Anda di halaman 1dari 22

SEL

1. PENGERTIAN SEL

Sel barasal dari bahasa yunani yaitu CELLA yang berarti ruangan kecil.
Pengertian sel secara umum adalah unit dasar fungsional dan biologis dari semua
organisme hidup. Istilah sel pertama kali dipakai oleh robert hooke, kira kira 300
tahun yang lalu untuk ruang ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu
ia mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain di bawah miskroskop. Kemudian
tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat
hidup dari sel. Istilah protoplasma purkinye tidak memberi pengertian kimiawi
dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang
terorganisasi dalam sel.

Dalam tahun yang sama, 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan
zoologiwan Theodor Schwann dari jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi
cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar makhluk hidup. Pembuktian ini
berkembang menjadi teori yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan
tumbuhan terdiri atas sel-sel, yaitu unit dasar dari kehidupan. Sel merupakan unit
terkecil organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berreplikasi
atau memperbanyak diri. Sel merupakan penyusun tubuh organisme. Berdasarkan
jumlah sel yang dimiliki makhluk hidup, organisme dibedakan menjadi 2
tingkatan, yaitu organisme unisel dan organisme multisel.

Ada beberapa makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri atas satu sel.
Meskipun hanya terdiri atas satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan
semua fungsi kehidupan. Organisme ini juga mempunyai ciri-ciri sebagai
makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respon terhadap rangsangan. Selain
makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya
terdiri atas banyak sel. Masing masing selnya mempunyai bentuk dan fungsi yang
berbeda beda. Hal ini menunjukkan bahwa sel merupakan unit dasar struktural
dan fungsional dari kehidupan. Pada organisme unisel, tubuhnya terdiri atas satu
sel sehingga seluruh kegiatan hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri.
Contohnya, amoeba, paramecium dan bakteri. Pada organisme multisel, tubuhnya
tersusun banyak sel yang memiliki fungsi masing masing.

2. SEJARAH SINGKAT SEL

Penemuan mikroskop oleh A.Leeuwenhoek telah banyak membantu para ahli


dalam kegiatan penelitiannya. Robert hooke seorang ilmuwan Inggris pada
pertengahan abad XVIII, dengan memanfaatkan mikroskop, berhasil menjadi
orang pertama yang melihat adanya ruang-ruang kecil yang dibatasi dinding-
dinding pada irisan jaringan tumbuhan. Ruang ruang kecil ini dinamakan cella
(sel).

Dengan penemuan sel oleh robert hooke, para ahli mulai tertarik, apalagi
setelah diketahui bahwa bagian yang penting dari sel tidak hanya dinding selulosa
yang dilihat oelh Robert Hooke, tetapi meliputi isi sel tersebut.

Dua abad kemudian, yaitu pada permulaan abad XIX, Johannes Parkinye
memperkenalkan istilah Protoplasma untuk cairan yang terdapat dalam sel
hidup. Pada tahun yang sama, Mathias Schleiden seorang ahli botani dan
Theodore Schwann ahli zoologi merumuskan suatu generalisasi yang kemudian
berkembang menjadi teori sel, bahwa sel adalah suatu unit struktural dan
fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas
makhluk hidup.

Suatu penegasan lagi telah dikemukakan oleh Rudolf Virchow yang


mengatakan Omnis Cellula-Cellula yang artinya bahwa semua sel berasal dari sel
pula. Dengan demikian, sel merupakan unit pertumbuhan pada makhluk hidup
sehingga, menurut August Weismann, nenek moyang makhluk hidup dapat
ditelusuri.

Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan
kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori
tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk
mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara
lain sebagai berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
Ilmuwan pertama yang mempelajari sel mati pada jaringan gabus
(Quergus suber). Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus
dibawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-
rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan,
strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut
dinamakan sel.
2. Matthias Schleiden (1804-1881) dan Theodore Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan.
Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan. Ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh
tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari
tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan.
Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan
juga tersusun dari banyak sel. Tahun 1838 mereka menemukan adanya
kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan.
Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel. Konsep
yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan
struktural makhluk hidup.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan
tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalm sel.
Yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya
diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti
sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di
dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin
melihat ada cairan dalam sel. Kemudian cairan tersebut diberinya nama
Sarcode. Kemudian johannes purkinye juga melihat ada cairan di dalam
sel. Pada tahun 1869 Johannes Purkinye mengadakan perubahan nama
sarcode menjadi protoplasma.
5. Max Shcultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik
kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari
pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa
teori sel antara lain :

1. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup.


2. Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup.
3. Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup.
4. Sel merupakan unit hereditas.

Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentinganya peranan sel karena
hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh
sel.

3. MACAM MACAM SEL


a. Berdasarkan keadaan inti
1. Sel prokariotik
o Biasanya relatif kecil dan sederhana
o Mempunyai ciri-ciri eksternal
o Batasnya adalah membran plasma
o Dapat memiliki bungkus yang disebut mesosom
o Dinding yang kaku yang tersusun dari senyawa yang unik,
yang ditemukan hanya pada dinding Prokariotik yang disebut
peptidoglikan (dan tidak ada pada Archaebacteria)
o Dapat mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk
perlindungan
o Dapat memiliki struktur motil yang disebut flagella, tetapi
mereka berbeda dari flagella yang terdapat pada Eukariotik,
atau proyeksi yang sangat kecil yang disebut fili, yang
membantu pengikatan bakteri pada permukaan
o Interior sel Prokariotik berbeda
o Molekul DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu
daerah di sitoplasma yang disebut nukleoid. DNA tidak
dikelilingi oleh protein. Bakteri mungkin memiliki lebih dari
satu kopi dari molekul DNA
o Bisa mempunyai plasmid, fragmen DNA independen yang
membawa potongan khusus dari informasi genetic. Plasmid
dapat ditransmisikan dari satu bakteri ke yang lainnya atau
dari lingkungan ke bakteri. Plasmid penting dalam penelitian
DNA rekombinan.
o Ribosom, tersusun dari RNA dan protein, densitasnya 70S
o Tidak mempunyai struktur internal yang dikelilingi membran
(organela)

2. Sel eukariotik
o Sel Eukariotik punya suatu sistem struktur internal yang
dikelilingi membran, yang disebut organela
o Nukleus dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti
nukleus yang sebenarnya)
o Mempunyai sitoplasma sitosol di mana organela-organela
khusus terletak
o Mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel
o Organela-organela secara fisika memisahkan tipe-tipe yang
berbeda dari aktivitas sel pada ruangan sitoplasma
o Organela juga menyebabkan, pemisahan aktivitas sel dalam
waktu
b. Berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya
1. Sel somatis
Sel somatis merupakan sel yang menyusun tubuh dan
bersifat diploid.
2. Sel germinal
Sel germinal merupakan sel kelamin yang berfungsi untuk
reproduksi dan bersifat haploid.
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

No Organel Sel tumbuhan Sel hewan


1. Dinding sel Ada Tidak
2. Vakuola Ada ( besar ) Ada ( kecil )
3. Inti sel Ada Ada
4. Matriks ekstraseluler Tidak ada Ada
5. Plastida Ada Tidak ada
6. Peroksisom Ada Ada
7. Glioksisom Ada Tidak ada/jarang
8. Plamodesmata Ada Tidak ada
9. Sentrosom Tidak ada Ada
10. Lisosom Tidak ada Ada
11. Bahan timbunan Protein dan sel tepung Lemak dan glikogen

Gambar struktur sel tumbuhan

Gambar struktur sel hewan


4. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

Sel kehidupan tersusun dari:

a) Bahan mati ( Inkusion )


