Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan akhir dari karya

tulis ini dan saran-saran untuk peningkatan pelayanan perawatan khususnya pada

penderita Demam Thyfoid yang mulai berkembang di Tana Toraja.

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan Demam Thyfoid

mulai landasan teori, laporan kasus, dan pembahasan maka penulis dapat

mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Demam Thyfoid (Typhus abdominalis, Typhoid fever,enteric fever)

merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

pencernaan dengan gejalah demam selama satu minggu atau lebih dengan

atau tampa gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2005). Kuman ini masuk

melalui makanan dan minuman ke saluran pencernaan, setelah berkembang

biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfe kemudian

masuk ke pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Gejalah-gejalah pada

Demam Thyfoid timbul bervariasi, Pada minggu pertama, keluhan dan

gejalah serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam,

Nyeri kepala, Pusing, Nyeri otot, Anoreksia, Mual dan muntah, Obstipasi

atau diare, Perasaan tidak enak diperut, Epistaksis. Pengkajian klien dengan

demam Thyfoid memerlukan pemeriksaan yang akurat baik riwayat

penyakit maupun pemeriksaan fisik sehingga diperoleh data yang akurat

79
sehingga memudahkan dalam menegakkan diagnosa dan menyusun rencana

keperawatan.

2. Pada pengkajian klien dengan Demam Thyfoid, tidak semua konsep yang

ada dalam teori dapat ditemukan pada kasus, hal ini tergantung dari

anamnesis. Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada klien dengan Demam

Thyfoid, yaitu demam, mual, kurang nafsu makan, nyeri kepala, rasa tidak

enak di perut.

3. Diagnosa keperawatan pada penderita demam Thyfoid mempunyai

kesamaan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus.

4. Perencanaan keperawatan pada klien dengan Demam Thyfoid ditunjukkan

untuk memenuhi kebutuhan klien dan dapat disusun sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan klien selama sakit tidak bertentangan dengan

konsep nilai/budaya yang dianut oleh klien.

5. Tindakan keperawatan, keterlibatan keluarga dalam perawatan sangat

diperlukan karena keluarga tersebut mempunyai peranan yang sangat

penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan secara psikologis

keluarga lebih dekat dengan klien.

6. Evaluasi keperawatan pada klien Demam Thyfoid tidak dapat dicapai dalam

waktu yang singkat karena demam Thyfoid merupakan gangguan multi

sistem yang akan memerlukan perawatan yang intensif.

80
B. Saran

Dengan melihat kenyataan yang ada pada pelaksanaan studi kasus Demam

Thyfoid di ruang perawatan anak RSUD Lakipadada Tana Toraja, maka

penulis mengajukan beberapa saran yang kiranya dapat diterima atau paling

tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan :

1. Bagi Lahan Tempat Pengambilan Kasus

Bagi RSUD Lakipadada dalam hal ini dapat digunakan sebagai data dasar

untuk mengembangkan pelayanan kesehatan guna memperbaiki mutu

pelayanan perawatan Demam Thyfoid.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi Pendidikan disarankan untuk lebih membekali mahasiswa dengan

pengetahuan keterampilan untuk melakukan penyuluhan dan perawatan

trauma Demam Thyfoid sehingga nantinya apabila sudah terjun dalam

masyarakat dapat menerapkan ilmunya dan lebih berkompeten dalam

memberikan asuhan keperawatan.

3. Bagi Penulis Selanjutnya

Berdasarkan hasil yang didapat dari study kasus Demam Thyfoid, penulis

selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penulisan dengan topik yang

terkait dalam lingkup yang lebih luas dengan metode asuhan keperawatan

yang lebih baik.

81

Anda mungkin juga menyukai