Anda di halaman 1dari 5

Sejarah penemuan sel berawal dari sebuah penelitian seorang ilmuan bernama Robert Hooke pada

tahun 1665. Ia merupakan seorang ahli biologi berkebangsaan Belanda yang secara tidak sengaja
mengamati sebuah sayatan gabus batang tanaman Quercus suber dengan menggunakan mikroskop
rancangannya. Berdasarkan hasil pengamatannya itu, dia kemudian menemukan adanya banyak
ruang kosong, dengan dinding tebal sebagai pembatasnya. Ruang-ruang kosong yang ditemukan oleh
Hooke ini, kemudian ia beri nama dengan istilah cellulae atau sel.

Tentu! Sel adalah unit dasar kehidupan yang terdapat dalam semua makhluk hidup. Sejarah
perkembangan pemahaman tentang sel sangat menarik dan penuh dengan penemuan penting.
Berikut adalah ringkasan dari perkembangan sejarah sel:

1. Abad ke-17: Pengenalan Selawat

Pada tahun 1665, ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke menggunakan mikroskop buatan sendiri
untuk mengamati potongan tipis kork dan mengamati struktur kecil yang terlihat seperti ruangan-
ruangan kecil yang disebut selawat (cellulae dalam bahasa Latin). Namun, pada saat itu, dia tidak
menyadari pentingnya temuan tersebut.

2. Abad ke-17 hingga 18: Teori Generasi Spontan

Pada masa ini, beberapa ilmuwan, termasuk Francesco Redi, John Needham, dan Lazzaro Spallanzani,
melakukan eksperimen yang berhubungan dengan "generasi spontan." Mereka percaya bahwa
makhluk hidup dapat bermula secara spontan dari materi tak hidup. Akan tetapi, teori ini kemudian
ditentang oleh Louis Pasteur, yang membuktikan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan yang
sudah ada.

3. Abad ke-19: Teori Sel

Pada tahun 1838 dan 1839, dua ilmuwan Jerman, Matthias Schleiden dan Theodor Schwann,
mengembangkan teori sel. Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terbentuk dari sel,
sementara Schwann menyatakan bahwa semua hewan juga terbentuk dari sel. Hasil kerjasama kedua
ilmuwan ini menghasilkan "teori sel," yang menyatakan bahwa sel adalah unit struktural dan
fungsional dari semua makhluk hidup.

4. Akhir Abad ke-19: Mikroskop dengan Resolusi Tinggi

Pada akhir abad ke-19, kemajuan dalam teknologi mikroskop, terutama dengan penemuan
mikroskop dengan resolusi tinggi, memungkinkan ilmuwan untuk mengamati sel lebih rinci dan
mendalam. Penemuan ini memungkinkan ilmuwan seperti Robert Brown untuk menemukan inti sel
dan membuat banyak penemuan lainnya yang menggambarkan komponen sel dengan lebih baik.
5. Abad ke-20: Teori Sel Modern

Perkembangan mikroskop elektron pada tahun 1930-an memungkinkan ilmuwan untuk melihat sel
dengan resolusi yang lebih tinggi lagi, sehingga memperkuat pemahaman tentang struktur sel. Dalam
beberapa dekade berikutnya, ilmuwan terus menyelidiki berbagai aspek sel, termasuk fungsi organel
sel dan mekanisme yang mengatur aktivitas seluler.

Selama berabad-abad, pemahaman tentang sel terus berkembang, dan ilmu sel telah menjadi salah
satu bidang ilmu biologi yang paling penting dan fundamental dalam pemahaman tentang kehidupan
dan fungsinya.

Berdasar pada penjelasan tentang sejarah sel sebelumnya. Terdapat beberapa macam teori sel yang
telah berkembang seiring waktu. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Teori Sel Schleiden-Schwann:

Teori sel Schleiden-Schwann, juga dikenal sebagai teori sel klasik, dikembangkan pada tahun 1838
dan 1839 oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Teori ini menyatakan bahwa sel adalah unit
dasar struktural dan fungsional dari semua makhluk hidup. Schleiden menyatakan bahwa semua
tumbuhan terbentuk dari sel, sementara Schwann menyatakan bahwa semua hewan juga terbentuk
dari sel. Teori ini merupakan fondasi dari ilmu sel modern.

