Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN APENDISITIS

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3

N NAMA NPM
O
12114201180016
12114201180170
12114201180045
ELSYA LOKOLLO 12114201180216
ANANTA LEUNARIJ 1211420118105
THEYSYA THYSSEN 12114201180125

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

RODI KEPERAWATAN

2020

KATA PENGANTAR
2

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas segala berkat-
NYA sehingga makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan Klien dengan typhoid
faver ” ini dapat selesai tepat pada waktunya.Penyusunan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan anak I.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengaku masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki guna untuk menyempurnakan makalah ini.Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna meningkatkan semangat
kami dalam membuat tugas di waktu yang akan datang .

AMBON, 19 MARET 2020


3

DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………..i

Kata Pengantar …………………………………………………..ii

Daftar Isi………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian typhoid faver…………………………………..

Etiologi ………………………………………………………

Manifestasi klinis…………………………………………

Patofisiologi………………………………………………

Pemeriksaan penujang………………………………….

Penatalaksaan…………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengkajian
1.2 Analisa data
1.3 Diagnosa keperawatan
1.4 Intervensi
1.5 Implementasi
1.6 elvawasi
1.7 Penyebab Apendisitis
1.8 Tanda dan gejala apendisitis
1.9 Patofisiologi apendisitis
1.10 Manifestasi klinis apendisitis
1.11 Farmakologi
1.12 Pemeriksaan Laboratorium
1.13 Komplikasi Apendisitis
4

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

1.Kasus

2.Pengkajian

3.Pemeriksaan Fisik

4.Analisa Data

5.Patofisiologi

6.Obat-obatan

7.Pemeriksaan Laboratorium

8.Diagnosa prioritas

9.Bagan Asuhan keperawatan

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan

B.Saran

Daftar Pustaka
5

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

MasalahDemam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella


enterica serovar typhi (S typhi)(Nelwan, 2012).Menurut Inawati (2017) Demam tifoid
adalah penyakit infeksibakteri, yang disebabkan olehSalmonellatyphi.Berdasarkan
keterangan tersebut maka tifoid adalah seseorang yang terinfeksi bakteri yang disebut
bakteri Salmonella enterica serovar typhi (S typhi)yang berdampak kepada tubuh
seseorang secara menyeluruh ditandai dengan adanya demam. Penyakit ini ditularkan
melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau urin
orang yang terinfeksi. Gejala biasanya muncul 1-3 minggu setelah terkena, dan gejala
meliputi demam tinggi, malaise, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan ,sembelit
atau diare, bintik-bintik merah muda di dada (Rose spots), dan pembesaran limpa dan
hati (Inawati, 2017).

Demam tifoid di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, karena
penyakit ini bersifat endemis dan mengancam kesehatan masyarakat. Permasalahannya
semakin kompleks dengan meningkatnya kasus- kasus karier (carrier) ataurelapsdan
resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan
pencegahan. (Purba, dkk, 2017).

Salah satu masalah yang timbul pada pasien demam tifoidyaitu hipertermia. Hipertermi
adalah suatu Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di
atas 37,8oC peroral atau 38,8oC perrektal karena factor eksternal (Nurrofiq, 2012).
Hipertermi berhubungan ketika sistem kontrol suhu normal tubuh tidak dapat secara
efektif mengatur suhu internal. Biasanya, pada suhu tinggi tubuh akan mendinginkan
melalui penguapan keringat. Namun, dalam kondisi tertentu (suhu udara di atas
95oCatau 35oC dan dengan kelembaban yang tinggi), mekanisme pendinginan ini
menjadi kurang efektif. Ketika kelembaban udara tinggi, keringat tidak akan menguap
dengan cepat, mencegah tubuh dari melepaskan panas dengan cepat. Selanjutnya, tanpa
asupan cairan yang cukup, ehilangan cairan yang berlebihan dan ketidakseimbangan
elektrolit juga dapat terjadi menyebabkan dehidrasi. Dalam kasus tersebut, suhu tubuh
seseorang meningkat cepat. Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat merusak otak dan
organ vital lainnya. Kondisi lain yang dapat membatasi kemampuan untuk mengatur
suhu tubuh termasuk penyakit demam tifoid (Librianty, 2014). Menjaga suhu tubuh
agar tetap dalam batas normal merupakan salah satu kebutuhan biologis yang menjadi
salah satu kebutuhan dasar manusia yangharus dipenuhi. Sistem tubuhyang berperan
dalammenjaga suhutubuh tetap dalam batas normaadalah termoregulasi. Termoregulasi
adalah proses homeostatik yang berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh untuk
6

tetap dalam keadaan normal, yang dicapai dengan menyeimbangkan panas yang ada
dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan (Librianty, 2014).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
pada penulisan studi kasus ini yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan Hipertermi
Dengan Typoid Di Ruang Teratai RSUD Dr. halussy ambon?”

