Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN

KRITIS
DOSEN PENGAMPU: NS. ENY ERLINDA W, SP.KEP.MB

KELOMPOK 1
FARAH WITA WARDHANY (191440109)
GETTI PRATIWI (191440111)
LIANDA (191440119)
NURHIDAYANTI (191440124)
APA ITU COPD ?
Chronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) adalah penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. Hambatan aliran udara pada COPD berhubungan dengan adanya respon
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
Riwayat kesehatan yang menyebabkan pasien mengalami COPD:
• Asma
• Kebiasaan Merokok
• Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
• Asma Bronkial
• Bronkitis Kronis
• Emfisema Paru-Paru
PATOFISIOLOGI COPD
Hambatan aliran udara yang progresif memburuk merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK
yang disebabkan perubahan saluran nafas secara anatomi di bagian proksimal, perifer, parenkim dan
vaskularisasi paru dikarenakan adanya suatu proses peradangan atau inflamasi yang kronik dan
perubahan struktural pada paru. Dalam keadaan normal, radikal bebas dan antioksidan berada dalam
keadaan dan jumlah yang seimbang, sehingga bila terjadi perubahan pada kondisi dan jumlah ini maka
akan menyebabkan kerusakan di paru. Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan
kerusakan sel dan menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru. Pajanan terhadap faktor pencetus
PPOK yaitu partikel noxius yang terhirup bersama dengan udara akan memasuki saluran pernapasan dan
mengendap hingga terakumulasi.
LANJUTAN
Partikel tersebut mengendap pada lapisan mukus yang melapisi mukosa bronkus sehingga menghambat aktivitas silia.
Akibatnya pergerakan cairan yang melapisi mukosa berkurang dan menimbulkan iritasi pada sel mukosa sehingga
merangsang kelenjar mukosa, kelenjar mukosa akan melebar dan terjadi hiperplasia sel goblet sampai produksi
mukus berlebih. Produksi mukus yang berlebihan menimbulkan infeksi serta menghambat proses penyembuhan,
keadaan ini merupakan suatu siklus yang menyebabkan terjadinya hipersekresi mukus. Manifestasi klinis yang terjadi
adalah batuk kronis yang produktif. Dampak lain yang ditimbulkan partikel tersebut dapat berupa rusaknya dinding
alveolus. Kerusakan yang terjadi berupa perforasi alveolus yang kemudian mengakibatkan bersatunya alveoulus satu
dan yang lain membentuk abnormal large airspace. Selain itu terjadinya modifikasi fungsi anti-protease pada saluran
pernafasan yang berfungsi untuk menghambat neutrofil, menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan interstitial
alveolus. Seiring terus berlangsungnya iritasi di saluran pernafasan maka akan terjadi erosi epitel serta pembentukan
jaringan parut.
Akan timbul juga metaplasia skuamosa dan penebalan lapisan skuamosa yang menimbulkan stenosis dan
obstruksi ireversibel dari saluran nafas. Walaupun tidak menonjol seperti pada asma, pada PPOK juga dapat
terjadi hipertrofi otot polos dan hiperaktivitas bronkus yang menyebabkan gangguan sirkulasi udara. Pada
bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot
polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis. Pada emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli yang menyebabkan berkurangnya daya regang elastis
paru. Terdapat dua jenis emfisema yang relevan terhadap PPOK, yaitu emfisema pan-asinar dan emfisema
sentri-asinar. Pada jenis pan-asinar kerusakan asinar bersifat difus dan dihubungkan dengan proses penuaan
serta pengurangan luas permukaan alveolus. Pada jenis sentri-asinar kelainan terjadi pada bronkiolus dan
daerah perifer asinar, yang erat hubungannya dengan asap rokok.
KASUS
Seorang laki-laki berusia 47 tahun mengeluh sesak disertai batuk dengan RR
36x/menit Sat O2 90%, tampak pucat dan akral teraba dingin. TD: 120/70 mmHg, N:
114x/menit, b=suara auskultasi ronchi. Keluhan sesak dirasakan saat beristirahat dan
makin berat bila beraktivitas misalnya berjalan ke kamar mandi. Pasien diketahui
memiliki Riwayat asma sejak kecil namun tidak rutin berobat dan merupakan
perokok aktif. Dalam sehari dapat menghabiskan 1 bungkus rokok. Pasien sudah
sering keluar masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama, yaitu sesak. Pasien juga
sudah didiagnosis COPD sejak 7 tahun yang lalu. Pasien kemudian dirawat di RS dan
pada hari ketiga kondisi pasien mengalami penurunan dengan ditandai penurunan sat
O2: 87%, pH darah: 7,32, PCO2 50, pHCO3 20, RR 45x/menit tidak teratur dan
dangkal, dengan penurunan kesadaran. Pasien kemudian dirujuk untuk rawat ICU.
masalah keperawatan utama pada kasus di atas?

● Gangguan pertukaran gas


● Intoleransi aktivitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas

Intervensi:
 Monior AGD untuk mengetahui terjadinya penurunan Ph
 Memantau adanya indikasi repiratory acidosis kronis (barrel chest, kuku melengkung, bernafas
menggunakan mulut dan penggunaan otot bantu pernafasan)
 Monitor faktor penentu pengiriman oksigen jaringan (PaO2, PaCO2, Hb, dan cardiac output).
 Monitor gejala gagal nafas (PaO2 rendah, PaCO2 tinggi, dan kelelahan otot pernafasan)
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Pertahankan kepatenan jalan nafas (suction, pasang jalan nafas buatan, fisiterapy dada, dan batuk efektif
dalam nafas).
 Monitor status pernafasan (RR, nadi, penggunaan otot bantu pernfasan, diaporesis)
Intoleransi aktivitas

Intervensi:
 Obeservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
 Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
 Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak
nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
 Bantu klien untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek.
 Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.
APA ITU ARDS
ARDS atau Acute Respiratory Distress
Syndrome adalah gangguan pernapasan berat
yang disebabkan oleh penumpukan cairan di
alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru.
Seseorang diketahui menderita ARDS sesak
napas berat dan sulit bernapas.
PEMERIKSAAN DAN TUJUAN ARDS
PEMERIKSAA
N atau arterial
• Analisis gas darah (AGD)
blood gas (ABG) test adalah tes untuk
TUJUAN ARDS
mengukur kadar oksigen Tujuan pemeriksaan AGD
• karbon dioksida untuk memeriksa fungsi organ
• tingkat asam basa (pH) di dalam darah paru yang menjadi tempat
pertukaran oksigen dan karbon
dioksida.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN EDEMA PARU?
Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh akumulasi cairan di
paru-paru (ruang interstitial dan alveolus). Edema paru menurut penyebab
dan perkembangannya diklasifikasikan menjadi edema paru kardiogenik
dan edema paru non-kardiogenik. Edema paru kardiogenik biasanya
disebabkan karena gagal jantung kiri kongestif yang akhirnya
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler paru.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai