Anda di halaman 1dari 23

Doa API Unggun Kemah Blok

Allah dan Bapa Lami


 

DOA API
UNGGUN
KEMAH
 Ya Allah, Ya
Tuhan Kami Pada
Hari ini 19
Oktober 2022
Kami
Keluarga Besar
SMK ST.PETRUS
KETAPANG
menengadahkan
tangan
seraya memohon
BERKAT-MU
Dengan menyebut
nama Allah Yang
Maha Pengasih,
Lagi Maha
Penyayang, atas
dan keagungan-
Mu ya Allah,
perkenankanlah
kami SEMUA
KAMI yang hadir
dalam upacara ini
memanjatkan puji
dan syukur
ke Hadirat-Mu,
atas limpahan
rahmat dan
anugerah-Mu
yang tiada
BATAS,semoga
kami termasuk
hamba-Mu yang
pandai
mensyukuri
nikmat dan
karunia-MU.Ya
Allah Yang Maha
Pengampun,
Ampunilah dosa
dan kesalahan
KAMI, orang tua
kami, SAUDRA –
SAUDARA
KAMI. kakak
 –
 kakak pembina
kami dan
kesalahan teman
 –
 teman kami.
Jauhkanlah kami
dari segala
bencana dan
malapetaka yang
membawa
kerusakan.Ya
Allah Yang Maha
Petunjuk
Bimbinglah kami
untuk senantiasa
berada di jalan-
Mu, Jalan yang
selalu Engkau
KEHENDAKI
Bimbinglah kami
untuk senantiasa
mengamalkan
Dasa Dharma
dimanapun kami
berada. Ya Allah
Yang Maha
KASIH,
Kabulkanlah doa
kami Jadikanlah
kegiatan ini
selalu
berada didalam
PERLINDUNGAN
TANGAN
KASIH-MU,
Semoga Engkau
menjadikan salah
satu kegiatan
ini sebagai
suatu ibadah.Ya
Allah Yang Maha
Bijaksana,
limpahkanlah
kepada kami
kekuatan lahir
dan
batin, keteguhan
iman,kesabaran
yang dalam,
ketabahan serta
kekuatan dalam
menjalankan
segala tugas dan
tanggung jawab
kami, sehingga
kami mampu
melaksanakannya
dengan
bimbingan,
naungan, ridho
danhidayah-
Mu.Ya ..
AllahEngkaulah
satu-satunya
harapan kami,
Hanya kepada-Mu
lah kami berserah
diri, dan hanya
kepada-Mu
lah kami mohon
pertolongan.
Ya Allah Ya Tuhan
Kami...Bimbingla
h kami, agar
selalu dapat
mengamalkan
DasaDharmaMen
jadi pramuka
sejati, yang tak
kan pernah putus
asaSenantiasa
berguna, bagi
nusa dan
bangsaAmin...am
in..kabulkanlah
doa kam
Ya Allah, ya Tuhan yang Maha Rahim
Dalam limpahan rahmat dan karunia-Mu, pada malam hari ini, kami segenap
warga pramuka, bersama-sama mengenang kembali, pemberian kepercayaan
dari pemerintah dan bangsa Indonesia, kepada gerakan pramuka, untuk
menyelenggarakan pembinaan bagi generasi muda Indonesia melalui wadah
pendidikan kepanduan nasional, gerakan praja muda karana.
          Kami tengadahkan hati kami, bersimpuh dihadapan-Mu, untuk
memanjatkan puji dan syukur, seraya mengantarkan seberkas doa, semoga
Engkau berkenan menerimanya.
          Ya Allah, yang Maha pengasih tak pilih kasih
Berikanlah bimbingan, perlindungan dan kekuatan lahir dan batin, dalam kami
membina anak-anak bangsa kami, generasi penerus, pewaris cita-cita
perjuangan pahlawan kami. Hiasilah diri kami dengan iman, ilmu serta budi
yang utama. Berilah kami kejernihan pikir, hati yang lapang dan kesabaran
dalam kami melaksanakan tugas dan kewajiban kami.
          Ya Allah, yang Maha Kuasa, penggenggam kehidupan dan semesta raya
Janganlah Engkau bebankan diatas pundak kami, suatu perkara yang tiada
sanggup kami memikulnya. Jauhkanlah diri kami dari segala rasa dengki ini,
fitnah dan hasutan syetan. Hindarkanlah diri kami dan bangsa kami dari segala
musibah, bencana dan mara bahaya. Jadikanlah kami orang yang sabar dalam
menerima cobaan-Mu ya Allah, serta masukanlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang mendapat perlindungan-Mu di hari akhir nanti
          Ya Allah, illahi rabbi
Hanya kepada-Mu kami berserah diri, bertawakal dan bertaubat dengan sepenuh
harapan, perkenankanlah do’a dan permohonan kami
Sebagai model kami menggunakan lukisannya yang indah bertajuk Api
Unggun Saat Matahari Terbenam. Sewaktu kami melukis, kami berbincang
mengenai iman—bagaimana sewaktu kita memandang terang dan
kehangatan api unggun, kita meninggalkan kegelapan dan ketidakpastian
di belakang kita—bagaimana pada malam-malam yang panjang dan sepi,
api unggun iman kita dapat memberi pengharapan dan kepastian. Dan
fajar pasti datang. Api unggun iman kita—kenangan, pengalaman, dan
warisan iman kita dalam kebaikan dan belas kasihan lembut Allah dalam
kehidupan kita—telah memperkuat kita di sepanjang malam.
Kesaksian saya adalah—bagi mereka yang mencari, mengizinkan, dan
mengupayakannya—fajar iman, terkadang secara berangsur, akan datang
atau dapat kembali. Terang akan datang ketika kita menghasratkan dan
mencarinya, ketika kita bersabar dan patuh pada perintah-perintah Allah,
ketika kita terbuka pada kasih karunia, penyembuhan, dan perjanjian
Allah.