C.Tujuan

PenulisanMenggambarkan asuhan keperawatan dalam menurunkan hiperterima pada


pasien demam tifoid..
7

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Demam thypoidmasih merupakan masalah kesehatan yang penting di berbagai negara,


terutama Negara berkembang. Salmonella thypimampu hidup dalam tubuh manusia,
karena manusia sebagai natural reservoir. Manusia yang sudah terinfeksi salmonella
thypimampu mengekskresikanmelalui sekretsaluran pernapasan, urin dan tinja dalam
jangka waktu yang sangat bervariasi. (Sodikin. 2012)

Demam thypoid atau thypoid feverialah suatu sindrom sistemik terutama disebabkan
oleh salmonella thypi. Demam thypoid merupakan jenis terbanyak dari salmonellosis.
Jenis lain dari demam enterik adalah demam parathypoid yang disesabkan oleh
S.parathypi A, S.schottmulleri(semula S.parathypi B), dan S.hirschfeldii(semula
S.parathypiC). Demam thypoid memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam
enterik yang lain. (Widagdo, 2011)

Thypoid faver adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella typhi(Wijaya -Putri, 2013). selanjutnya demam thypoid adalah peyakit
infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih
dari 7 hari, gangguan kesadaran dan saluran pencernaan. Demam thypoid adalah sebuah
penyakit infeksi pada ususyang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebebkan
oleh “salmonella thyposa”, salmonella paratyphi”A, B dan C. Penularan terjadi secara
fekal oral, melelui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Sumber infeksi
terutama “Carrier”ini mungkin penderita yang sedang sakit (“Carrier akut”),
“carrier”menahun yang terus mengeluarkan kuman atau “Carrier”pasif yaitu mereka
yang mengeluarkan kuman melelui eksketa tetapi tak pernah sakit, penyakit ini endemik
di Indonesia. (Wijaya -Putri, 2013).

Etiologi

Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi, salmonella parathypi A, salmonella


parathypi B, salmonella parathypi C (dalam Wijaya -Putri, 2013), penyakit ini
8

disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosayang merupakan kuman negatif,


motil dan tidak menghasilkan spora, kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70°C maupun
oleh antiseptik. Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.

Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen yaitu:

1).Antigen O = Ohne hauce = Somatik antigen (tidak menyebar)

2).Antigen H = Hauce (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil.

3).Antigen V1 = Kapsul: merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi
O antigen terdapat fagositosis.

Patofisiologi
9

Manifestasi Klinik

Menurut Wijaya, -Putri, (2013), masa inkubasi rata-rata 2 minggu, gejala timbul tiba-
tiba atau berangsur-angsur. Penderita cepat lelah, malaise, anoreksia, sakit kepala, rasa
tidak enak di perut dan nyeri seluruh badan. Demam umumnya berangsur-angsur naik
selama minggu pertama, demam terutama pada sore dan malam hari (bersifat Febris
Remiton).pada minggu kedua dan ketiga demam terus menerus tinggi (febris kontinuo),
kemudian turun secara lisis, demam ini tidak hilang dengan pemberian Antipiretik,
tidak ada menggigil dan tidak berkeringat kadang-kadang disertai epistaksis, gangguan
Gastrointestinal, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor, berselaput putih dan
pinggirnya hiperemisis, perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan, limpa membesar
lunak dan nyeri pada peranakan, pada permulaan penyakit umumnya terjadi diare,
kemudian menjadi Obstipasi. Kesadaran penderita menurun dari ringan sampai berat,
umumnya apatis (seolah-olah berkabut, Typhos=kabut).Masa inkubasi/masa tunas 7-14
hari, selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal berupa rasa tidak enak
badan. Pada kasus khas terdapat demam remiten pada minggu pertama, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu
kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur
pada minggu ketiga. (Wijaya -Putri, 2013).

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan
penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 –20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika
infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
10

Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, dan tidak bersemangat,
kemudian menyusul gejala klinis yang diasanya ditemukan, yaitu:a.DemamPada kasus
yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi
sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali.b.Gangguan pada saluran pencernaanPada mulut
terdapat nafas bau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup
selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan
peradangan.c.Gangguan kesadaranUmumnya peradangan klien menurun, yaitu apatis
sampai somnolen. Jarang terjadi spoor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan
terlambat mendapat pengobatan). Gejala lain yang dapat ditemukan pada punggung dan
anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli

hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-
kadang ditemukan pula takikardi dan epistaksis.

d.RelapsRelaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap
berangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan
normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena
terdapatnya basal dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat
maupun oleh zat kimia. (Lestari Titik, 2016).

