Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kontaminasiisalurranppernapasanaadaalahhsalahssatu masalahkkesahatan
paling serius diidunia, dan pegawai medissmemegang peranan penting paham
memajukan kenyamanannpopulasikkarena penyakit inimmenjadi4salah1satu
pencetus utama angka kesakitan dan kematian yeng tinggi. Bronkopneumoniaa
menjadiisalah satu kelainan saluran pernapasannyanggpaling sering terjadi
kepadaa penduduk, terutamaaanak-anak. (Husada,, 2018)

Menurut Jayani (2018) Kombinasi penyakit pada anakkdi bawah usia 28 hari,
hipoksia dan ketidaknyamanan neonatal, abnormal lahirbbawaan, mencret,
malaria,a,dan masalah kelahiran bawaan lainnya meningitis, malnutrisi, dan
jangkitan frekuensi pernafasannadalah pengantarrkehilangan nyawa paling umum
dengan anakkdiibawah usia lima tahun.0.

Faktaaklinis bronkopneumoniaakebanyakan diawaliooleh pencetusssaluran


pernapasanddariibeberapahhari, peningkatan temperature hawa secaramtiba-tiba
hingga739-40°c,9kejang akibat demam.tinggi,o,takut, napas kancang, dan
ditemukan lubang hidung dan sianosis di sekitar hidung. dan mulut, dan demam
tinggi (Maharani,o2018)

Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bronkopneumonia


membunuh antara delapan ratus ribu dan duaa juta anak setiap tahunnya.
Bronkopneumonia9idalah penyebab utama kematian padaranak dasar usia
limagtahun, menurut organisasi yg memberikan bantuan kemanusiaan (UNICEF)
dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada 2017, bronkopneumonia
menewaskan sedikitnya 808.694rribu jiwa anakfdi bawah umur limastahun
(WHO, 2019)6)

Bagi profilkkesehatan Indonesiaetahun92018, DKI Jakarta(1(95,53%),


SulawesioTengah(9(71,82%), KalimantandUtara(9(70,91%), Banten(9(67,60 %),
dan Nusa Tenggara Barat(9(63,64%) memiliki angka kejadian bronkopneumonia
tertinggi di Indonesia. balita, sedangkan prevalensi di Kalimantan Timur paling
rendah (29,02 %) (Kemenkes RI, 2018)

Penyakit radang adalah istilah yeng digunakan guna menggambarkan suatu


kondisi bahwa bronkopneumonia memiliki berbagai gejala klinis, yang
mengakibatkan munculnya berbagai bentuk pneumonia yaitu
melencengnyafbersihan lintasan nafas takaefektif, bersihankjalan tidakmefektif
ialahiketidakmampuan untuk membersihkandsekret maupun sumbatan pada jalur
nafpas agar tetap terbuka. Jika hal bersihan5jalur mafas pasien tidak ditangani
dengan baik, mungkin berkembang menjadi problem yong lebih serius seperti
sesakonapas akut dan bahkan kematian. (PPNI, 2021)

Antibiotik dan perawatan suportif digunakan untuk mengobati pneumonia.


Antibiotik diberikan kepada pasien pneumonia berdasarkan data bakteri dan hasil
sensitivitasnya. (PDPI, 2021)

Dari jabaran diatas Penyusun tertarikmuntuk menyusun proposal karyap


ilmiahhdengan judul “Literelatur review Asuhan Keperawatan Pada Anak
bronkopenumonia Dengan Masalah Utama Jalan Nafas Tidak Efektif”

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas penulis mengungkapkan problem pada proposal
karya tulis imliah yaitu “Bagaimana Literlatur Review Asuhan Keperawatan Pada
Anak bronkopnemumonia dengan Masalah Utama Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif?”

C. Tujuan
Tujuanoumum
Harapan memahami gambaran karya tulis ilmiah literature review pada
“Asuhan Keperawatan Anak bronkopneumonia dengan Masalah Utama Jalan
Nafas Tidak Efektif”

D. Manfaat
1. Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui bagaimana tindakan dalam menangani anak
yeng mengalami bronkopneumonia serta masalah utama jalur nafas tidack
efektif.
2. Institusi pendidikan
Karya tulis ini diharapkan dapat menambah refrensi di perpustakaan dan
menjadi literature untuk penulisan karya tulis selanjutnya.
3. Penulis
Penulis dapat memperoleh pengalaman dan dapat menerapkan hasil studi
literature review keperawatan khususnya pada anak yang mengalami
bronkpneumonia.
4. Untuk bidangrkeperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya disiplin ilmu keperawatan mengenai asuhan
keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.
BAB III
TINJAUANWPUSTAKA

A. Bronkopneumoniaea
1. Pengertianelah
Bronkopneumonia,e,juga dikenal sebagai pneumonia bronkial atau
pneumonia lobular, adalah penyakit paru-paru yang sering terjadi. Peradangan
terjadi di saluran bronkiolus pendek bronkiolus dan meluas secara tidak teratur
ke alveoli dan melintasi alveoli. PDPI Lampung, 2017)
Bronkopneumonia merupakan radang paru-paru yang mengenai
bebrapa dan munculnya titik-titik di lobus paru-paru infiltrate infeksi bakteri,
virus dan jamur. Pneumonia lobular adalah nama lain untuk bronkopneumonia
adalah peradangan lokal dari parenkim paru yang terlokasir, dan juga
mengenai bronkiolus dan alveolus yang mengelilinginya (Ayu,62017)

2. Anatomi fisiologidr
Berdasarkan Syaifudin(7(2016) sistem respirasi menurut teori
distribusikan atas 3 saluran pernafasan yaitu atas, bawah dan paru-paru. sistem
respirasi dibagi menjadi tiga diantaranya yaitu :
a. Saluran pernafasan bagian atas
Salurannepernafasan bagian atas yaitu berfungsi menyaring,
menghangatkan,oserta melembabkan udara yeng terhirup
1) Hidung
Hidung (nasal) adalah organ yang memungkinkan Anda untuk bernafas
(breathing) dan mencium (bau) (olfactory). Dengan alasnya di atas
pelat rahang atas dan pelat platina secara horizontal, konstruksi dan
bentuknya menyerupai piramida atau kerucut.
2) Faring
Faring (tenggorokan) adalah saluran otot yang berjalan sejajar dengan
dasar tengkorak dan vertebra serviks keenam.
3) Laringow
Laring adalah penghubung pernapasan di belakang faring, terjadi dari
dua lamina yang terus menerus di sentral tengah dan komponenotulang
rawanckyeng dihubungkan bersama oleh ligamen dan membran.
4) Epiglotis
Epiglottis adalah katup tulang yeng membantu menelan dengan
menutup laring.
b. Saluranepernafasan bagian bawahee
Tugas penghubung pernapfasan bagianrbawah adalah mensirkulasikan
hawa. selain itu juga berfungsi memproduksi surfaktan, saluran ini terdiri
atas beberapa bagian yaitu diantaranya :
1) Trakea
Dari laring ke ketinggian vertebra toraks kelima, trakea, sering dikenal
sebagai tenggorokan, panjangnya kira-kira 90cm. Trakea terdiri
dari716-206cincin tak lengkap yeng tersusun dalam pola cincin,
dilapisi selaput lendir yeng terjadi dari epitel bersilang, dan berhasil
memberhetikan debutalias zat asing.hvghv
2) Bronkusjhk
Bronkuseadalah aliran percabangannemaupun kelanjutanudari trakea
yeng memiliki 2acabang, satu di setiap sisi. Sisi kanan lebih sempit
dan lebih pendek dari kidal yeng berisi 3 lobusehulu, sentral, beserta
bawah, serta bronkuse yang makin memanjang.
3) Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang-cabang yang mengikuti bronkus.hyf.
c. Paru-parum
Paru-paru adalah organ utama sistem pernafasan, paru paru Diafragma
terletak di rongga dada antara tulang selangka dan diafragma. Paru-
paru dibagi menjadi lobus, yang diselelaputi Pleura paternal dan
viselaris, dan terlindung dari Cairan pleura yang mengandung
surfaktan Paru-paru kanan terdiri dari atas Paru-paru kiri memiliki tiga
lobus dan dua lobus.
3. Etiologi
Nurarif dan Kusuma (2015) mengklaim bahwa bronkopneumonia dari
umumnya disebabkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap
patogenisitas organisme patogen. Mekanisme pertahanan tubuh terdapat pada
orang normal dan sehat. pernafsan itu termasuk dari refleks gelottis
sertambatuk, dan adanya lapisanhserta gerakan lendir dan batuk, serta adanya
lapisan dan gerakan lendir yeng menggerakan kuman keluar dari bagianoorgan
dan menyebar ke seluruh tubuh.
Bronkopneumoniaqdikarenakan oleh kuman, mikrob, danmjamur, yang
meliputi:
a. Kuman : Staphyloccus,
b. Mikrob : Pneumoniae
c. Jamure : Aspergillus Spesies Candida Albicans
d. Kongesti paru yang berkepanjangan menyebabkan hambatan makanan,
sekretoorofaringeal, atau isi lambung ke dalam paru.

4. Patofisiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Sebagian besar penyebab
bronkopneumonia yaitu mikroorganisme (bakteri, jamur, virus) Percikan air
liur memungkinkan mikroorganisme untuk menembus, dan invasi ini terjadi.
ke saluran pernafasan atas dan meinmbulkan reaksi imunologis tubuh,
menyesuaikan diri maka dari itu menimbulkan peradangan, yang
menyebabkan tubuh menyesuaikan diri, sehingga timbul gejala demam pada
penderitanya.
Dalam keadaan sehat, bakteri tidak akan berkembang biak di paru-
paru, situasi ini dihasilkan oleh sistem pertahanan paru kontaminasi bakteri
pada paru-paru menunjukan sistem kekebalan yang melemah, memungkinkan
kuman berkembang biak dan menyebar karena adanya Infeksi saluran
pernapasan oleh mikroorganisme dan paru-paru dapat dilakukan dengan
berbagai metode, termasuk menghirup udara langsung dan aspirasi kotoran di
paru-paru, nosofaring serta orofaring. (Nurarif & Kusuma, 2015)
5. Klasifikasi
Brokopneumonia tiada yengpmemuaskan, serta pembagiannya
berdasarkannoanatomi lalu etiolagi. Bebrapa para pakar telah menunjukkan
maka6pembagian bermanfaat, bronkopneumonia denganpaetiologi yarng
dikonfirmasi secara klinis dan pengobatan yang lebih tepat (Brradley,12011)
6. Manifestasirklinislag
Brokopneumonia kebanyakan diawali dengan penghubung saluran
pernapasan atlas yang berlangsung beberapakhari, dan hawa tabuh meningkat
ke tingkat yang sangat tinggi. 37,6-40°C, kadang juga disertaiokejang akibat
suhu yang tinggi. Selain itu bisa menjadi super gelisah, pernapfasan kencang
beserta mengkal dan juga pernafasan cupingshidung den sianosis di daerah
hidungbbesertaamulut. Sedangkan, batukerata-rata tidack ditemui pada
mula3penyakit, seorang anakkhendak batuk3wsehabis beberapamhari, di
mana pada permulaan berbentukebatuk keringxkemudian naik batuk fertil.
dalam bronkopeumonia, pengaruh penelitian badan bergantung atas dimensi
kalangan yarng tertimpa. Dengan perkusiwtoraks kadang kala tiada adanyag
cacat. Dari auskultasiwebarangkali saja terdengar tersiar basah buih lembut
cukup alang. Apabila bronkopneumoniaw berprofesi satu 13konfluens, mudah
ataswperkusi tertangkap bunyi yarng memudar atas bunyi pernapfasan dengan
auskultasiweterdengar memadat. Akan tempat jalan keluar ronkiwedapat
tersiar kembali. Minus terapi kebanyakan metode dapat terjadi 2-3 minggu.
(PDPI Lampung, 2017)
7. Komplikasi
Menurut Asfihan (2019) bronkopneumonia atas turunan, makhluk
yarng bertambah lanjut usia (65 warsa), beserta jiwa atas kondisi prihal
