Anda di halaman 1dari 96

BAB I.

PENDAHULUAN
A.Pengertian Biologi

pengertian biologi adalah suatu kajian atau ilmu pengetahuan tentang kehidupan dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, persebaran, evolusi, serta taksonominya.

Secara etimologis, kata “Biologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu Bios yang artinya hidup,
dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sehinggga arti biologi dapat didefinisikan sebagai
suatu ilmu pengetahuan tentang kehidupan, termasuk hubungan antar mahluk hidup dan
lingkungan hidupnya.

Mengacu pada definisi biologi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa biologi adalah suatu ilmu
yang mempelajari mengenai mahluk hidup secara rinci, baik itu manusia, hewan, tumbuhan, serta
lingkungan hidupnya.

B.Sejarah Biologi
Kata biologi digunakan pertama kali oleh Linnaeus dalam karyanya yang berjudul Bibliotheca
botanica. Ilmu biologi sudah dikenal sejak zaman dahulu seperti filsafat alam yang ditemui di
zaman peradaban india, mesir, tiongkok dan mesopotamia.
Salah satu tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu biologi adalah Aristoteles. Salah satu
karyannya adalah Historia Animalum yang menunjukkan tentang penelitian alam,
keanekaragaman hayati, dan sebab akibat secara biologis. Kemudian pada abad pertengahan
diteruskan oleh Theophrastus yang menulis buku-buku botani yang berpengaruh.

Selain itu, ada beberapa tokoh islam yang juga mengembangkan ilmu biologi seperti al-Jahiz, ad-
Dinawari yang menulis ilmu botani, dan ar-Razi yang menulis ilmu anatomi juga
fisiologi. Perkembangan biologi lebih detail dimulai setelah Antony van Leeuwenhoek
menemukan spermatozoa, infusoria, bakteri, dan berbagai macam kehidupan mikroskopik melalui
mikroskopnya. Kemajuan bidang mikroskopik juga mempengaruhi perkembangan biologi. Para
ahli biologi mulai mempelajari tentang konsep sel yakni satuan dasar organisme adalah sel yang
memiliki karakteristik kehidupan.
C.Manfaat Ilmu Biologi
1. Dalam bidang kedokteran, biologi berfungsi sebagai teknologi untuk transplantasi organ,
program bayi tabung, penanganan penyakit seperti AIDS, kanker, dan
2. Dalam bidang kesehatan, biologi berperan dalam bidang histologi, anatomi, fisiologis, patologi.
Ditemukannya antibiotik penicillin merupakan hasil dari ilmu biologi.

3. Dalam bidang farmasi, biologi mendukung ditemukannya obat-obatan yang digunakan manusia.
Ahli biologi juga akan memahami reaksi tubuh terhadap bahan kimiawi yang terkandung dalam
obat.

4. Berperan dalam bidang industri, contoh biologi berguna untuk fermentasi industri seperti roti,
tempe, kecap, nata de coco dan yogurt.

5. Berperan dalam pengembangan bioteknologi seperti kloning, kultur jaringan, rekayasa genetik.

6. Berperan dalam pengembangan energi seperti biogas yang terbuat dari kotoran sapi yang bisa
dijadikan gas untuk memasak. Minyak jarak sebagai bahan bakar untuk otomotif.

7. Berperan di bidang kemajuan nuklir seperti membantu diagnosa dengan bentuk radiasi sebagai
penyinaran pada kemoterapi, radioterapi, serta sterilisasi.
BAB II
KONSEP DASAR BIOLOGI
Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi mahasiswa untuk mempelajari dirinya
dan alam sekitarnya.Biologi dapat dicari tahu atau memahami alam secara sistematis,sehingga
biologi dapat dikuasai pengetahuan yang berupa fakta,konsep,prinsip.
Dalam konsep biologi manusia adalah subjek dalam mengamati,mempelajari,meneliti,dan
merumuskan teori-teori yang ditemukan,sementara yang menjadi objek dalah biotik(makhluk
hidup) dan lingkungannya.
Konsep dasar biologi dimaksudkan untuk:
1. Mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.
2. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.
3. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana
yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
4. Memahami konsep-konsep biologi dan keterkaitannya dengan bidang lain.
5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
6. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
Metode Ilmiah dalam Mempelajari Biologi
1.Pengamatan ilmiah(observasi)
 Pengamatan fakta menggunakan bahasa mentah sains
 Pembacaan angka pada alat yang digunakan merupakan pengamatan
 Penemuan bukti menggunakan hasil pengamatan misalnya berupa evolusi dan penemuan
fosil.
Jika pengujian hasil pengamatan kita diuji ditempat lain dan ternyata sama
keadaannya,maka hasil penelitian kita berlaku secara universal.
BAB III
CIRI-CIRI DAN UNSUR MAHLUK HIDUP
A.Ciri-ciri Mahluk Hidup
1. Bergerak

Ciri ciri makhluk hidup yang pertama, adalah dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak
bebas atau berpindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk
bergerak yang disebut alat gerak.

Alat gerak yang digunakan manusia dan hewan berupa kaki yang digunakan untuk berlari, sirip
untuk berenang, dan sayap untuk terbang.

2. Makan

Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk
menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air berfungsi
sebagai zat pelarut di dalam tubuh.

3. Peka Terhadap Rangsangan

Ciri ciri makhluk hidup berikutnya ialah dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa
cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa, dan lain-lain.

Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan. Misalnya, mata
untuk menangkap rangsangan cahaya, telinga untuk menangkap rangsangan getaran suara, hidung
untuk menangkap rangsangan bau, kulit untuk menangkap rangsangan berupa sentuhan atau
tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.

4. Bernapas

Bernapas atau respirasi merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan
gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi
secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh.

5. Tumbuh

Ciri-ciri makhluk hidup lainnya adalah tumbuh. Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan,
mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh menjadi
remaja, dan kemudian dewasa.

Anak hewan yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang
ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar.
6. Mengeluarkan Zat Sisa

Saat melakukan aktivitas yang banyak memerlukan gerak tubuh, pasti tubuh Anda berkeringat.
Demikian juga saat udara terasa panas, tubuh Anda berkeringat. Sebaliknya, saat udara dingin,
Anda lebih sering buang air kecil mengeluarkan urine.

Keringat yang mengandung garam mineral dan urine itu merupakan contoh zat sisa yang
dikeluarkan oleh makhluk hidup. Ada juga karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan sebagai
zat sisa dari proses respirasi.

Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut dengan ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan
karena zat sisa bersifat racun, sehingga kalau tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.

7. Berkembang Biak

Ciri ciri makhluk hidup ialah ia mampu berkembang biak. Semua yang masuk dalam kriteria
makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan dari berkembang biak adalah untuk melestarikan
jenisnya.