Pemeriksaan Diagnostik

Biakan darah positif memastikan demam thypoid, tetapi biakan darah negatif tidak
menyingkirkan demam thypoid. Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam
thypoid.peningkatan titer uji widal tes 4 kali lipat selama 2-3 minggu memastikan
diagnosis demam thypoid. Reaksi widal tes tunggal dengan titer antibodi O 1/320 atau
titer antibodi H 1/640 menyokong diagnosis demam thypoid pada pasien dengan
gambaran klinis yang khas. Pada beberapa pasien, uji widal tes tetap negative pada
pemeriksaan ulang walaupun biakan darah positif. (Wijaya -Putri, 2013).

Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan darah lengkap (leukosit, trombosit, eritrosit, hematokrit, HB).
11

2.Kultur darah: kadang-kadang terlihat seperti banyak darah diambil untuk dilakukan
kultur, tetapi penting bahwa darah cukup untuk mendapatkan hasil yang akurat. Darah
yang diambil mungkin kurang dari satu sendok teh (5 mL) pada bayi dan 1-2 sendok teh
(5-10mL) pada anak-anak yang lebih tua. Jumlah darah yang diambil sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah darah dalam tubuh, dan itu akan diperbaharui dalam waktu
24-48 jam.
3.Pemeriksaan urin dan feses

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penyakit thypoid sampai saat ini dibagi menjadi tiga bagian (Wijaya
-Putri, 2013), yaitu:

1.Istirahat dan perawatan Tirah baring dan perawatan professional yang bertujuan untuk
mencegah komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti
makanan, minuman, mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu dan
mempercepat masa penyembuhan. Dalam perawatan perlu sekali dijaga kebersihan
tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yang dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk
mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta hygine perorangan tetap,
perludiperhatikan dan dijaga.

2.Diet dan terapi penunjang

Diet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demem
thpoid, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi
penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama. Dimasa
lampau penderita demam thypoid diberi bubur saring, kemudian ditingkatkan menjadi
bubur kasar dan kemudian diberi nasi, yang perubahan diet tersebut disesuaikan dengan
tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring tersebut ditijukan untuk
menghindarkan komplikasi perdarahan saluran cerna atau perporasi usus. Hal ini
disebabkan ada pendapat bahwa usus harus diistirahatkan. Beberapa peneliti
menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah
selulosa (menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat diberikan dengan aman
pada penderita demam thypoid.
12

3.Pemberian antibiotika.

a.Klorampenikol

Di Indonesia klorampenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk pengobatan


demam thypoid. Dosis yang diberikan 4 x 500mg perhari dapat diberikan peroral atau
intravena, diberikan sampai dengan 7 hari debas demam.

b.Ampicillin dan amoksisilin

Kemampuan obat ini untuk menurunkan demam lebih rendah dibandingkan dengan
klorampenikol, dosis diberikan 50-150mg/kgbb dan digunakan selama 2 minggu.
13
BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama
An. S
Tgl Lahir 25 Maret 2013

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan -

Status Perkawinan Belum Kawin

Alamat Batu Merah

Diagnosa Medis Demam Thypoid( fever)

Tanggal pengkajian 23 maret 2020

Jam 7.45
Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. L

Umur : 45 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Batu merah

Hubungan : Ibu
15

A. Pengkajian

a. Alasan utama masuk RS

Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari

sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum

dibawa ke RS., kemudian klien dibawa ke RSU masuk IGD jam 07.10, TD : 110/70

mmHg, N: 90x/ menit, RR

15x/menit, S: 38C, diberikan terapi IVFD Ringer Lactat 12 tpm, inj.ranitidine

50mg, inj.ondansentron ,ketorolac 30 mg.

b. Keluhan utama :

Pasien demam

c. Riwayat kesehatan lalu :

Klien belum pernah di rawat di RS sebelumnya, klien mempunyai riwayat maag

sejak 2 tahun yang lalu,dan melakukan rawat jalan.

d. Riwayat kesehatan keluarga :

Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti

hipertensi,diabetes militus,penyakit jantung,Asma,TBC.

e. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan

lalu di bawa ke RSU , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat dan

inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat

inap yakni di ruang melatih(anak)

f. Riwayat pengobatan/alergi : Klien tidak mempunyai riwayat pengobatan, klien juga

tidak mempunyai riwayat alergi baik makanan, minuman, maupun obat

g. Pemeriksaan Fisik
16

1. Keadaan Umum

Sakit/nyeri :

P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

Q :nyeri seperti ditusuk – tusuk

R :perut bagian kanan atas kuadran 1

S :nyeri skala 5

T :nyeri terus menerus

2. Sikap : Gelisah Kesadaran CM GCS = 15 E3 M6 V5

3. Pendengaran

Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak

memakai alat bantu pendengaran,tidak ada gangguan pendengaran

4. Penglihatan

Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,

konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada

kebutaan dan tidak ada katarak

5. Pengecapan

Klien mengatakan pengecapannya terasa pahit, lidah kotor, tampak putih.

