THYPUS ABDOMINALIS
Posted by : Yoga Hardani Minggu, 28 Oktober 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah senantiasa Penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Thypus Abdominalis dengan baik dan lancar.
Laporan ini Penulis sajikan secara sistematis agar mudah dipahami oleh
pembaca. Dengan penyusunan laporan ini, Penulis berharap dapat membantu
pembaca untuk mempermudah dalam mempelajari materi ini sesuai dengan
judul laporan yang telah ditentukan.
Penulis menyadari benar bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan
di dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan pada pembuatan laporan kelompok selanjutnya. Semoga
laporan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya laporan ini, terutama kepada Ibu Hamidatus Daris, S.
Kep, Ns. selaku dosen fasilitator SGD DS1 (Digestive System 1) serta kepada
Allah SWT jualah diserahkan atas segala sesuatunya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Berdasarkan judul laporan ini, maka Penulis akan menjabarkan tentang latar
belakang sebagai berikut :
Asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan dalam mengasuh klien
untuk memaksimalkan kesehatan klien.
Demam tyfoid masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Penyakit ini
banyak menimbulkan masalah pada kelompok umur dewasa muda, karena tidak
jarang disertai perdarahan dan perforasi usus yang sering menyebabkan kematian
penderita. Selain itu penyakit ini memerlukan perawatan dan masa pemulihan sehabis
perawatan yang cukup lama. Usaha imunisasi secara nasional terhadap demam tyfoid
tidak lagi dilaksanakan dewasa ini karena vaksinnya belum ada yang memadai.
( Waluyo,Agung: 2000)
Tyfoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak bergantung pada
keadaan iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di negara-negara sedang berkembang di
daerah tropis, hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan,
dan kebersihan individu kurang baik. Di Indonesia tyfoid dapat ditemukan sepanjang
tahun. Tidak ada persesuaian faham mengenai hubungan antara musim dan
peningkatan jumlah kasus tyfoid. Ada peneliti yang mendapatkan peningkatan jumlah
kasus pada musim hujan, ada yang mendapatkan peningkatan pada musim kemarau
dan ada pula yang mendapatkan peningkatan pada peralihan antara musim kemarau
dan musim hujan. (Soeparman, 1998).
Insidens tyfoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan; didaerah jawa barat 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan
didaerah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insiden
diperkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai
serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan lingkungan. (Widodo,Djoko: 2006)
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi pengetahuan tentang
penyakit retinablastoma ke masyarakat luas yang mana di negara Indonesia masih
kurang di perhatikan. Dan kami sebagai perawat perlu memahami dan mengetahui
mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien dengan Thypus Abdominalis.
1. 2 Batasan Topik
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa batasan topik
1.
2.
3.
sebagai berikut :
Bagaimana konsep dasar penyakit Thypus Abdominalis itu ?
Bagaimana konsep anatomi fisiologi digestive system pada Thypus Abdominalis?
Bagaimana patofisiologi atau perjalanan penyakit Thypus Abdominalis dan WOC
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR THYPUS ABDOMINALIS
A. Pengertian
Beberapa pengertian menurut para ahli mengenai Thypus Abdominalis, yaitu :
mengenai saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan
gangguan kesadaran.
Menurut Jan Tambayong, 2002
Thyfus Abdominalis merupakan penyakit infeksi bakteri yang hebat yang diawali di
selaput lendir usus dan jika tidak segera diobati secara progresif dapat menyerbu
B. Etiologi
Penyebab terjadinya Thypus Abdominalis itu adalah :
Nursalam dkk, 2005 Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa yang
C. Klasifikasi
Typus abdominalis
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna ,
gangguan kesadaran
2.
Paratypus
mengalami buang
bagian tepinya merah terang. Bibir kering , dan kondisi fisik tampak lemah , serta
nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut , mungkin muncul gejala kunin,sebab pada tipus
oragan limfa dan hati bias membengkak seperti gejala hepatitis.
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang ditimbulkan Thypus Abdominalis adalah
a. Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari.
b. Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini di temukan keluhan dan gejala serupa
Demam, bradikardia relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 10C tidak
E.
Perdarahan usus. Hanya sedikit ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan
benzidin. Jika perdarahan banyak, terjadi melena, dapat disertai nyeri perut.
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada
c.
2. Di luar usus
F.