Contohnya seperti, induk kucing yang melahirkan anak kucing. Dari individu berkembang menjadi
banyak individu. Itulah yang disebut berkembang biak (reproduksi).

8. Beradaptasi

Apakah Anda pernah memperhatikan saat anjing atau kucing sedang tidur? Saat mereka
menggulungkan badannya, itu menandakan apa? Apakah hewan itu menggulungkan badannya
pada hari panas?

Perhatikan bahwa unta menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya. Kaktus
memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di lingkungannya yang panas.

Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat penguapan air di lingkungannya yang berair.
Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan.

Nah, semua contoh tersebut merupakan bukti kalau makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi membuat makhluk hidup dapat
bertahan hidup di lingkungannya.

Jadi, melalui ciri ciri makhluk hidup yang telah dijabarkan di atas tadi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai
perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak untuk melestarikan jenisnya.

Nah, dari beberapa contoh yang diberikan tadi, dapat dilihat bahwa yang tergolong makhluk hidup
adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia
B.Unsur Penyusun Makhluk Hidup
Telah diketahui bahwa salah satu ciri yang paling khas pada organisme hidup adalah bahwa
organisme dibangun oleh molekul yang mengandung atom karbon (C = carbon), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Kimia senyawa-senyawa karbon itu selanjutnya disebut Kimia Organik. Batuan
(benda mati) dapat juga terjadi dari atom-atom karbon tetapi hanyalah jika proses kehidupan telah
menjadi batuan fosil. Namun organisasi atom dan molekul dalam organisme hidup jauh lebih
dinamik dari pada yang terdapat dalam benda mati seperti batuan.
Tubuh organisme hidup tersusun atas molekul organik, yaitu molekul yang mengandung
atom karbon (C), hidrogen (H), dan aksigen (O). Molekul organik ini ada 4 macam atau golongan
yaitu:
1. Molekul lipid. Molekul ini mengandung sejumlah besar atom karbon, hidrogen, serta oksigen,
dan kadang kala ditambah Nitrogen dan Posfor. Di dalam sel terdapat bermacam jenis lipid,
diantaranya adalah lemak, fosfolipid dan steroid. Lemak, baik lemak jenuh (yang berasal dari
hewan) maupun lemak tak jenuh (yang berasal dari minyak tumbuhan) merupakan sumber
cadangan energi bagi organisme hidup. Fosfolipid merupakan bagian penting penyusun membran
sel. Perhatikan gambar 3 mengenai struktur membran sel. Steroid misalnya kolesterol merupakan
bahan baku pembuatan garam-garam empedu, vitamin D dan beberapa hormon (estrogen,
progesteron, dan testosteron). Garam-garam empedu penting untuk mengemulsi lemak agar lemak
yang kita makan dapat tercerna dan terserap usus kita. Bila kadar kolesterol dalam darah berlebihan
akan menjadi penyebab utama peyakit jantung koroner (penyumbatan pembuluh nadi tajuk atau
arteri koronaria).

2. Molekul karbohidrat. Molekul ini mengandung atom karbon, hidrogen dan oksigen. Contoh
karbohidrat adalah glukosa. Glukosa ini merupakan sumber energi atau bahan bakar terpenting
bagi organisme hidup. Glukosa ini juga merupakan monomer atau unit/satuan penyusun polimer
karbohidrat seperti pati dan selulosa. Pati yang merupakan polimer dari glukosa, ada 2 macam
yaitu amilosa dan amilopektin. Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai
depot penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa akan merubahnya menjadi pati
sebagai makanan cadangan. Pati banyak terdapat dalam kentang, padi, jagung dan gandum. Seperti
halnya dengan pati, selulosa adalah suatu polisakarida dengan glukosa sebagai monomernya.
Tetapi bentuk ikatan antarglukosanya berbeda dengan ikatan antar glukosa pada pati. Ikatan
antarglukosa pada selulosa sedemikian rupa menghasilkan suatu molekul yang panjang, lurus,
kaku dan rapat, sehingga selulosa berbentuk rangkaian serat yang panjang dan kaku, suatu bahan
baku yang sempurna sebagai penyusun dinding sel tumbuhan.

3. Molekul protein. Molekul ini adalah makro molekul yang polimer (dibangun oleh asam amino
sebagai monomernya) dan tidak bercabang. Tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H)
oksigen (O) dan nitrogen (N), dan kadang-kadang disertai unsur sulfur (S), dan posfor (P). Kira-
kira 50% dari berat kering organisme hidup adalah protein. Protein dalam organisme hidup ini ada
yang berperan sebagai enzim, sebagai sumber energi misalnya untuk pergerakan otot, ada yang
bertanggung jawab atas pengangkutan materi melalui peredaran darah misalnya hemoglobin dan
zat anti bodi, ada pula yang berperan sebagai persediaan makanan misalnya ovalbumin pada putih
telur dan kasein pada susu. Protein juga merupakan bahan untuk perbaikan, pertumbuhan dan
pemeliharaan struktur sel dari organ tubuh. Terdapat 20 macam asam amino yang membentuk
berbagai macam protein dalam tubuh organisme hidup.
4. Molekul asam nukleat. Molekul ini merupakan satu-satunya molekul yang membawa
informasi genetik organisme hidup. Terdapat 2 golongan besar asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Kedua asam ini adalah polimer linier yang
tidak bercabang, dengan nukleotida sebagai monomernya. Satu nukleotida tersusun atas 3 bagian
yaitu:
(a). Sebuah gula berkarbon 5 (pentosa) yaitu ribosa atau deoksiribosa.;
(b) Suatu basa yang berstruktur cincin dan mengandung nitrogen. Basa ini adalah adenin, guanin,
sitosin, dan timin atau urasil;
(c). Satu, dua, atau tiga gugus fosfat yang terikat pada atom karbon gula pentosa.
Materi-materi genetik ini akan Anda pelajari lebih mendalam di kelas III; sebagai pengetahuan
dasar perhatikanlah gambar 4 dan 5 berikut ini.

Gambar 5. Macam-macam Komponen Penyusun DNA:


(a) Gula 5 Karbon (2-deoksiribosa);
(b) Basa Nitrogen; dan
(c) Gugus Fosfat.

Kini Anda telah memahami bahwa pada organisme hidup, atom-atom berikatan membentuk
molekul. Molekul-molekul ini tersusun ke dalam sistem interaksi yang kompleks yang kemudian
membentuk sebuah sel. Dengan kata lain, molekul-molekul organik tersebut bergabung
membentuk organel-organel sel, kemudian berbagai organel tersebut saling berinteraksi
membentuk satu kesatuan terkecil dari makhluk hidup/organisme yang disebut Sel.
BAB IV
SEL
1)Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup.[1][2] Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel.[3][4] Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing.[1] Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel.[5] Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara
tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
2)Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri.[1] Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem
organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.[6]
3)Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai
0,001 mm,[7] sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah
telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai
100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.[8] Penemuan dan kajian
awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665
ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki
perbesaran 30 kali.
4) Namun, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu
oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang
disebut biologi sel.