Dinding sel
Pada tumbuhan tampak nyata dari bahan organik
seperti pektin, selulosa, hemiselulosa, lignin, dan suberin.
Anorganiknya dari bahan silikat dan kalsium karbonat.
Pada sel hewan semu, sekaligus sebagai membran
sel, yang tersusun dari zat organik saja (Lipoprotein,
Glikoprotein-Glikolipid).
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pusat proteksi
menjaga agar bentuk sel tetap.
Timbunan nutrisi
Nutrisi organik di dalam sel berupa protein,
karbohidrat, dan vitamin, sedangkan anorganiknya berupa
mineral/garam.
Pigmen
Merupakan struktur kimia pemberi warna pada sel
yang beraneka macam warna yang disebut kromatofora,
seperti xiantin (kuning), karotin (coklat), fikosianin (biru),
klorofil (hijau).
b) Bahan hidup berupa protplasma
Sifat fisik protoplasma
o Membentuk sistem koloid pada cairannya, dengan
ukuran molekul antara 0,001 0,1 mikron.
o Berupa larutan jika ukuran molekulnya < 0,001
mikron.
o Disebut sistem suspensi jika ukuran molekulnya >
0,1 mikron.
Sifat koloid protoplasma
o Gerakan molekulnya tidak beraturan.
o Gerakan molekulnya dipengaruhi suhu.
o Dapa mengalami perubahan kekentalan.
o Dari fase sol/cair ke fase gel/padat, atau sebaliknya.
o Molekulnya dapa berdifusi maupun berosmosis.
Penyelidikan senyawa kimia protoplasma
o Untuk uji protein plasma dengan uji Biuret atau
Triptopan atau dengan reager Millon.
o Untuk uji karbohidrat/daya reduksi sakarida di tes
dengan uji Benedict.
o Untuk uji amilum dengan uji Yodium/Iodin.
o Untuk uji lemak/lipid dengan uji noda/bahan eter.

5. BAGIAN BAGIAN SEL :


1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri
atas selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan,
dan untuk mengekalkan bentuk sel. Dinding sel ini juga berfungsi
menyokong tumbuhan yang tidak berkayu. Dinding sel terdiri dari selulosa
(sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat, dan
silikat dari Ca dan Mg.
2. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel.
Membran sel juga merupakan alat trasportasi bagi sel, yaitu tempat masuk
keluarnya zat zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur
membran ialah 2 lapis lipid (Lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas
tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran
menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran
digolongkan menjadi dua, yaitu transpor pasif untuk molekul-molekul
yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus, dan transpor
aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul
menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat
spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan
contoh dari transpor pasif.

2. Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan
bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini
melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore.
3. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk
hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau
katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya
proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga
bagi sel.
4. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang
berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan.
5. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga Aparatus Golgi, Kompleks Golgi, atau
Diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel
tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Fungsi badan golgi :
membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi
terutama pada sel sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi
enzim dan bahan bahan lain.
Membentuk dinding sel tumbuhan
Membentuk lisosom
Membentuk membran plasma. Kantung atau membran
golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang
dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel
telur dan pembentukan lisosom.
6. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan
di seluruh sel hewan eukariotik. Ada tiga jenis Retikulum endoplasma :
Retikulum endoplasma kasar
Di permukaannya terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka fungsi utama dari
retikulum endoplasma kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
Retikulum endoplasma halus
Tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. Retikulum
endoplasma halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme,
yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor
pada protein membran sel.
Retikulum endoplasma sarkoplasmik
Retikulum endoplasma sarkoplasmik merupakan jenis khusus dari
Retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma sarkoplasmik
ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan
retikulum endoplasma sarkoplasmik dari retikulum endoplasam
halus adalah kandungan proteinnya. Retikulum endoplasma halus
mensintesis molekul, sementara retikulum endoplasma sarkoplasmik
menyimpan dan memompa ion kalasium. Retikulum endoplasma
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
7. Sentriol (sentrosom)
Sentrosom merupakan wilayah yang terdiri atas 2 sentriol yang
terjadi ketika pembelahan sel, di mana nantinya tiap sentriol ini akan
bergerak ke bagian kutub kutub sel yang sedang membelah.
8. Nukleus
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel
dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom
bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen
tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat
terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengodekan protein,
sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi
dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri.
9. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel
tumbuhan. Ada 3 macam plastida yaitu leukoplas (plastida yang berbentuk
amilum), kloroplas (plastida yang umumnya berwarna hijau, terdiri atas
klorofil a dan b), dan kromoplas (plastida yang banyak mengandung
karoten).
10. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan. Cairan ini
adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan
pada semua sel tumbuhan, tatpi tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri,
kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Fungsi vakuola sebagai berikut :
Memelihara tekanan osmotik sel.
Penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll.
Mengadakan sirkulasi zat dalam sel.
11. Ribosom
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat
dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom
memiliki diameter sekitar 20 nm serta terdiri 65% RNA ribosom (rRNA)
dan 35% protein ribosom ( disebut Ribonukleoprotein/ RNP).
Dalam sel bakteri, ribosom disintesis di dalam sitoplasma melalui
beberapa ribosom gen operons. Proses perakitan melibatkan fungsi
terkoordinasi lebih dari 200 protein sintesis dan pemrosesan 4 rRNA, serta
perakitan rRNA dengan protein ribosomal.
12. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah organel sel, di dalam sitoplasma semua sel
eukariot, berupa silinder panjang yang berongga dengan diameter luar
kira-kira 25 nm dan diameter dalam 12 nm. Panjangnya beragam dari
beberapa nanometer sampai beberapa mikrometer.
Mikrotubulus terdiri dari molekul molekul bulat protein globular
yang disebut tubulin, yang secara spontan bergabung pada kondisi tertentu
membentuk silinder panjang berongga. Setiap molekul tubulin terdiri atas
dua sub-unit polipeptida yang serupa, -tubulin dan -tubulin. Tiap
molekul tubulin berbobot molekul 110.000 dalton dan merupakan dimer
dari protein tubulin dan tubulin .
Pada irisan melintang, mikrotubulus terlihat terdiri dari 13 benang
tubulin, masing masing terangkai membentuk heliks yang merupakan
bagian dari dinding mikrotubulus. Kedua macam tubulin ini tersusun
berselang selang sepanjang benang. Enzim protease aspartat yang
disekresi oleh HIV dan avia myeloblastosis virus ditemukan menghambat
proses rangkai mikrotubulus dengan mengiris hormon MAP.
13. Sitoplasma
Sitoplasma meliputi cairan matriks (disebut sitosol) yang terletak pada
membran plasma di mana segala sesuatu yang lain, seperti membran
internal, partikel, dan struktur yang diselubungi membran, yang disebut
organela, terletak.