Oris (Mulut) : Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan yang terdiri dari dua
bagian yaitu :
a. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi.
b. Bagian dalam, yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang maxilaris,
palatum dan mandibularis dibagian belakang bersambung dengan fharing. Terdiri atas
-
depan tulang maxilaris dan lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum.
Palatum mole (palatum lunak) terletak dibagian belakang yang merupakan lipatan
2.
mengngantung yang dapat bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Lidah terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid, di garis tengah sebuah
lipatan membran mukosa atau (prenulum linguas) menyambung lidah dengan lantai
3.
mulut
Fharing (Tenggorokan) : Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan. Fharing merupakan saluran berbentuk kerucut dan bahan
memberan berotot (muskulo memberanosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas
dan berjalan dari dasar tengkorak sampai vertebrata servikal ke IV, yaitu ketinggian
telinga.
Pada bagian media di sebut dengan orofaring, bagian ini terbatas sampai di akar
lidah.
sedangkan di bagian anterior di sebut dengan laringofaring yang menghubungkan
4.
di bawah lambung.
Lapisan dinding dari dalam keluar adalah lapisan Selaput lendir, lapisan submukosa,
5.
lambung.
Gaster (Lambung) : Merupakan bagian saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigastrik lambung terletak terutama di daerah epigastrik
dan sebagian disebelah kiri daerah hopokondria dan umbilical.
Terdiri dari bagian atas yaitu : fundus ventrikuli bagian yang menonjol keatas terletak
disebelah kiri osteom kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurpatura minor,
Susunan lapisan lambung dari dalam keluar terdiri dari lapisan selaput lendir, lapisan
otot melingkar, lapisan otot miring, lapisan otot panjang, lapisan jaringan ikat atau
6.
serosa.
Intestinum Minor (Usus Halus) : Usus halus adalah tabung yang panjangnya + 2,5 m
usus alus memanjang dari lambung sampai katup iliokolika tempat tersambungnya
dengan usus besar. Usus halus terletak didaerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus
dalam beberapa bagian, yaitu:
Duodenum merupakan bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm berbentuk
sepatu kuda dan kepalanya megelilingi kepala pankreas saluran empedu dan saluran
pankreas masuk kedalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula
-
dari ilium.
Ilium dan jejenum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
erat.
Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapisan serabut longitudinal dan di bawahnya
7.
8.
a.
dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus
tetap tertutup.
B. Fisiologi Pencernaan
Beberapa fungsi pencernaan diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Menerima makanan
Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
Makanan masuk melalui mulut kemudian dikunyah oleh gigi, gigi anterior (insisivus)
menyediakan kerja memotong yang kuat dan gigi posterior (molar), kerja menggiling.
Semua otot rahang yang bekerja dengan bersama- sama dapat mengatupkan gigi
6.
dengan kekuatan sebesar 55 pound pada insisivus dan 200 pound pada molar.
Setelah itu makanan ditelan, menelan merupakan mekanisme yang kompleks,
terutama faring yang hampir setiap saat melakukan fungsi lain disamping menelan
makanan dan hanya diubah dalam beberapa detik dalam traktus untuk mendorong
makanan.
a. Esophagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring kelmbung
dan gerakannya diatur secara khusus untuk melakukan fungsi tersebut.
b. Fungsi lambung ada tiga, yaitu :
- penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses didalam
duodenum,
- pencampuran makan ini dengan sekresi setengan cair yang disebut dengan kimus.
- Pengosongan makanan dengan lamat dari lambung ke usus halus pada kecepatan
7.
yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus.
Makanan akan digerakkan dengan melakukan gerakan pristaltik. Pristaltik usus yang
normal adalah 12 kali per menit. Makanan kemudian akan didorong ke usus besar dan
akan diabsorpsi baik air, elektrolit, dan penimbunan bahan feces di rektum sampai
dapat dikeluarkan melalui anus melalui proses defekasi.
bukan
merupakan
penyebab
utama
demam
pada
typhoid.
I.
Identitas
Nama
:
Jenis kelamin
Umur
:
Status perkawinan :
Pendidikan
:
Suku/Bangsa
:
Alamat
Pekerjaan orangtua
Sumber informasi
Keluhan Utama
Nn.MW
: Perempuan
20 tahun
Belum Menikah
Mahasiswa
Indonesia
: Ds Palang - Tuban
: pedagang ikan
: Pasien dan orang tua
: Panas
II.