Teori Sel
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup.[1][2] Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel.[3][4] Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,[5] atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing.[1] Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel.[5] Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara
tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri.[1] Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem
organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.[6]
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai
0,001 mm,[7] sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjaang ialah
telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai
100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.[8] Penemuan dan kajian
awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665
ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki
perbesaran 30 kali.[4] Namun, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad
setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.

A.Komposisi Kimia Sel

Sel memiliki dua bagian besar yaitu nukleus dan sitoplasma. Nukleus dipisahkan dari
sitoplasma oleh membran nuklear dan sitoplasma dipisahkan dari cairan disekelilingnya oleh
membran sel. Berbagai bahan yang membentuk suatu sel secara kolektif disebut protoplasma.
Protoplasma terutama terdiri dari lima bahan dasar yaitu : air, elektrolit, protein, lemak dan
karbohidrat.
a. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%. Banyak
bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedangkan yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau
membranous.
b. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat, Bikarbonat, Natrium,
Klorida dan Kalsium. Elektrolit menyediakan bahan inorganis untuk reaksi seluller dan terlibat
dalam mekanisme kontrol sel.
c. Protein
Protein memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat
diringkaskan sebagai berikut :

1. Proses enzimatik
2. Proses transport dan penyimpanan
3. Proses pergerakan
4. Fungsi mekanik
5. Proses imunologis
6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi

d. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon yang
panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul
yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam maka
akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adiposa) yang merupakan sumber energi.
Molekul lemak yang menyusun membran sel mempunyai gugus hidroksil (fosfolipid dan
kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air sedangkan gugus yang lainnya hidrofobik (tidak
terikat air) sehingga disebut anfifatik.

e. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C, H dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C
disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk
fungsi sel.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan
sebagai sumber energi cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan luar membran
sel. Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein) dan yang berikatan dengan lemak
(glikolipid) merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein
menyusun struktur antigen golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi imunologis.
SEL PROKARIOT DAN SEL EUKARIOT

Struktur sel eukariot berbeda dengan prokariot. Ukuran sel eukariot lebih besar dan
memiliki struktur yang lebih kompleks daripada prokariot. Sel prokariot dan eukariot memiliki
perbedaan utama yaitu keberadaan membran inti sel. Inti sel pada prokariot tidak diselubungi oleh
membran inti, inti selnya terkumpul di tengah sel. Berikut ini adalah perbandingan antara sel
prokariot dengan sel eukariot (Prescott et all, 2004:96-97)

SEL PROKARIOT
Bakteri sebagai organisme prokariotik yang merupakan organisme uniseluler memiliki
struktur sel yang tidak memiliki membran inti. Struktur sel secara umum yang dimiliki oleh sel
prokariot dapat kita lihat pada sel bakteri.
Struktur Sel Bakteri
Nukleoid (Nukleus) atau inti sel berfungsi sebagai pengendali dan pengatur sel. seluruh
aktifitas sel diatur oleh nukleus. Nukleus juga berfungsi sebagai pembawa informasi genetik
yaitu kromosom, yang diwariskan ke generasi selanjutnya. Kromosom adalah struktur yang
tersusun oleh molekul DNA dan protein (histon).
Nukleus sel bakteri terpapar atau kontak langsung dengan sitoplasma karena tidak memiliki
membran inti.

Cytoplasm (Sitoplasma) adalah bagian sel yang berisi cairan tempat berlangsungnya
metabolisme sel. Kandungan terbesar dalam sitoplasma adalah air (80-90%).
Ribosome (Ribosom) merupakan struktur berupa butiran-butiran kecil yaang merupakan
tempat sintesis protein. Protein disintesis atau dibuat dengan menggabungkan beberapa asam
amino yang sesuai informasi genetik yang ada di molekul DNA. Ribosom berada di sitoplasma.

Cytoplasmic membrane (Membran Plasma) adalah lapisan di luar sitoplasma yang


tersusun atas . Fungsi membran plasma adalah sebagai pelindung dan mengatur transportasi sel.
Pengaturan transportasi sel dimasksudkan untuk mengatur keluar masuknya substansi ke dalam
dan ke luar sel. Membran plasma juga berperan dalam penerima rangsang yang datang dari luar
sel. Membran sel pada sel prokariot mengalami pelekukan ke arah dalam membentuk struktur yang
disebut mesosome (mesosom). Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel
sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel.
Cell wall (Dinding Sel) adalah struktur pelindung kedua setelah membran plasma.

Capsule (Kapsul) adalah struktur pelindung sel ketiga setelah membran plasma dan dinding
sel.
Pili (Bulu Rambut) berfungsi sebagai alat pelekatan sel bakteri pada suatu permukaan
substrat atau benda.
Flagella (Flagel) berfungsi dalam pergerakan sel. Baik flagel dan pili disusun oleh
mikrotubulus.

SEL EUKARIOT
Sel Eukariot memiliki struktur yang lebih komplek dibandingkan dengan sel prokariot. Sel
eukariot memiliki membran inti yang memisahkan Nukleus dengan sitoplasma. Sel ini juga
memiliki struktur endomembran yang disebut dengan Organel.
Organel-organel sel eukariot memiliki fungsi-fungsi tertentu yang menunjang kehidupan sel
eukariot.
Macam organel yang dimiliki Sel eukariot antara lain :

Organel Sel

Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua bentuk yaitu Fase Sol (padat)
dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang berada di dalam inti sel disebut Nukleoplasma.

Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun utamanya, dan berfungsi
melarutkan zat-zat kimia dan tempat reaksi kimia sel.

Organel sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam sitoplasma dan menjalankan
fungsi kehidupan (bersifat hidup). Terdapat berbagai macam organel sel, organel sel tersebut
yaitu:

a. Retikulum Endoplasma (RE.)


Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem membran berlipat-lipat
menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk seperti benang-benang jala.

Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum Endoplasma
yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum Endoplasma hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron.

Fungsi RE Halus:

 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.


 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus

Fungsi RE Keras: transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat juga di ribosom.

b. Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap menempel satu sama lain dan
membentuk rantai yang sering disebut polisom atau pololiribosom.

Struktur ribosom berbentuk bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang soliter
dan ada yang melekat sepanjang R.E.

Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara satu ribosom dengan yang
lainnya diikat oleh mRNA. Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan menjadi ribolom sub unit
kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)

Fungsi Ribosom: Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh organel tidak
bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat dan berada bebas di dalam
sitoplasma ataupun melekat pada RE.
c. Mitokondria (The Power House)

Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena merupakan organel yang
mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi
sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu membran dalam dan membran luar.

Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran krista). Krista


mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel
berlangsung semakin efektif.

Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista dan banyak mengandung
enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna dan ribosom yang memungkinkan sintesis enzim-
enzim respirasi secara otonom.

Untuk melintasi membran mitokondria memerlukan mekanisme transpor aktif. Mastrik


Mitokondria berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan energi.

d. Lisosom
Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk kantong-lantong
kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase, dan proteolitik. Enzim
hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam sel secara
fagositosis.

Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah putih, bersifat
autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis.

Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
Salah satunya yaitu Lisozym.

Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom primer memproduksi
enzim yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah
lisosom yang terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.

Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:

 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis


 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna dari dalam lisosom
ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses menuju dewasa.

e. Badan Golgi (Aparatus Golgi = Diktiosom)

Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk berkelok-kelok
(sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel tumbuhan
disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran sel.

Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti koenzim dan
zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin, badan golgi juga dapat membentuk lisosom.
Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya ke luar sel, karena
ini disebut juga organes sekresi.

Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan struktur nya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel
penyusun kelenjar (contoh: ginjal).

f. Sentrosom (Sentriol)

Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan. Sentrosom disaat
reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol.

Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk pembelahan sel (Meiosis maupun
Mitosis).

Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang terdiri 9 triplet, terletak
disalah satu kutub inti sel.

Sentriol berperan dalam kegiatan pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang ini
yang menarik kromosom menuju ke kutub sel berlawanan.
g. Plastida

Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil
disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai organel utama dalam proses fotosintesis.

Kroloplas berasal dari proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana terdapat
sedikit bahkan tanpa membran internal.

Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang mengatur keluar masuk senyawa
atau ion ke dandari dalam kloroplas.

Di membran internal kloroplas ada pigmen fotosintesis yang banyak ditemui di permukaan luar
membran internal yang disebut thilakoid.

Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofil (contoh: fikoerithin, xantofil, karoten)
disebut dengan Kromoplas. Plastida yang tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut
leukoplas.

Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang dikandungnyam yaitu elaioplas (lipoplas)
berisi lemak, amiloplas berisi amilum, dan proteoplas berisi protein.

Yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.

Tiga jenis plastida, yaitu:

1. Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
terdiri dari:

 Amiloplas: tempat menyimpan amilum


 Elaioplas (Lipidoplas): tempat menyimpan lemak/minyak
 Proteoplas: tempat menyimpan protein
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi menghasilkan klorofil dan tempat
berlangsungnya fotosintesis

3. Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya:

 Fikodanin (biru)
 Fikosantin (kuning)
 Karotin (kuning)
 Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)

Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda ini bisa dilihat melalui
mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-garam organik, tanin (zat penyamak), glikosida,
minyak eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir pati.

Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa spesies
terdapat vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.

Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak ada, kecuali hewan bersel satu.

Hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam proses
pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
i. Mikrotubulus

Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk membentuk silia,
flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka
sel.

Contoh organel ini antaranya yaitu benang-benang gelembung pembelahan.

Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25
nm. Organel ini merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.

j. Mikrofilamen

Organel mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai diameter yang lebih kecil.
Bahan pembentuk mikrofilamen adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot.

Berdasarkan hasil penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses pergerakan sel, eksositosis,
dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.
k. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan dibentuk dalam
Retikulum Endoplasma Granular.

Organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan organel sel lain, banyak juga
mengandung enzim katalase dan oksidae yang banyak disimpan dalam sel-sel hati.

Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2) dimana ini merupakan sisa
metabolisme yang bersifat toksik menjadi oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut
Gliosisom, ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

3. Inti Sel (Nukleus)

Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan organel
sel seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 – 20 nm. Letak inti sel (nukleus) terkadang di bagian
tepi atau di tengah, mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti cakram.

Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai pusat pengendali
aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus.
Umumnya sel-sel mempunyai satu nukelus inti.
Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang mempunyai kontrol keluar
masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia, pembelahan sel, dan
pertumbuhan.

Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua atau lebih inti. Nukelus juga
mempunyai tugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA dikarenakan terdapat sandi DNA
(DNA code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam amino protein.

Nukleus terdiri dari bagian-bagian:

 Nukleoplasma (Kariolimfa)
 Kromatin / Kromosom
 Selapue Inti (Karioteka)
 Nukleolus(anak inti)

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan sel yaitu:

1. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)


2. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya pada ganggang biru,
bakteri.

Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam nukleus terdapat
kromosom yang berisikan ADN yang mengatur sintesis protein. Inti mempunyai tugas
mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai pembelahan sel.

Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap dua dan berpori, lain hal
dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki membran.

Di dalam nukleus terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya
berupa benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan sebagai tempat pembentukan
asam ribonukleat (ARN).

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


A. Sel Hewan

1. Ukuran sel hewan lebih kecil dibanding dengan sel tumbuhan


2. Tidak mempunyai plastid (kloroplas)
3. Tidak mempunyai dinding sel
4. Mempunyai lisosom
5. Mempunyai sentrosom
6. Mempunyai bentuk yang dapat berubah (tidak tetap)
7. Tidak mempunyai vakuola (Namun ada juga yang memiliki vakuola dengan ukuran kecil)
B. Sel Tumbuhan

1. Ukuran sel tumbuhan lebih besar dibanding dengan sel hewan


2. Biasanay sel hewan memiliki plastid (kloroplas)
3. Mempunyai dinding sel dan membran sel
4. Tidak mempunyai lisosom
5. Tidak memiliki sentrosom
6. Memiliki bentuk yang tidak berubah (Tetap)
7. Memiliki vakuola yang berukuran besar dan biasanya berjumlah banyak

Tabel perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

No PERBEDAAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN

1 Ukuran Lebih kecil Lebih besar

2 Lisosom Ada Tidak ada

3 Plastida Tidak ada Ada berupa kloroplas

4 Dinding sel Tidak ada Ada

5 Sentrosom Ada Tidak ada

6 Bentuk Tidak tetap Tetap

7 Vakuola Tidak ada (atau ukurannya kecil) Ada dan besar


Untuk lebih jelasnya, kalian bisa mengemati penjelasan di bawah tentang perbedaan sel hewan
dan tumbuhan, Berikut ini adalah penjelasan dari yang terkandung di dalam Tabel diatas :

1. Bentuk & Ukuran


Sel tumbuhan pada umumnya memiliki ukuran lebih besar dan berbentuk persegi panjang,
sementara sel hewan biasanya berbentuk bulat.