6. Penghidu

Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan

penghidu

7. Peraba sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat

gangguan sistem presepsi sensori perabaan.

8. Sistem Pernafasan
17

Klien tidak mempunyai riwayat bronkitis, asma, tuberkolusis, emfisema,

pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.

Frekuensi 15 x/m, kedalaman: tidak normal (lambat dan dangkal),

pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,

menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba

simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,

irama tidak teratur

9. Sistem Kardiovaskuler Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 90

x/m

Suhu : 38,04C

Irama : teratur

Kekuatan : kuat

Akral : hangat

Pengisian kapiler : < 2 detik

Edema : Tidak ada

10. Sistem Saraf Pusat

Kesadaran :Composmetis

GCS :15 E3 M6 V5

Bicara : normal

Pupil : isokor ukuran kanan/kiri :2/2

Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat

pengkajian waktu pagi.

Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali

orang-orang di sekelilingnya.
18

Orientasi tempat : Klien mengetahui bahwa dia berada di rumah sakit.

11. Sistem Gastrointestinal

Kehilangan selera makan : klien mengatakan selera makan berkurang.

Mual/Muntah: klien tidak mual muntah

Alergi :tidak ada alergi makanan

Masalah mengunyah atau menelan : tidak ada

Berat badan biasa sebelum sakit :41 kg Berat badan setelah

sakit :40 kg perubahan berat badan : -Berat

badan sekarang : 40 kg

Tinggi badan : 140 m

Bentuk badan : normal

Turgor kulit : lembab

Mukosa : sianosis

12. Sistem Moskuloskeletal Rentang gerak : terbatas

Keseimbangan cara berjalan : tegap Kemampuan

memenuhi ADL :dibantu

Kekuatan otot :

5 5

5 5

13. Sistem Intergumen

Warna kulit : putih

Turgor kulit : Baik/ lembab

Memar : Tidak ada

Lain : -
19

14. Riwayat Immunisasi

a. BCG: tuntas

b. DPT: tuntas

c. Polio: tuntas

d. Campak: tuntas

e. Hepatitis: tidak pernah

15. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik

- Berat badan : Tidak tahu

- Tinggi badan : Tidak tahu

- Waktu tumbuh gigi : Lupa, bulan, Tanggal gigi: Belum

b. Perkembangan Tiap tahap

- Berguling : Ibu klien mengatakan lupa

- Duduk: Ibu klien mengatakan lupa

- Merangkap: Ibu klien mengatakan lupa

- Berdiri Ibu klien mengatakan lupa

- berjalan 1 Tahun

- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa

- bicara pertama kali


20
Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Tgl pemeriksaan: 23 maret 2020

Tabel
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi

Paket Darah Otomatis Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin L 11.5 g/dL 11.3-15.5
Leukosit 5.1 10^3/uL 3.6- 11.0
Hematokrit 35 % 35-47
Eritrosit 4.6 10^6/uL 3.80-5.20
Trombosit 300 10^3/uL 150-400
MCH L 25 Pg 26-34
MCHC 33 g/dL 32-36
MCV L 76 Fl 4-8
DIFF COUNT
Eosinofil 1.80 % 1-6
Basofil 0.20 % 0-1
Netrofil 54.30 % 50-70
Limfosit 36.00 % 22-40
Monosit 7.70 % 4-8
Golongan Darah O
Imunologi
TYPHI O POS 1/400
TYPHI H Negatif
PARATYPHI O- Negatif
A
PARATYPHI Negatif
O-B

H. Terapi Yang Diberikan


1. IVFD Lactat 12 Tpm
2. Inj. Ceftriaxone: 1x1000 mg
3. Inj. Ranitidhin: 2x50 mg
22

4. Inj. Hexilon: 3x20 mg


5. Sukralfat: 3x1 cth
6. Parasetamol: 3x200 mg

Tabei Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif


1. Klien mengatakan nyeri di perut kanan 1. Kesadaran Composmetis GCS:14
bagian atas. E3 M6 V5
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 2. wajah tampak menahan sakit
hari sebelum masuk rumah sakit. 3. Klien tampak lemas, pucat, tidak
R : perut bagian kanan atas kuadran 1 nafsu makan.
S : nyeri skala 5 4. klien tampak gelisah
T : nyeri terus-menerus 5. Akral hangat
2. Klien mengatakan lemas 6. Membran mukosa kering
3. Klien mengatakan lidah terasa pahit, 7. BAK 70-80cc, 2-3x/hari
nafsu makan berkurang 8. klien tampak lemah
9. TD :110/70 mmHg RR : 15
x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik
BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 40 kg
THYPI POST 1/400
IMT 17,9kg/m2
Hb L11,5 g/dL
Limfosit 36%
10. Diit BK, habis ¼ porsi  250cc,
minum 1 gelas 300cc

