Anda di halaman 1dari 12

Nama : Diyan Rahma Imany

Kelas : X – OTKP 3
No. Absen : 10
BIOTIK

1. CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

1.Bergerak

Ciri ciri makhluk hidup yang pertama, adalah dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat
bergerak bebas atau berpindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana
bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak.

Alat gerak yang digunakan manusia dan hewan berupa kaki yang digunakan untuk berlari, sirip
untuk berenang, dan sayap untuk terbang.

2. Makan

Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk
menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air
berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh.

3. Peka Terhadap Rangsangan

Ciri ciri makhluk hidup berikutnya ialah dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa
cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa, dan lain-lain.

Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan. Misalnya, mata
untuk menangkap rangsangan cahaya, telinga untuk menangkap rangsangan getaran suara,
hidung untuk menangkap rangsangan bau, kulit untuk menangkap rangsangan berupa sentuhan
atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.

4. Bernapas

Bernapas atau respirasi merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan
mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan
menjadi energi secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas
tubuh.

5. Tumbuh

Ciri-ciri makhluk hidup lainnya adalah tumbuh. Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan,
mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh menjadi
remaja, dan kemudian dewasa.

Anak hewan yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang
ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar.

6. Mengeluarkan Zat Sisa

Saat melakukan aktivitas yang banyak memerlukan gerak tubuh, pasti tubuh Anda berkeringat.
Demikian juga saat udara terasa panas, tubuh Anda berkeringat. Sebaliknya, saat udara dingin,
Anda lebih sering buang air kecil mengeluarkan urine.

Keringat yang mengandung garam mineral dan urine itu merupakan contoh zat sisa yang
dikeluarkan oleh makhluk hidup. Ada juga karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan sebagai
zat sisa dari proses respirasi.

Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut dengan ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan
karena zat sisa bersifat racun, sehingga kalau tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.

7. Berkembang Biak

Ciri ciri makhluk hidup ialah ia mampu berkembang biak. Semua yang masuk dalam kriteria
makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan dari berkembang biak adalah untuk melestarikan
jenisnya.

Contohnya seperti, induk kucing yang melahirkan anak kucing. Dari individu berkembang.

8. Beradaptasi

Apakah Anda pernah memperhatikan saat anjing atau kucing sedang tidur? Saat mereka
menggulungkan badannya, itu menandakan apa? Apakah hewan itu menggulungkan badannya
pada hari panas?

Perhatikan bahwa unta menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya. Kaktus
memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di lingkungannya yang panas.
Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat penguapan air di lingkungannya yang
berair. Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi
penguapan.

Nah, semua contoh tersebut merupakan bukti kalau makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi membuat makhluk hidup
dapat bertahan hidup di lingkungannya.

Jadi, melalui ciri ciri makhluk hidup yang telah dijabarkan di atas tadi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai
perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak untuk melestarikan jenisnya.

Nah, dari beberapa contoh yang diberikan tadi, dapat dilihat bahwa yang tergolong makhluk
hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.

2. CARA MAKHLUK HIDUP BERTAHAN HIDUP

Setelah mengetahui ciri ciri makhluk hidup dan pengertiannya, selanjutnya akan
dijelaskan tentang kebutuhan umum yang diperlukan makhluk hidup untuk bertahan hidup.
Karena setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk bertahan hidup di
lingkungannya.

1. Makanan

Makanan merupakan kebutuhan umum bagi makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup
tidak dapat melangsungkan kehidupannya.

Hal itu dikarenakan makanan merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Tidak hanya itu,
makanan juga berfungsi sebagai energi yang bisa menghasilkan panas sehingga tubuh manusia
menjadi hangat.

Tubuh hangat pada makhluk hidup berfungsi untuk menandakan jika makhluk hidup tersebut
masih hidup sebab jika makhluk hidup memiliki ciri ciri makhluk hidup bertubuh dingin,
tandanya makhluk hidup tersebut sudah tidak bernyawa.

Contohnya saja tubuh manusia yang masih hidup dengan manusia yang sudah mati, suhu
tubuhnya akan terasa berbeda.

