulisan Laporan Aktualisasi
yang berjudul “Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
Sebagai Perawat Terampil Dalam “Patient” Pencegahan Jatuh Tinggi pada Pasien Dewasa
dan Geriatri di Ruang Cempaka 2 RSUD Sleman” dapat terselesaikan. Shalawat beserta
salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
salam.
Penulisan Laporan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan serta
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si, selaku Kepala Badan Diklat DIY
2. Ibu Tri Windiarti, S.Kep.,Ns, selaku Mentor yang telah memberikan arahan,
dukungan, serta bimbingan dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini
3. Ibu Eko Yayuk Winartiningsih, SKM., M.Pd, selaku Coach dari Badan Diklat
DIY yang telah membekali dan menyalurkan ilmu kepada penulis
4. Bapak Soni Fitrianto, S.Psi selaku wali kelas Golongan II Angkatan V yang
telah memberikan dukungan dan arahan selama mengikuti Pelatihan Dasar
5. Seluruh Widyaiswara dan staf Badan Diklat Diklat DIY yang telah membekali
dan menyalurkan ilmu kepada penulis
6. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan V yang telah
bersama-sama berjuang dan bekerja sama selama mengikuti Pelatihan Dasar
7. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta doa dengan penuh
keikhlasan tanpa henti
8. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu demi
terselesaikannya Rancangan Aktualisasi ini
Semoga segala kabaikan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang
terbaik dari Allah Subhanahu Wa’ Ta’ala.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan laporan aktualisasi ini
masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan
untuk menjadi lebih baik ke depannya. Semoga tesis ini dapat memberikan kemanfaatan.
v
DAFTAR ISI
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS). Tahun 2020 dan 2021 akan dilakukan survey verifikasi dari
KARS.
Kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah Sleman berdasarkan Peraturan Bupati
nomor 48 tahun 2009, tentang Uraian tugas, fungsi dan tata kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Sleman, merupakan unsur pendukung pemerintah daerah yang dipimpin oleh
direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. RSUD Sleman mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
B. VISI, MISI, TUJUAN DAN NILAI ORGANISASI
1. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman adalah Menjadi Rumah Sakit Andalan
masyarakat menuju terwujudnya Sleman Smart Regency Pada Tahun 2021.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi RSUD Sleman, maka dirumuskan 3 (tiga) misi RSUD
Sleman yaitu :
a. Meningkatkan tata kelola RSUD Sleman dengan didukung sistem informasi
managemen terintegrasi.
b. Menyediakan wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kesehatan.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
semua lapisan masyarakat.
3. Tujuan Organisasi
a. Tujuan yang ingin dicapai melalui misi pertama adalah
1) Menguatkan tata kelola rumah sakit
2) Meningkatkan pengelolaan prasarana dan sarana rumah sakit
3) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
b. Tujuan yang ingin dicapai melalui misi kedua adalah meningkatkan mutu
pendidikan, penelitian, pelatihan dan pengembangan tenaga kesehatan
c. Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ketiga adalah meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat
2
4. Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai dasar organisasi untuk mencapai visi dan misi RSUD Sleman
adalah sebagai berikut :
a. Profesionalisme, bahwa dalam melaksanakan tugas dan atau kewajiban harus
dilandasi oleh:
1) Standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan prosedur yang harus
dipatuhi dalam melaksanakan tugas profesinya,
2) Kompetensi yaitu pelaksanaan tugas yang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, dan kewenangannya,
3) Integritas yaitu kesadaran dalam bersikap untuk melaksanakan tugas
dengan menjunjung tinggi etika,
4) Responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan kondisi yang
berkembang khususnya dalam melaksanakan tugas profesinya.
b. Kebersamaan, bahwa pelayanan terbaik kepada masyarakat di rumah sakit
hanya akan dicapai apabila melibatkan peran seluruh komponen karyawan
secara sinergis. Konsekuensinya adalah bahwa dalam melaksanakan tugas
dimanapun posisinya dalam organisasi harus dilandasi oleh sikap, tanggung
jawab dan kepentingan bersama diantara seluruh anggota organisasi.
c. Transparansi, bahwa berbagai data dan informasi yang secara substantif dan
normatif boleh/dapat dikonsumsi atau diketahui oleh pihak lain (dalam/luar
organisasi) maka akses terhadap informasi tersebut harus dibuka dengan tetap
memegang prinsip kehati-hatian dan kewajiban untuk menjaga rahasia negara
dan jabatan.
d. Disiplin, bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi oleh
ketaatan dan kepatuhan tanpa paksaan dan atau tanpa pengawasan, melainkan
dengan kesadaran yang tinggi terhadap peraturan, dan norma yang berlaku.
e. Tanggung jawab, bahwa dalam melaksanakan tugas atau kewajiban harus
memegang teguh prinsip kehati-hatian dan kesadaran akan segala resiko yang
akan terjadi sehingga tugas tidak hanya sekedar dilaksanakan melainkan
dengan dilandasi semangat agar diperoleh hasil yang memuaskan dari segala
aspek.
f. Efisien, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu didasarkan
pada upaya pengorbanan sumber daya minimal dengan hasil optimal atau
3
pengorbanan sejumlah sumber daya tertentu dengan hasil maksimal baik dari
sisi biaya, waktu, tenaga maupun sumberdaya lainnya.
g. Kepuasan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu
diorientasikan pada upaya mencapai kualitas optimal (pelayanan prima)
sehingga tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer satisfaction)
sebagai pelanggan RSUD Sleman.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman adalah
4
5
6
STATUS
NO. NAMA JABATAN STANDAR REALITA
PEGAWAI
7
3. Pegawai
Berdasarkan Permenpan Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya, rincian kegiatan Perawat kategori
keterampilan sesuai dengan jenjang jabatan Perawat Terampil Pengatur, sebagai
berikut:
a. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
b. Mengajarkan perilaku hidu bersih dan sehat pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
c. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif;
d. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik pada
pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya
preventif;
e. Memantau perkembangan pasien sesuai kondisinya (melakukan pemeriksaan
fisik,mengamati keadaan pasien) pada individu dalam rangka upaya preventif;
f. Menfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka
melakukan upaya preventif;
g. Memberikan oksigenasi sederhana;
h. Memberikan bantuan hidup dasar;
i. Melakukan pengukuran antropometri;
j. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi;
k. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
l. Melakukan mobilisasi posisipasien;
m. Mempertahankan posisi anatomis pasien;
n. Melakukan fiksasi fisik;
o. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
p. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
q. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada
pasien;
r. Melakukan pemeliharaan diri pasien;
s. Memandikan pasien;
t. Membersihkan mulut pasien;
u. Melakukan kegiatan kompres hangat/ dingin;
8
9
kendaraan roda empat, roda dua, ambulans, mobil jenazah. RSUD Sleman
memiliki lahan seluas 29.231 m2 dengan luas bangunan 38.764 m2 (Data per 31
Desember 2015).