B. Analisa Data
23

Nama Klien : An.S

No. RM : 48 05 36

Tabel 3.4 Analisa Data


SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

DS : bakteri masuk ke aliran darah Nyeri akut


- Klien mengatakan nyeri di ↓
perut kanan bagian atas P : inflamasi hati & limfa
Klien merasakan nyeri perut ↓
sejak 2 hari sebelum masuk Mengaktifkan mediator kimia
rumah sakit. (Histamin dan bradikinin)
R : perut bagian kanan atas ↓
kuadran 1 Menstimulasi pelepasan
S : nyeri skala 5 prostaglandin di hipotalamus
T : nyeri terus-menerus ↓
DO : Nyeri dipersepsikan(nyeri
- Composmetis (GCS:14 E3 kolik)
M6 V5) ↓
- wajah tampak menahan sakit Nyeri Akut
- TD :110/70 mmHg
RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik lab
- THYPI POST 1/400
DS : Bakteri masuk kedalam aliran Hipertermia
- Klien mengatakan lemas darah
DO: ↓
- klien tampak gelisah Bakteri mengeluarkan
- Akral hangat endotoksin
- Membran mukosa kering ↓
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari Hipotalamus
- TD :110/70 mmHg ↓
RR : 15x/menit Hipertermi
N :88x/menit
S : 38 oC
DS: Bakteri salmonella thypi Nutrisi kurang
- Klien mengatakan lidah terasa ↓ dari kebutuhan
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
24

pahit, nafsu makan berkurang Masuk lewat makanan tubuh



DO: Saluran pencernaan
klien tampak lemah ↓
-
Klien tampak lemas, pucat, Lambung
-
tidak nafsu makan. BB ↓
sebelum masuk 41 kg Nafsu makan menurun
- BB Sesudah masuk 40 kg ↓
Diit BK, habis ¼ porsi  Resiko nutrisi kurang dari
- 250cc, minum 1 gelas
300cc kebutuhan tubuh
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5 g/dL
- Limfosit 36%
25

C. Pathway Kasus Masalah Keperawatan

Skema

D. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

Tabel
Tanggal N Diagnosa Kepeawatan Kode
o
23/03/20 1 Nyeri nyeri akut berhubungan dengan agen c 00132
20 biolo edera s (imflamsi hati) ditandai dengan:
gi
DS : Klien mengatakan nyeri di perut kanan
- bagian atas
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. R :
perut bagian kanan atas kuadran 1
S : nyeri skala 5
T : nyeri terus-menerus

DO : Composmentis (GCS:14 E3 M6
- V5) wajah tampak menahan sakit
- TD :110/70 mmHg
- RR : 15 x/menit
N : 88x/menit
S : 38 oC
CRT: < 2 detik lab
THYPI POST
- 1/400
26

23/03/20 2 Hipp termia berhubungan proses infeksi 0000


20 er 7
DS : Klien mengatakan lemes
-
DO: klien tampak gelisah
- Akral hangat
- Membran mukosa kering
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari
- TD :110/70 mmHg
- RR : 15x/menit
N :88x/menit
S : 38 oC
23/03/202 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan 0000
0 tubuh berhubungan dengan penurunan 2
napsu makan DS:
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, nafsu
makan berkurang

DO:
- klien tampak lemah
- Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu
makan.
- BB sebelum masuk 41 kg
BB Sesudah masuk 40 kg
- Diit BK, habis ¼ porsi  250cc, minum 1
gelas 300cc
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5 g/dL
- Limfosit 36%
E. Intervensi Keperawatan