Organisasi Sel dan Dimensi Sel


Ketika manfaat dari organisasi seluler cukup jelas, harus dilihat lebih
dekat apakah fungsi sel untuk memahami mengapa sebagian besar sel adalah
sangat kecil, dan mengapa organisme multiseluler terdiri dari banyak sel
mikroskopik, dari pada hanya beberapa sel yang sangat besar.
Masing-masing sel memerlukan lingkungan internal yang konstan dan
terjaga untuk memberikan sejumlah fungsinya. Sel harus saling tukar menukar
materi dengan lingkungan eksternalnya, dan mengalami sejumlah reaksi kimia,
masing-masing dengan kebutuhan kimiawi yang spesifik, supaya tetap hidup dan
dapat melakukan fungsinya. Hal lain yang diperlukan di dalam sel, pertukaran
yang lebih banyak harus terjadi melaui membran. Jika volume sel menjadi terlalu
besar, tidak terdapat daerah permukaan membran yang cukup untuk mengerjakan
semua kebutuhan sel. Sehingga, keseluruhan pembatasan ukuran sel tampaknya
menjadi rasio daerah permukaan/volume.
Selama volume sel meningkat, sel memiliki permukaan yang secara
proporsional lebih kecil untuk pertukaran nutrient, gas, dan sisa metabolisme
dengan lingkungannya untuk menopang peningkatan volume. Di dalam
sitoplasma, bahan-bahan bergerak dengan cara difusi, suatu proses fisika yang
hanya dapat dilakukan pada jarak yang dekat. Volume yang besar akan
menghambat kecepatan pergerakan bahan-bahan tersebut sehingga mengganggu
fungsi sel. Sel dengan kebutuhan metabolisme yang minimal dapat memiliki
volume yang lebih besar.
Tipe Sel dan Organisme Hidup
Setiap organism tersusun dari satu atau lebih tipe dasar sel: prokariotik
atau eukariotik. Sel prokariotik tidak mempunyai materi genetic yang terselubung
di dalam struktur yang dilingkupi membran (tidak ada nukleus). DNAnya
terkonsentrasi pada suatu daerah sel yang disebut nukleoid. Sel prokariotik juga
tidak mempunyai organela yang dibatasi membran di dalam sitoplasma selnya.
DNA sel eukariotik terletak di dalam nukleus. Nukleus ini dikelilingi oleh
sitoplasma sel, sebagian besar dari mereka adalah matrik semi cair, sitosol, di
mana organela terletak.
6. REPRODUKSI SEL
Reproduksi sel dapat dilakukan denga cara :
Amitosis (pembelahan langsung), misal pada organisme
prokariotik seperti bakteri dan Cyanobacteria.
Pembelahan tidak langsung, dibagi menjadi 2, yaitu mitosis (pada
sel tubuh) dan meiosis (pada sel kelamin).
a. Pembelahan amitosis pada organisme prokariotik
Pembelahan amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melalui tahapan-tahapan seperti pembentukan gelendong
pembelahan, peleburan inti, dan penampilan kromosom.
Proses : inti sel membelah menjadi dua (kariokinesis), diikuti
dengan sitokinesis (pembelahan sitoplasma). Karena pada
pembelahan ini setiap sel membelah menjadi dua sel yang identik
maka disebut pembelahan biner.
b. Reproduksi sel organisme eukariotik
Pembelahan sel eukariotik didahului dengan penggandaan materi
genetik, diikuti pembelahan kromosom, pembelahan inti,
pembelahan organel, dan pembelahan sel.
Ada dua macam pembelahan sel, yaitu mitosis (terjadi pada proses
pertumbuhan) dan meiosis (terjadi pada proses pembentukan sel
kelamin).
1. Reproduksi organel
Terjadi sebelum pembelahan sel, yaitu saat akan terjadi
pembagian plasma sel. Jadi hampir bersamaan dengan
pembelahan inti sel.
Organel sel seperti lisosom, badan golgi, mitokondria, ribosom,
kloroplas akan membelah mendahului pembelahan sel.
Tujuannya supaya setiap sel anakan mempunyai organel sel
yang lengkap, sehingga mampu melaksanakan berbagai fungsi
kehidupan.
2. Siklus sel
Siklus sel adalah rangkaian proses perkembangan sel melalui tahap
tertentu. Secara garis besar siklus sel meliputi interfase dan fase
mitosis.
Interfase
Tahap pertama siklus sel (90%) yang merupakan fase antara
mitosis satu dengan mitosis berikutnya, yang terdiri atas :
Fase G1 = Growth/tumbuh (sebelum replikasi ADN),
cirinya terjadi pembentukan dan pembelahan organel.
Fase S = cirinya replikasi ADN
Fase G2 = Growth/tumbuh (pasca replikasi ADN),
cirinya terjadi replikasi dan peningkatan jumlah energi
simpanan, serta terjadi sintesis protein.
Fase mitotik
Fase M (mitotik) adalah pembelahan sel yang meliputi
pembelahan inti dan sitokinesis (pembagian sitoplasma).
Bersamaan dengan pembelahan inti, organel organel yang
dibentuk saat fase G1 dan G2 juga ikut membelah.
3. Pembelahan mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi bila sel anak