Fasilitas yang disediakan RSUD Sleman untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat meliputi :
a. Instalasi pelayanan rawat jalan (15 Klinik spesialis / subspesialis)
b. Instalasi pelayanan rawat darurat (IGD 24 jam)
c. Instalasi Perawatan khusus (ICU 5 TT)
d. Instalasi Rawat Inap (10 ruang / bangsal: 18 TT Klas Utama, 36 TT Klas I, 35
TT Klas II, 134 TT Klas III dan 2 TT Non Klas)
e. Instalasi Bedah sentral (6 ruang operasi)
f. Ruang Bersalin (VK)
g. Instalasi Patologi Klinik (Laboratorium Klinik)
h. Instalasi Radiologi
i. Instalasi Rehabilitasi Medik
j. Instalasi Farmasi
k. Instalasi Gizi
l. Instalasi HD (Hemodialisa)
m. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
n. Instalasi Rekam Medik (termasuk ruang pendaftaran rawat jalan / inap)
o. Klinik Teratai (VCT)
p. Penjaminan Center (BPJS dan Jamkesda)
q. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
r. CSSD
s. Kassa (Ruang pelayanan administrasi keuangan)
t. BPD DIY Cabang Sleman kantor Kas RSUD Sleman
u. Bank Sleman kantor kas RSUD Sleman
v. Bangunan masjid Daarut Taqwa
w. Ruang pelayanan Rohaniawan
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di RSUD Sleman terdiri dari tiga bagian besar, yakni :
a. Pejabat struktural, b. Pejabat fungsional, dan c. Tenaga lain (tenaga fungsional
10
umum, yang terdiri dari: staf struktural, dan staf di instalasi pelayanan). Secara
status kepegawaian sumber daya aparatur di RSUD Sleman, terdiri dari :
a. Pegawai negeri sipil
b. Pegawai tidak tetap (kontrak)
c. Pegawai tidak tetap (kontrak) non database
d. Pegawai harian lepas
Diluar yang tersebut pada huruf a. sampai dengan d. masih ada sejumlah
sumber daya aparatur medis yang berstatus residen, konsulen rujukan dan
menjalin dokter kerjasama dari RSUP dr. Sardjito/ Fakultas Kedokteran UGM,
Yogyakarta.
Klasifikasi sumber daya manusia di RSUD Sleman berdasarkan golongan
kepangkatan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel. 2 Jumlah Pegawai RSUD Sleman Menurut Status Kepegawaian
No. Status 2011 2012 2013 2014 2015
Kepegawaian JML % JML % JML % JML % JML %
1. PTT 30 7,4 30 7,4 30 7,4 106 20,72 160 29,36
(Kontrak)/PHL
2. PNS Golongan I 8 1,9 8 1,9 8 1,9 8 1,64 2 0,37
3. PNS Golongan II 174 43 164 40,69 152 43 147 30,12 146 26,78
4. PNS Golongan III 167 41 179 44,41 187 41 204 41,81 216 39,63
5. PNS Golongan IV 25 6 22 5,45 25 6 23 4,8 21 3,86
Jumlah 404 100 403 100 404 100 488 100 545 100
*Sumber: Subbag Kepegawaian
11
12
13
14
BAB II
AGENDA AKTUALISASI
15
16
pelayanan, terlebih lagi pelayanan keperawatan sering dijadikan tolak ukur citra
sebuah rumah sakit di mata masyarakat sehingga dituntut adanya profesionalisme
perawat dalam memberikan dan mengatur pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien.
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta memantau
peningkatan mutu pelayanan kesehatan maka penulis melakukan studi
dokumentasi, hasil observasi dan menemukan beberapa masalah yang mendasari
timbulnya isu permasalahan antara lain sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pencegahan jatuh pasien dewasa dan geriatri dengan risiko
jatuh tinggi
Dari hasil studi dokumentasi buku register pasien, dalam 6 bulan terakhir
(bulan Maret 2019 sampai dengan awal September 2019) jumlah pasien rawat
inap di ruang cempaka 2 berjumlah 673 orang dengan jumlah kasus pada
pasien dewasa 542 orang dan geriatri (usia ≥ 60 tahun) 113 orang. Pasien
dengan risiko jatuh tinggi berjumlah 371 orang. Sedangkan dari hasil
observasi masih banyak segitiga kuning (pasien dengan risiko jatuh tinggi)
belum digantungkan ditempat pasien dan stiker kuning masih banyak yang
belum ditempel pada gelang pasien dengan risiko jatuh tinggi. Selain itu hand
rail pada bed pasien sering juga tidak dinaikkan.
2. Belum optimalnya pelaksanaan manajemen nyeri non farmakologi
Dari hasil observasi, intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam mengatasi
nyeri sebagian besar adalah dengan berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik. Pelaksanaan manajemen nyeri non farmakologi
belum sepenuhnya dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri.
3. Belum optimalnya penerapan jam kunjung pasien
Setiap rumah sakit mempunyai peraturan yang harus ditaati oleh setiap pasien
atau pengunjung, contohnya saja jam kunjung. Jam kunjung di RSUD sleman
pada hari senin-sabtu pada pukul 16.00-19.00 WIB, hari minggu/ libur
nasional pukul 10.00-12.00 dan pukul 16.00-19.00 WIB. Kunjungan pasien di
luar jam kunjung dapat menyebabkan terganggunya waktu istirahat pasien
serta dapat mengganggu pelaksanaan pelayanan keperawatan.
17
18
b. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Dapat disimpulkan bahwa seriousness ini berkaitan dengan
keseriusan masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system
atau tidak.
c. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera. Dapat disimpulkan bahwa growth merujuk pada perkembangan
masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga sulit untuk dicegah atau tidak.
Berikut adalah analisis isu dengan metode USG :
Tabel 9. Penilaian Prioritas Masalah Melalui Metode USG
No. Identifikasi isu prioritas Urgency Seriousness Growth Total
skor
1. Belum optimalnya 4 4 5 13
pencegahan jatuh pasien
dewasa dan geriatri
dengan risiko jatuh tinggi
2. Belum optimalnya 4 3 3 10
pelaksanaan manajemen
nyeri non farmakologi
3. Belum optimalnya 3 2 4 9
penerapan jam kunjung
pasien
Keterangan :
Urgency = Mendesak Seriousness = Kegawatan Growth = Pertumbuhan
5 = Sangat Tinggi 5 = Sangat Besar 5 = Sangat Cepat
4 = Tinggi 4 = Besar 4 = Cepat
3 = Cukup 3 = Sedang 3 = Cukup
2 = Rendah 2 = Kurang 2 = Lambat
1 = Sangat Rendah 1 = Sangat Kurang 1 = Sangat Lambat
19
Akibat
Belum optimalnya pencegahan jatuh pasien
dewasa dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi
4. Penetapan Judul
Pasien jatuh adalah salah satu insiden yang paling sering terjadi dalam
lingkup rumah sakit. Insiden pasien jatuh mempunyai dampak merugikan bagi
pasien, salah satu dampak yang merugikan adalah dampak cidera fisik yang
mencakup luka lecet, luka robek, luka memar, bahkan dalam beberapa kasus berat
jatuh dapat berakibat fraktur, perdarahan, dan cidera kepala.