Nama Klien : An. S

Tabel Intevensi Keperawatan


Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Tindaka
Hasil (NOC) n (NIC)
Senin Nyeri
DS akut berhubungan dengan NOC: NIC:
23/03/202 agen
: cedera biologis (imflamsi Manajemen Nyeri
0 hati)-ditandai dengan: Pain Control 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
Klien mengatakan nyeri 1. Klien komperhensif
di perut kanan bagian atas melaporkan termasuk lokasi,
P : Klien merasakan nyeri karakteristik, durasi
nyeri perut sejak 2 hari berkurang frekuensi, kualitas dan
sebelum masuk rumah 2. Klien dapat factor presipitasi.
sakit. R : perut bagian mengenal 2. Observasi adanya
D
kanan atas kuadran 1 lamanya petunjuk nonverbal
O : S : nyeri skala 5 (onset) nyeri
- T : nyeri terus-menerus mengenai
3. Klien dapat ketidaknyamanan
- menggambar 3. Kendalikan faktor
- Composmentis (GCS:14 kan faktor
lingkungan yang dapat
E3 M6 V5) wajah penyebab
4. Klien dapat
mempengaruhi respon
tampak menahan sakit
menggunakan pasien terhadap
TD :110/70 mmHg
teknik non ketidaknyamanan
RR : 15 x/menit
farmakologis (misalnya, suhu
N : 88x/menit
5. Klien ruangan, pencahayaan,
S : 38 oC
menggunakan
analgesic

27
sesuai

Rencana Tindakan Keperawatan


Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
CRT: < 2 detik Pain instruksi suara bising)
lab THYPI POST Le 4. Ajarkan tentang teknik non
1/400 vel farmakologi (teknik
1. relaksasi nafas dalam)
Klien melaporkan nyeri 5. Dukung istirahat/tidur yang
2. berkurang adekuat untuk membantu
Klien tidak tampak penurunan nyeri
mengeluh dan
menangis
3. Pemberian analgesik
Ekspresi wajah klien
tidak menunjukkan 6. Cek adanya riwayat alergi
nyeri obat.
4. Klien tidak gelisah 7. Cek perintah pengobatan
meliputi obat, dosis, dan
1. frekuensi

Monitor tanda-tanda vital


Monitor tekanan darah, nadi,
suhu dan status pernapasan
dengan tepat
Senin Hippertermia berhubungan proses infeks NOC : NIC:
23/03/2020 (penyakit) i Thermoregulation Perawatan Demam
DS : Kriteria Hasil : 1. Pantau suhu dan tanda-
- Klien mengatakan lemes 1.Suhu tubuh dalam rentang tanda vital lainnya (tekanan
DO: normal darah, nadi dan

28
- klien tampak gelisah 2.Nadi dan RR dalam rentang pernapasan)

Rencana Tindakan Keperawatan


Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
- Akral hangat normal 2. Monitor warna dan suhu
- Membran mukosa kering 3.Tidak ada perubahan warna kulit
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari kulit dan tidak ada keluhan 3. Tutup pasien dengan
- TD :110/70 mmHg pusing selimut atau pakaian ringan
RR : 15x/menit tergantung pada fase
N :88x/menit demam
S : 38 oC 4. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian terapi
antipiretik, antibiotik atau
agen anti menggigil
Senin Nutri kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :
23/03/2020 berhubungan
si penurunan napsu makan Nutritional Status : food and Nutrition Monitoring
Fluid Intake 1. Monitor adanya penurunan
DS: Klien mengatakan lidah terasa pahit, Kriteria Hasil berat badan
- nafsu makan berkurang 1. Tidak ada tanda-tanda 2. Monitor interaksi anak atau
malnutrisi orangtua selama makan
DO: klien tampak lemah 2. Menunjukkan peningkatan 3. Monitor turgor kulit
- Klien tampak lemas, pucat, tidak nafsu fungsi pengecapan dan 4. Monitor kekeringan, rambut
- makan. menelan kusam, dan mudah patah
BB sebelum masuk 41 kg 3. Tidak terjadi penurunan 5. Monitor mual dan muntah
- BB Sesudah masuk 40 kg berat badan yang berarti 6. Monitor kadar albumin,
Diit BK, habis ¼ porsi  250cc, minum 4. Mampu mengidentifikasi
total protein, Hb, dan kadar
- 1 kebutuhan nutrisi
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

29
Tindakan
Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)
(NIC)
gelas 300cc Ht
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5 g/dL
- Limfosit 36%

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30)

Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:


Hasil : & 00002 • Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 110/80 mmHg masih sakit O :
Nadi : 89 x/menit • Tekanan darah: 100/80 mmHg
Suhu : 38,0 oC