Sewaktu kami mulai melukis, Penatua Scott mengimbau, “Gerrit, bahkan


dengan satu pelajaran Anda akan melukis sesuatu yang Anda ingin
simpan dan ingat.” Penatua Scott benar. Saya menghargai lukisan cat air
api unggun iman kami yang saya buat dengan bantuan Penatua Scott.
Kemampuan artistik saya dahulu dan sekarang tetap terbatas, namun
ingatan akan api unggun iman kita dapat mendorong kita dalam lima cara.

Pertama, api unggun iman kita dapat mendorong kita untuk menemukan
sukacita dalam kreativitas yang bermanfaat.

Ada sukacita dalam membayangkan, mempelajari, melakukan hal-hal baru


yang bermanfaat. Ini khususnya benar sewaktu kita memperdalam iman
dan kepercayaan kepada Bapa Surgawi dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Kita
tidak dapat cukup mengasihi diri kita untuk menebus diri kita. Namun
Bapa Surgawi lebih mengasihi kita dan mengenal kita dengan lebih baik
daripada kita mengasihi dan mengenal diri kita. Kita dapat memercayai
Tuhan dan tidak bersandar pada pemahaman kita sendiri. 9
Pernahkah Anda menjadi satu-satunya orang yang tidak diundang ke
pesta ulang tahun seseorang?

Pernahkah Anda dipilih terakhir, atau tidak dipilih, ketika seleksi tim?

Pernahkah Anda bersiap untuk ujian sekolah, wawancara kerja, satu


kesempatan yang sangat Anda dambakan—dan Anda merasa gagal?
Pernahkah Anda berdoa untuk sebuah hubungan yang, karena alasan apa
pun, tidak berhasil?

Pernahkah Anda mengalami sakit kronis, diabaikan oleh pasangan,


tersiksa untuk keluarga?

Juruselamat kita mengetahui situasi kita. Sewaktu kita menjalankan hak


pilihan yang diberikan Allah dan mengerahkan semua kemampuan kita
dalam kerendahhatian dan iman, Juruselamat kita, Yesus Kristus, dapat
menolong kita menghadapi tantangan dan sukacita hidup. Iman mencakup
hasrat dan pilihan untuk percaya. Iman juga datang dari mematuhi
perintah-perintah Allah, yang diberikan untuk memberkati kita, ketika kita
mengikuti jalan perjanjian-Nya.