Selain kerugian fisik, jatuh dapat meningkatkan biaya perawatan pasien.
Kerugian tersebut sebaiknya ditanggulangi dengan melakukan pencegahan
terhadap resiko pasien jatuh. Jumlah dari laporan insiden atau Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) rumah sakit Indonesia sebesar 96,67 % untuk rumah sakit
umum dan 33,2 % untuk rumah sakit khusus dengan terdapat insiden pasien jatuh
didalamnya. Pengurangan resiko jatuh penting dilakukan agar resiko cidera dari
pasien dapat dicegah. Untuk mengurangi resiko tersebut, perawat hendaknya perlu
melakukan proses keperawatan dengan baik sesuai aturan yang berlaku di rumah
sakit. Perawat memiliki peran penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien
khususnya keselamatan pasien dari jatuh, hal tersebut karena perawat adalah
tenaga kesehatan rumah sakit yang paling lama bertemu dengan pasien dalam
sehari. Perawat memiliki banyak peran dalam pencegahan jatuh, salah satunya
dengan melakukan pengkajian resiko jatuh seperti pengkajian Morse Fall Score
(MFS) untuk pasien dewasa atau Humpy-Dumty Fall Scale untuk pasien anak-
anak. Pada pengkajian Morse Fall Score (MFS) untuk pasien dewasa ada skoring
untuk menentukan tingkat risiko jatuh, yaitu skor 0-24 untuk risiko jatuh rendah,
skor 25-44 untuk risiko jatuh sedang, skor ≥ 45 untuk risiko jatuh tinggi.
Sedangkan pada pengkajian Humpy-Dumty Fall Scale untuk pasien anak-anak
skoring untuk menentukan tingkat risiko jatuh yaitu skor 7-11 untuk risiko jatuh
rendah dan skor ≥ 12 untuk risiko jatuh tinggi. Selain itu, perawat hendaknya
melakukan edukasi kepada pasien.
Ruang Cempaka 2 RSUD Sleman adalah ruang rawat inap kelas 2 dengan 22
tempat tidur untuk kasus bedah dan non bedah. Kebanyakan kasus di ruang
Cempaka 2 adalah kasus pada pasien dewasa dan geriatri (usia ≥ 60 tahun). Di
ruang Cempaka 2 terdapat banyak kasus seperti kasus pasien paska kecelakaan
lalu lintas, kasus pasien paska operasi yang dianjurkan oleh dokter untuk bedrest
setelah operasi dilakukan dan terdapat juga pasien yang terdiagnosa penkes
21
22
23
B. PROSES AKTUALISASI
24
25
keadaan dia tidak sadar bahwa dia sedang berada dirumah sakit
dan ditemukan juga saat pengkajian pasien tidak ditunggui oleh
orang yang paling dekat dengannya sehingga hasil pengkajian
kurang lengkap
Solusi Sebaiknya keluarga terdekat yang dipercaya oleh pasien yang
menunggui pasien saat dilakukan pengkajian memberitahu dan
menjelaskan secara berulang kepada pasien terhadap keadaan
lingkungan sekitar yang sebenarnya
Daftar Lampiran 1. Laporan pelaksanaan kegiatan
2. Alat tulis dan form pengkajian risiko jatuh
3. Foto kegiatan
4. Lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan/ Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan
Kegiatan 1: Melakukan pengkajian pasien tentang skor risiko jatuh
1. Manajemen ASN
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian
pasien merupakan salah satu bentuk tanggung jawab yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya yang tercantum di Peraturan Permenpan No. 25 ayat 8 tahun
2014, yaitu melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu.
2. Pelayanan Publik
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian
dilakukan dengan mengedepankan pelayanan yang holistic dan sesuai dengan
etika keperawatan demi meningkatkan pelayanan yang lebih optimal.
3. Whole of Government
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian
menjalin kerjasama antara pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan lain untuk
memperoleh data pengkajian yang lengkap dan akurat demi menentukan skor
risiko jatuh pasien.
26
27
4. Komitmen Mutu
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menyiapkan peralatan
dilakukan secara efektif sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menyiapkan segala peralatan
yang dibutuhkan dilakukan dengan benar sehingga data pengkajian akan memiliki
kualitas baik
5. Anti Korupsi
Kerja keras
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menyiapkan peralatan
dilakukan dengan keras keras dan sungguh-sungguh sehingga tidak ada yang
kurang dalam pengkajian.
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menyiapkan segala peralatan
yang dibutuhkan dilakukan dengan jujur apa adanya sesuai tujuan dari pengkajian
yang dilakukan.
Sub Kegiatan 1.2 (Mengumpulkan data pengkajian bersumber pada pasien atau
keluarga)
1. Akuntabilitas
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian pada
pasien atau keluarga sembari membina hubungan saling percaya, sehingga akan
didapatkan informasi yang akurat dan hasil pengkajian lebih bisa
dipertanggungjawabkan.
Transparansi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian pada
pasien atau keluarga secara trasnparan sehingga informasi yang didapat benar apa
adanya.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pengkajian juga
membangun kerjasama dengan pasien atau keluarga agar mendapatkan data
28
29
Sub Kegiatan 1.3 (Melakukan dokumentasi pengkajian pasien tentang skor risiko
jatuh)
1. Akuntabilitas
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pendokumentasian
pengkajian skor risiko jatuh dilakukan dengan jelas dan lengkap sehingga tidak ada
dokumentasi yang terlewatkan.
Transparansi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam pendokumentasian pengkajian
skor risiko jatuh dilakukan dengan transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi
sehingga pihak yang terlibat sama-sama mengetahui tindak lanjut selanjutnya.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam pendokumentasian skor risiko
jatuh dilakukan dengan tanggung jawab sehingga data yang ada dapat digunakan
sebagai acuan untuk pelayanan keperawatan selanjutnya.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam pendokumentasian skor risiko
jatuh dilakukan sebaik-baiknya sebagai bentuk kerjasama antara perawat dengan
pasien atau keluarga pasien.
Amanah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam pendokumentasian skor risiko
jatuh dilakukan dengan amanah dengan tidak memandang ras, suku maupun agama
dan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
3. Etika Publik
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam pendokumentasian hasil
pengkajian dan observasi dituliskan pada rekam medis pasien dengan cermat dan
lengkap agar memudahkan dalam menganalisa kondisi pasien.
Menjaga Rahasia
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mendokumentasikan hasil
pengkajian hanya pada rekam medis pasien tersebut sehingga data yang ada
merupakan bentuk dokumen rahasia yang tidak bisa disebarluaskan.
30
4. Komitmen Mutu
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mendokumentasikan
pengkajian skor risiko jatuh dilakukan dengan baik dan benar sehingga data
pengkajian berkualitas sebagai acuan untuk tindak lanjut berikutnya.