berkromosom sama dengan kromosom sel induknya. Tahap-
tahapnya sebagai berikut.
Profase
Merupakan fase terlama dan memerlukan energi paling
banyak. Peristiwa yang terjadi sebagai berikut.
Menghilangnya selaput inti dan nukleolus.
Kromatin menebal menjadi kromosom, kemudian
kromosom membelah lagi menjadi dua kromatid.
Bagian tempat dua kromatid saling menempel disebut
sentromer/kinetokor.
Pada sel hewan, sentromer membelah menjadi dua
(sentriol) dan menjadi kutub yang berlawanan (pada
tumbuhan tingkat tinggi tidak punya sentriol).
Dari tiap sentromer, mikrotubulus membentuk
gelendong pembelahan (spindle fiber) yang
menyerupai pancaran bintang (aster).
Serat gelendong memegang tiap kromosom tepat pada
sentromernya.
Metafase
Merupakan fase yang memudahkan penghitungan jumlah
kromosom sel makhluk hidup, karena pada saat ini kromatid-
kromatid mengatur diri dan berjajar di bidang pembelahan
(ekuator).
Anafase
Kromosom menjadi dua kromatid (pembelahan inti melalui
pembelahan sentromernya). Tiap-tiap kromatid memisahkan
diri dari pasangannya. Tiap gelendong pembelahan (benang
spindel) memegang satu kromatid tepat pada sentromernya,
kemudian menariknya menuju ke kutub yang berlawanan.
Pemendekan spindel (sebagaimana pembentukannya)
dipengaruhi oleh molekul tubulin.
Telofase
Kromatid berubah menjadi kromatin. Membran inti dan inti
sel terbentuk kembali, sedang benang spindel lenyap. Di
ekuator terjadi penebalan plasma (penyebab terpisahnya
sitoplasma) yang peristiwanya disebut sitokinesis, sehingga
terbentuk dua sel baru dengan jumlah kromosom yang sama
dengan induknya.
4. Pembelahan meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anak
dengan jumlah kromosomnya separuh dari jumlah kromosom
induknya. Tahap-tahap meiosis sebagai berikut.
Meiosis I
Profase I, meliputi tahap :
Leptoten, cirinya kromatin memendek dan menebal
membentuk kromosom, tampak tunggal.
Zigoten, cirinya sentrosom membelah menjadi dua
sentriol dan masing masing bergerak menuju kutub
yang berlawanan, sementara itu kromosom homolog
saling berpasangan membentuk n bivalen melalui
kiasma, dan peristiwa ini disebut sinapsis.
Pakiten, cirinya tiap kromosom membelah menjadi dua
kromatid (duplikasi kromosom), sehingga masing-
masing membentuk 4 kromatid (tetrad) yang menyatu
dengan satu sentromer. Pada fase ini terjadi peristiwa
penting, yaitu kombinasi gen melalui proses pindah
silang (crossing over).
Diploten, cirinya dua kromosom homolog yang saling
berpasangan memisahkan diri.
Diakinesis, cirinya dua sentriol hasil pembelahan
sentrosom berada pada kutub yang berlawanan. Dari
sentriol tersebut terbentuk gelendang pembelahan.
Sementara itu membran inti dan nukleolus menghilang.
Metafase I
Kromatid hasil duplikasi kromosom (tetrad) berjejer di
ekuator dan setiap pasang kromatid sentromer tetap menhyatu
dan melekat pada benang gelendong.
Anafase I
Kromosom homolog (2 pasang kromatid/tetrad) saling
berpisah, kemudian masing-masing kromosom bergerak
menuju kutub yang berlawanan. Sementara itu, gelendong dan
seluruh isi sel memanjang ke arah kutub. Pada saat anafase I,
kemungkinan bisa terjadi gagal berpisah (nondisjunction)
Telofase I
Ciri-cirinya benang kromatid berubah menjadi benang
kromatin kembali dan benag gelendong menghilang serta
selaput inti dan nukluolus terbentuk kembali.
Meiosis II
Profase II
Kromatin berubah kembali menjadi kromosom. Sentriol
membelah menjadi 2 dan masing masing bergerak menuju
kutub yang berlawanan. Selaput inti (karioteka) dan nukleolus
(anak inti) menghilang. Dari sentriol terbentuk benang
gelendong (spindel) yang akan membetuk gelendong
pembelahan gelendong dan sentromer akan menempel
padanya.
Metafase II
Kromosom (yang telah membelah menjadi 2 kromatid) berjejer
di ekuator. Setiap benang spindel memegang kromosom pada
sentromernya.
Anafase II
Seluruh isi sel dan benang spindel memanjang. Secara
bersamaan sentromer membelah menjadi 2
(kariokinesis/pembelahan inti). Pasangan kromatid saling
berpisah dan masing-masing menuju kutub yang berlawanan.
Telofase II
Benang kromatid berubah menjadi kromatin kembali.
Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali. Di bidang
pembelahan/ekuator terbentuk sekat pembagi sitoplasma
sehingga terjadi sitokinesis dan terbentuklah 4 sel baru yang
masing masing berkromosom setengah dari jumlah kromosom
induknya.
PEMBELAHAN MITOSIS