2. Air

Air merupakan sumber kehidupan. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Begitupula dengan
tumbuhan yang bisa hidup sendiri tanpa hewan dan manusia, tumbuhan tanpa air juga akan mati.
Fungsi air di sini untuk membantu tumbuhan dalam melakukan fotosintesis, selain itu untuk
mencegah manusia dari efek buruk dehidrasi. Makhluk hidup akan mudah terkena dehidrasi jika
cairan di dalam tubuh berkurang.

3. Udara

Udara yang berkualitas juga dibutuhkan oleh makhluk hidup. Fungsi udara untuk makhluk hidup
yaitu akan membantu dalam sistem pernafasan manusia. Udara sangat bermanfaat bagi tubuh
makhluk hidup, sebab dengan udara yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup peredaran darah
pun akan menjadi lancar.

4. Sinar Matahari

Cahaya matahari dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Cahaya matahari dibutuhkan untuk
kehidupan tumbuhan dalam pembuatan makanan, menghangatkan tubuh manusia dan
memberikan penerangan bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia.

5. Tempat Tinggal

Makhluk hidup membutuhkan tempat tinggal, tanpa tempat tinggal makhluk hidup akan
merasakan tidak aman dan tidak nyaman.

Tempat tinggal merupakan tempat untuk kembali, tempat untuk berkumpul keluarga dan juga
tempat untuk berlindung. Manusia membutuhkan tempat tinggal berupa rumah untuk
melindunginya dari panas sinar matahari dan juga hujan.

Sedangkan hewan membutuhkan kandang, dan tumbuhan membutuhkan tanah yang subur sesuai
dengan jenis-jenisnya.

3. PERBEDAAN BENDA HIDUP DAN BENDA MATI

Benda hidup dapat dibedakan dari benda mati berdasarkan kriteria sederhana sebagai berikut:

a. Bentuk dan ukuran 

Dalam batas-batas tertentu, tiap jenis benda hidup umumnya memiliki bentuk dan ukuran
tertentu. Jadi semua benda hidup yang tergolong satu jenis (satu spesies) umumnya memiliki
rupa, bentuk, dan ciri-ciri yang sama pula. Misalnya, manusia mempunyai bentuk dan ukuran
serta ciri-ciri fisik yang absolut, seperti harus ada kepala, mata, telinga, tangan, dan ciri-ciri fisik
lainnya yang menyatakan dia adalah seorang manusia. 
Sedangkan pada benda mati, walaupun tergolong satu jenis, bentuk dan ukuran yang dimiliki
sangat bervariasi, misalnya kursi. Kursi merupakan benda mati, karena tidak mempunyai bentuk
dan ukuran yang pasti. Ada kursi yang berbentuk persegi, ada kursi bulat, ada juga yang
beebentuk persegi panjang dan segitiga. Material yang terkandung dalam tiap-tiap kursi pun
berbeda meskipun sama-sama kursi. Ada kursi yang terbuat dari plastik, kayu, beton, semen,
fiber glass, dan lain-lain. 

b. Komposisi kimia

Benda hidup tersusun dari substansi hidup yang terdiri molekul-molekul organik yang majemuk,
sering dengan berat molekul besar (lebih dari 2000). Molekul-molekul itu terdiri dari unsur
Karbon (C),Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S), Fosfor (P), dan sedikit
mineral dalam jumlah yang bervariasi tetapi dengan proporsi tertentu, dan unsur kimia lain yang
jumlahnya berbeda-beda. Secara bersama-sama molekul-molekul tersebut membentuk substansi
hidup yang disebut protoplasma. Jadi benda hidup mempunyai protoplasma yang hidup, berarti
kehidupan ada di dalam protoplasma.

Benda mati juga terdiri dari unsur-unsur kimia yang sama seperti unsur-unsur yang menyusun
benda hidup, dan juga terdiri dari unsur-unsur lain, tetapi unsur-unsur tersebut tersusun sebagai
senyawa kimia mati atau substansi mati, dengan berat molekul kurang dari 2000.

c. Organisasi 

Tiap bagian organisme hidup tersusun dari sel-sel mikroskopik dan majemuk. Sel-sel itu
terhimpun menjadi sistem-sistem yang berhubungan satu dengan lain untuk terselenggaranya
berbagai proses hidup. Dalam pelaksanaan proses hidup, tumbuhan dan hewan menyusun
kembali unsur-unsur kimia sesuai dengan kebutuhannya.