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mendokumentasikan
pengkajian skor risiko jatuh dilakukan dengan efektif sehingga tidak ada waktu
yang terbuang sia-sia dan dapat mempercepat tindak lanjut berikutnya.
5. Anti Korupsi
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mendokumentasikan data
yang didapatkan dari hasil pengkajian dilakukan dengan jujur dan apa adanya.
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mendokumentasikan hasil
pengkajian risiko jatuh merupakan bentuk kepedulian terhadap pasien sehingga
tindak berikutnya segera dapat dilaksanakan dan mengoptimalkan pelayanan
keperawatan.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan aktualisasi selama sekitar 1 bulan
diketahui bahwa perlu adanya sikap tanggung jawab sebagai bentuk untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan serta perlu cermat dan teliti terhadap kondisi kesehatan
yang berpotensi membahayakan kesehatan pasien sebagai upaya untuk menjamin
keselamatan pasien, karena pengkajian awal yang akurat dan lengkap penting untuk
menetapkan rencana asuhan yang profesional.
Yogyakarta, 25 November 2019
Disetujui oleh
Mentor
31
32
Mengetahui,
Kepala Ruang Cempaka 2
1.1 Mempersiapkan alat yang diperlukan untuk pengkajian pasien tentang skor risiko
jatuh
Foto kegiatan
diambil
tanggal 19
Oktober 2019
Foto kegiatan
diambil
tanggal 23
Oktober 2019
35
Gambar 11. Dokumentasi Hasil Pengkajian Risiko Jatuh pada Lembar Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi
36
37
keluarga pasien.
Setelah media edukasi leaflet diperbaiki dengan menerima
masukan agar tidak terjadi multi persepsi, leaflet kembali
dikonsultasikan dengan kepala ruang dan tim PKRS. Kemudian
setelah ada kesepakatan dan persetujuan oleh atasan, peserta latsar
CPNS perawat terampil mencetak leaflet tersebut dengan
menggunakan kertas art paper sehingga leaflet menjadi lebih
menarik dari pada mencetak hanya dengan menggunakan kertas
hvs.
Hambatan Dalam menentukan waktu untuk koordinasi dengan kepala ruang
dan tim PKRS terkendala karena masing-masing mempunyai
kegiatan lain, seperti memberikan pelayanan kepada pasien
sebagai fokus utama
Solusi Merencanakan waktu yang cermat dan tepat untuk melakukan
koordinasi dengan kepala ruang dan tim PKRS
Daftar Lampiran 1. Draft materi dan design tentang pencegahan jatuh pada
pasien dengan risiko jatuh tinggi
2. Foto kegiatan
3. Catatan hasil kegiatan
4. Foto leaflet
38
3. Whole of Government
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat media edukasi
leaflet dilakukan dengan kerjasama serta meminta masukkan dari tim PKRS dan
meminta persetujuan dari kepala ruang.
Nilai-Nilai ANEKA Tiap Sub Kegiatan
Sub Kegiatan 2.1: Membuat materi dan design media edukasi leaflet tentang
pencegahan jatuh pasien dewasa dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi
1. Akuntabilitas
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi leaflet dilakukan dengan jelas, baik dari segi tulisan yang mudah
dibaca, bahasa yang mudah dipahami dan ilustrasi yang menarik.
Kepercayaan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi dilakukan untuk menghasilkan leaflet yang bisa dipercaya isi
informasinya sehingga pembaca akan tertarik dan mengaplikasikannya.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi leaflet dilakukan dengan tanggung jawab agar dapat tercetak
dengan benar dan menarik serta selesai tepat waktu.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi leaflet melakukan kerjasama dengan rekan kerja agar mendapatkan
hasil yang baik dan mudah dipahami.
Musyawarah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi leaflet bermusyawarah dengan rekan kerja, kepala ruang dan tim
PKRS agar tercipta materi dan design yang disepakati bersama sehingga akan
mempermudah dalam memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien.
Toleransi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil mempunyai sikap toleransi dalam
membuat materi dan design media edukasi leaflet dengan menerima kritik dan
39
40
kelurarga pasien.
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
media edukasi leaflet dilakukan dengan berani sesuai dengan sumber yang bisa
dipercaya dan sesuai kebutuhan sehingga dapat membantu pencegahan pasien jatuh
serta meningkatkan mutu pelayanan.
Sub Kegiatan 2.2: Mengkonsultasikan dengan kepala ruang dan tim PKRS
1. Akuntabilitas
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam koordinasi dengan atasan
dilakukan penyampaian informasi dengan jelas sehingga tidak menimbulkan multi
persepsi
Kepercayaan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsultasi dengan
atasan sembari membina hubungan saling percaya sehingga koordinasi bisa
berjalan baik karena adanya trust.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam koordinasi dengan atasan
dilakukan dengan tanggung jawab dan saling menghormati sehingga koordinasi
berjalan dengan baik.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam penyampaian konsultasi
dengan kepala ruang dan tim PKRS menggunakan bahasa yang mudah dipahami
agar terjalin kerjasama yang baik sehingga proses pembuatan media edukasi leaflet
dapat terlaksana dengan maksimal.
Rela berkorban
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsultasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan rela berkorban saat tidak kerja yaitu
diluar tugas shift atau setelah selesai bekerja.
Musyawarah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsultasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan musyawarah sehingga tujuan dapat
41
42
43
edukasi leaflet dilakukan dengan cermat sehingga tidak terjadi kesalahan saat
dicetak.
Budaya
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku sehingga sesuai
dengan peraturan.
4. Komitmen Mutu
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan sesuai dengan menggunakan kualitas yang bagus untuk bahannya
sehingga tidak mudah rusak.
Kreatif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan sesuai dengan kreatifitas dan inovasi yang dimiliki sehingga
tercipta leaflet yang menarik dan mudah dipahami.
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan dengan efektif sehingga dapat digunakan untuk mengingatkan
pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh.
5. Anti Korupsi
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan dengan berani menampilkan hasil yang bagus sehingga sesuai
dengan kebutuhan.
Kerja keras
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan bekerja keras sehingga leaflet
dapat tercetak sesuai jadwal dan tepat waktu.
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan dengan jujur sesuai dengan materi dan design yang sudah
ditentukan sehingga tujuan awal dapat tercapai.
44
Disiplin
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak media edukasi
leaflet dilakukan dengan disiplin sehingga tidak ada kesalahan dalam mencetak dan
leaflet tidak terbuang.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini :
Salah satu kegiatan promosi kesehatan rumah sakit berupa pembuatan media edukasi
leaflet yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau keluarga pasien dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan pasien. Sebelumnya, beragam media edukasi leaflet
sudah tersedia di RSUD Sleman dan sudah ditempatkan di setiap ruangan/ bangsal.
Namun, dalam meningkatkan upaya promotif, penulis melengkapi kesediaan leaflet di
RSUD Sleman khususnya ruang cempaka 2, yakni pencegahan jatuh pasien dewasa dan
geriatri dengan risiko jatuh tinggi.
