FIRMAN TUHAN:
Ayat Nas: Surat Galatia 5:13:
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi
janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan
untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain
oleh kasih.”
Pengantar
Secara historis dan empiris, kita mendapati bahwa kemerdekaan suatu
negara diperoleh melalui tiga kemungkinan. Pertama, kemerdekaan diperoleh
karena memang tidak pernah dijajah. Negara merdeka yang tidak pernah
dijajah, misalnya Thailand. Kedua, kemerdekaan diperoleh melalui perjuangan
atau peperangan. Negara yang memperoleh kemerdekaan melalui
perjuangan dan peperangan adalah NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia), negeri kita. Ketiga, kemerdekaan yang diperoleh karena
pemberian atau hadiah, misalnya Malaysia dan Brunai.
Kita dipanggil oleh Tuhan untuk merdeka, bukan tanpa tujuan. Pertama, kita
dipanggil untuk merdeka, supaya kita jangan mempergunakan kemerdekaan
itu sebagai kesempatan untuk berbuat dosa dan kejahatan. Supaya kita
jangan menggunakan panggilan kemerdekaan dari Tuhan untuk menuruti
hawa nafsu kedagingan yang membawa kita ke dalam kejahatan dan
kebinasaan. Supaya kita tidak membiarkan hidup kita menjadi tawanan dosa
dan kejahatan.
Kedua, kita dipanggil oleh Tuhan untuk merdeka supaya kita saling mengasihi
dan melayani seorang akan yang lain. Supaya kita saling mengasihi, saling
peduli dan saling membantu sesama kekasih Tuhan. Supaya kita memberikan
pelayanan dengan berdasarkan kasih Yesus Kristus, Tuhan yang sangat
mengasihi kita.
Karenanya, kemerdekaan yang kita peroleh dari Allah harus kita pergunakan
untuk mendorong hati kita, agar kita lebih setia memuji, memuliakan dan
menyembah Dia dengan segenap hati dan jiwa. Supaya kita semakin
bersukacita dalam memberi persembahan dan melakukan pelayanan untuk
kemuliaan nama-Nya.
Percayalah! Apabila Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa sudah
memerdekakan kita, maka kita pun sungguh-sungguh merdeka. Kita benar-
benar sudah merdeka dari belenggu dosa. Kita sudah merdeka dari hukuman
dosa dan kejahatan dunia. Dalam Injil Yohanes 8:36, Firman Tuhan
berbunyi: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar
merdeka.”
Ingatlah! Siapapun dia, kalau mau ikut Tuhan, maka ia akan menghadapi
banyak godaan. Kalau ada orang ingin berbuat baik, lebih baik dan terbaik
dalam nama-Nya, selalu ada banyak gangguan dan godaan yang
menghadangnya. Namun percayalah! Barangsiapa dapat bertahan sampai
pada akhirnya, maka ia akan memperoleh bagian hidup kekal yang penuh
sukacita dan damai sejahtera pada waktu-Nya.
Berbahagialah kita
Berbahagialah kita yang telah dipanggil untuk merdeka dan tidak
mempergunakannya sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
karena Dia sudah menebus dan menyelamatkan kita dari segala dosa kita
melalui pengorbanannya, mati di kayu salib, dikuburkan dan bangkit dari
antara orang mati pada hari yang ketiga.
Menurut Anda, apakah yang harus di jaga dalam hidup ini? Ada orang yang mengatakan :
pikiranlah yang harus di jaga. Kemudian ada yang mengatakan harta dan ada juga yang
mengatakan Kesehatan. Semuanya itu baik dan penting untuk di jaga. Namun ada satu hal
terpenting yang harus dijaga lebih dari pada yang lain, dan hal itu adalah HATI.
Ada sepasang suami istri yang baru pindah ke sebuah kompleks perumahan. Suatu pagi saat
sedang sarapan mereka melihat keluar dari jendela kaca, tetanga depan rumah mereka sedang
menjemur pakaian. Sang istri langsung memberi komentar memprotes kerja tetangganya itu :
“Wah itu baju-bajunya dicuci kurang bersih, sepertinya ibu itu tidak tahu cara mencuci
pakaian dengan benar.”
Suaminya menoleh, tetapi ia diam dan tidak memberi komentar apapun. Sejak hari itu, setiap
pagi ketika tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar
tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya. “Mungkin dia perlu sabun cuci
yang lebih bagus sebab cuciannya masih kotor.” “Wah apakah suaminya tidak risih memakai
pakaian yang masih kotor seperti itu?” Ada saja komentar yang diberi sang istri terhadap
tetangganya.
Seminggu berlalu, kemudian sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur
tetangganya kini terlihat cemerlang dan bersih. Lalu is berseru kepada suaminya : “Wah…..
ternyata ibu itu telah belajar bagaimana mencuci pakaian dengan benar.” Sang suami berkata,
“Istriku, tadi aku bangun pagi-pagi sekali dan sempat membersihkan jendela kaca kita.”
Ternyata persoalannya bukan karena cara mencuci si tetangga tetapi karena kaca jendela kita
yang kurang bersih.
Begitulah dengan kehidupan, apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung
kepada kejernihan pikiran/jendela hati kita.
Hati adalah salah satu bagian kecil dari organ tubuh manusia yang memiliki peranan penting
dalam diri kita; Hati adalah master kontrol pada diri manusia. Baik buruknya seseorang,
dapat ditentukan oleh hatinya. Kerena itu, jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu
menentukan jalan hidupmu. Seperti Firman Tuhan katakana: “Jagalah hatimu dengan segala
kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Jadi jelas ada
hubungan antara hati dan jalan hidup kita. Banyak orang berkata bahwa pikiran/otak manusia
yang menetukan jalan hidupnya, akan tetapi Firman Tuhan katakan bahwa hatilah yang
menentukan, bukan pikiran/otak manusia.
Ada beberapa contoh tokoh di dalam Alkitab yang mengalami dampak negatif ketika tidak
dapat menjaga hatinya;
Hati manusia mencerminkan siapa sebenarnya dia . Hati Ibarat sumber mata air, bila
sumbernya kotor, maka kotorlah airnya, namun bila sumbernya bersih, maka bersihlah
airnya. Betapa pentingnya hati sehingga Firman Tuhan mengingatkan, “Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).
Ternyata, hati tidak dengan sendirinya bersih, kita harus terus menerus menjaganya agar tidak
tercemari. Apa yang terisi dalam hati itulah yang keluar dalam tindakan. Menilai
manusia/seseorang, berarti kita sedang melihat isi hatinya. Karena itu, untuk mengevaluasi
dan menilai diri kita harus dimulai dari dalam hati kita sendiri.
Tetapi ada beberapa kendala ketika seseorang melakukan evaluasi ketika menilai dirinya
sendiri. Kendala terbesarnya adalah adanya keakuan yang besar (ego), kesombongan diri,
kemunafikan atau keengganan untuk berubah. Diperlukan kerendahan hati untuk
mengevaluasi diri. Sering kali kita berpura-pura dan berusaha menutup-nutupi hati kita
dengan berbagai upaya agar orang lain tidak tahu yang sebenarnya. Tetapi Firman Tuhan
mengingatkan, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di
depan mata, tapi Tuhan melihat hati” (1Samuel 16:7b).
1. Hawa memakan buah pohon yang telah dilarang Tuhan karena hatinya tertarik pada
buah pohon itu (Kejadian 3:6)
2. Kain panas hati sehingga membunuh adiknya habel (Kejadian 4:6)
3. Saul menjadi panas hati terhadap Daud, sehingga dia berupaya untuk membunuhnya
(1 Samuel 18:7-8).
4. Haman panas hati ketika Mordhekai tidak memberi hormat kepadanya (Ester 3:5)
Tuhan tidak berkenan kepada mereka yang memiliki hati yang panas, hati yang iri dan hati
menyimpan dendam (hati yang tidak lurus).Orang yang hatinya tidak lurus akan kehilangan
berkat dan kesempatan dari Tuhan, sebaliknya orang yang hatinya lurus pasti dikasihi Tuhan.