Benda mati seperti batu dan mineral tidak dapat menyusun unsur-unsur kimia sesuai dengan
kebutuhannya. Benda mati seperti batu dan mineral tidak dapat menyusun unsur-unsur kimia
seperti yang dikerjakan oleh tumbuhan dan hewan. Sifat dan pola struktural yang menonjol pada
benda mati seperti kristal dan batu tergantung dari cara pembentukan, jenis, dan banyaknya
unsur kimia yang menyusunnya. 

d. Metabolisme
Benda hidup dibedakan dari benda mati berdasarkan proses-proses vital yang secara kolektif
disebut metabolisme. Metabolisme adalah seluruh proses fisik dan kimia yang menghasilkan
substansi hidup (metabolisme substansi) dengan jalan membangun secara konstruktif
(metabolisme konstruktif) serta menghasilkan energi (metabolisme energi) dengan jalan
destruksi substansi hidup (metabolisme destruktif). Metabolisme konstruktif disebut juga
anabolisme, dan metabolisme destruktif disebut juga dengan katabolisme. Makhluk hidup
melakukan metabolisme, yang meliputi: nutrisi, respirasi, sintesis, dan ekskresi. 

Sedangkan pada benda mati tidak mengadakan proses metabolisme.

e. Iritabilitas (Rangsangan)

Benda hidup (sebagai keseluruhan yang utuh dan bagian-bagiannya) bereaksi terhadap
perubahan-perubahan dalam lingkungan sekitarnya. Aksi terhadap rangsangan-rangsangan dari
sekitarnya itu disebut tanggapan (respon). Jadi benda hidup yang menanggapi rangsangan-
rangsangan seperti: panas, cahaya, lembab, tekanan, dan sebagainya, baik melalui kontak
eksternal ataupun melalui kontak internal. Derajat tanggapan benda hidup terhadap rangsangan
tersebut dimanfiestasikan sebagai perubahan-perubahan sementara atau mungkin perubahan
permanen. Perubahan-perubahan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif.

Benda mati juga mengalami perubahan jika ada pengaruh dari luar, dan perubahan-perubahan itu
yang disebut juga sebagai hasil reaksi, dapat diukur secara kuantitatif. Contoh: jika logam
dipanasi akan berkembang, dan perkembangannya dapat diukur. Perubahan kuantitatif dapat
diperhitungkan berdasarkan jenis dan ukuran logam, serta besarnya pengaruh. 

f. Reproduksi

Tiap jenis organisme hidup mempunyai kemampuan untuk menduplikasikan dirinya sendiri.
Contoh: pohon jeruk mampu menghasilkan duplikat jenisnya, yaitu pohon jeruk dan bukan
pohon pisang. Ayam dapat menghasilkan duplikasinya, yaitu dari telur ayam akan timbul anak
ayam dan bukan anak anjing. Benda hidup berlipat ganda dengan menggunakan material yang
ada dalam tubuhnya. Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan
kelestarian jenisnya. 

Benda mati tidak dapat berlipat ganda. Sebutir batu yang ada di halaman kita, misalnya, tetap
akan berupa sebutir batu. 
g. Sel

Sesuatu dikatakan hidup jika memiliki sel. Sel adalah satuan terkecil yang menyusun tubuh
makhluk hidup. Sel sendiri terdiri dari selaput (membran) plasma, protoplasma, inti sel
(nukleus).

Sedangkan benda mati seperti robot tidak memiliki sel. Robot memang mampu melakukan
gerakan seperti yang dilakukan makhluk hidup, namun itu bukan karena robot disusun oleh sel,
tapi disusun oleh rangkaian kabel, komponen elektronika dan program yang telah terinstal.

