Anda di halaman 1dari 8

1.3.2.

1 Praktik Reboisasi
Reboisasi bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan kritis di wilayah daerah
aliran sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipatif. Kegiatan
utamanya adalah penanaman kawasan hutan dengan tanaman hutan dan tanaman bermanfaat
ganda yang dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat setempat. Tujuan dari penanaman
ini untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang optimal sekaligus memberikan manfaat
bagi masyarakat setempat sehingga tercipta keharmonisan antara hutan dan masyarakat. Dengan
reboisasi dan penghijauan lahan, laju evapotranspirasi dan air simpanan dalam tanah dapat
meningkat. Reboisasi dan penghijauan yang berhasil akan menurunkan aliran air permukaan dan
sekaligus meningkatkan air simpanan dalam tanah. Apabila reboisasi dan penghijauan yang
hanya menanam pohon yang tinggi tanpa memperhatikan adanya tumbuhan bawah dan serasah,
maka kondisi demikian justru akan menaikan erosi, maka dalam penghijauan dan reboisasi
sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pohon yang dipilih mempunyai ujung penetes yang sempit
b. Ada tumbuhan bawah yang berupa rumput dan serasah

1.3.2.2 Rehabilitasi Lahan Kritis


Sasaran rehabilitasi adalah pada lahan-lahan kritis di dalam kawasan hutan. Rehabilitasi lahan
adalah usaha memperbaiki, memulihkan dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar
berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, sebagai media pengatur tata air maupun
sebagai unsur perlindungan alam lingkunganya. Konservasi lahan adalah pengelolaan lahan yang
pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaanya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati dan nilai-nilainya.

1.3.2.3 Penerapan Sistem Agroforestri


Pengelolahan kehutanan terdapat berbagai struktur system agroforesti sehingga terdapat
bermacam-macam bentuk antara lain:
1. Agrisilvikultur adalah suatu bentuk agroforesti yang merupakan campuran
kegiatan kehutanan dan pertanian lainya.
2. Silvopastur merupakan bentuk agroforestri dengan campuran kegiatan dengan
peternakan, yaitu lahan diantara tegakan pohon hutan yang ditanami dengan
rerumputan atau hijauan pakan ternak dalam waktu bersamaan
3. Silvofisheri adalah bentuk agroforestri dengan kegitan campuran kehutanan di
daerah pantai (hutan payau) dengan kegiatan perikanan. Di sini, petani tambak
membudidayakan ikan (udang atau bandeng ) sekaligus menghutankan kembali
dan merehabilitasi hutan payau.
4. Hutan serba guna merupakan bentuk agroforestri dengan campuran kegiatan
kehutanan dengan tanaman pangan, peternakan, tanaman obat, pemeliharaan
lebah madu, pemeliharaan ulat sutra,wisata pendidikan dan latihan militer.
5. Kebun campuran merupakan campuran kegiatan pertanian (berbagai jenis
tanaman) dengan menanam pohon diluar kehutanan seperti pekarangan atau talun.
Beberapa pengaruh negatif pohon yang merupakan kendala dalam sistem agroforestri
antara lain:
a. Kompetisi akan cahaya antara pohon dan tanaman sela
b. Kompetisi akan air dan unsur hara antara pohon dan tanaman sela
c. Pepohonan dapat menjadi inang hama atau penyakit bagi tanaman musiman
Sistem agroforestri dapat berjalan seperti yang diharapakan (produksi atau pendapatan)
apabila cahaya cukup tersedia.