Riwayat Keperawatan
Riwayat Penyakit Sekarang :
P
: Nn.MW dibawa ke RS karena merasakan badannya panas sekali sejak 1
minggu yg lalu. Nn.MW juga mengeluh nyeri tenggorokkan dan susah utk menelan,
sehingga nafsu makannya menurun. Nn.MW sebelumnya pernah berobat ke bidan di
desanya dan diberi obat panas tetapi meskipun begitu panasnya tdk kunjung sembuh.
-
Riwayat Penyakit Dahulu : orang tua Nn.MW mengatakan Nn.MW tdk pernah menderita
tipus sebelumnya, tapi sering panas dan sembuh jika diberi obat penurun panas.
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada riwayat penyakit keluarga.
III.
Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Nn.MW tampak lemah
Nn.MW tampak gelisah
Bibir Nn.MW tampah kering dan pecah2
Mata Nn.MW terlihat sayu dan berair
TTV :
S : 38,5 celcius (normal 36,5 37,5 celcius)
N : 84 x/menit ( 70 75 x/menit)
TD : 110/80 mmHg (S :100-120 D ; 60-90 mmHg)
RR : 18 x/menit (15 20 x/menit)
Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva anemis
Kesadaran menurun= apatis 2.2.3
Mukosa bibir kering ,pecah-pecah
Bau mulut , berselaput putih pada lidah dan
1/200
B2 (Blood)
Didapatkan TD normal (110/80 mmHg)
Takikardi (84 x/mnt)
Konjungtiva anemis
Sianosis perifer
CRT meningkat (> 3 detik)
Hb = 10,6 gram/dl (12-14 gram/dl)
Trombosit = 100.000 sel/UL (150.000-450.000 sel/UL)
Leukosit = 3500 sel/ml (4000-11000 sel/ml)
B3 (Brain)
Terlihat cemas
Kesadaran compos mentis dg GCS 456
Didapatkan S 38,5 celcius
B4 (Bladder)
Pola BAK teratur dan tdk ada kesulitan BAK
Produksi urine : 1500cc/hari (urine bag)
Frekuensi berkemih : 5x/ hari, warna kuninng jernih, bau khas urine
B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun dg porsi 1/2 piring tdk habis
Pola makan 2 x sehari
BB menurun (dr 50 kg mnjadi 47 kg)
Keadaan Lidah kotor
Gangguan menelan
Nyeri tenggorokkan
B6 (Bone)
Nn.MW terlihat lemah
Akral teraba panas
Kekuatan otot 75 % dg skala 4
IV.
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Rutin
B. ANALISA DATA
Analisa data 1
Ds
DATA
:
Nn.MW
mengatakan
badannya panas
Do:
Trombosit = 100.000
sel/UL
(150.000-
450.000 sel/UL)
Leukosit = 3500
sel/ml
(4000-11000
sel/ml)
o Nn.MW tampak lemah
o Bibir Nn.MW tampah
kering dan pecah2
o Suhu tubuh 38,5 C
o Akral teraba panas
o Uji widal didaptkan
titer 1/200
ETIOLOGI
Salmonela typhosa masuk
PROBLEM
Gangguan
krongga usus
keseimbangan
Mengeluarkan endotoxin
Sintesa dan pelepasan zat
pirogen
Zat pirogen beredar di darah
Merangsang pusat
termoregulator (hipotalamus)
Peningkatan set.ponit
hipotalamus
Suhu tubuh meningkat
gg.Keseimbangan suhu tubuh
suhu
tubuh
(hipertermi)
Analisa data 2
DATA
Ds:
Nn.MW
mengatakan
nafsu
makan
menurun
Do:
Hb
=
10,6
gram/dL
- BB: 50Kg -> 48 Kg
(Antropometri)
Pengecapan
lidah : bau mulut ,
berselaput
putih
pada lidah
tepi
dan
hiperemi
ETIOLOGI
Bakteri salmonela masuk
PROBLEM
Pemenuhan nutri
ke sal.cerna
Tertinggal di faring
tubuh
Iritasi faring
Nyeri tenggorokan
Anorexia
HCl meningkat
Mual muntah
gg. Pemenuhan kebutuhan
nutrsi
(lidah tifoid)
- Bibir kering
pecah-pecah,
mukosa mulut
kering
- Perut agak
kembung
- mual/ muntah
saat
makan sehingga
makan hanya
sedikit bahkan
setengah porsi
C. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermia) b.d proses peradangan usus oleh
2.
Salmonella typhosa
Gangguan Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh b.d susah
No.dx
l
30 1.