2. Lisosom
Sel hewan mempunyai organel lisosom dalam sitoplasmanya. Lisosom mengandung sejumlah
enzim yang berfungsi membantu dalam pencernaan intra seluler atau pemecahan zat dalam sel
hewan. Sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki lisosom.

3. Plastida atau Kloroplas


Sel tumbuhan mempunyai plastida yang mana didalamnya terdapat kloroplas. Kloroplas inilah
yang menjadikan tumbuhan mampu membuat makanan sendiri atau disebut dengan autotro.
Kloroplas atau zat hijau daun ini memiliki fungsi sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan Sel
hewan tidak memiliki kloroplas, sebab itulah hewan perlu makan daging atau tumbuhan sehingga
disebut organisme heterotrof.

4. Dinding sel
Sel tumbuhan mempunyai dinding sel dan juga memiliki membran plasma. Dinding sel pada
tumbuhan berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan memberikan perlindungan terhadap
sel. Dinding sel ini terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Sedangkan sel hewan yang tidak
memiliki dinding sel namun tetap memiliki membran plasma. Membran plasma pada sel hewan
sendiri berfungsi sebagai batas luar sel hewan.

5. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang tidak ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada sel-sel hewan,
sentriol membantu pergerakan kromosom selama sedang melakuakn proses pembelahan sel.

6. Vakuola
Sebagian besar sel tumbuhan mempunyai organel vakuola dan berukuran besar. Vakuola
mengandung air, zat sisa, cadangan makanan dan zat terlarut lainnya, Sebab itulah fungsi organel
ini disebut sebagai gudang sel. Sedangkan Beberapa sel hewan ada yang memiliki satu ada juga
yang memiliki banyak vakuola, tapi biasanya ukurannya kecil.

Selain 7 perbedaan yang sudah dijelaskan diatas, ada satu perbedaan lagi, yaitu terletak pada asam
aminonya. Dimana dalam sel tumbuhan segala jenis asam amino akan disintesis. Sementara sel
hewan hanya bisa mensintesis beberapa jenis asam amino saja.
BAB V
STRUKTUR JARINGAN ORGANISME TINGKAT TINGGI
Pengertian Jaringan

Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan
hampir dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk hidup berasal
dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada
perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk satu
sel zigot. Zigot membelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio berkembang
menjadi individu baru. Sel zigot membelah berkali-kali, mula-mula membentuk sel yang seragam
(blastula). Sel-sel tersebut belum mempunyai fungsi khusus. Pada saat perkembangan embrio, sel-
sel tersebut berkembang menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya. Sel
mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang seragam berubah menjadi berbagai jenis
sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.

1. JARINGAN HEWAN
Jaringan Hewan adalah seperti halnya tumbuhan, hewan juga tersusun atas sel-sel. Sel-sel
tersebut bersatu membentuk jaringan-jaringan yang terdapat pada organ. Pada hewan bersel
banyak, kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan,
jaringan-jaringan yang berbeda akan bergabung membentuk organ tubuh, organ-organ tubuh akan
bergabung membentuk sistem organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung
membentuk organisme (hewan). Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat tipe
jaringan dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

A. Jaringan Epitel

Sel-sel epitelium terikat kuat satu sama lain oleh material yang berada di antara sel-sel. Adanya
ikatan yang kuat tersebut memungkinkan jaringan epitel sebagai pelindung yang melindungi tubuh
dari luka secara mekanik, serangan mikroorganisme, dan kehilangan cairan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi tiga, yaitu epitel pipih, epitel
batang, dan epitel kubus.
Epital Pipih
Epitel pipih memiliki bentuk, nukleusnya bulat, dan terletak di tengah. Berdasarkan lapisan
penyusunnya, jaringan epitel pipih dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Epitel pipih selapis. Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih
dan tersusun sangat rapat. Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan
sekresi. Contoh: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfa, glomerulus, dan ginjal.
 Epitel pipih berlapis banyak. Jaringan epitel berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel
yang berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.
Contoh: pada kulit, rongga mulut, dan vagina.

Epitel Batang (Silindris)


Epitel batang berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat, dan terletak di dasar sel.
 Epitel silindris selapis. Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
batang. Contoh: pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernapasan bagian atas.
 Epitel silindris berlapis banyak. Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari
satu sel yang berbentuk batang. Contoh: pada saluran kelenjar ludah dan uretra.

Epitel Kubus
Epitel kubus berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar, dan terletak di tengah. Berdasarkan
lapisan penyusunnya, maka epitel kubus dibagi menjadi:
 Epitel kubus selapis Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus.
Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung. Contoh: pada kelenjar tiroid,
permukaan ovarium, dan lensa mata.
 Epitel kubus berlapis banyak. Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu
sel yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan absorpsi. Contoh: pada
saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
 Epitel kubus berlapis banyak semu. Jaringan epitel kubus berlapis banyak semu berfungsi
sebagai perlindungan, sekresi, dan gerakan zat yang melewati permukaan. Epitel ini sebenarnya
tersusun atas selapis sel epitel batang namun ketinggian sel yang menyusun tidak sama.
Akibatnya, epitel ini nampak berlapis. Contoh pada rongga hidung dan trakea

Epitel Transisional
Epitel ini memiliki bentuk sel yang berubah-ubah dan berlapis-lapis. Bila jaringan ini
menggelembung, maka sel-sel bagian dasar berbentuk kubus atau silindris. Pada lapisan tengah
selnya berbentuk kubus dan pada lapisan atas berbentuk pipih. Contoh pada kantung kemih.

B. Jaringan Pengikat (Konektif)


Jaringan ikat seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, jaringan ikat fibrosa dan jaringan
lemak berfungsi menyangga dan menyatukan jaringan dan organ-organ lain. Sel-sel jaringan ikat
secara khas membuat suatu bahan mati yang disebut matriks. Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat
ditentukan oleh sifat matriks interseluler.
Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar memiliki serabut kolagen berwarna putih, serabut elastis, dan serabut
retikulum. Contoh sel jaringan ini adalah sel fibroblas, sel plasma, dan sel makrofag. Fungsi
jaringan pengikat longgar adalah membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan saraf.
Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat mengandung
serabut kolagen yang berwarna putih. Di antara serat kolagen terdapat sel fibroblas. Jaringan ini
bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan ikat padat terdapat pada selaput pembungkus otot
(fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah jaringan penghubung antartulang. Tendon adalah
ujung otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan
dan proteksi terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini menghubungkan berbagai organ tubuh,
seperti tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)