1.3.2.4 Pengembangan wilayah perkotaan


Pertumbuhan dan perkembangan kota mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
lingkungan fisik. Terdapat data penelitian mengenai suhu udara kota yang lebih panas daripada
lingkungan disekitarnya,yang seolah-olah sebuah pulau panas yang terapung diatas media yang
lebih dingin.Kota merupakan salah satu lingkungan hidup yang perluh ditata pola penyebaran
tanamanya.Tujuan penyebaran taman dikota harus jelas hal ini dimaksudkan bahwa penempatan
lokasi luas taman, kelengkapan sarana dan prasarana taman harus sesuai dengan kebutuhan
standar kota.Untuk membentuk kota yang asri dan mengurangi suhu panas dalam kota,
diperlukan peranan sebagai berikut :
1) Ruang terbuka hijau kota. Merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang
berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota,
kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olaraga,
dan kawasan hijau perkarangan. Berdasarkan intruksi Mentri Dalam Negeri NO.14 Tahun
1988 tentang penataan ruang terbuka hijau diwilayah perkotaan, ruang terbuka hijau
adalah ruang-ruang di dalam sebuah kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
areal atau kawasan maupun dalam bentuk areal memanjang atau jalur dimana di dalam
penggunaanya lebih bersifat terbuka tanpa bangunan.
2) Hutan kota. Adalah ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah
perkotaan. Hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu
menciptakan iklim mikro dari lokasi-lokasi perkotaan atau dekat kota. Kriteria penting
yang dapat dipergunakan dalam membangun hutan perkotaan adalah criteria lingkungan.
Hal ini berkaitan dengan manffat penting hutan kota berupa manfaat lingkungan yang
terdiri atas koservasi mikro-klimat, keindahan, konservasi flora dan kehidupan liar.
Berdasarkan letaknya, hutan kota dapat dibagi menjadi lima kelas yaitu :
 Hutan kota pemukiman, yaitu pembangunanhutan kota yang bertujuan untuk membantu
menciptakan lingkungan yang nyaman dan menambah keindahan dan dapat menangkal
pengaruh polusi kota.
 Hutan kota industri, berperan sebagai penagkal polutan yang berasal yang berasal dari
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perindutrian.
 Hutan kota wisata atau rekreasi, berperan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan
rekreasi bagi masyarakat kota
 Hutan kota konservasi, berperan mencegah kerusakan, kemberi perlindungan dan
peletarian terhadap objek tertentu
 Hutan kota pusat kegiatan, berperan meningkatkan kenyamanan, keindahan, dan produksi
oksigen di pusat kegiatan.

Bentuk hutan kota


 Jalur hijau, berupa peneduh jalan raya, jalur hijau dibawah kawat listrik dan
lainya
 Taman kota, diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa,
baik sebagian maupun semuanya yang merupakan hasil rekayasa manusiauntuk
mendapatkan komposisi tertentu yang indah.
 Kebun dan halaman, jenis tanaman yang ditanam dikebun dan halaman biasanya
dapat menghasilkan buah
 Kebun raya, hutan raya, dan kebun binatang dapat dimasukan ke dalam salah satu
bentuk hutan kota.
 Hutan lindung, daerah dengan lereng curam harus dijadikan kawasan hutan
karena rawan longsor.

Fungsi hutan kota


 Nilai estetika. Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan
kota akan menambah nilai keindahan kota.Suatu studi yang dilakukan atas
keberadaan hutan kota terhadap nilai estetika adalah bahwa masyarakat bersedia
unruk membayar keberadaan hutan kota karena memberikan rasa keindahan dan
kenyamanan
 Menyerap karbon dioksida (CO2). Hutan merupakan penyarap gas karbon
dioksida yang cukup penting, selain dari fiti-plakton, ganggang dan rumput laut di
samudra. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gassebagai
akibat dari penyusutan hutan oleh kegiatan perladangan, pembalakan dan
kebakaran, maka perluh dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi
penurunan fungsi hutan. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua
tumbuhan, baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainya dalam
proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dan air
untuk menjadi karbohidrat (C6H12 O6) dan oksigen (O2). Pada proses fotosintesis
dapat menyerap gas yang apabila konsentrasinya meningkat akan bercun bagi
manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak,
proses fotosintesis menghasilkan gas oksegen yang sangat diperluhkan oleh
manusia dan hewan.
 Pelestarian air tanah. Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah
menjadi humus akan mengurangi tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan
mempertahankan kondisi air tanah di lingkungan kota dan sekitarnya Hutan kota
dengan luas minimal 0,5 ha mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan
meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m3/ tahun
 Penahan angin. Hutan kota berfungsi sebagai penahan angin yang mampu
mengurangi kecepatan angin 75-80%. Faktor yang harus diperhatikan dalam
mendesain hutan kota untuk menahan angin adalah bahwa jenis tanaman yang
ditanam adalah tanaman yang memiliki :
a) Dahan yang kuat
b) Daun tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang
c) Memiliki jenis perakaran dalam
d) Memiliki kerapatan yang cukup (50-60%)