Mar
Tujuan :
Intervensi
1.
2.
Dalam
201
waktu 1x8
jam
suhu
dalam
batasi
linen
tempat
tidur
kompres
batas
hangat
normal
mandi
pada
Criteria
lipatan
hasil :
paha,
hindari
Klien
air
es dan alkohol 3.
4. Anjurkan pasien
badannya
untuk
meningkat
proses penyakit
infeksi akut
Suhu ruangan
atau
jumlah
selimut
harus
diubah
untuk
mempertahank
an
suhu
mendekati
penggunaan
mengatak
an
Suhu
menunjukkan
sesuai indikasi 2.
3.
Berikan
tubuh
et
2
Rasional
banyak
minum
normal
Dapat
mengurangi
demam.
Axila,
leher
atau
lagi
Berikan pembuluh
an
suhu
darah yg lebih
antipiretik
tubuh
Berikan besar.
normal
antibiotic
Catatan
:
antara
(kloramfenikol)
penggunaan air
36,5-37,5
es
mungkin
celcius
Bibir
menyebabkan
-
tampak
kedinginan dan
lembab
mecahkan
tdk pecah
Uji widal
pembuluh
darah,
<1/200(ne
itu
gative)
Leukosit
normal
(400011000
sel/ml)
Trombosit
alkohol
dapat
mengeringkan
dalam
batas
selain
4.
kulit.
peningkatan
suhu
tubuh
mengakibatkan
penguapan
tubuh
Jam
Implementas
/tgl
1.
Evaluasi
Mengkaji S : Nn.MW
suhu pasien
mengataka
Mengkaji
n badanya
suhu
masih
lingkungan,
panas
membatasi
O:
linen
tempat
Suhu
tidur
sesuai
tubuh 37,8
indikasi
celsius
3.
Memberikan
Bibir
kompres
tampak
mandi hangat
lembab
pada
axila,
Leukosit=
2.
leher
atau 6000
Uji widal
lipatan paha,
1/160
menghindari
Trombosit
penggunaan
= 200.000
air
es
dan
sel/UL
alcohol
A : masalah
4.
Anjurkan
teratasi
pasien untuk
sebagian
banyak
P
:
minum,
lanjutkan
minum
2,5
intervensi 1
liter / 24 jam
5.
Melakukan 2 3 4 5
kolaborasi :
Mberikan
antipiretik
Mberikan
antibiotik
TT
D
dalam
meningkat
batas
sehingga perlu
normal
diimbangi
(150.000-
dengan asupan
450.000
cairan
sel/UL)
yang
banyak
5.
Antipiretik
digunakan
untuk
mengurangi
demam dengan
aksi
sentral
pada
hypothalamus.
Antibiotic
digunakan
untuk
mengatasi
penyebab
inflamasi
(bakteri
S.Typii).
2.
1.
Jelaskan
pada
1.
untuk
Tujuan :
klien
Dalam
1.
dan meningkatkan
Nn.MW
klien mengatakan
pada
makannya
manfaat
bertambah.
makanan/nut
O:
klien
jam
tentang
Menjelaskan S
lemah
Menunjukk
an
peningkat
an
berat
badan
Konjungtiv
parenteral.
karena
mudah
ditelan
dan
Makan 1
Mengkaji porsi habis
Mukosa
adanya alergi
risi.
2.
3.
makanan
bibir lembab
Memonitor
Tdk
tipe
dan tamapak
jumlah
lelah
aktifitas yang Berat badan
49
biasa
Konjuntiva
dilakukan
4.
Menimbang merah muda
Hb=
12
berat badan
gram/dL
klien setiap 2
A : masalah
hari
5. Memberikan teratasi
P
:
makanan
porsi pertahankan
dan intervensi
dalam
kecil
frekuensi
6.
sering
Melakukan
kolaborasi
Ahli gizi
Menberikan
nutrisi
dengan
diet
lembek, tidak
mengandung
banyak serat,
tidak
merangsang,
mencegah
maupun
perdarahan/per
menimbulkan
forasi usus
dokter
banyak
:
gas
dan
antasida
dihidangkan
mengurangi
saat
masih
normal
muntah.
(merah
Nutrisi
hangat.
Dokter
muda)
parenteral
Memberikan
dibutuhkan
antasida dan
terutama
jika
kebutuhan
nutrisi per oral
sangat kurang
nutrisi
parenteral
dilakukan.