Jaringan tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dilindungi fibrosa dalam
matriks. Matriks tulang rawan mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa.
Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin menguatkan tulang rawan tersebut. Tulang rawan
tidak memiliki kapiler darah sehingga mendapat makanan dari jaringan ikat di sekitarnya. Jaringan
tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan
tulang rawan elastis.
 Tulang rawan hialin. Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih banyak daripada
serabut kolagen. Pada embrio, sebagian besar rangkanya adalah tulang rawan hialin. Sedangkan,
pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada ujung tulang rusuk, persendian, dan pada
saluran pernapasan. Dalam tubuh manusia, tulang rawan hialin banyak ditemukan berwarna
putih kebiru-biruan dan tembus cahaya.
 Tulang rawan elastis. Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran eustachius,
saluran telinga luar dan daun telinga. Tulang rawan elastis, matriksnya berwarna keruh
kekuning-kuningan dan mengandung banyak serabut kolagen. Fungsi tulang rawan elastis ialah
memberikan fleksibilitas dan sokongan.
 Tulang rawan fibrosa. Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh serta mengandung
serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini terdapat pada hubungan antartulang. Tulang rawan
fibrosa berfungsi memberikan sokongan dan proteksi.

Jaringan Tulang Sejati (Osteon)


Jaringan tulang terdiri atas sel-sel tulang (osteosit) dan matriks tulang. Osteosit dibentuk oleh
osteoblas (sel yang bertanggung jawab dalam sintesis komponen organik matriks tulang).
Sedangkan, matriks terdiri atas zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral (terutama
garam kapur atau kalsium). Usia manusia atau hewan yang makin bertambah akan menurunkan
kadar kolagen dan meningkatkan kadar zat kapur, proses ini disebut pengapuran. Jaringan tulang
berfungsi memberi sokongan pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh, dan tempat melekatnya
otot rangka.

Jaringan Darah
Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
Mari cermati uraian berikut ini.
 Plasma darah. Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein, senyawa anorganik, dan
senyawa organik. Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen. Fibrinogen
diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses pembekuan darah. Fungsi plasma darah
adalah mengedarkan sari-sari makanan.
 Sel darah merah (eritrosit). Sel eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai inti.
Garis tengah 2 – 7µm. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen
dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah.
 Sel darah putih ( leukosit ). Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok, yaitu granulosit
(terdapat granula protein) dan agranulosit (tidak memiliki granula protein). Granulosit dibagi
menjadi eosinofil, neotrofil, dan basofil. Sedangkan, agranulosit terbagi menjadi monosit dan
limposit. Leukosit berperan dalam pertahanan seluler.
 Trombosit. Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram dengan garis tengah 2 – 5
µm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase yang berperan dalam
pembekuan darah.

C. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut
dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran yang disebut sarkolema.
Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua
anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini
adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian
berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot
dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.

Otot Lurik/Kerangka

Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat
pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
Otot polos

Otot polos merupakan otot yang jaringannya dibentuk oleh sel-sel otot dan bentuk otot polos
seperti gelendong, dimana kedua ujungnya meruncing serta bagian tengahnya
menggelembung.Cara kerja otot polos tidak menurut perintah otak, tapi terjadi diluar
kesadaran otak atau refleks. Inilah penyebab otot polos disebut juga otot tak sadar
(otonom).Otot polos membentuk lapisan pada alat-alat dalam tubuh, seperti dinding usus,
pembuluh darah, saluran kelamin, dan dinding rahim. Sehingga otot polos disebut juga
dengan otot alat-alat dalam.

Otot Jantung

Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki
struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
D. Jaringan Syaraf

Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan
bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian
berkumpul membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu
di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.

Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh
dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson
(neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya
disampaikan ke organ efektor. Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
1. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat
susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik
berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori
membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.

2. Saraf Motorik (Neuron Eferen)


Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor.
Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan
melakukan respon tubuh.

3. Saraf Konektor (Asosiasi)


Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu
dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh
akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu
dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan
rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk
mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
2. Jaringan Tumbuhan

Jaringan tumbuhan adalah sekelompok sel tumbuhan yang memiliki struktur dan fungsi yang sama
dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan pada tumbuhan. Jaringan pada
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Jaringan meristem ada jaringan yang sel-selnya dapat membelah. Sedangkan jaringan dewasa
adalah jaringan yang sel-selnya telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi sesuai fungsinya.
Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, jaringan gabus, jaringan parenkim, jaringan
kolenkim, jaringan sklerenkim, xilem, dan floem.

J ARINGAN MERISTEM ( EMBRIONIK) TUMBUHAN


Pengertian Jaringan Meristem – Jaringan meristem adalah jaringan muda sekelompok sel-sel
tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan menghasilkan sel baru yang sebagian dari hasil
pembelahan akan tetap berada di dalam meristem, hal ini disebut sebagai sel permulaan atau inisial.
Sedangkan dari sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan
derivatif atau turunan.
1. Ciri-Ciri Jaringan Mersitem
 Ukuran sel yang kecil
 Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
 Sel berdinding tipis
 Memiliki nukleus yang relatif besar
 Vakuola berukuran kecil
 Banyak mengandung sitoplasma
 Selnya berbentuk kubus

2. Macam-Macam Jaringan Meristem – Jaringan meristem dikelompokkan dalam beberapa


macam antara lain sebagai berikut…
a. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi Dalam Tumbuhan
 Meristem apikal : terdapat di ujung puncak utama dan pucuk lateral serta ujung akar
 Meristem interkalar : terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya pada meristem pangkal ruas
tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
 Meristem lateral : terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya, contohnya pada
kambium dan kambium gabus (felogen).
b. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Asal Usulnya
 Meristem primer : apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem
apikal)
 Meristem sekunder : apabila sel-selnya berkembang dan jaringa dewasa yang sudah mengalami
deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen)

J ARINGAN DEWASA (PE RMANEN) TUMBUHAN


Pengertian Jaringan Dewasa (Permanen) – Jaringan meristem dewasa adalah jaringan yang telah
mengalami deferensiasi. Jaringan ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi atau tidak aktif.

Ciri-Ciri Jaringan Dewasa (Permanen)


 Tidak aktif membelah diri
 Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem
 Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan
merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
 Di sela-sela selnya memiliki ruang antarsel
 Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya

Macam-Macam Jaringan Dewasa (Permanen) – Jaringan dewasa dapat terdiri dari beberapa
macam yang dibedakan berdasarkan dari bentuk dan fungsinya. Macam-macam jaringan dewasa
(permanen) adalah sebagai berikut..

Jaringan Epidermis (Pelindung) – Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap
organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji). Jaringan epidermis berfungsi
sebagai pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis berasal dari
protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai rusak maka jaringan epidermis
akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri dari selapisn namun ada
juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam.