2. Teori Virchow:

Teori Virchow dikemukakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855 sebagai tambahan pada teori sel
Schleiden-Schwann. Teori ini menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang sudah ada
sebelumnya, melalui proses pembelahan sel. Pernyataan ini dikenal dengan frase "Omnis cellula e
cellula," yang berarti "Setiap sel berasal dari sel."

3. Teori Sel Fluida:

Teori sel fluida dikembangkan pada akhir abad ke-19 oleh Carl Ernst Almquist dan diperluas oleh
Irving Langmuir pada awal abad ke-20. Teori ini menggambarkan sel sebagai struktur yang fleksibel
dan bergerak dalam matriks cair, mirip dengan kapal yang berlayar di laut. Namun, teori ini akhirnya
terbukti tidak akurat karena telah diketahui bahwa sel memiliki struktur dan organel yang jelas.

4. Teori Sel Uniseluler dan Multiseluler:

Teori ini berfokus pada perbedaan antara organisme uniseluler (terdiri dari satu sel saja) dan
organisme multiseluler (terdiri dari banyak sel yang bekerja bersama). Organisme uniseluler
merupakan bentuk kehidupan yang paling sederhana, sementara organisme multiseluler terdiri dari
banyak jenis sel yang bekerja bersama membentuk jaringan, organ, dan sistem untuk menjalankan
fungsi tubuh yang kompleks.

5. Teori Sel Stem:

Teori sel stem atau sel punca menyatakan bahwa beberapa sel memiliki potensi untuk berkembang
menjadi berbagai jenis sel yang berbeda dalam tubuh. Sel-sel ini dapat mereproduksi diri sendiri atau
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang lebih khusus. Penelitian tentang sel punca menjadi
penting dalam bidang pengobatan regeneratif dan terapi sel.

6. Teori Endosimbiotik:

Teori endosimbiotik, yang dikemukakan oleh Lynn Margulis pada tahun 1967, menyatakan bahwa
beberapa organel dalam sel, seperti mitokondria dan kloroplas, berasal dari organisme prokariotik
yang hidup sebagai endosimbiot dalam sel eukariotik. Dalam proses evolusi, organel-endosimbiotik
ini menjadi bagian integral dari sel eukariotik dan berfungsi untuk memberikan energi dan mengatur
metabolisme sel.

Setiap teori sel telah menyumbang secara signifikan dalam memahami sifat dan fungsi sel, dan
perkembangan ilmu pengetahuan selalu menggali lebih dalam tentang keajaiban kehidupan di
tingkat seluler.

Pertama, kita bahas pengertian organel sel dulu, ya. Jadi, organel sel adalah struktur khusus yang
melakukan berbagai tugas di dalam sel. Sebenarnya, ini sama halnya dengan organ tubuh kita yang
mempunyai fungsi-fungsi tertentu di dalam tubuh manusia.

Perbedaannya yaitu kalau organel ada di dalam sel, sedangkan organ ada di dalam tubuh manusia.
Nah, supaya elo lebih paham, coba amati gambar organel sel di bawah ini, yuk.

Ilustrasi struktur organel sel yang berisi badan golgi, retikulum endoplasma, nukleus, ribosom, vesikel
sekresi, lisosom, dan membran sel.

Gimana nih, setelah melihat gambar organel sel di atas? Udah mulai kebayang kan apa itu organel
sel?

Tentu! Organel sel adalah struktur-struktur yang terdapat di dalam sel yang memiliki fungsi khusus
dalam menjalankan proses seluler. Setiap organel memiliki peran yang penting dalam
mempertahankan kehidupan sel dan menjalankan berbagai fungsi tubuh. Berikut adalah penjelasan
lebih rinci tentang struktur dan fungsi beberapa organel sel utama:

1. Inti Sel (Nukleus):

Struktur: Inti sel adalah organel yang berbentuk bulat atau oval dan dikelilingi oleh membran inti
ganda yang disebut selubung inti. Di dalam inti terdapat nukleolus dan kromosom.

