Anda di halaman 1dari 12

Kasih Karunia

Ayat bacaan: Roma 11:6


===================
"Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih
karunia, maka bukan lagi karena perbuatan,
sebab jika tidak demikian, maka kasih
karunia itu bukan lagi kasih karunia."

kasih karunia, hadiah cuma-cuma dari


Tuhan, keselamatan, hidup yang kekal

Nilai tukar, balas jasa, upah, gaji, imbalan,


itu semua merupakan hal yang tidak lagi
asing bagi kita. Ketika kita bekerja tentu kita
mengharapkan sebuah imbalan. Sebuah
konsep "take and give" dalam arti seluas-
luasnya merupakan sebuah proses mata
rantai yang lumrah dalam hidup, baik dalam
lingkungan keluarga, pertemanan, dunia
usaha dan sebagainya.

Kecenderungan manusia adalah melakukan


sesuatu untuk mendapatkan imbalan,
mendapatkan sebentuk balas jasa. Sejak
jaman sebelum uang dipakai sebagai
sebuah alat tukar, orang sudah menerapkan
hal ini melalui barter atau pertukaran.
Seekor kambing ditukar dengan alat
pertanian misalnya. Hal tersebut hingga
saat ini pun masih berlangsung. Ada orang
yang masih menggadaikan benda
kesayangannya sebagai alat tukar untuk
mendapatkan sesuatu.

Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan


dan menerima upah atasnya, itu
merupakan sebuah hak yang kita peroleh
berdasarkan kerja keras kita. "Kalau ada
orang yang bekerja, upahnya tidak
diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi
sebagai haknya." (Roma 4:4).

Ketika anda merasa berhutang budi pada


seseorang dan memberi hadiah pada suatu
ketika, itu adalah sebuah imbalan balas jasa
yang timbul dari rasa berhutang budi. Itu
semua bukanlah sesuatu yang dinamakan
dengan kasih karunia. Kasih karunia adalah
sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma.
Tuhan menawarkan keselamatan untuk
memperoleh hidup yang kekal melalui
sebuah pemberian kasih karunia kepada
manusia yang sebenarnya tidak layak
mendapatkan itu.

Apakah Tuhan memberikan kasih karunia


karena Dia berhutang sesuatu kepada kita
manusia? Tidak. Tuhan tidak pernah dan
tidak akan perlu berhutang pada siapapun.
Tuhan tidak berhutang sebuah hidup yang
kekal kepada kita. Tapi tetap Dia
menawarkan keselamatan untuk hidup yang
kekal kepada kita. Dia menawarkannya
sebagai hadiah. Itulah bentuk kasih karunia.
Belas kasih Tuhan memberikan
pengampunan kepada kita orang yang tidak
layak, kasih karunia yang turun kepada kita
memberikan keselamatan dan menjadikan
kita dibenarkan. Kita menjadi orang yang
dibenarkan, dan berhak mendapat hidup
yang kekal, itu semua adalah hasil kasih
karunia Tuhan.

Mari kita lihat sebuah ilustrasi mengenai


bentuk kasih karunia. Dalam kisah anak
bungsu dan anak sulung pada Injil Lukas
15:11-32, kita ketahui bahwa anak bungsu
telah berlaku sebagai anak durhaka. Ia
meminta warisan ketika ayahnya masih
hidup, dan pergi memakainya untuk
berfoya-foya. Ketika semuanya habis dan
dia hidup menderita, bahkan sampai makan
ampas makanan babi, ia pun sadar akan
kesalahannya. Dia pun memutuskan untuk
kembali kepada ayahnya untuk memohon
belas kasih supaya mendapat
pengampunan. Si bungsu berkata: "Aku
akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan
berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;
jadikanlah aku sebagai salah seorang
upahan bapa." (Lukas 15:18-19). Apakah
ayahnya mengampuni? Kita tahu ceritanya.
Dari jauh begitu ayahnya melihat
kedatangannya, ayahnya berlari dan segera
memeluk dan mencium si bungsu. Itu
sebuah proses belas kasih. Mari kita baca
ayatnya: "Maka bangkitlah ia dan pergi
kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan
mencium dia." (ay 20). Lihat ketika si anak
bungsu tahu dosa-dosanya, ia sadar betul
bahwa ia sesungguhnya tidak lagi layak
untuk dianggap sebagai anak. (ay 21). Tapi
apa jawab ayahnya? "Tetapi ayah itu
berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah
bawa ke mari jubah yang terbaik,
pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada
kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun
itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan
dan bersukacita." (ay 22-23). Jubah yang
terbaik, cincin dan sepatu, diikuti dengan
memotong lembu tambun untuk pesta
sukacita, yang diberikan kepada anak
durhaka yang sebenarnya sama sekali tidak
layak untuk menerimanya, secara cuma-
cuma, itulah kasih karunia.

Dengan kasih karunia, Tuhan


menyelamatkan kita dan memberikan hidup
yang kekal secara cuma-cuma. Itu bukanlah
atas hasil usaha, tapi merupakan pemberian
Tuhan. Kasih karunia bukanlah seperti
sebuah tiket keselamatan yang bisa dibeli,
tapi murni merupakan hadiah dari Allah
yang begitu mengasihi kita. "Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Sebuah
kasih karunia dianugrahkan kepada kita
hanya lewat Yesus. Kita memperoleh kasih
karunia tersebut dan oleh karenanya
dibenarkan dengan cuma-cuma, semua
karena penebusan dalam Kristus. "dan oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus." (Roma 3:24). Tanpa Yesus,
dan hanya mengandalkan hukum-hukum
agama dan tata cara peribadatan, maka itu
artinya kita hidup di luar kasih karunia.
"Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu
mengharapkan kebenaran oleh hukum
Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia."
(Galatia 5:4).

Sebuah kasih karunia adalah hadiah cuma-


cuma dari Tuhan yang dianugrahkan pada
kita lewat Yesus Kristus. Dan luar biasanya,
Tuhan mengatakan bahwa dimana dosa dan
pelanggaran bertambah banyak, disitulah
kasih karunia Tuhan menjadi berlimpah-
limpah. (Roma 5:20). Meski demikian, kasih
karunia bukan berarti bahwa kita boleh
terus berbuat dosa. (Roma 6:1). Seperti
layaknya sebuah hadiah yang sangat
berharga, tentu kita akan selalu menghargai
hadiah itu, menjaganya dengan sepenuh
hati sebagai sesuatu yang sangat istimewa.
Tuhan telah menganugrahkan sebuah
hadiah yang sangat istimewa, kita menjadi
orang yang dibenarkan oleh kasih
karuniaNya dan berhak memperoleh
sebuah kehidupan kekal sesuai dengan
pengharapan kita. (Titus 3:7). Tidak ada
orang yang mau berakhir dalam siksa kekal,
dan jalan untuk selamat sudah dihadiahkan
Tuhan secara cuma-cuma dalam Kristus.
Ketika kita menolak tawaran kasih karunia
Tuhan tersebut, itu sama artinya dengan
kita memilih untuk menghadapi
penghukuman yang kekal. Semua pilihan
ada di tangan kita. Yang pasti Tuhan begitu
mengasihi kita dan rindu untuk terus
melimpahkan kasih karuniaNya.
Hanya dengan kasih karunia dalam Yesus
kita memperoleh keselamatan untuk
berhak menerima kehidupan yang kekal

Anda mungkin juga menyukai