Ciri-Ciri Jaringan Epidermis


 Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
 Terdiri dari sel-sel hidup
 Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan
 Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat, dan minyak.
 Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
 Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah naungan
 Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen,
trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), sel kipas.

Fungsi-Fungsi Jaringan Epidermis – Selain sebagai fungsi pelindung, jaringan epidermis juga
memiliki fungsi lain. Macam-macam fungsi epidermis adalah sebagai berikut…
 Membatasi penguapan
 Penyerapan dan penyimpan air
 Penyokong mekanik
Jaringan Parenkim (Dasar) – Jaringan parenkin (dasar) adalah jaringan yang terdapat
diseluruh organ tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur
morfologis dan siologis yang beragam. Dapat disebut sebagai jaringan dasar karena memiliki
peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, buah, dan biji.

Ciri-Ciri Jaringan Parenkim (Dasar)


 Terdiri atas sel-sel yang berukuran besar dan berdinding tipis
 Memiliki bentuk sel segi enam
 Letak inti sel mendekati dasar sel
 Mempunyai banyak vakuola
 Dapat bersifat embrional dan meristematik
 Mempunyai ruang antarsel

Fungsi-Fungsi Jaringan Parenkim (Dasar)


 Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
 Tempat berlangsungnya fotosintetis
 Sebagai jaringan penyokong

Macam-Macam Jaringan Parenkim (Dasar) – Jaringan parenkim (dasar) dikelompokkan


menjadi dua macam antara lain sebagai berikut..
Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Fungsinya:
 Parenkim asimilasi (klorenkim) : mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintetis
 Parenkim air : jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai
penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
 Parenkim penimbun : Jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang. Makanan tersebut dapat berbentuk
zat-zat padat, tepung, lemak, protein, gula.
 Parenkim udara (Aerenkim) : jaringan yang memiliki ruang antarsel yang berfungsi dalam
mengapungkan tumbuhan di air, hal ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp
 Parenkim pengangkut : Jaringan yang berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan dan
maupun air.

Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Bentuknya


 Parenkim palisade : parenkin penyusun mesofil pada daun. Jaringan ini terdapat pada biji
dengan bentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
 Parenkim bunga karang : jaringan penyusun mesofil daun yang berukuran tidak tetap serta
terdapat ruang antar sel lebar
 Parenkim bintang : jaringan yang dapat ditemukan pada tangkai daun Canna Sp. dengan bentuk
seperti bintang yang bersambungan pada bagian ujungnya
 Parenkim lipatan : jaringan yang dapat dijumpai pada mesiofil daun pinus dan padi. Terjadi
perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak kloroplas
Jaringan Penyokong/Penguat (Mekanik) Tumbuhan – Jaringan penyokong/penguat adalah
jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan
penyokong (penguat) tumbuhan di bagi berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai
berikut..
a. Jaringan Kolenkim – Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong atau penguat pada organ
tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup yang sifatnya mirip dengan
parenkim. Ada sel yang mengandung kloroplas dan berperan dalam proses fotosintetis. Kolenkim
tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan
penebalan yang tidak merata. Jaringan penyokong berfungsi dalam memperkokoh tumbuhan. Sel-
sel yang kuat, tebal dan telah mengalami spesialisasi. Jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung
biji dam belas veskuler.

Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim


 Memiliki struktur yang tebal dan juga kuat
 Dapat mengalami spesialisasi
 Terdapat pada batang, daun dan biji
 Selnya mengalami penebalan pada bagian sudutnya
 Penebalan berupa selulosa
 Pada umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder

Fungsi-Fungsi Jaringan Kolenkim


 Menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan
 Melindungi berkas pengangkut
 Memperkuat jaringan parenkim

b.Jaringan Sklerenkim – Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-sel mati.
Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung lignin. Sklerenkim terbagi dari
dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut dan sklereid (sel batu). Serabut atau serat berasal
dari jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel panjang dan bergerombol membentuk anyaman
atau pita. Misalnya pelepah daun pisang. Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah jaringan
sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel mengalami penebalan. Misalnya
pada tempurung kelapa atau kulit biji beras.

Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim


 Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel
 Penebalan yang berupa lignin
 Berupa sel mati
 Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan
perkembangna
 Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem

Fungsi Jaringan Sklerenkim


 Sebagai alat untuk bertahan terhadap tekanan dari luar
 Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel
 Sebagai alat penyokong
Jaringan Pengangkut – Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut
zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut..
1). Xilem : Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan mineral dari akar
menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem terdiri dari dua macam antara lain sebagai
berikut…
 Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-sel yang panjang
dengan lubang pada dinding selnya)
 Serabut xilem, terdiri dari sel panjang degan ujung yang meruncing
 Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin dan kristal

2). Floem : Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintetis dari daun ke seluruh
tubuh. Floem tersusun antara lain sebagai berikut…
 Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang
 Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat
 Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal
 Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut
noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.

Jaringan Gabus – Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang
berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat
dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air. Sel gabus dapat ditemukan
dipermukaan luar batang.
1). Ciri-Ciri Jaringan Gabus
 Disusun dari sel-sel parenkim gabus
 Merupakan sel mati dan kosong
 Berbentuk memanjang dan berdinding gabus

2). Macam-Macam Jaringan Gabus – Jaringan gabus terdiri atas dua macam antara lain sebagai
berikut..

 Felem : jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar dan sel-sel matinya
 Feloderm : jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-selnya hidup
menyerupai parenkim
BAB VI
METABOLISME SEL

Sel hidup adalah suatu miniature industri kimiawi, dimana ribun reaksi terjadi di dalam
suatu ruangan mikroskopik. Gula diubah menjadi asam amino, demikian juga sebaliknya.
Molekul-molekul kecil juga dirakit menjadi polimer, yang bisa dihidrolisis pada suatu waktu
sesuai dengan perubahan kebutuhan sel.
Pada tumbuhan dan hewan, banyak sel menghasilkan bahan kimiawi yang kemudian
dikirimkan untuk digunakan pada bagian lain organism itu. Proses kimiawi yang dikenal ebagai
respirasi seluler akan menggerakkan ekonomi seluler dengan cara mengekstraksi energy yang
tersimpan dalam guladan cadangan makanan lain. Sel-sel menggunakan energy ini untuk
melaksanakan berbagai jenis kerja.
Pada contoh yang lain, sel-sel fungi pada foto mengubah energi yang tersimpan dalam
molekul organic tertentu menjadi cahaya, suatu proses yang disebut bioluminensensi. (cahaya
tersebut dapat menarik serangga yang akan membantu fungi itu untuk menyebarkan sporanya).
Biolumensensi dan semua aktivitas metabolik lain yang dilaksanakan oleh sel dikoordinasikan dan
dikontrol dengan sangat cermat. Sel sebagai suatu lembaga kimiawi tak ada bandingnya dalam
kerumitannya, efisiensinya, integrasimya, dan responsivitasnya terhadap perubahan yang sedikit
saja. Konsep metabolisme yang akan dipelajari pada bab ini akan membantu kita memahami lebih
jauh mengenai hubungan antara kimia dan kehidupan.