Ketika kita pernah merasa, atau merasakan, tidak pasti, sendirian, frustasi,
marah, gagal, kecewa, atau dijauhkan dari Allah dan Gereja-Nya yang
dipulihkan, mungkin memerlukan sejumlah upaya yang ekstra dan iman
untuk memasuki kembali jalan perjanjian-Nya. Tetapi itu patut
diupayakan! Mohon datanglah, atau datanglah kembali, kepada Tuhan
Yesus Kristus! Kasih Allah lebih kuat daripada tali kematian—jasmani atau
rohani.10 Pendamaian Juruselamat adalah tanpa batas dan kekal. Kita
masing-masing ragu dan gagal. Kita mungkin, terkadang, kehilangan jalan
kita. Allah dengan penuh kasih meyakinkan kita, terlepas di mana kita
berada atau apa yang telah kita lakukan, selalu ada titik balik. Dia
menunggu untuk merangkul kita.11
Kedua, api unggun iman kita dapat mendorong kita untuk melayani dalam
cara yang baru, lebih tinggi, dan lebih kudus yang diilhami Roh.

Melayani dengan cara itu mendatangkan mukjizat dan berkat-berkat dari


kepemilikan perjanjian Allah—di mana kita merasakan kasih Allah dan
berusaha untuk melayani orang lain dalam semangat itu.

Belum lama, Sister Gong dan saya berkenalan dengan seorang ayah dan
keluarga yang diberkati oleh seorang brother pemegang imamat yang setia
yang datang kepada uskup mereka dan bertanya apakah dia (brother
pemegang imamat itu) dapat menjadi rekan pengajaran ke rumah dengan
ayah tersebut. Ayah tersebut tidak aktif dan tidak berminat untuk
pengajaran ke rumah. Tetapi sewaktu hati ayah tersebut berubah, dia dan
brother pemegang imamat yang penuh kasih ini mulai mengunjungi
keluarga-keluarga “mereka.” Setelah salah satu kunjungan, istrinya—yang
waktu itu tidak menghadiri Gereja—bertanya kepada suaminya
bagaimana kunjungannya. Ayah tersebut mengakui, “Saya mungkin
merasakan sesuatu”—kemudian dia pergi ke dapur untuk mengambil bir. 12
Tetapi satu pengalaman mengikuti yang lainnya: pengalaman lembut,
pelayanan, perubahan hati, kelas persiapan bait suci, datang ke Gereja,
dimeteraikan sebagai keluarga di bait suci kudus. Bayangkan betapa
bersyukurnya anak-anak dan cucu-cucu bagi ayah dan ibu mereka dan
bagi rekan brother yang Melayani yang menjadi teman dan rekan ayah
mereka untuk melayani dan mengasihi orang lain.

Dorongan ketiga api unggun iman: sukacita dan berkat Injil yang kreatif
datang ketika kita berupaya mengasihi Allah dan orang lain dengan
segenap hati dan jiwa kita.

Tulisan suci mengajak kita untuk menaruh segenap upaya kita di altar
kasih dan pelayanan. Dalam Perjanjian Lama, Kitab Ulangan menasihati
kita untuk “mengasihi Tuhan, Allahmu” dengan segenap hati, jiwa, dan
kekuatan kita.13 Yosua mendesak, “[Kasihi] Tuhan, Allahmu, menurut
segala jalan yang ditunjukkan-Nya, … mengikuti perintah-perintah-Nya,
berpaut pada-Nya, dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu.”15
Dalam Perjanjian Baru, Juruselamat kita menyatakan dua perintah besar:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, … dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.”15
Dalam Kitab Mormon: Kesaksian Lain tentang Yesus Kristus, Raja
Benyamin bekerja “dengan segala daya tubuhnya dan kecakapan seluruh
jiwanya” dan menegakkan kedamaian di tanah itu.16 Dalam Ajaran dan
Perjanjian, sebagaimana setiap misionaris mengetahui, Tuhan meminta
kita untuk melayani dengan segenap “hati, daya, pikiran dan kekuatan”
kita.17 Ketika para Orang Suci memasuki Jackson County, Tuhan
memerintahkan mereka untuk menaati kekudusan Sabat dengan
mengasihi “Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap
daya, pikiran, dan kekuatanmu; dan dalam nama Yesus Kristus engkau
hendaknya melayani-Nya.”18
Kita bersukacita dalam ajakan untuk mengabdikan seluruh jiwa kita untuk
mengupayakan cara yang lebih tinggi dan lebih kudus untuk mengasihi
Allah dan mereka di sekitar kita dan untuk memperkuat iman kita kepada
Bapa Surgawi dan Yesus Kristus di hati kita dan di rumah kita dan di
Gereja.