4. PEMBAGIAN MAKHLUK HIDUP : TUMBUHAN DAN HEWAN


( KLASIFIKASI 6 KINGDOM MAKHLUK )
 Kingdom Eubacteria

Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler).
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel
sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya).
Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteri. Organisme yang dikelompokkan ke dalam
kingdom ini memiliki peptidoglikan di dalam dinding sel mereka.

 Kingdom Archaebacteria

Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari University of
Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota
kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih
mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokariota.[3] Hal
itu menyebabkan sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota
kingdom Monera lain yang disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai
sistem klasifikasi standar adalah sistem lima kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

Makhluk hidup di kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di kingdom
Eubacteria karena mereka dulunya satu kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di
lingkungan yang lebih ekstrem.

 Kingdom Protista

Makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki
tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya
memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai
tumbuhan (ganggang atau Protophyta), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai
hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan
sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox,
Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar, contoh
Paramaecium), Rhizopoda/ Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak
mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium). Ganggang dikelompokkan berdasarkan pigmen /
jenis chlorophyl, yaitu Chrolophyta (warn; hijau), Euglenoid, Chrysophyta (warna;
keemasan/kuning), Rhodophyta (warna; merah), Phaeophyta (warna; coklat), dan Phyropyta
(warna; api).

 Kingdom Fungi (Jamur)

Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak bisa membuat makanan sendiri. Cara makannya
bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat
parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)
dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:

a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contohnya Physarum policephalius.

b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor
mucedo)dan spesies jamur lainnya

 Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang berdiferensiasi
membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya
sendiri (bersifat autotrof).

 Kingdom Animalia (Hewan)

Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi
membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat
heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

5. TEPI – TEPI KEANEKARAGAMAN HAYATI MELIPUTI :

A. ENDEMIK
Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya baik flora maupun fauna. Hal ini
bisa terlihat dari 2 juta spesies tumbuhan (flora) di dunia, sebanyak 60 persennya ada di
Indonesia begitupun dengan hewan (fauna) yang mencapai sekitar 220 ribu jenis. Kekayaan
hayati yang melimpah ini lantaran letak Indonesia yang berada di daerah tropik. Sehingga
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi dibandingkan dengan
daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub).

Maka tidaklah mengherankan jika Indonesia dikenal sebagai negara “mega biodiversity” atau
negara “megadiversity”. Ini tak lain karena keanekaragaman hayati di Indonesia sangatlah
lengkap, bahkan dikenal sebagai yang terlengkap di dunia.

Disamping itu, Indonesia memiliki sejumlah spesies endemik tertinggi di dunia. Dimana spesies
endemik ini merupakan spesies local, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu.
Jumlah spesies endemik yang tertinggi ditemukan di Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai
di Pantai Barat Sumatera.

 Keanekaragaman Flora di Indonesia

Keanekaragaman hayati di Indonesia, dari jenis flora misalnya, terlihat dengan adanya sekitar 25
ribu jenis flora sedangkan lumut ada 35 ribu jenis. Flora Indonesia termasuk flora kawasan
Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua. Selain itu, Distribusi flora
dipengaruhi faktor geologi yaitu paparan Sahul di bagian timur dan paparan sunda di bagian
barat.

 Dataran Sunda

Flora dataran sunda (flora asiatis) memiliki karakteristik tumbuhan kayu berharga, heterogen,
hijau sepanjang tahun. Flora dataran sunda tersebar di wilayah sumatera, Kalimantan dan pulau-
pulau kecil disekitarnya. Contohnya, Kantong semar (famili Dipterokarpaseae) dan Pohon
keruing.

 Dataran Peralihan

Flora dataran peralihan ditemukan hutan hujan tropis dan hutan musim. Flora hutan musim
memiliki karakteristik pohon lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, saat musim kemarau
daun berguguran, sedangkan pada musim hujan tumbuhan mulai bertunas dan daun melebar.
Flora peralihan tersebar di wilayah Jawa, Nusa Tenggara dan sebagian maluku. Contohnya, leda
(Euacalyptus deglupta) yang memiliki batang berwarna-warni.

 Dataran Sahul

Flora dataran sahul atau bagian timur yaitu Papua terdapat hutan sabana. Karakteristik flora di
hutan sabana diantaranya hamparan padang rumput, semak belukar, pohon rendah. Contohnya,
Pinus, Cemara, Sagu, dan Pala (Myristicaceae).