1.3.3 Budidaya perairan


Budidaya air untuk keperluan makanan yang melibatkan ekosistem sangat berbeda dengan
budidaya untuk keperluan pemancingan. Dasar pengelolaanya adalah pada rantai makanan yang
pendek, ditopang oleh banyak masukan pupuk, pakan, benih dari tempat pembenihan dan energi
kerja. Salah satu penerapan yang efisien adalah menampung buangan dari jenis tertentu dari
limbah organik rumah tangga dan indutri yang mengalir melalui serangkaian kolam, yang dapat
menyediakan subsidi energi untuk jenis ikan moluska, crustacea, dan makhluk hidup lain yang
telah beradaptasi dan dapat menghasilkan makanan untuk manusia atau binatang, atau produk
berguna lainya.
BAB II
SEJARAH SINGKAT EKOLOGI TUMBUHAN
2.1 Dasar-dasar Dalam Geografi Tumbuhan
2.1.1 Sebelum Abad 19
Ekologi tumbuhan telah ditelitih secara tidak formal dan pragmatis sejak permulaan sejarah
kemanusiaan. Para pengumpul dan pemburu dimasa lampau memiliki pengetahuan tentang
distribusi makanan di alam dan tumbuhan yang merupakan sumber makanan hewan dalam
mempertahankan hidupnya, dan hewan yang merupakan mangsanya. Aristoteles dan theoparatus,
pada kira-kira 300 SM, telah menulis tentang geografi tumbuhan danekologi tumbuhan, tetapi
kebanyakan orang yang belum terdidik di seluruh di masa itu hanya menghargai orang-orang
tertentu yang memiliki pemahaman yang baik tentang topic dimaksu di masa itu.
Beberapa dari tulisan mengenai ekologi formal yang didaftarkan sebelum abad 19 adalah
yang berhubungan dengan suksesi tumbuhan, yang secara perlahan-lahan mulai berkembang di
area-area sekitar danau atau genangan, dan kemudian istilah suksesi digunakan dalam konteks
modern pada permulaan abad 19 (Clements, 1916).
Eksplorasi dunia, secara kkhusus pada abad 19, dengan cepatnya membentuk pandangan-
pandangan ekologi garis keras. Carl Ludwig Willdenow (1765-1812) merupakan pionir dari
pandangaan terseebut. Ia adalah seorang ahli geografi tumbuhan yang mencatat bahwa iklim
yang sama menghasilkan tipe-tipe vegetasi yang sama pula, di wilayah yang luasnya ribuan
kilometer,seperti Afrika Selatan dan Autralia.