Fungsi: Inti sel mengandung materi genetik sel, yaitu DNA (asam deoksiribonukleat), yang
mengandung informasi genetik yang diperlukan untuk mengatur aktivitas sel. Inti mengontrol
replikasi dan ekspresi gen, yang mempengaruhi perkembangan dan fungsi sel.

2. Mitokondria:

Struktur: Mitokondria adalah organel berbentuk silinder yang memiliki dua lapisan membran. Bagian
dalam mitokondria disebut matriks dan mengandung DNA dan ribosom.

Fungsi: Mitokondria adalah tempat terjadinya respirasi sel, yaitu proses pembentukan energi dalam
bentuk ATP (adenosin trifosfat) dari molekul nutrisi seperti glukosa. Proses ini dikenal sebagai siklus
Krebs dan fosforilasi oksidatif.

3. Retikulum Endoplasma (Endoplasmic Reticulum, ER):

Struktur: Retikulum endoplasma adalah jaringan membran lipit yang berhubungan dengan membran
inti dan tersebar di seluruh sitoplasma. Ada dua jenis ER, yaitu ER kasar (memiliki ribosom yang
menempel pada permukaan luar) dan ER halus (tidak memiliki ribosom yang menempel).

Fungsi: ER kasar berperan dalam sintesis protein dan translokasi ke dalam lumen ER untuk modifikasi
dan lipatan protein. ER halus terlibat dalam sintesis lipid dan detoksifikasi zat-zat beracun.

4. Ribosom:

Struktur: Ribosom adalah partikel kecil yang terdiri dari RNA ribosomal dan protein. Terdapat
ribosom bebas dalam sitoplasma dan ribosom yang terikat pada permukaan ER kasar.

Fungsi: Ribosom adalah tempat sintesis protein dalam sel. Mereka membaca informasi genetik dari
RNA (mRNA) dan menggabungkan asam amino untuk membentuk rantai polipeptida yang kemudian
menjadi protein.

5. Vesikel:
Struktur: Vesikel adalah kantong membran kecil yang terbentuk dari membran sel atau membran
organel lainnya.

Fungsi: Vesikel berperan dalam transportasi dan penyimpanan berbagai zat dalam sel. Beberapa tipe
vesikel, seperti lisosom dan peroksisom, berperan dalam pencernaan intraseluler dan detoksifikasi.

6. Lisosom:

Struktur: Lisosom adalah vesikel berisi enzim hidrolitik yang dihasilkan oleh Golgi. Enzim-enzim ini
bekerja pada pH asam untuk mencerna materi yang diambil dari ekstraseluler atau dari bagian dalam
sel.

Fungsi: Lisosom berperan dalam pencernaan intraseluler, pemecahan material sel yang sudah tua,
dan penguraian bahan kimia yang tidak diinginkan.

7. Aparatus Golgi:

Struktur: Aparatus Golgi adalah rangkaian tumpukan membran lipit yang berisi kantong-kantong
pipih disebut vesikel golgi.

Fungsi: Aparatus Golgi berfungsi untuk memproses, memodifikasi, dan mengemas protein dan lipid
dari ER, kemudian mendistribusikannya ke berbagai tujuan dalam dan di luar sel melalui vesikel golgi.

8. Kloroplas (hanya pada sel tumbuhan):

Struktur: Kloroplas adalah organel yang berbentuk oval dan memiliki dua lapisan membran. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut stroma dan struktur berwarna hijau yang disebut tylakoid.

Fungsi: Kloroplas adalah lokasi fotosintesis pada sel tumbuhan. Di dalamnya, energi cahaya dari
matahari diubah menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa, dan oksigen dilepaskan sebagai produk
sampingan.

Itulah beberapa organel sel utama beserta struktur dan fungsi mereka. Setiap organel memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup sel serta menjalankan fungsi-fungsi
spesifik yang mendukung kehidupan makhluk hidup secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai