1 Praktik Reboisasi
Reboisasi bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan kritis di wilayah daerah
aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipatif. Kegiatan
utamanya adalah penanaman kawasan hutan dengan tanaman hutan dan tanaman bermanfaat
ganda yang dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat setempat. Tujuan dari penanaman
ini untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang optimal sekaligus memberikan manfaat
bagi masyarakat setempat sehingga tercipta keharmonisan antara hutan dan masyarakat. Dengan
reboisasi dan penghijauan lahan, laju evapotranspirasi dan air simpanan dalam tanah dapat
meningkat. Reboisasi dan penghijauan yang berhasil akan menurunkan aliran air permukaan dan
sekaligus meningkatkan air simpanan dalam tanah. Apabila reboisasi dan penghijauan yang
hanya menanam pohon yang tinggi tanpa memperhatikan adanya tumbuhan bawah dan serasah,
maka kondisi demikian justru akan menaikan erosi, maka dalam penghijauan dan reboisasi
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pohon yang dipilih mempunyai ujung penetes yang sempit
b. Ada tumbuhan bawah yang berupa rumput dan serasah
2.1.2 Abad 19
Pengajaran-pengajaran dari Willdenow di universitas Gottingen, Jerman banyak memberikan
pengaruh kepada seorang siswa prusia muda dan kaya, Frederich Alexander Von Humboldt
(1969-1859) yang mempelajari botani untuk menyelesaikan pendidikan tingginya dalam bidang
matematika, pengetahuan alam dan kimia. Setelah tamat, Humboldt bertemu johan foster yang
menemani James Cook dalam sebuah perjalan dunia. Dalam satu dekade kemudian, Humboldt
bertemu dengan seorang ahli botani muda, Aime Bonpland, yang memiliki keinginan sama untuk
mengunjungi dunia tropis baru. Perencanaan mereka dimantapkan, selama 5 tahun perjalan
mereka melewati hutan hujan daratan sehingga pegununggan paramo yang dingin, dan dari
gurun kering hingga semak berduri. Mereka mengeksplorasi Cuba, Veneszuela, Equador, Peru,
Meksiko dan sungai Orinoko dan sungai Amazone. Dalam perjalanan pulang ke Eropa tahun
1904, Humboldt menjadi tamu rumah dari presiden Jefferson di Washington.
Humboldt kembali ke Prancis dan mulai menulis 30 volume karya monumentalnya dalam
sebuah judul Voyage Aux Regions Equinoxiales. Sebanyak 14 volume pertama, ia curahkan
untuk botani dan didalam buku itu ia memperkenalkan istilah asosiasi, pemberian vegetasi
dengan faktor lingkungan, dan pemberian pengaruh sinergis dari beberapa faktor fisik.Mendekati
akir hidupnya, ia menulis sebuah ensiklopedia kosmos sebanyak 5 volume..
Studi Geografi Tumbuhan oleh Humboldt, kemudian dilanjutkan oleh Schouw, De Candolle,
Kerner, Grisebach, dan banyak ahli lainya. J.E.Schouw (1789-1852) adalah seorang professor di
Universitas Conpenhagen, yang mempopulerkan prosedur penamaan asosiasi dengan
menggabungkan nama marga domain dengan akhiran –etum jadi, Quercetum adalah sebuah
asosiasi lahan berhutan oak (Quercus + etum) dan pinetum adalah asosiasi sebuah hutan pinus
(Pinus +etum)
Anton Kerner Von Marilaun (1831-1898) mempelajari obat-obatan di universitas Vienna.
Sebuah buku yang dihasilkanya, Plant Life Of the Danube (1863)
Agus Grisebach (1814-1879) melalui sebuah perjalanan panjang , ia memberikan lebih dari 50
tipe vegetasi utama dalam batas- batas fisiognomi yang amat modern menghubungkan distribusi
dari tipe-tipe vegetasi dengan variasi-variasi faktor klimaks.
Alphonso Luis Pierce Pyramus De Candille (1806-1893) adalah ahli taksonomi herbarium,
ahli geografi tumbuhan kursi tangan, tetapi oleh karena aksesnya terhadap koleksi-koleksi
tumbuhan sehingga memungkinkanya untuk mencoba melihat hokum-hukum distribusi
tumbuhan.
Ahli biologi lainya yang berkontribusi terhadap perkembangan ekologi tumbuhan pada masa
pertengahan dan akir abad 19, diantaranya :
Oscar Drude (1890 dan 1896)
Adolf Engler (1903)
George Marsh (1864)
Asa Gray (1889)
Charles Darwin
2.2. Pembentukan Ekologi Tumbuhan Sebagian dari Geografi Tumbuhan
2.2.1 Johanes Eugenius Bullow Warming (1841-1924)
Sebagai orang muda di Negeri Belanda, Johanes Warming ditawari kesempatan untuk
membantu seorang ahli paleotologi untuk melakukan studi lapangan di dekat Lagoa Santa,
Brasil. Area ini adalah suatu lahan berhutan sabana tropis. Ia membutuhkan 42 hari perjalanan
ke arah barat laut dari Rio de Janairo.Ia menghabiskan waktu 3 tahun di sana dan 30 tahun
kemudian ketika ia mengakiri kegiatan identifikasi dan pemerian dari 2.600 spesimen tumbuhan,
ia menulis sebuah buku tentang vegetsi pada tahun 1892. Organisasi ekologis klasiknya
dimungkinkan sebagai sebuah model untuk studi vegetasi saat ini