Dengan kegiatan aktualisasi yang sudah dilaksanakan melalui pembuatan media edukasi
leaflet, maka makna yang diperoleh oleh penulis berdasarkan pengalaman dalam
melakukan aktualisasi selama sekitar 1 bulan adalah penulis menjadi petugas yang cermat
dan mempunyai inovasi dimana penulis mengumpulkan materi yang lengkap, jelas dan
mudah dipahami yang dituliskan di dalam media edukasi leaflet. Selain itu, penulis juga
membuat design yang menarik sehingga pasien atau keluarga pasien mudah memahami
informasi yang dituliskan dalam media edukasi leaflet. Pembuatan media edukasi leaflet
yang dilakukan, merupakan perwujudan sikap tanggung jawab dan tanggap dalam
meningkatkan pengetahuan pasien atau keluarga pasien dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan pasien.
Yogyakarta, 25 November 2019
Disetujui oleh
Mentor
45
2.1 Membuat materi dan design media edukasi leaflet tentang pencegahan jatuh
pasien dewasa dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi
Hari/ Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Kegiatan : Menyiapkan serta menyusun draft materi dan design media edukasi
leaflet
46
Gambar 13. Membuat Draft Materi dan Design Media Edukasi Leaflet
47
48
Gambar 16. Bukti Konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
Foto diambil
tanggal 30
Oktober 2019,
setelah media
edukasi leaflet
telah dicetak
49
50
Kegiatan : Membuat media edukasi leaflet tentang pencegahan jatuh pasien dewasa
dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi
Lokasi : Ruang Cempaka 2 dan Tim PKRS RSUD Sleman
Hari : Kamis s/d Rabu
Tanggal : 24 s/d 30 Oktober 2019
Tabel 11. Catatan Hasil Kegiatan 2
No. Hari / Tanggal Uraian Kegiatan Hasil
1. Kamis, 24 Menyiapkan serta menyusun draft Draft materi dan design
Oktober 2019 materi dan design media edukasi media edukasi leaflet
leaflet tersusun
2. Kamis, 24 Melakukan konsultasi secara Draft materi dan design
Oktober 2019 langsung dengan kepala ruang media edukasi leaflet
tentang draft materi dan design masih direvisi
media edukasi leaflet yang telah
dibuat
3. Jum’at s/d Sabtu, Memperbaiki draft materi dan Draft materi dan design
25 s/d 26 Oktober design media edukasi leaflet yang media edukasi leaflet
2019 direvisi oleh kepala ruang yang telah direvisi
tersusun
4. Senin s/d Selasa, Melakukan konsultasi secara Draft materi dan design
28 s/d 29 Oktober langsung dengan tim PKRS tentang media edukasi leaflet
2019 draft materi dan design media masih direvisi
edukasi leaflet yang telah dibuat
5. Senin s/d Selasa, Memperbaiki draft materi dan Draft materi dan design
28 s/d 29 Oktober design media edukasi leaflet yang media edukasi leaflet
2019 direvisi oleh tim PKRS yang telah direvisi
tersusun
6. Rabu, 30 Oktober Melakukan konsultasi dan Semua draft materi dan
2019 koordinasi secara langsung dengan design media edukasi
kepala ruang dan tim PKRS leaflet yang direvisi
tentang draft materi dan design telah disetujui
51
Mengetahui,
52
53
54
55
membuat materi dan design poster dengan menerima kritik dan saran dari rekan
kerja, kepala ruang serta tim PKRS.
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster melakukan kerjasama dengan rekan kerja agar mendapatkan hasil yang baik
dan mudah dipahami.
Musyawarah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster bermusyawarah dengan rekan kerja, kepala ruang dan tim PKRS agar
tercipta materi dan design yang disepakati bersama sehingga akan mempermudah
dalam menginformasikan dan mengingatkan rekan kerja lain tentang pencegahan
pasien jatuh.
3. Etika Publik
Ikhlas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan dengan ikhlas untuk mempermudah dalam menginformasikan
dan mengingatkan rekan kerja lain tentang pencegahan pasien jatuh sehingga mutu
pelayanan dapat meningkat.
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan saat mencetak sehingga
materi yang akan disampaikan menarik untuk dilihat, dibaca dan diaplikasikan oleh
rekan kerja lain.
4. Komitmen Mutu
Inovasi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster untuk pencegahan pasien jatuh merupakan suatu inovasi karena mampu
membuat sesuatu yang baru sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih optimal.
Kreatif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan dengan mengeluarkan kreatifitas yang dimiliki sehingga materi dan
designnya membuat rekan kerja lain tertarik untuk membaca, memahami dan
mengaplikasikannya.
56
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan dengan menampilkan kualitas, baik dari segi materi, design dan
bahasa yang mudah dipahami sehingga akan membuat rekan kerja lain untuk
meihat, membaca dan mengaplikasikannya.
5. Anti Korupsi
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan dengan berani sesuai dengan sumber yang bisa dipercaya dan
sesuai kebutuhan sehingga dapat membantu pencegahan pasien jatuh serta
meningkatkan mutu pelayanan.
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam membuat materi dan design
poster dilakukan atas dasar peduli kepada pasien sehingga dapat mengingatkan
rekan kerja lain tentang pencegahan pasien jatuh.
Sub Kegiatan 3.2: Mengkonsultasikan dengan kepala ruang dan tim PKRS
1. Akuntabilitas
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam koordinasi dengan atasan
dilakukan dengan tanggung jawab dan saling menghormati sehingga koordinasi
berjalan dengan baik.
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam koordinasi dengan atasan
melakukan penyampaian informasi dengan jelas sehingga tidak menimbulkan multi
persepsi
Kepercayaan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsultasi dengan
atasan sembari membina hubungan saling percaya sehingga koordinasi bisa berjalan
baik karena adanya trust.
2. Nasionalisme
Musyawarah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsultasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan musyawarah sehingga tujuan dapat
57
58
5. Anti Korupsi
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsltasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan jujur sehingga masalah yang ada
dapat diatasi dan kegiatan segera dapat diselesaikan.
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsltasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan berani menyampaikan ide dan
gagasan tentang pembuatan poster sehingga didapatkan hasil yang baik sesuai yang
disepakati bersama.
Mandiri
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan konsltasi dengan
kepala ruang dan tim PKRS dilakukan dengan mandiri sehingga tidak mengganggu
aktivitas rekan kerja yang lain dan dilaksanakan diluar jam kerja.
Sub Kegiatan 3.3: Mencetak poster untuk pencegahan pasien jatuh
1. Akuntabilitas
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan tanggung jawab dan tepat waktu sehingga akan mempermudah dalam
memberikan informasi dan mengingtkan rekan kerja lain tentang pencegahan
pasien jatuh
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan jelas sehingga mudah untuk dipahami dan sesuai kebutuhan.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster bekerjasama
dengan rekan kerja lainnya sehingga poster cepat selesai jadi dan segera dapat
digunakan.