khusus, berbagai diabeteso, lebih mungkin untuk mendapatkan, beberapa
komplikasi potensial bronkopneumonia meliputi:
a. infeksi darah
Bakteri menyusup ke arus cairan darah lan jangkitani sel lain,
mengakibatkan penyakit ini. Kegagalan organ dapat disebabkan oleh
infeksi darah atau sepsis.
b. Infeksi darah
Kala abses terbina di jalan napas paru-paru, itu disebut abses paru-paru.
Penyakit ini diperoleh penawar berupa antibotik. Namun dalam beberapa
kasus, pembedahan diperlukan untuk menghilangkannya.
c. Efusigpleurase
Efusiepleuraeyakni jenis efusi pleura yarng merupakan konndisi dimana
cairan menempati area antara paru-paru dan rongga dada Untuk memenuhi
bagian sekeliling paru-paruf serta lubuk dadar, daerah yarng jangkitan
kebanyakan dikasangkan pada pin atau selang. Jarum atau teropong
digunakan untuk mengosongkan cairan yang terinfeksi. Efusi dapat terjadi
sambil jumlah kasus hal yarng fatal, mungkin membutuhkan intervensik
oprasi demi mendukung drainase larutan.
d. Gagalbnafashgf
Keadaan ini gara-gara oleh akibat kebinasaan paru-paru yang akut, yang
menyebabkan badan tak mampu memadati keinginan O2 akibat kendala
fungsi pernafasan. Sebab ini dapat menyebabkan sel badan henti bekerja
lan berhenti bekerja jika tidak segera ditangani secepat mungkin
8. Pemeriksaan67penunjanggyd
Berdasarkan Kusuma (2015), prosedur berikut digunakan bagi
mendirikan diagnosis penjagaan bronkopneumonia:
a. Pemeriksaanklaboratoriume
1) Tes cairan atau Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan seputum
b. Pemeriksaan radiologi/ analisis radiologi
1) Rontgen thoraks
2) Bronskopi
9. Penatalaksanaan bronkopneumonia
Menurut Alexander & anggraeni (2017) Anak-anak dengan
bronkopneumonia dapat diobati dengan perawatan berikut :
a. Pasien diterapi dengan terapi oksigen, terapi hidrasi, dan antipiretik
Pasien mengkonsumsi parasetamol. Pasien berikut ini bisa mendapatkan
parasetamol dalam bentuk tetes (3x0,5 cc per hari), sirup, atau per oral.
Penggunaan parasetamol diindikasikan saat suhu tubuh naik hingga 38°C,
besserta akan melindungi pasien tetap nyaman lan memeriksa batuk.
b. Pasien ini mendapat pengobatan nebulisasi salbutamol memakai takaran 1
respul/80jam, situasi ini pantas dengan takaran yarng disarankan70,58
mg/kgBB. Penyembuhan menggunakan nebulizer tunjuanya guna
meredakan sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas
atau bronkospasme yang disebabkan oleh hipersekresi lendir. Salbutamol
adalah agonisbeta 2 adrenergik selektif, terutama otot bronkial.

B. Asuhankpkeperawatan pada bronkopneumonia


1. Pengkajianneeelhg
Penelitian adalah catatan temuan yarng dilakukan serta memperoleh
informasi dari pasien dan buat catatan tentang klien dan kumpulkan data
tentang seluruh respon kesbugaran kilen. Akibatnya, temuan penilaian dapat
membantu dalam mendeteksi masalah kesehatan kepada klien dengan cara
yang tepat tujuan dokumentasi yaitu harus mengumpulkan data yang cukup
untuk dapat merancang solusi pengobatan. Ada dua macam data dalam
penilaian penelitian ini : data objektif dan data subjektif. Perawat dapat
memahami cara mendapatkan data namun, seringkali ada tantangan yang
harus prediksi sama tenaga medis. Keputusan evaluasi harus pengumpulan
hasiledengan jelas. (Ghofur, 2016)
a. Umur
Bronkopneumonia Ini adalah kejadian umum di antara bayi baru lahir dan
anak-anak. Sebagian besar kejadian terdiri atas anak dasar usia tiga tahun.
b. Keluhaneutamane
Pengidap bronkopneumonia sering meringik senak napas saat diperiksa.
momen dikaji biasanyo pengidap bronkpneumonia meringik senak napfas.
c. Riwayatepenyakitesekarange
dari pengidap bronkopneumoniae biasanya menjumpai susaht dalam
bernapfas, lan bersama plus bahtuk berdaak, tergamar urat topang
pernapfasan lan terdapat bunyi bonus, pengidap kebanyakan lamban lan
tak napsu bersantap, sering disertaie diareo.
d. Riwayatepenyakitedahulue
Anaketerkadang merasa masalah jalan pernapfasan ruang atasb biasanya
ada kejadian kelainan campek serta oertussis dan juga terdapat aspek
dorongan bronkopnneumonia apabila kejadian terungkap kukus udud,abu
maupun kontaminasi waktu jangkarpanjang.
e. Pemeriksaan menyeluruh
1) Inpeksi
Adanya siansosis, dispnea, dan pernapasan lubang hidung, serta perut,
batuk yang berkembang dari nonproduktif menjadi produktif, dan
ketidaknyamanan dada saat menghirup udara.
2) Palpasi
Didaerah di mana ada cairan atau banyak, Fremitus umumnya
terdengar lemah.
3) Perkusi
Perkusi paru norma beresonansi, namun dalamsituasi
bronkopneumonia, perkusi menghasilkan suara yang lemah.
4) Auskultasi
Ini mungkin untuk mencapai ini hanya dengan mendekatkan telinga ke
hidung atau mulut penderita. Stidor, ronki, dan mengi adalah gejala
umum pneumonia. Bunyi napfas yang memendek, ronki pelan parda
poslisi nyeri, lan ronki berair selama resolusi akan terdengar dengan
menggunakan stetoskop. Pernapasan bronkial, egotomi, bronkoponi,
dan suara yang terdengar pada gesekan pleura adalah gejala asma
bronkial.
f. Datanepsikologismm
Gawat hospitalisasi, metode kopling yarng sedikit akibat oleh : umur,
keahlian sakit, perpisan, adanya suport, keseriusan kelainan.
2. Diagnosaekeperawatannoo
Diagnosae keperawatan yakni pernyataan yarng menggambarkan
responden individu atau kelompok manusiaa(sttatus kesmbuhan maopun risiko
perubahan pola), memungkinkan perawat untuk mengenai lan membagikan
intervensik supaya mempertahankan sttatus kesembuhan. menurukan,
memisahkan, mencegan lan meubah. Diagosa kepkawatan merupakan
penilaian klinik tentang orang, family, maupun mqsyarakat berdasarkan hal
kesembuhan kehidupan nyata maopun cara aktivitas aqtual dan mentqak.
Diagnosaekeperawatan juga Sangat penting untuk didokumentasikan secara
menyeluruh dalam perumusan rencana tindakan asuhan keperawatan.
(Yustiana, 2016)
a. beninf upaya nafas no efektif berhubungan atas spasme upaya napfas
b. motif napfas tak efektif hubungan serta penghambatan jalan napfas
c. Godaan pergantian gos hubungan serta inovasi membrane alveoilus-
kapoiler
3. Intervensi keperawatan
Intervensik keperawatane yakni semua terapi yarng diberikan sama
tenaga medis berdasarkan ilmu lan evaluasi klinisnya akan mau hasil yarng
diinginkan. (PPN1, 2019) Intervensi berikut sesuai untuk bronkopneumonia :
4. Implementasiekeperawatane
Implementasiekeperawataneialah sebaris tindakan yarng dilakukan
oleh tenaga medis serta membantu klien dengan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan, dan menguraikan hasil yarng diinginkan. Dukungan, terapi,
langkah-langkah untuk meningkatkan situasi, bimbingan bagi klien keluargah,
untuk upaya agar menghindari masalahh kesembuhan di masa depan adalah
contoh tindakan implementasi perawat yang disampaikan kepada klien.
(Yustiana, 2016)
5. Evaluasinekeperawatane
Evaluasinekeperawatanneadalah bagian terakhir melalui serangkaian
prosedur keperawataneyarng menentukan adakah keperluan kegiatan
keperawatanetelah terpenuhi maopun apakah diperlukan strategi yang berbeda.
Evaluasi keperawatan dapat didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan hasrat
lan gerkan keperawwatan da1am memadati kebuuhan k1ien. Tujuan evaluasi
meliputi komponen kognitif, emosional, dan psikomotorik, serta perubahan
fungsi dan indikasi dan gejala tertentu.(Yustiana & Ghofur, 2016)
C. Literature reviw asuhan keperawatan
Tabel 2.1 literature review

Data Jurnal 1 Jurnal 2


Judul Asuhan keperawatan asuhan keperawatan
pasien anak dengan anak dengan
bronkopneumonia atas hal bronkopneumoniae
berslhan upaya napfas tak DIRUMAHSAKIT
efektife SAMARINDA
MEDIKA CITRA

Penulis Intan Widyasari Paramitha Yoanita Chaerunisa


Tahun penulis 2020 2019
Responden An.A dan An.I An.R dan An.I
Teori Bronkopneumonia adalah Bronkopneumonia adalah
radang paru-paru yang peradangan paru-paru. yang
meluas, sering disebut Adanya bercak-bercak
dengan sebagai pneumonia infiltrasi yang dihasilkan oleh
bronkial, atau pneumonia bakteri, virus, atau jamur
lobular. Peradangan merajai 1 serta lewih lobus
dimulai dalam tabung pqru-paqu.
bronkia1 kecil bronkiolus, Bronkopneumoniae, kadang-
Itu telah meluas ke alveoli kadang dikenal sebagai
peribronchiolar dan saluran bronkopneumonia, adalah
alveolar dalam pola yang penyakit pernapasan disebut
tidak rata lagi pneumoniq l0bularis
yakni Peradangan parenkim
paru yarng s3ring keena
bronkioluse serta alveolus di
sekitarnya. (Ayu,72017).