Tuhan memberikan kasih karunia-Nya kepada orang-orang yang berhati lurus. Saul ditolak
Tuhan dan Daud dipilih-Nya, karena Tuhan mendapati Daud memiliki hati yang lurus,“Jejak
orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya” (Yesaya 26:7).
Bagaimana caranya untuk menjaga hati agar tetap kondusif dan memancarkan
kehidupan yang positif bagi hidup kita?
1. Membawa hati kita kepada Tuhan melalui doa karena Tuhanlah yang menguji
hati (Mazmur 17:3) dan Tuhanlah melihat hati kita (1Samuel 16:7).
2. Belajar kepada Firman Tuhan sebab Firman Tuhan adalah sarana yang paling
efektif dan yang dapat mendeteksi hati manusia. Karena itu bacalah Firman Tuhan
setiap hari.
3. Mau dan siap sedia dibentuk oleh Tuhan. Sebab Tuhan adalah ali dalam
memulihkan hati dan menjadikannya menjadi sesuatu yang indah dan berharga di
mata-Nya (Yeremia 18:1-6)
Oleh karena itu, pastikan hati kita beres dihadapan Tuhan supaya pikiran, perbuatan dan
perkataan kita benar di hadapan-Nya. Ketidak beresan dalam hati akan menghalangi
sukacita dan damai sejahtera pada diri kita dan kita akan kehilangan berkat-berkat dari
Tuhan.
Matius 25:1-13
Perumpamaan sepuluh anak dara berbicara tentang keadaan gereja Tuhan di akhir zaman /
mewakili keberadaan umat Tuhan. Melalui perumpamaan ini kita diajarkan utk
memperhatikan tiga point penting yaitu : Minyak, Pintu dan kasih sebagai kata kunci dari
perumpamaan ini.
1. MINYAK: bicara tentangg Persiapan.
Yang membedakan gadis bijaksana dan gadis bodoh itu adalah "
Persiapan. Gadis yang bijaksana telah menyiapkan diri dengan baik sedangkan gadis yang
bodoh tidak!. Persiapan itu sangat penting.
Tergesa-gesaseringkali membawa kita kepada kesalahan yang fatal (Amsal 19:2)
Demikian juga dalam menghadapi akhir zaman persiapan itu sangat penting karena kita tidak
tau kapan Tuhan Yesus datang, sebab itu kita harus berjaga-jaga senantiasa (Matius 24:42)
Ada beberapa hal membuat seseorang itu tidak siap
- Setengah percaya/ Tidak percaya (2 Petrus 3:3-4)
- Teledor / lalai / menganggap ringan/menganggap enteng/merasa tidak penting
- Tidak siaga /tidak berjaga-jaga
Dalam perumpamaan ini, lima gadis bodoh itu tidak mempersiapkan minyak yang memadai.
Tidak cukup minyaknya. Minyak dalam Alkitab selalu berbicara tentang pengurapan roh
kudus. kita harus selalu minta urapan yang baru (Mzm 92:11). Tuhan selalu mengurapi kita
dengan minyak yang baru (Mzm 23:5)
Tetapi untuk mendapatkannya ada harga yang harus dibayar. Bukan dengan uang ataupun
harta tetapi dengan hati kita, dengan waktu kita . ketika kita datang kepada Tuhan Yesus
dengan kerinduan, Ia akan mengurapi kita dengan minyakNya yang baru.
Di akhir dari perumpamaan ini pintu perjamuan ditutup. Ada saatnya pintu itu dibuka tetapi
ada saatnya pintu itu ditutup dan bila sudah ditutup tidak ada yang bisa membukanya lagi.
Kalau Tuhan yang membuka siapapun tidak bisa menutupnya sebaliknya bila Tuhan yang
menutup tidak ada seorangpun yang dapat membukanya. Berita baik bagi kita semua :
sekarang pintu itu masih terbuka, Mari kita pakai kesempatan ini dengan sebaik-baiknya
sebelum pintu itu di tutup. Pintu apakah itu yang masih di buka?
Selama masih ada kesempatan untuk melakukan kebaikan, lakukan dengan kerelaan hati, dan itu
sangat berkenan bagi Tuhan.
3. KASIH berbicara tentang pengenalan (Galatia 4:9)