PP No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan pasal 22 ayat 1: bagi tenaga
kesehatan dalam menjalankan tugas wajib memberikan infornmasi dan meminta
d.
persetujuan .
UU No. 23 tahun 1992 tentang tenaga kesehatan pasal 15 ayat 2: tindakan medis
tertentu hanya bisa dilakukan dengan persetujuan yang bersangkutan atau keluarga.
utk memahami
Persetujuan harus diberikan setelah diberikan informasi yg cukup sbg pertimbangan
utk membuat keputusan
komplikasi perdarahan.
2. Diet
a.
Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c.
Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3.
a.
b.
-
Obat-obatan
Antimikroba
Kloramfenikol
Tiamfenikol
Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulkametoksazol)
Obat Symptomatik
Antipiretik
Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang toksik
Supportif : vitamin-vitamin.
Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikiatri (Rahmad Juwono,
1996).
Hari/tanggal
: Jumat, 30-03-2012
Jam
: 10.00 WIB
Tempat
Sasaran
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Alat dan Media
1. Leaflet
2. Flip Chart
3. Laptop
4. LCD
Waktu
Kegiatan
mahasiswa
Pembicara
Penanggung
Jawab
Pembukaan
5 Menit
1)
2)
3)
4)
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menyampaikan topik
Menjelaskan tujuan
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
penyuluhan
5) Menjelaskan mekanisme 5) Mendengarkan
penyuluhan
6) Melakukan Kontrak
2
1)
2)
3)
4)
10 Menit
waktu
Penyajian Materi
Moderator
6) Mendengarkan
Penyaji
1) Mengkaji pengetahuan
1) Menjawab
2) Menyampaikan materi
2) Mendengarkan
tentang :
a.
Pengertian
penyakit
Thypus Abdominalis
b.
Tanda
dan
penyakit
gejala
Thypus
Abdominalis
c.
Faktor
penyakit
penyebab
Thypus
Abdominalis
d.
Pencegahan
penyakit
Thypus Abdominalis
dan
Memperhatikan
Evaluasi
pada masyarakat
Penyaji
bertanya
2) Menanyakan kembali
5 Menit
Pembimbing
2.
Penyaji
Observer
1) Mendengarkan
2) Menjawab salam
Fasilitator
Fasilitator
: Hamidatus Daris,S.Kep,Ns
: Membuka dan menutup kegiatan
Membuat susunan acara dengan jelas
Memimpin jalannya kegiatan
: Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas
Job Discription
5.
Moderator
: Nur Vadhillah
Job Discription
4.
Moderator
1.
3.
2) Menjawab
Job Discription
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT THYPUS ABDOMINALIS
I.
gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran.
II.
TANDA DAN GEJALA PENYAKIT THYPUS ABDOMINALIS
1. Perasaan tidak enak badan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lesu
Nyeri kepala
Pusing-pusing, tidak bersemangat
Bibir kering, pecah-pecah
Perut agak kembung dan nyeri tekan.
Suhu badan meningkat; lebih dari 7 hari. Pada kasus-kasus tertentu, demam
8.
demam
9. Kadang diare, mual, muntah
III.
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT THYPUS ABDOMINALIS
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhosa. Kuman ini dapat hidup
dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yanng lebih rendah
sedikit, namun mati pada suhu 700C maupun oleh antiseptic.
IV.
PENCEGAHAN PENYAKIT THYPUS ABDOMINALIS
a. Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit, maka dapat dilakukan pengendalian.
b. Perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan.
c.
Pembuangan sampah, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman,
peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
d.
populasi lalat
Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan tinja)
secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri makanan maupun
restoran.
e. Sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan klien dengan menggunakan
f.
antiseptik.
Mencuci tangan dengan sabun.
DAFTAR HADIR PESERTA
PENDIDIKAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
PENYAKIT TYPHUS ABDOMINALIS
DI AULA RUMAH SAKIT NU TUBAN
N
O
NAMA
ALAMAT
TANDA TANGAN
BAB III
RINGKASAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.
Thyfus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna,
dan gangguan kesadaran. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella
Typhosa. Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada
suhu yanng lebih rendah sedikit, namun mati pada suhu 70 0C maupun oleh antiseptic.
Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Pada minggu pertama
gejala klinis penyakit ini di temukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya yaitu :
Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah obstipasi atau
Demam, bradikardia relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 10C tidak
Perawatan
pada
penderita
typus
abdominalis
ini
adalah
dengan