PEMBELAHAN MEIOSIS

c. Gametogenesis pada makhluk hidup tingkat tinggi (hewan dan manusia)


Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel gamet melalui
proses pembelahan meiosis.
Pada hewan dan manusia, gametogenesis meliputi spermatogenesis
(proses pembentukan spermatozoa pada kelenjar kelamin
jantan/testis) dan oogenesis (proses pembentukan ovum pada
kelenjar kelamin betina/ovarium)
Sel sperma dan sel ovum adalah sel haploid yang berasal dari
pembelahan meiosis sel diploid.
d. Perbedaan antara mitosis dan meiosis
No Mitosis meiosis
1 Tujuan Organisme monoseluler : Pembentukan sel
untuk berkembang biak. kelamin.
Organisme multiseluler : Mempertahankan
untuk pertumbuhan, jumlah kromosom agar
regenerasi/restitusi. selalu tetap dari generasi
ke generasi.
2 Proses Satu kali pembelahan 1 kali pembelahan
pembelahan kromosom dan inti. kromosom, 2 kali
pembelahan inti
(kariokinesis).
3 Hasil Dari 1 sel induk dihasilkan Dari 1 sel induk
2 sel anak yang identik dihasilkan 4 sel anak
dengan sel induk. yang tidak identik
dengan sel induk
(walaupun pada
oogenesis hanya ada 1
sel yang
fungsional/fertil, sedang
3 sel polosit steril/mati.
4 Tempat Tumbuhan : jaringan Tumbuhan : lumut dan
terjadinya embrional dan jaringan paku-pakuan terjadi di
meristematis (ujung akar, sporangium.
ujung batang, kambium) Manusia dan hewan
Hewan : sel somatis (sel sel gonosom. Terjadi di
tubuh) : jaringan testis (jantan), ovarium
embrional, epitelum, (betina).
kelenjar dan tulang.
5 Jumlah Kromosom sel anak sama Kromosom sel anak
kromosom sel dengan sel induk. adalah setengah dari sel
anak induk.
6 Lain-lain Pindah silang tidak terjadi. Pindah silang terjadi
Gagal berpisah tidak pada akhir profase.
terjadi. Kromosom Gagal berpisah terjadi
homolog tidak terbentuk. pada anafase I. Pindah
Chiasma tidak terbentuk. silang dan gagal
Kromosom membentuk 1 berpisah bisa
garis pada equator benang menyebabkan susunan
spindel. Kromatid materi genetis/materi
bergerak menuju kutub hereditas sel anak
berlawanan. mitosis berbeda dengan
susunan materi hareditas
sel anak meiosis.
Kromosom homolog
membentuk bivalen
pada profase I. Chiasma
terbentuk pada profase I.
Kromosom membentuk
2 garis pada ekuator
spidel pada metafase I.
DAFTAR PUSTAKA
White J. M. 2007. Struktur dan fungsi sel.Universitas sistem
kesehatan virginia. Diambil pada tanggal 11 Desember 2007, dari
http://www.w3.org/1999/xhtml.

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P.
2002. Biologi molekuler dari sel. Edisi 4. Ilmu garland. New York.

Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biologi. Edisi 6.


Pembelajaran brooks/cole Thompson. USA.

Wolfe, S.L. 1993. Biologi molekular dan seluler. Perusahaan


penerbitan Wadsworth. California.

Stryer, L. 1988. biokimia. Edisi 3. W.H. Freeman dan perusahaan.


New York.

Rossalia, dewi dkk. 2015. Big book SBMPTN saintek 2016.


Jakarta: Cmedia.

Hermanto, bambang. 2013. Big bank soal+bahas biologi kelas 1,2,


& 3 SMA. Jakarta: Wahyumedia.

Anda mungkin juga menyukai