Hasil dan Berdasarkan analisa data Berdasarkan kajian data,


pembahasan didapatkan Diagnosis, dapat disimpulkan bahwa
persamaan dan perbedaan keduanya memiliki kesamaan
antara dua sumber kasus diagnostik. anak diantaranya
keperawatane yarng pada bers1han upaya napfas tak
dengan diagnosa yang efektif, gangguan pertukaran
ditemukan sama klien satu gas, pola nafas tidak efektif.
adalah diagnosa bers1han Kemudian 2 diagnosis yang
upaya napfas dan pola hanya muncul pada anak-anak
nafas tidak efektif 3 adalah jalan nafas tak
sedangkan pada klien 2 efektife, poala nafpas tak
ditemukan perbedaan efektife lan gangguan
diagnosa bersihan jalan pertukaran gas.
nafas, dan pola nafas , Berdasarkan hasil pengkajian
perencanaan Evaluasi pada ditemukan adanya
klien 1 belum peningkatan produksi sputum
terselesaikan, sedangkan ditandai dengan anak batuk
implementasi klien 2 berdahak, sesak nafas,
didukung oleh sarana dan peningkatan jumlah napas,
prasarana pendukung. yang menjadi lebih cepat dan
semua masalah teratasi lebih dangkal, serta tarikan
dada ke dalam dan
pernapasan lubang hidung
evaluasi klien pertama dan
kedua belum diperbaiki atau
beelum teratasi
Kesimpulan Penyakit Terselesaikan tiga diagnosis
Bronkopneumonia nyata pada anak 1 yaitu
merupakan salah satu bersihan jalan napas,
penyakit yang pertukaran gas terhambat, dan
menyebabkan kematian pola pernapasan tidak efisien,
tertinggi. Pada anak serta tiga diagnosis risiko
dengan Bronkopneumonia yaitu risiko defisiensi nutrisi,
harus diperhatikan kondisi bahaya jatuh, dan risiko
lingkungan, pemenuhan infeksi. Pada anak 2, tiga
nutrisi dan oksigen yang diagnosis asli diselesaikan:
diberikan. Diharapkan bersihan jalan napas yang
untuk lebih diperhatikan buruk, masalah pernapasan,
lagi bagi tenaga kesehatan dan bronkitis. pertukaran gas,
dalam melakukan asuhan pola nafas tidak efektif, 1
keperawatan yang tepat diagnosa aktual teratasi
dan dapat memberikan sebagian yaitu Kecemasan
pendidikan kesehatan pada dan tiga diagnosis risiko,
masyarakat untuk termasuk bahaya kelainan
meningkatkan dan pola makan, tidak ditemukan.
memperhatikan perilaku
kesehatan atau kebiasaan
sehari-hari.
BABVIII
METODEQPENELITIANo

A. Desain penelitian literature


1. Frameworek PICOS
Strategi yarng digunqkan dalam mencuri artikeo ini adalah menmakai
strategi PICOS framewoerk.
Menurut artikel yang penulis dapatkan bahwa terdapat penemuan artikel
dengan menggunakan pemecahan metodes PICOS antara dua artikel yaitu
menurut (Damai, silvia eka, & Sensussiana, 2020) dan (Baidah Rahmadhani,
2021)
Strategi PICOS yang digunakan dalam artikel ini yaitu :
a. Population/problem : asuhan kepsehatan untuk anak
bronkopneumoniae pada masalah pertama saluran napfas tak efektife
b. Intervention : untuk intervention dari bronkopneumoniae pada masalah
saluran napfas tak efektife yaitu atas cara memointor pola napfas lan
auskultasi bunyi nafas
c. Comparation : tehnik untuk masalah jalan nafas tidak efektif yaitu
dengan cara atur posisi semi fowler dan semi fowler atau memberikan
terapi oksigen
d. Study design : dengan melakukan pendekatan Asuhan Keperawatan ke
klien atau keluarga klien

Dengan mencari beberapa jenis poin yang pertama yaitu,


population/problem dengan hasil analisa menurut artikel kedua studi
kasus yarng mendapat bronkopneumoniae bersama bers1han saluran
napfas tak efektife. Kedua intervention suatu tindakan yang akan
dilaksanakan perawat kepada pasien. Ketiga Comparation yaitu
dengan menggunakan teknik yang bertujuan dalam atasi
membersihkan saluran napfas taak efektife. Outcome adalah
menggunakan teknik lain yang tujuannya sama dalam mengatasi
bersihan jalan napfas tak efektif. Study design yang digunakan yakni
pada studi kahusus. Studi kini bersifat deskriptif, dengan melakukan
pendekatan Asuhan Keperawatan.

2. Katakkuncing
mencari makalah atau edaran memakai kata kunci lan oporator Boolen
(END, rOR NET, or END NET), yarng digunakan udalam memperluas atau
menginterpretasikan pencarian lan buatnya lewih gampang menentukan apa
yarng kita curi. penelitian artikel atau majalah yarng digunakan. Dalam judul
“Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengidap bronkopneumonia Dengan
Masalah Utama Bersihan Jalana Nafas”
3. Databes atau Search Engin
Fakta yarngmdigunakan dalam penelitian 1ni adalah file sekunder yarng
didapat dari hasil penelitian sebelumnya lan bukan berawal pengamatan
langsung. asal informasi data sekunder dikumpulkan dalam bentuk artikel
yang relevan dengan masalah dan dimasukkan ke dalam database. google
scholar, academia, jurnal syntax idea, onesearch, portal garuda, syntax
literature