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Nama Klien : An. S

Tabel Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

30
6. Memonitor mual dan muntah  Tingkatkan istirahat
Hasil : klien mengatakan masih mual 00002
tetapi tidak muntah 2
S:
7. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007  Ibu pasien mengatan badan
istirahat. & 00002 anaknya masih hangat
Hasil : klien nampak mengerti dengan O:
apa yang dianjurkan dan akan o
melakukannya. • Suhu : 37,0 c
00007 • Kulit teraba hangat
8. Mengompres pasien pada lipat paha dan A:
aksila  Masalah hipertermi belum
Hasil : mengompres lipatan paha dan teratasi
perut dengan handuk hangat 00132 & P : Intervensi tetap dilanjutkan
9. Mengontrol lingkungan yang dapat 00007 • Pantau suhu dan tanda-tanda
mempengaruhi nyeri seperti suhu vital lainnya (tekanan darah, nadi
ruangan, pencahayaan dan kebisingan dan pernapasan)
berulang) • Monitor warna dan suhu kulit
Hasil : Membatasi pengunjung dan • Kompres pasien pada lipat paha
mengontrol kebisingan 00002 dan aksila
• Berikan cairan intravena
10. Memonitor interaksi anak atau orangtua • Kolaborasi pemberian terapi
selama makan antipiretik, antibiotik atau agen
Hasil : anak nampak malas makan 3
anti menggigil

11. Memonitor mual dan muntah S:

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Hasil : klien mengatakan masih mual 00002  Klien mengatakan malas makan

31
tetapi tidak muntah O:
 Klien nampak malas makan
 Porsi makan tidak dihabiskan
 BB : 40 kg
A:
 Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
• Monitor adanya penurunan
berat badan
• Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
• Monitor mual dan muntah
• Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200)

1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1 S:


Hasil : & 00002 • Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 100/80 mmHg masih sakit O :
Nadi : 92 x/menit • Tekanan darah: 110/80 mmHg
Suhu : 37,0 oC • Skala nyeri 4
Pernapasan : 23 x/menit

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

32
 Klian nampak merintih
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 A:
komperhensif termasuk lokasi,  Masalah nyeri belum teratasi
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas
P : Intervensi dilanjutkan
dan faktor presipitasi.
Hasil : • Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif termasuk lokasi,
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian
karakteristik, durasi frekuensi,
uluhati. Dengan skala nyeri 4 dan nyerila
00132 kualitas dan factor presipitasi.
hilang timbul
• Observasi reaksi nonverbal dari
3. Observasi reaksi nonverbal ketidak nyamanan
dari ketidaknyamanan. • Observasi tanda-tanda vital.
Hasil : Klien nampak merintih 00132 • Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
4. Menganjurkan untuk melakukan teknik suhu ruangan, pencahayaan dan
non farmakologi (Teknik nafas dalam dan kebisingan berulang).
distraksi) 00132, 00007 • Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan & 00002 menentukan intervensi.
yang telah diajarkan perawat. • Ajarkan tentang teknik non
5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan farmakologi (teknik relaksasi
istirahat. nafas dalam)
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk 00007 • Berikan analgetik untuk
tidur mengurangi nyeri
• Tingkatkan istirahat
6. Mengompres pasien pada lipat paha dan
aksila 2

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

33
Hasil : mengompres lipatan paha dan S:
perut dengan handuk hangat 
Ibu pasien mengatan
7. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132 & O: badan anaknya masih
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007
 hangat
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berulang)  o
Hasil : Membatasi pengunjung dan A: Suhu : 37,0 c
mengontrol kebisingan.  Kulit teraba hangat
00132, 00007
8. Menyambung cairan & 00002 P: Masalah hipertermi
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) Int belum teratasi
00002 e rvensi tetap dilanjutkan
9. Memonitor interaksi anak atau orangtua  Pantau suhu dan tanda-tanda
selama makan vital lainnya (tekanan darah,
Hasil : anak nampak malas makan nadi dan pernapasan)
 Monitor warna dan suhu kulit
10. Memonitor mual dan muntah  Kompres pasien pada lipat paha
Hasil : klien mengatakan masih mual dan aksila
tetapi tidak muntah  Berikan cairan intravena
3
 Kolaborasi pemberian
terapi antipiretik,
antibiotik atau agen anti
menggigil
S:
 Klien mengatakan malas makan
O:

Klien nampak malas makan

34
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
• Porsi makan tidak dihabiskan
• BB : 40 kg
A:
 Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum teratasi
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
• Monitor adanya penurunan berat
badan
• Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
• Monitor mual dan muntah
• Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht

Sabtu, Minggu, 15 Juli (jam 08.00)


14/7/2018

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

35
1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 00007 1. S:
Hasil : & 00002  Klien mengatakan perutnya masih
Tekanan darah: 110/80 mmHg sakit tapi makin
Nadi : 90 x/menit berkurang
Suhu : 37,0 oC
Pernapasan : 24 x/menit O:
• Tekanan darah: 110/70 mmHg
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 • Skala nyeri 2
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas  Masalah nyeri belum teratasi
dan faktor presipitasi.
P : Intervensi dilanjutkan
Hasil :
• Lakukan pengkajian nyeri secara
Klien mengatakan perutnya masih sakit,
komperhensif termasuk lokasi,
skala nyeri 3 dan nyeri hilang timbul
karakteristik, durasi frekuensi,
00132 kualitas dan factor presipitasi.
3. Menganjurkan untuk melakukan teknik
non farmakologi (Teknik nafas dalam dan • Observasi tanda-tanda vital.
distraksi) • Kontrol lingkungan yang dapat
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan mempengaruhi nyeri seperti
yang telah diajarkan perawat. suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan berulang).
4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan 00132, 00007 • Ajarkan tentang teknik non
istirahat. & 00002 farmakologi (teknik relaksasi
Hasil : klien mengatakan ia susah untuk nafas dalam)
tidur • Berikan analgetik untuk
5. Mengontrol lingkungan yang 00132 & mengurangi nyeri
dapat