Amanah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak isi poster dicetak
dengan kata-kata yang bisa dipercaya dan dapat diterima oleh rekan kerja lain
sehingga mudah digunakan untuk memberikan informasi dan mengingtkan tentang
59
pencegahan pasien jatuh karena sudah menjadi tugas dan amanah yang diberikan.
Rela berkorban
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan rela berkorban diluar jam kerja sehingga tidak mengganggu aktifitas
pekerjaan.
3. Etika Publik
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam proses mencetak poster
dilakukan dengan cermat sehingga tidak terjadi kesalahan saat dicetak.
Budaya
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku sehingga sesuai dengan peraturan.
4. Komitmen Mutu
Kreatif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
sesuai dengan kreatifitas dan inovasi yang dimiliki sehingga tercipta leaflet yang
menarik dan mudah untuk mengedukasi.
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
sesuai dengan menggunakan kualitas yang bagus untuk bahannya sehingga tidak
mudah rusak.
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan efektif sehingga dapat digunakan untuk memberikan informasi dan
mengingtkan rekan kerja lain tentang pencegahan pasien jatuh
5. Anti Korupsi
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan jujur sesuai dengan materi dan design yang sudah ditentukan sehingga
tujuan awal dapat tercapai.
Disiplin
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan disiplin sehingga tidak ada kesalahan dalam mencetak dan poster tidak
60
terbuang.
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan berani menampilkan hasil yang bagus sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Kerja keras
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mencetak poster dilakukan
dengan bersungguh-sungguh dan bekerja keras sehingga poster dapat tercetak sesuai
jadwal dan tepat waktu.
Sub Kegiatan 3.4: Mensosialisasikan poster pencegahan pasien jatuh kepada perawat
1. Akuntabilitas
Transparansi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi kepada seluruh rekan
kerja yang hadir sesuai undangan sehingga bersama-sama akan mengetahui tujuan
awal dari kegiatan ini.
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan jelas sesuai dengan tujuan yang akan dicapai sehingga pencegahan pasien
jatuh dapat dilaksanakan dan mutu pelayanan semakin meningkat.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
bersumber dari literatur yang terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan.
Integritas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialiasasi
dilakukan dengan penuh integritas sehingga hasilnya lebih optimal dan berdampak
pada optimalnya pencegahan pasien jatuh.
2. Nasionalisme
Komunikatif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialiasasi
dilakukan dengan komunikatif sehingga rekan kerja lain akan tertarik untuk
mengikuti dan pencegahan jatuh dapat selalu diingat kemudian akan dilaksanakan.
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialiasasi
61
dilakukan dengan membina kerjasama yang baik terhadap rekan kerja lain, masing-
masing memiliki peran yang saling melengkapi.
3. Etika Publik
Sopan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi kepada
rekan kerja lain dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan mudah
dipahami sehingga apa yang disampaikan akan dihargai dan dilaksanakan.
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan cermat baik dalam menaggapai pertanyaan maupun dalam proses
diskusi sehingga proses sosialisasi menjadi lebih optimal.
Ikhlas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan ikhlas tanpa banyak mengeluh mengingat adanya kemungkinan
beberapa hal yang tidak sesuai harapan
4. Komitmen Mutu
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan efisien yaitu dengan penggunaan waktu, tenaga, dan sumber daya
yang minimal namun tujuan dapat tercapai.
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sehingga akan menjadi lebih
baik.
5. Anti Korupsi
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan atas dasar peduli sehingga tujuan pencegahan jatuh bisa tercapai dan lebih
optimal.
Kerja keras
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan kerja keras dan tidak bermalas-malasan sehingga tujuan
pencegahan pasien dapat tercapai.
62
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam memberikan sosialisasi
dilakukan dengan jujur sesuai tujuan awal yang akan dicapai.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan aktualisasi selama sekitar 1 bulan
dalam membuat poster untuk pencegahan pasien jatuh dan setelah melakukan sosialisasi
pencegahan pasien jatuh kepada perawat diketahui bahwa penulis perlu bersikap cermat
dan sopan sesuai kode etik ASN ketika melakukan sosialiasi dengan rekan kerja lain serta
bersedia menerima saran dan kritik dalam pembuatan poster. Seluruh rekan kerja yang
hadir bersedia mengoptimalkan pencegahan pasien jatuh diruang cempaka 2 RSUD
Sleman dalam proses asuhan keperawatan, dan rekan kerja yang hadir memiliki
komitmen yang kuat untuk melaksanakan salah satu misi rumah sakit dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau semua lapisan
masyarakat. Dalam upaya meningkatkan misi teresbut perlu diadakannya sosialisasi dan
refresh materi terkait proses asuhan keperawatan terutama pencegahan pasien jatuh dalam
setiap rapat ruangan untuk meningkatkan kinerja unit keperawatan dan mutu pelayanan.
Yogyakarta, 25 November 2019
Disetujui oleh
Mentor
63
3.1 Membuat materi dan design poster untuk pencegahan jatuh pasien
Hari/ Tanggal : Kamis s/d Jum’at, 31 Oktober s/d 1 November 2019
Kegiatan : Menyiapkan serta menyusun draft materi dan design poster
64
Gambar 20. Membuat Materi dan Design Poster untuk Pencegahan Pasien Jatuh
Foto diambil tanggal
5 November 2019,
saat melakukan
konsultasi dengan tim
PKRS
Foto diambil tanggal
5 November 2019,
saat melakukan
konsultasi dengan
kepala ruang
Gambar 21. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
65
Gambar 22. Bukti Konsultasi dengan Kepala Ruang dan Tim PKRS
66
67
Gambar 26. Bukti Foto Undangan dan Daftar Hadir Sosialisasi Poster
68
69
Mengetahui,
70
71
72
73
Akurat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan kontrak waktu
dengan pasien atau keluarga dilakukan dengan tepat dan akurat sehingga tidak
terjadi kesalahan informasi
4. Komitmen Mutu
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan kontrak waktu
dilakukan dengan efektif, segera mungkin agar tidak membuat pasien atau keluarga
pasien menunggu.
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan kontrak waktu
dilakukan dengan efisien yaitu dengan penggunaan waktu, tenaga, dan sumber daya
yang minimal namun tujuan dapat tercapai.
5. Anti Korupsi
Disiplin
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan kontrak waktu
dilakukan dengan disiplin berdasar kesepakatan bersama dan tidak menunda-nunda
sebagai wujud sikap disiplin seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam
menjalankan tugasnya.
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan kontrak waktu
dengan pasien atau keluarga pasien dilakukan atas bentuk kepedulian kepada pasien
terhadap belum optimalnya pencegahan pasien jatuh.
Sub Kegiatan 4.2: Melaksanakan kegiatan edukasi
1. Akuntabilitas
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau keluarga pasien dilakukan dengan penuh tanggung
jawab yang bersumber dari literatur yang terpercaya sehingga dapat digunakan
sebagai acuan dalam pencegahan pasien jatuh.
