Anda di halaman 1dari 11

ILMU KEALAMAN DASAR

“KEANEKARAGAMAN MAHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA”

Disusun Oleh: KELOMPOK 5

Ivenia Dikta Januariza 1820111039

Yusuf Amiyanto Eko Sutrisno 1920111216

Putri Amelia Kusuma T 1920111597

Ananda Risky Romadhon 1920112074

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

(STIESIA) SURABAYA

2019
LATAR BELAKANG

Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri kehidupan seperti bernapas,


bergerak, dan berkembang biak. Ikan, kambing, burung, dan manusinya dapat
bergerak, memerlukan makanan, berkembang biak, dan bernapas. Hal tersebut
yang membedakan antara makhluk hidup dan benda mati. Sedangkan contoh
benda mati adalah meja, kursi, pupen, tas, buku dan lain-lain yang tidak meliputi
ciri-ciri dari makhluk hidup.

Mahluk Hidup memiliki banyak ragam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun
hewan. Di lingkungan sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis mahluk hidup,
seperti berbagai jenis hewan, misalnya bebek, kerbau, kucing, dan sebagainya,
berbagai jenis tumbuhan misalnya apel, manga, belimbing dan tumbuhan
lainnya. Masing-masing mahluk hidup memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda
sehingga terbentuklah keanekaragaman mahluk hidup yang di sebut dengan
keanekaragaman hayati.

Dari berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti


mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini
dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan
tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan
untuk mempermudah manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan
tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan penamaan terhadap suatu
individu.

Keanekaragam meliputi variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari


makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup
yaitu oleh adanya mekanisme evolusi.

Makhluk hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan tersebar dimana-
mana. Sebagai sesama makhluk hidup kita perlu mengetahui apa dan bagaimana
keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sekitar, karena itu perlu adanya
pembahasan masalah keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya untuk
menyebarluaskan pengetahuan tentang keanekaragam makhluk hidup yang ada.
A. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup
Menurut ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses
evolusi. Saat Bumi terbentuk terjadi proses evolusi kimiawi. Proses kimiawi
mengubah molekul-molekul organik yang lebih besar, yang kemudian
memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama dalam sejarah
evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler
pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi ini terus berlanjut seiring dengan
perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses
evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup.

Klasifikasi Makhluk Hidup

Langkah pertama yang dilakukan untuk menngetahui ciri-ciri morfologi,


anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lain dari makhluk hidup adalah
identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan kelompok
makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional. Identifikasi
merupakan langkah utama klasifikasi. Dengan klasifikasi keanekaragaman
hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah atau
utuh.

Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system
buatan (artifisial), sistem alamiah, dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah
pengelompokan makhluk hidup yang lebih banyak didasarkan pada ciri-ciri
morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas,
sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh: 1)
Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan
habitat dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak,
perdu, dan pohon. 2) Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan
tumbuhan menurut jumlah benang sari, yaitu: monandrie (1 benang sari),
diandrie (2 benang sari) dan seterusnya.
Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati

1. Makhluk Hidup
Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang dapat menjadi proses
kehidupan. Yang dimaksud dengan proses kehidupan atau ciri-ciri makhluk
 Bergerak
Makhluk hidup dapat bergerak, baik berpindah tempat maupun
pergerakan diri bagian-bagian tubuhnya. Sebagai contoh, kuda dapat
berlari, burung dapat terbang, sedangkan ikan dapat berenang. Akan
tetapi, gerakan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan sangat terbatas,
misalnya gerkan menutup daun Mimosa pudica atau putri malu ketika
tersentuh kalau tersinggung, gerakan membuka dan menutupnya
stomata, gerakan rotasi dan sirkulasi plasma sel.
 Metabolisme
Makhluk hidup melakukan metabolisme yang meliputi:
a) Nutrisi, yaitu pengambilan zat-zat makanan dan sumber energi
lain dari lingkungannya.
b) Respirasi, yaitu menguraikan zat-zat nutrisi sehingga
memperoleh energi.
c) Sintesis, yaitu pembuatan zat-zat baru yang penting bagi
kelangsungan hidup.
d) Ekskresi, yaitu pengeluaran zat-zat yang sudah tidak diperlukan
oleh tubuh.
 Mempertahankan jenisnya/hidupnya
Makhluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan jenisnya agar
tidak punah dari bumi, usaha tersebut meliputi:
a) Regulasi, yaitu fungsi mengatur keserasian proses yang
berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.
b) Reproduksi, yaitu kegiatan untuk tumbuh dari muda menjadi
dewasa selanjutnya menjadi tua, dan sedikit menjadi banyak.
c) Adaptasi, yaitu usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dengan tujuan selalu dapat mengikuti perubahan yang terjadi di
lingkungan hidupnya.
d) Evolusi, yaitu suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk
kehidupan lainnya melalui proses yang memakan waktu yang
sangat panjang.
 Tanggap terhadap rangsang
Makhluk hidup merupakan substansi yang tidak menjalankan proses
kehidupan. Ciri-ciri benda mati tentunya berlawanan dengan ciri-ciri
makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi, ciri-ciri
benda mati antara lain:

2. Benda Mati
Benda mati merupakan substansi yang tidak menjalankan proses
kehidupan. Ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di atas.
Jadi, ciri-ciri benda mati antara lain:
 Tidak dapat bergerak
Benda mati tidak dapat bergerak, kecuali ada pengaruh luar. Batu
bergerak karena pengaruh tenaga luar yang mengena pada batu
tersebut.
 Tidak ada metabolisme
Benda mati tidak ada kegiatan nutrisi, respirasi, sintesa maupun
ekskresi.
 Tidak mempertahankan jenisnya
Benda mati tidak ada usaha untuk mempertahankan keberadaanya
(eksistensinya). Jadi, benda mati tidak memiliki kegiatan regulasi,
reproduksi, adaptasi maupun evolusi.
 Tidak ada tanggapan terhadap rangsang
Benda mati tidak mempunyai tanggapan terhadap rangsang yang
diterimanya. Jadi, benda mati akan diam saja meskipun datang
rangsang bertubi-tubi dari luar.
Dengan memahami ciri-ciri makhluk hidup dan benda mati seperti di
muka, kita dapat membedakan antara makhluk hidup dan benda mati. Akan
tetapi, bagi makhluk hidup yang sangat sederhana susunannya dan sangat kecil
ukurannya, ciri-cir kehidupan tadi untuk dapat diamati begitu saja.

Dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah kita dapat menyebut bahwa


batu itu benda mai, sedangkan kucing adalah makhluk hidup. Mengapa kita
bisa mengatakan hal tersebut? Hal ini tentu berdasarkan tanda-tanda yang dapat
dipakai untuk membedakan antara benda mati dan makhluk hidup. Sifar-sifat
umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara keduanya adalah:
a) Bentuk dan ukuran.
Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedangbenda
mati tidak, sebagai contoh batu ada yang sebesar butir pasir, tetapi ada
pula sebesar gunung. Sedangkan makhluk hidup, misalnnya kucing,
bentuk an ukurannya tertentu.
b) Komposisi kimia.
Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu, yaitu terdiri dari
unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Belerang atau Sulfur (S), fosfor (P), dan sedikit mineral. Benda mati
komposisi kimianya tidak tertentu.
c) Organisasi.
Setiap makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk
jaringan, dan jaringan membentuk organ. Sistem organ membentuk
proses hidup. Pada benda mati, susunannya merupakan hasil dari unsur
pokoknya.
d) Metabolisme.
Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan,
pernapassan (respirasi) sekresi dan ekskresi. Benda-benda mati tidak
mengalami hal-hal ini tersebut.
e) Iritabilitas.
Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan
sekitarnya, misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu. Besarrnya
reaksi tidak seimbang dengan besarnya aksi. Sebagai contoh, besi yang
kena panas akan memuai sesuai dengan panas yang diterima.
f) Reproduksi.
Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk bereproduksi, sedang
benda mati tidak.
g) Tumbuh dan mempunyai daur hidup.
Setiap makhluk hidup mempunyai proses pertumbuhan dan mempunyai
daur hidup, artinya mempunyai proses kelahirannya, tumbuh, dewasa,
dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh luar, seperti halnya
pada kristal.

Hal-hal di atas merupakan perbedaan antara makhluk hidup


dengan benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk menetapkan apakah
sesuatu itu makhluk hidup atau benda mati.

B. PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP & SEJARAH PERKEMBANGAN


MANUSIA
Persebaran Makhluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme
di muka bumi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies
berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies
baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Persebaran
organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan
penghambat fisik.
1. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran
makhluk hidup adalah faktor abiotik (daratan, perairan, dan lintang
geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme).
2. Faktor Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun
lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama.
Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri.
Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian
terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan
lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi
dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan
lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi
tubuhnya maka terbentuklah subspesies.
3. Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier
(isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan
penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi,
padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari
suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch
di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut,
Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal
dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch
tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak
pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan
jenis makanan.
4. Persebaran Tumbuhan dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di
bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut,
selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang
hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan
ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang
paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip,
yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami
oleh tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis
(zoogeografis). Di bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi)
dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu:
 Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya,
Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara,
 Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara,
 Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah,
 Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan;
 Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan
 Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

Sejarah Perkembangan Manusia


Telah dijelaskan bahwa manusia masuk dalam kelas Mammalia. Ciri-ciri
manusia yang mirip dengan mammalia adalah :
 Mempunyai rambut
 Mempunyai kelenjar keringat
 Menyusui anaknya

Manusia termasuk pada ordo primata dapat kita pelajari hubungan


kekerabatannya dengan mengadakan perbandingan antara manusia dengan
primata (kera). Persamaan manusia dengan kera:
 Mata menghadap ke depan
 Ibu jari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah
 Letak kelenjar mammae di dada
 Bentuk rahim bertipe simpleks (satu ruangan)

Perbedaan antara manusia dan kera:


 Kera termasuk familia Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia
Hominidae
 Volume otak manusia (1450 cm3) lebih besar dari otak kera ( shimpanse
yang paling cerdas vol. Otaknya 550 cm3) dan masih memungkinkan
untuk berkembang
 Anggota tubuh belakang pada manusia untuk berjalan, sedenga pada kera
untuk memegang
 Tungkai belakang manusia lebih panjang dari tungkai depan, sedang
pada kera tungkai depan lebih panjang atau sama dengan tungkai
belakang
 Susunan haemoglobin berbeda

Sejarah Penemuan Fosil Manusia


Manusia kera dari Afrika selatan, fosil yg ditemukan:
 Australopithecus africanus. Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) di
desa Taung, Bachunaland. Bagian tubuh yang ditemukan adalah
tengkorak
 Paranthopus robustus
 Paranthropus tranvaalensis
Keduanya merupakan varian dari Australopithecus africanus sehingga
biasanya disebut dengan Australopithecines. Fosil ini ditemukan di Amerika
Selatan , disebut juga manusia kera. Diduga tingginya sekitar 1,50 m, dengan
volume otak kira-kira 600mm3, dan hidup di daerah terbuka.

Manusia Purba, fosil yg ditemukan:


 Meganthropus paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang
ditemukan oleh Von Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.
 Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois (1891) di
daerah trinil, jawa tengah. Diduga hidupa 500.000-300.000 tahun yang
lalu, yaitu pada jaman Pleistosin , bagian yang diketemukan antaralain
rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang tengkorak, sehingga diduga
volume otaknya 770-1000cm3
 Sinanthropus pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan Franz
Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar
900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang sama dan hidup
pada jaman yang sama, maka Sinanthropus pekinensis dianggap varian
dari Pithecanthropus erectus. Selain itu Sinanthropus pekinensis
diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya
kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.
 Manusia Heidelberg, ditemukan di Jeman
 Manusia kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu
Homo erectus.

Manusia Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang,


hidup antara 150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450
cm3 sama dengan manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan
manusia sekarang yaitu Homo sapiens. Fosil yang di temukan al:
 Manusia Neandertal, ditemukan di lembah Neander
 Manusia Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne,
Lascaux, Perancis.
 Manusia Swanscombe, ditemukan di Inggris
 Manusia Steinheim , ditemukan di Jerman
 Manusia Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di
Palestina
 Manusia Shanidar, ditemukandi Irak
 Berdasarkan penelitian, spesies manusia yang pernah ada dibumi hanya
ada 2 yaitu Homo erectus dan Homo sapiens. Manusia Cro-Magnon
diduga merupakan interhibridisasi antara manusia Neandertal dan
manusia Gunung Carmel.

Anda mungkin juga menyukai