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

36
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007  Tingkatkan istirahat
ruangan, pencahayaan dan kebisingan 2
berulang) S:
Hasil : Membatasi pengunjung dan  Ibu pasien mengatan badan
mengontrol kebisingan. anaknya tidak sehangat seperti
00132, 00007 kemarin-kemarin
6. Menyambung cairan & 00002 O:
o
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)  Suhu : 36,9 c
00002  Kulit teraba hangat
7. Memonitor interaksi anak atau orangtua A:
selama makan
 Masalah hipertermi teratasi
Hasil : anak nampak malas makan rvensi dihentikan
P:
3 Int
8. Memonitor mual dan muntah
e
Hasil : klien mengatakan masih mual
tetapi tidak muntah Klien mengatakan masih malas
makan
S:

O:

Klien nampak malas makan
 Porsi makan tidak dihabiskan

 BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh belum
teratasi belum teratasi

37
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
P : Intervensi dilanjutkan
• Monitor adanya penurunan
berat badan
• Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
• Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht

1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 1 S:


Hasil : 00007  Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 110/70 mmHg & 00002 masih sakit namun tidak
Nadi : 84 x/menit mengganggu
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 25 x/menit O:
Tekanan darah: 100/70 mmHg

2. Lakukan pengkajian nyeri 00132 Skala nyeri 2

komperhensif termasuk
karakteristik, durasi frekuensi, A:
secar Masalah nyeri teratasi
dan faktor presipitasi. 
Hasil : a
Klien mengatakan sakit perutnya lokasi, P :
sangat berkurang , skala nyeri 2kualit
dan
nyeri hilang as

Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi

38
Jam Keperawatan Dx
timbul  Intervensi dihentikan

3. Menganjurkan untuk melakukan 00132 2


teknik non farmakologi (Teknik nafas S:
dalam dan distraksi)  Klien mengatakan masih malas
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan makan
yang telah diajarkan perawat. O:
 Klien nampak malas makan
4. Menganjurkan Porsi makan tidak dihabiskan
klien untuk 00132, 00007 
meningkatkan istirahat. & 00002 BB : 40 kg
• A:
Hasil : klien mengatakan ia susah
 Masalah nutrisi kurang dari
untuk tidur
00132 & kebutuhan tubuh belum
5. Mengontrol lingkungan yang dapat 00007 teratasi
P : Inte
mempengaruhi nyeri seperti suhu belum teratasi
ruangan, pencahayaan dan kebisingan  rvensi dilanjutkan
berulang) Monitor adanya penurunan
Hasil : Membatasi pengunjung dan  berat badan
mengontrol kebisingan. 00002 Monitor interaksi anak atau
•  orangtua selama makan
6. Monitor interaksi anak atau orangtua Monitor mual dan muntah
selama makan Monitor kadar albumin, total
Hasil : anak nampak malas makan protein, Hb, dan kadar Ht

7. Memonitor mual dan muntah


Hasil : klien mengatakan masih mual

Hari/Tgl/ Kode Dx. No


Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam Keperawatan Dx

39
tetapi tidak muntah

8. Menyambung cairan 00132, 00007


Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) & 00002

Selasa, 17 Juli 2018 (jam 10.00)


Monitor tanda-tanda vital
1. Hasil : 00007 1 S:
Tekanan darah: 100/80 mmHg  Klien mengatakan mulai enak
Nadi : 84 x/menit makan karena sudah tidak mual
Suhu : 36,6 oC O:
Pernapasan : 25 x/menit • Porsi makan mulai sisa sedikit
• BB : 40 kg
Menganjurkan klien untuk A:
2. banyak istirahat 00007
 Masalah nutrisi kurang dari
Hasil : klien mengatakan ia akan kebutuhan tubuh teratasi
mengatur waktu saat di rumah P : Intervensi dihentikan
Monitor interaksi anak atau orangtua
3. selama makan 00007
Hasil : anak nampak malas makan

Memonitor mual dan muntah


4. Hasil : klien mengatakan masih mual 00007
tetapi tidak muntah

40

Anda mungkin juga menyukai