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan pendidikan kepada
pasien atau keluarga pasien dilakukan dengan jelas sehingga mudah dipahami dan
74
75
76
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan dilakukan untuk membangun kerjasama dengan pasien atau keluarga
pasien sehingga terjadi proses saling berperan untuk mencapai tujuan bersama.
Toleransi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan dilakukan dengan toleransi, yaitu tidak membeda-bedakan suku dan
ras pasien atau keluarga pasien.
3. Etika Publik
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan dilakukan dengan cermat sehingga benar-benar dapat mengetahui
tingkat pemahaman pasien atau keluarga pasien terhadap apa yang telah
diedukasikan.
Taat dan patuh aturan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan merupakan bentuk taat dan patuh aturan dari apa yang telah diajarkan
perawat.
Ikhlas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan dilakukan dengan ikhlas dan sabar mengingat ada beberapa hal yang
tidak sesuai harapan.
4. Komitmen Mutu
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi dengan
meminta pasien atau keluarga pasien untuk mempraktekkan apa yang telah
diedukasikan dilakukan dengan efisien, yaitu dengan meminimalkan sumber daya
77
78
profesional, harus menguasai materi edukasi dan dapat memberikan edukasi dengan baik
dan benar. Penulis juga harus mandiri, tidak bergantung kepada orang lain serta efisien
dalam memanajemen waktu dengan tidak menunda-nunda pelaksanaan kegiatan edukasi
kepada pasien. Makna terakhir yang didapat adalah harus amanah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk membiasakan diri
tidak mengkhianati setiap tugas yang diberikan.
Yogyakarta, 25 November 2019
Disetujui oleh
Mentor
79
4.1 Menentukan waktu kegiatan (kontrak waktu) sesuai kesepakatan dengan pasien
atau kelurga
80
81
82
83
84
Gambar 29. Saat Melakukan Edukasi Tentang Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa dan
Geriatri Dengan Risiko Jatuh Tinggi
4.3 Mengevaluasi pasien atau keluarga dengan meminta mempraktekkan apa yang
telah diedukasikan
Gambar 30. Screenshot Video Evaluasi Pasien atau Keluarga Pasien Saat Mempraktekkan
Apa yang Telah Diedukasikan
85
Gambar 31. Bukti Telah Melakukan Edukasi Penceghan Jatuh Pasien Dewasa dan Geriatri
dengan Risiko Jatuh Tinggi
86
87
88
Kepercayaan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien sembari membina hubungan saling
percaya sehingga kegiatan bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Tanggung Jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan tanggung jawab
karena kegiatan yang sudah dirumuskan harus bisa dipertanggungjawabkan dalam
pelaksanaanya.
2. Nasionalisme
Musyawarah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan musyawarah
mufakat agar tidak ada perbedaan persepsi.
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan kerjasama yang baik
sehingga dapat berjalan lancar karena kegiatan ini merupakan suatu perwujudan
suatu kerjasama sebagai pelayan publik.
Cinta Tanah Air
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan cinta tanah air, yaitu
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
3. Etika Publik
Sopan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan sopan
menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan pasien atau
keluarga pasien serta menggunakan tutur kata yang baik dan murah senyum.
Akurat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan tepat dan akurat
sesuai dengan materi yang akan diberikan.
89
4. Komitmen Mutu
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih baik.
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan efektif, yaitu dengan
pembawaan serius tetapi santai, tidak kaku sehingga pasien merasa nyaman dan
mendengarkan dengan seksama.
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan efisien, yaitu dengan
memanajemen waktu yang baik.
5. Anti Korupsi
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan jujur menyampaikan
apa adanya informasi yang benar.
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan berani serta bisa
menjelaskan secara singkat dan jelas, namun dapat dimengerti dan dipahami.
Amanah
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam menjelaskan tujuan dan
manfaat kegiatan memobilisasi posisi pasien dilakukan amanah sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan walaupun menghadapi kesulitan dalam
menjalankannya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan diri tidak mengkhianati
setiap tugas yang diberikan
Sub Kegiatan 5.2: Melaksanakan kegiatan memobilisasi posisi pasien
1. Akuntabilitas
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
90
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan jelas sehingga mudah dipahami dan
tidak menimbulkan multi persepsi.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan penuh tanggung jawab yang
bersumber dari literatur yang terpercaya sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan sembari membina kerjasama yang baik
dengan pasien atau keluarga pasien, masing-masing memiliki peran untuk saling
melengkapi.
Toleransi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan sikap toleransi terhadap pasien atau
keluarga pasien, semua pasien atau keluarga pasien mendapatkan kesempatan yang
sama untuk bertanya.
3. Etika Publik
Tanggap
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan dengan tanggap untuk membantu agar
pelayanan pendidikan kesehatan menjadi lebih optimal.
Sopan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan sopan sehingga kegiatan berjalan
dengan baik dan lancar.
Ikhlas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan ikhlas mengingat adanya
kemungkinan beberapa hal yang tidak sesuai harapan.
91
4. Komitmen Mutu
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan menggunakan waktu yang efektif
sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan efisien yaitu dengan penggunaan
waktu, tenaga, dan sumber daya yang minimal namun tujuan tercapai.
5. Anti Korupsi
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan atas dasar peduli kepada pasien sehingga
derajat kesehatan pasien meningkat dan pelayanan kesehatan menjadi lebih optimal.
Kerja keras
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melaksanakan kegiatan
memobilisasi posisi pasien dilakukan dengan kerja keras dan tidak bermalas-
malasan sehingga dapat meningkatan mutu pelayanan
Sub Kegiatan 5.3: Mengevaluasi kegiatan mobilisasi posisi pasien
1. Akuntabilitas
Kepercayaan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mengevaluasi kegiatan
mobilisasi posisi pasien merupakan sikap kepercayaan dari perawat kepada pasien
atau keluarga pasien untuk melakukan kegiatan secara mandiri.
Tanggung jawab
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mengevaluasi kegiatan
mobilisasi posisi pasien dilakukan dengan tanggung jawab dan sungguh-sungguh
sehingga hasil evaluasi bisa dipertanggungjawabkan.
Kejelasan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mengevaluasi kegiatan
mobilisasi posisi pasien merupakan evaluasi dari kejelasan materi yang
disampaikan sehingga tidak menimbulkan multi persepsi.
92
2. Nasionalisme
Kerjasama
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mengevaluasi kegiatan
mobilisasi posisi pasien dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pasien atau
keluarga pasien sehingga dapat lebih mudah dalam mencapai tujuan.
Toleransi
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam mengevaluasi kegiatan
mobilisasi posisi pasien dilakukan dengan toleransi, yaitu tidak membeda-bedakan
suku dan ras pasien atau keluarga pasien.
3. Etika Publik
Sopan
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan dengan cara yang sopan sehingga tercipta hubungan
yang harmonis dan saling percaya.
Ikhlas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan dengan ikhlas dan sabar mengingat ada beberapa hal
yang tidak sesuai harapan.
Cermat
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan dengan cermat sehingga benar-benar dapat
mengetahui tingkat pemahaman pasien atau keluarga pasien terhadap apa yang telah
diedukasikan.