Pada Google Scholar penulisan artikel publikasi dengan menggunakan


keywoard yaitu: Asuhan Keperawatan, bronkopneumonia. Selanjutnya jurnal
diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Literature Review ini bisa
didapatkan full text dalam bentuk pdf menggunakan terbitan 2019-2021.
Kemudian sebuah jurnal direview. Kriteria jurnalnya adalah menggunakan
bahasa indoneisa dengan pokok bahasan anak. Tema yang digunakan yaitu
Askep Pada Anak Yang Mengidap bronkopneumoniae atas Masalah Bersihan
saluran Napfas.
B. Kriteriaminklusivdaneeksklusi
Table 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan PICOS

patokan Inklusi Eksklusi


Population/masalah Kedua jurnal ini Artikel yang digunkan
menggunakan penerapan tidak berhubungan
memonitor pola nafas tidak dengan topic penelitian
efektif dan tehnik atur posisi
semi fowler dan posisi
fowler untuk menstabilkan
pola nafas
Intervention Teknik atur posisi semi Intervensi yang tidak
fowler dan posisi fowler sesuai dengan topic
untuk menstabilkan pola penelitian
nafas
Comparation Tidak Ada intervensi Ada intervensi
pembanding pembanding
outocome Dalam jurnal ke 1 masalah Tidak ada perubahan
tidak teratasi dan untuk dalam melakukan
jurnal ke 2 masalah teratasi teknik semi fowler dan
fowler
Study Design Deskriptif dengan Studi Literature Review
kasus
Tahun terbit 1. Pada jurnal pertama Tahun terbit yang
diterbitkan pada dicari diatas tahun 2016
tahun 2020
2. Pada jurnal l kedua
diterbitkan pada
tahun 2019
Bahasa Bahasa yang digunakan Tidak ada bahasa selain
adalah Basa 1ndonesia Basa Indonesia
C. Seleksipstudikdanmpenilaianpkualitas
1. buatan pecarian dan se1eksi studl
Menurut keputusan pencairan yang menggunakani search engine
Indonesia menggunakan kata kunci yang sudah didapat Boolen Operator
didapatkan menemukan 1.230 dengan jurnal sama sesuai…dengan…kata
kunci…tersebut. Artikel 213 penelitian itu lalu diskirning, sejumlah 169.jurnal
diekslkusi.karena terbit pada thun 2019 keatas. Penilaian Kelayakan untuk 34
majalah yang dipubblikaasi lan majalah yarng tak seperti pada kriteriaoinklusi
tidak dipertimbangkan. hasil dari di dapatkan 2 jurnal yang di lakukan review.

Database yang digunakan dalam


pencarian yaitu google scholar

Jumlah artikel yang terjaring


diawal pencarian: n=213 artikel

Ekslusi n=34 Tahun terbit


dibawah 2017

Jumlah artikel yang sesuai diatas


tahun 2017 : n= 169 artikel

Ekslusi n= 167
Tidak sesuai dengan metode dan
intervensi

Jurnal artikel yang disintesis


memenuhi critticalappraisal n=2
Literature review teknik naratif digunakan untuk mensintesis ini
dengan mengelompokkan file yarng ekstraksi yarng sebanding cocok pada
temuan yang diukur dalam membalas sasaran. Setelah itu, majalah studi yarng
memenuhi persyaratan inklusi penggabungan, lan buat rangkuman majalah,
yang melengah name pengkaji, musim publikasi, tema, metade lan temuan
pengkajan, beserta databes.

Untuk menjawab tujuan tersebut, studi literatur ini merupakan sintesis


dengan menggunakan teknik dengan mengatur data pulih yang sebanding
sesuai dengan hasil yang diukur, Anda dapat membuat cerita. Setelah itu,
Nama pengaji, musim penerbitan, tema, metode lan temuan pengkajian, dan
database.

Anda mungkin juga menyukai