Keempat, api unggun iman kita mendorong kita untuk menegakkan pola
reguler dari hidup saleh yang memperdalam iman dan kerohanian.

Kebiasaan kudus, perilaku saleh, atau pola penuh doa dapat mencakup
doa; penelaahan tulisan suci; berpuasa; mengingat Juruselamat dan
perjanjian kita melalui tata cara sakramen; berbagi berkat-berkat Injil
melalui misionaris, bait suci dan sejarah keluarga, dan pelayanan lainnya;
membuat jurnal pribadi yang bijaksana; dan lain-lain.

Ketika pola yang saleh dan kerinduan rohani digabungkan, waktu ini dan
kekekalan datang bersama-sama. Terang dan kehidupan rohani datang
ketika ketaatan keagamaan yang teratur mendekatkan kita kepada Bapa
Surgawi dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Ketika kita mengasihi roh
dan tata cara hukum, hal-hal kekekalan dapat menitik ke atas jiwamu
bagaikan embun dari langit.19 Dengan kepatuhan setiap hari dan air hidup
yang menyegarkan, kita menemukan jawaban, iman, dan kekuatan untuk
menghadapi tantangan dan kesempatan setiap hari dengan kesabaran,
perspektif, dan sukacita Injil.
Kelima, sewaktu kita menaati pola familier yang terbaik sementara
mencari cara yang baru dan lebih kudus untuk mengasihi Allah dan saling
melayani, api unggun iman kita dapat mendorong kita untuk mengingat
bahwa kesempurnaan adalah dalam Kristus, bukan dalam diri kita atau
dalam kesempurnaan dari dunia.

Ajakan Allah adalah penuh kasih dan kemungkinan karena Yesus Kristus
adalah “jalan, kebenaran, dan hidup.”20 Kepada mereka yang merasa
terbebani, ajakan-Nya, “Marilah kepada-Ku,” dan kepada mereka yang
datang kepada-Nya, Dia berjanji, “Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.”21 “Datanglah kepada Kristus, dan disempurnakanlah di dalam
Dia, … [kasihilah] Allah dengan segala daya, pikiran dan kekuatanmu,
maka kasih karunia-Nya cukuplah bagimu, sehingga dengan kasih
karunia-Nya kamu boleh menjadi sempurna di dalam Kristus.” 22
Dengan kepastian ini “dengan kasih karunia-Nya kamu boleh menjadi
sempurna di dalam Kristus” ada juga penghiburan, kedamaian, dan janji
bahwa kita dapat terus maju dengan iman dan keyakinan kepada Tuhan
bahkan ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kita duga,
harapkan, atau mungkin patut dapatkan, tanpa kesalahan dari kita sendiri,
bahkan setelah kita telah melakukan yang terbaik.

Di berbagai waktu dan cara, kita semua merasa tidak mumpuni, tidak
yakin, mungkin tidak layak. Namun dalam upaya setia kita untuk
mengasihi Allah dan melayani sesama kita, kita dapat merasakan kasih
Allah dan ilham yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka dan kita
dengan cara yang baru dan lebih kudus.

Dengan rasa iba, Juruselamat kita mengimbau dan berjanji bahwa kita
dapat “maju terus dengan ketabahan di dalam Kristus, memiliki
kecemerlangan harapan yang sempurna, dan kasih bagi Allah dan bagi
semua orang.”23 Ajaran Kristus, Pendamaian Juruselamat kita, dan
kepatuhan yang sepenuh jiwa di jalan perjanjian-Nya dapat menolong kita
mengetahui kebenaran-Nya dan memerdekakan kita.24
Saya bersaksi akan kegenapan Injil-Nya dan rencana kebahagiaan-Nya
dipulihkan dan diajarkan di Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci
Zaman Akhir, dalam tulisan suci kudus, dan oleh para nabi mulai dari
Nabi Joseph Smith hingga Presiden Russell M. Nelson saat ini. Saya
bersaksi bahwa jalan perjanjian-Nya menuntun pada karunia terbesar yang
Bapa Surgawi pengasih kita janjikan: “Kamu akan memperoleh kehidupan
kekal.”25
Semoga berkat-berkat-Nya dan sukacita abadi menjadi milik kita sewaktu
kita menghangatkan hati dan harapan serta komitmen kita di api unggun
iman, saya berdoa dalam nama sakral dan kudus Yesus Kristus, amin.

Anda mungkin juga menyukai