4. Komitmen Mutu
Efektif
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan dengan efektif sehingga sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
Efisien
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan dengan efisien, yaitu dengan meminimalkan sumber
daya namun tujuan tercapai.
93
Kualitas
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sehingga
akan menjadi lebih baik.
5. Anti Korupsi
Peduli
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga pasien dilakukan atas dasar kepedulian dari perawat kepada
pasien sehingga mutu pelayanan meningkat.
Jujur
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil dalam melakukan evaluasi kepada
pasien atau keluarga pasien dilakukan dengan jujur sesuai hasil yang ada sehingga
tujuan awal dapat tercapai.
Berani
Seorang peserta latsar CPNS perawat terampil melakukan evaluasi kepada pasien
atau keluarga pasien adalah untuk menilai keberanian pasien atau keluarga pasien
dalam melakukan kegiatan sendiri tanpa dibantu perawat.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan aktualisasi selama sekitar 1 bulan
dalam melaksanakan kegiatan memobilisasi posisi pasien, penulis memperoleh makna
untuk konsisten dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam mempersiapkan kegiatan
memobilisasi posisi pasien, yaitu dimulai dengan menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan
memobilisasi posisi pasien lalu melaksanakan kegiatan memobilisasi posisi pasien serta
mengevaluasi kegiatan mobilisasi posisi pasien. Penulis dituntut untuk selalu bisa bersikap
sopan, menjaga etika saat berkomunikasi dengan pasien atau keluarga pasien dan jangan
sampai menyinggung perasaan pasien atau keluarga pasien. Tidak lupa dalam setiap
kegiatan, penulis selalu mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa memohon agar
diberikan kemudahan dan kelancaran. Selain itu, penulis juga memperoleh makna untuk
lebih bertanggung jawab dan ikhlas meluangkan waktunya dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan status kesehatan pasien melalui kegiatan memobilisai posisi pasien
sehingga peningkatan pengetahuan pasien maupun keluarga pasien dapat lebih optimal.
Makna terakhir yang didapat adalah harus amanah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk membiasakan diri tidak
94
95
Gambar 32. Saat Menjelaskan Tujuan & Manfaat Memobilisasi Posisi Pasien
96
97
98
99
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Sebagai
Perawat Terampil Dalam “Patient” Pencegahan Jatuh Tinggi Pada Pasien Dewasa
dan Geriatri di Ruang Cempaka 2 Rumah Sakit Umum Daerah Sleman merupakan
implementasi dari Rancangan Aktualisasi yang telah disusun dan diseminarkan
pada tanggal 16 Oktober 2019. Adapun kesimpulan yang dapat dari Laporan
Aktualisasi ini antara lain:
1. Pelaksanaan aktualisasi pada lima kegiatan dalam “patient” pencegahan jatuh
tinggi pada pasien dewasa dan geriatri di Ruang Cempaka 2 Rumah Sakit
Umum Daerah Sleman telah dilaksanakan dengan tingkat capaian 100% dalam
setiap kegiatannya.
2. Kegiatan pengkajian pasien tentang skor risiko jatuh telah dilaksanakan 100%
dan kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan data pengkajian yang lengkap
dan akurat. Dampak penerapan nilai ANEKA dalam melaksanakan kegiatan
tersebut bagi penulis adalah meningkatnya nilai-nilai Akuntabilitas dan Etika
Publik, dimana pada saat melakukan pengkajian dilakukan dengan sopan
sembari membina hubungan saling percaya sehingga akan didapatkan
informasi yang akurat dan hasil pengkajian bisa dipertanggungjawabkan.
3. Kegiatan membuat media edukasi leaflet tentang pencegahan jatuh pasien
dewasa dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi telah dilaksanakan 100% dan
kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan upaya promotif, yaitu dengan
melengkapi kesediaan leaflet di RSUD Sleman khususnya Ruang Cempaka 2.
Dampak penerapan nilai ANEKA dalam melaksanakan kegiatan tersebut bagi
penulis adalah meningkatnya nilai-nilai Nasionalisme dan Komitemen Mutu,
dimana pada saat membuat media edukasi leaflet dilakukan dengan kerjasama
serta bermusyawarah dengan rekan kerja lain, kepala ruang dan tim PKRS
sehingga tercipta leaflet yang inovatif dan kreatif.
4. Kegiatan membuat poster untuk pencegahan pasien jatuh (sasaran perawat)
telah dilaksanakan 100% dan kegiatan ini diharapkan dapat mengingatkan
rekan kerja lain tentang pencegahan pasien jatuh di Ruang Cempaka 2
100
101
B. SARAN
Setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses aktualisasi, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran dengan harapan saran ini dapat memberikan
semangat bagi pribadi penulis sendiri dan rekan-rekan kerja lain untuk
meningkatkan derajat hidup dan kesehatan manusia .Berikut ini adalah saran yang
ingin penulis sampaikan, yaitu:
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
Inovasi ini diangkat dalam forum yang lebih besar, yakni melalui bagian sarana
dan prasarana agar diberikan izin oleh pihak rumah sakit sebagai sebuah
tahapan inovasi baru, sehingga dapat diambil manfaatnya untuk ruangan rawat
inap lain di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman yang mempunyai kasus pasien
dengan risiko jatuh tinggi.
2. Bagi Perawat Ruang Cempaka 2
a) Penulis dapat menyelesaikan 5 kegiatan aktualisasi dengan menerapkan
ANEKA disetiap kegiatan, diharapkan seluruh perawat ruang cempaka 2
juga dapat mengaplikasikan nilai ANEKA disetiap pekerjaan yang
dilaksanakan.
b) Komitmen bersama dari masing-masing perawat di ruang cempaka 2 untuk
menjaga kedisipinan menjalankan edukasi kepada pasien dan keluarga
khususnya tentang pencegahan jatuh pasien dewasa dan geriatri dengan
risiko jatuh tinggi
c) Kepedulian sesama antar perawat, apabila ada rekan kerja yang lupa
melaksanakan tahapan edukasi tentang pencegahan jatuh pasien dewasa
dan geriatri dengan risiko jatuh tinggi untuk saling mengingatkan
3. Bagi teman-teman seangkatan Latsar CPNS
Untuk tetap menjaga kekompakan, kerjasama, serta saling mendukung dan
mengingatkan dalam menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam bekerja di
instansi masing-masing.
102
103
104
105
etos kerja ASN untuk mewujudkan ASN yang bermartabat, berintegritas dan
mampu memberikan yang terbaik bagi Bangsa dan Negara.
Hormat Saya,
Penulis
106
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Whole of Government. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II, dan Golongan III: Anti Korupsi. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II: Nasionalisme. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II: Etika Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II: Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II: Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
107
LAMPIRAN
108
Isu : Belum Optimalnya Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa dan Geriatri dengan
Isu : Belum Optimalnya Pencegahan Jatuh Pasien Dewasa dan Geriatri dengan
PRESENSI KEHADIRAN