 Keanekaragaman Fauna di Indonesia


Penyebaran fauna di Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia
dan Australia, bahkan jenis hewan di Indonesia terdapat sekitar 220 ribu. Adapun garis yang
membagi fauna di Indonesia yaitu garis Wallace (kawasan Indonesia bagian barat) dan garis
Weber (kawasan Indonesia bagian Timur).

Fauna di Indonesia dikelompokan berdasarkan  persamaannya dibagi menjadi 3 daerah


biogeografi yaitu, wilayah oriental, wilayah peralihan, dan wilayah Australia.

 Wilayah Oriental

Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung berkicau dan warna kurang indah, mamalia
relatif berukuran besar dan berbagai jenis kera.

 Wilayah Peralihan

Fauna wilayah peralihan memiliki ciri-ciri khas diantaranya endemik, bulu jarang hingga tidak
ada, diitemukan burung yang khas di wilayah tersebut dan dapat ditemukan beberapa hewan
langka di wilayah ini.

 Wilayah Australia

Fauna wilayah oriental memiliki karakteristik burung-burung beragam dan berwarna indah,
mamalia relatif berukuran kecil dan berkantung.

B.KEANEKARAGAMAN HAYATI BERDASARKAN TINGKATNYA :

Perbedaan ini terjadi karena adanya keanekaragaman hayati. Apa itu keanekaragaman hayati?
Keanekaragaman hayati adalah suatu keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada
ciri-ciri yang dapat diketahuinya melalui suatu observasi/pengamatan.

Secara umum, keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3:

1. Tingkat Gen

2. Tingkat Individu/spesies

3. Tingkat Ekosistem

1. Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman tingkat genetik terjadi karena adanya keanekaragaman susunan gen. Jadi,
perangkat gen itulah yang menentukan ciri dan sifat yang dimiliki oleh suatu individu.
Contohnya? Ya perbedaan tipe rambut tadi. Adanya orang yang berambut keriting, lurus, ikal, itu
terjadi karena adanya keanekaragaman tingkat genetik.
Salah satu contoh lainnya ada pada bunga mawar. Meski sama-sama bunga mawar dan mempunyai
nama spesies Rosa hybrid, tetapi warna mahkota pada bunga mawar bisa berbeda. Hal ini karena
susunan gen penyusun bunga mawar yang satu dengan bunga mawar yang lain berbeda.

2. Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies

Berbeda dengan keanekaragaman tingkat genetik, keanekaragaman tingkat individu/spesies ini


menunjukkan adanya jumlah dan variasi dari jenis-jenis organisme. Lalu, kenapa bisa terjadi
keanekaragaman tingkat individu/spesies?

Keanekaragaman ini bisa terjadi karena adanya pengaruh kandungan genetik dengan habitatnya.

Contoh dari keanekaragaman individu/spesies ini ada pada Arecaceae atau palem-paleman.
Kalau kita perhatikan secara sekilas, bentuk fisik tanaman ini mirip, kan, Squad? Padahal,
semuanya merupakan jenis/individu yang berbeda. Pohon aren, misalnya. Yang mempunyai
nama latin Arenga pinnata dan Pinang yang nama latinnya Areca catechu. Selain itu, habitat
pohon aren yang biasa tumbuh di pegunungan, mempunyai struktur daun yang jauh berbeda
dengan pohon kelapa yang tumbuh di pantai.

Perbedaan habitat inilah yang menyebabkan setiap tanaman tadi mempunyai ciri khusus dari tiap
spesiesnya.

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Di atas keanekaragaman tingkat genetik dan individu, ada keanekaragaman tingkat ekosistem.
Ini artinya, setiap ekosistem mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri-sendiri.
Keanekaragaman tingkat ekosistem menggambarkan jenis populasi organisme dalam suatu
wilayah. Adanya keanekaragaman tingkat ekosistem ini ditunjukkan dengan adanya
perbedaan faktor abiotik serta komposisi jenis populasi organismenya.
 

Anda mungkin juga menyukai