2.1.2 Abad 19
Pengajaran-pengajaran dari Willdenow di universitas Gottingen, Jerman banyak memberikan
pengaruh kepada seorang siswa prusia muda dan kaya, Frederich Alexander Von Humboldt
(1969-1859) yang mempelajari botani untuk menyelesaikan pendidikan tingginya dalam bidang
matematika, pengetahuan alam dan kimia. Setelah tamat, Humboldt bertemu johan foster yang
menemani James Cook dalam sebuah perjalan dunia. Dalam satu dekade kemudian, Humboldt
bertemu dengan seorang ahli botani muda, Aime Bonpland, yang memiliki keinginan sama untuk
mengunjungi dunia tropis baru. Perencanaan mereka dimantapkan, selama 5 tahun perjalan
mereka melewati hutan hujan daratan sehingga pegununggan paramo yang dingin, dan dari
gurun kering hingga semak berduri. Mereka mengeksplorasi Cuba, Veneszuela, Equador, Peru,
Meksiko dan sungai Orinoko dan sungai Amazone. Dalam perjalanan pulang ke Eropa tahun
1904, Humboldt menjadi tamu rumah dari presiden Jefferson di Washington.
Humboldt kembali ke Prancis dan mulai menulis 30 volume karya monumentalnya dalam
sebuah judul Voyage Aux Regions Equinoxiales. Sebanyak 14 volume pertama, ia curahkan
untuk botani dan didalam buku itu ia memperkenalkan istilah asosiasi, pemberian vegetasi
dengan faktor lingkungan, dan pemberian pengaruh sinergis dari beberapa faktor fisik.Mendekati
akir hidupnya, ia menulis sebuah ensiklopedia kosmos sebanyak 5 volume..
Studi Geografi Tumbuhan oleh Humboldt, kemudian dilanjutkan oleh Schouw, De Candolle,
Kerner, Grisebach, dan banyak ahli lainya. J.E.Schouw (1789-1852) adalah seorang professor di
Universitas Conpenhagen, yang mempopulerkan prosedur penamaan asosiasi dengan
menggabungkan nama marga domain dengan akhiran –etum jadi, Quercetum adalah sebuah
asosiasi lahan berhutan oak (Quercus + etum) dan pinetum adalah asosiasi sebuah hutan pinus
(Pinus +etum)
Anton Kerner Von Marilaun (1831-1898) mempelajari obat-obatan di universitas Vienna.
Sebuah buku yang dihasilkanya, Plant Life Of the Danube (1863)
Agus Grisebach (1814-1879) melalui sebuah perjalanan panjang , ia memberikan lebih dari 50
tipe vegetasi utama dalam batas- batas fisiognomi yang amat modern menghubungkan distribusi
dari tipe-tipe vegetasi dengan variasi-variasi faktor klimaks.
Alphonso Luis Pierce Pyramus De Candille (1806-1893) adalah ahli taksonomi herbarium,
ahli geografi tumbuhan kursi tangan, tetapi oleh karena aksesnya terhadap koleksi-koleksi
tumbuhan sehingga memungkinkanya untuk mencoba melihat hokum-hukum distribusi
tumbuhan.
Ahli biologi lainya yang berkontribusi terhadap perkembangan ekologi tumbuhan pada masa
pertengahan dan akir abad 19, diantaranya :
 Oscar Drude (1890 dan 1896)
 Adolf Engler (1903)
 George Marsh (1864)
 Asa Gray (1889)
 Charles Darwin
2.2. Pembentukan Ekologi Tumbuhan Sebagian dari Geografi Tumbuhan
2.2.1 Johanes Eugenius Bullow Warming (1841-1924)
Sebagai orang muda di Negeri Belanda, Johanes Warming ditawari kesempatan untuk
membantu seorang ahli paleotologi untuk melakukan studi lapangan di dekat Lagoa Santa,
Brasil. Area ini adalah suatu lahan berhutan sabana tropis. Ia membutuhkan 42 hari perjalanan
ke arah barat laut dari Rio de Janairo.Ia menghabiskan waktu 3 tahun di sana dan 30 tahun
kemudian ketika ia mengakiri kegiatan identifikasi dan pemerian dari 2.600 spesimen tumbuhan,
ia menulis sebuah buku tentang vegetsi pada tahun 1892. Organisasi ekologis klasiknya
dimungkinkan sebagai sebuah model untuk studi vegetasi saat ini

2.2.2. Andreas FransWilhelm Schimper (1856-1901)


Adreas Schimper dilahirkan dari sebuah keluarga yang terkenal sebagai ahli botani Jerman. Ia
melakukan perjalanan luas ke daerah-daerah tropis dan menyimpulkan bahwa pekerjaan dasar
geografi tumbuhan dan taksonomi tumbuhan akan segera diselesaikanya dengan amat benar.
Akan tetapi , berdasarkan pada kesimpulanya,bahwa sasaran yang disusunya adalah untukdirinya
sendiri guna menjelaskan sebab-sebab dari perbedaan kewilayaan flora dan vegetasi. Mendekati
ahkir masa hidupnya yang pendek, pada tahun 1898 ia mempublikasikan sebuah buku berjudul
Plant Geography on a Physiological Basis, dimana judul bukunya agak menyesatkan, ia
menekankan sifat-sifat morfologis yang diasumsikan bernilai adaptif dan menyajikan sangat
sedikit fisiologi tumbuhan dalam konteks modern..

2.2.3. Jozef Paczoski (1864-1941) dan Leonid Rammensky


Penyebarluasan gagasan dari Paczozki tampaknya menderita karena karyanya dipublikasikan
dalam bahasa Slav dari pada dengan bahasa Eropa Barat, apa lagi tidak segera di terjemahkan ke
dalam bahasa yang lebih umum (Maycock 1967). Ia kemudian mempublikasikan sebuah buku
teks, Fitososiologis (1921), dan sebagai pendiri Jurusan Fitososiologi pertama dunia di
Universitas Poznan,Polandia. Rammensky mengembangkan metode analisis gradien, dan seperti
halnya, Paczozki, ia menunjukan bagaimana komunitas didegradasikan menjadi yang lain (ia
perkenalkan istilah fitokenosis).

Anda mungkin juga menyukai