Pengertian Metabolisme Sel

Metabolisme sel merupakan aktivitas hidup yang dijalankan oleh sebuah sel yang
merupakann unit kehidupan yang terkecil.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup atau sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Anabolisme atau Asimilasi atau Sintesis


Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme
memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya
infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak
kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu
sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

b. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber
energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C
dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri
nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari
hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.

2. Katabolisme atau Dissimilasi


Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung didalam senyawa
sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses
respira, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
A. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh :

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :


C6H12O6 + O2 → 6CO2 + 6H2O + 688KKal.→ (glukosa)

b. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob. Namun demikian, dapat juga terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi
tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
sumber : (Lehninger, 2005).

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan
fermentasi alkohol.
Contoh :
Fermentasi pada Glukosa :
C6H1206 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) → (etanol)

Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat atau asam susu dan
fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini
dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya : C6H12O6 → 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya :
1. Glukosa → asam piruvat (proses Glikolisis). enzim C6H12O6 → 2 C2H3OCOOH + Energi 2.
Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2. C2H3OCOOH + 2 NADH2 → 2 C2H5OCOOH + 2 NAD. (piruvat dehidrogenasa)
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP − 2 NADH2 = 8 - 2(3
ATP) = 2 ATP.
sumber : (Campbell, 2003)

sumber : (Campbell, 2003)


B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi alkohol. Dalam fermentasi
alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan
respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) → asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat + asampiruvat → asetaldehid + CO2 → piruvat dekarboksilase
(CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 → 2 C2H5OH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase-enzim.
Ringkasan reaksi : C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara
anaerob.
Reaksi: aerob C6H12O6 → 2 C2H5OH → 2 CH3COOH + H2O + 116 kal (glukosa) bakteri asam
cuka asam cuka.

sumber : (Anonim, 2009).

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis : peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat -


3 fosfogliseral dehid (PGAL) atau Triosa fosfat - Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis :
1. 2 molekul asam piravat
2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi
3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa

sumber : (Campbell jilid 1, 2003


2. Daur Krebs : Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran
asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

sumber : (Lehninger, 2005).

3. Transpor elektron respirasi : Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa
sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan
adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada
tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP


1. Glikolisis : Glukosa → 2 2 NADH 2 ATP
asam piruvat

2. Siklus Krebs : 2 asetil 8 NADH 2 ATP


piruvat → 2 asetil KoA + 2
CO2
3. Rantai transnpor elektron 30 ATP 2 FADH2
respirator : 10 NADH + 502
→ 10 NAD+ + 10 H20
Anabolisme dan Katabolisme dari Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan
enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses
biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia didalam sel. Tanpa
metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Karbohidrat merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh
makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.

A. Struktur
Karbohidart merupakan sumber energi utama dan sumber serat utama. Karbohidrat
mempunyai tiga unsur yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam.
Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang
pendeknya rantai serta jenis ikatan. Dari kompleksitas serta ukurannya.
Karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida). Selain kelompok tersebut juga masih
ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih pendek dari polisakarida, contohnya adalah
satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan galaktooligosakarida (Anonim, 2009).

1. Monosakarida
a. Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat
kompleks dalam proses pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk gula yang biasnya terdapat pada
aliran darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energy dan disimpan dalam
hati untuk sebagi glikogen.
b. Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
c. Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu) dengan car hidroisis dalam
proses pencernaan dan terdapat dalam bentuk bebas.
d. Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam makanam, merupakn turunan
dari mannosan yan terdapat dari beberpa leguminosa.

2. Oligosakarida
Didalam oligosakarida terdapat pula disakarida, trisakarida dan tetrasakarida, oligasakarida ini
merupakan ikatan dari monosakarida yang tidak melebihi dari ikatan polisakarida.
Adapun contohnya sebagai berikut :

· Disakarida non-pereduksi
a. Sukrosa : sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
b. Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada hemolimfe dari insekta

· Disakarida pereduki
a. Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.
b. Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan glukosa.
c. Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari dua molekul glukosa
dengn ikatan glikosidik
· Trisakarida
a. Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini dikenal dengan
nama galaktosil sukrosa.
b. Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.
c. Polisakarida

Polisakarida yang terdapat pada ayam berfungsi strktural dan berperan sebagai cadangan energi.
Semua polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim akan menghasilkan monosakarida dan
derivate monosakarida.
· Homopolisakarida : merupakn polisakarida yang menghasilkan satu tipe monosakarida pada
proses hidrolisis.
a. Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn rangakain molekul beta-
D-glukosa 10.000-5.000 unit
b. Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai pada glikogen terjadi
pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga tamapk terlihat lebih kompak.
c. Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu amilosa (ranytai panjang
dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
d. Khitin.
· Heteropolisakarida : merupakan polisakarida yang menghasilkan campuaran antara
monosakarida dan derivatnya.
a. Glikosaminoglikan
b. Peptidoglikan (Prastowo, 2008)

B. Fungsi
1. Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism
2. Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
3. Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn mauoun bakteri
4. Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses
pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009)
5. Katabolisme
Pada Proses katabolisme karbohidrat, sering disebut dengan glikolisis. Proses degradasi 1 molekul
glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatis yg
menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH.
Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu:
· 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
· 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff
Fase I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga total
degradasi glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 molekul
NADP.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi pada
posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat tidak dapat
balik. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai
kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah isomerasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu
aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim
fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Tahap selanjutnya adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini,gugus fosfat
dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pda posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-
difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehid-
3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. Hanya satu di antara dua triosa
fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat langsung diuraikan
pada tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan
dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa
fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat.
Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.
Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat. Pada tahap
ini, enzim kinase fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.
Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai
kofaktor. Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.
Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2. Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliserat
dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam
fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari
fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul
ATP dan molekul asam piruvat (Campbell,2003).

Anabolisme dan katabolisme dari Lemak

A. Struktur
Berdasarkan struktur dan fungsi bermacam-macam lemak menjadi salah satu dasar
pengklasifiksian lemak.
1. Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung satu
gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam atau karboksil. Secara
umum formula kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH, dan n biasanya kelipatan
dua.
· Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6 atom.
· Rantai sedang : 8-12 atom
· Rantai panjang : 14-26 atom.
Dan asam lemak-asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, sedangkan untuk asam lemak tidak
jenuh, adalh yang mempunayi ikatan rangkap astu lebih misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat,
dan lain sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat).
Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk dari satu atau lebih
asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut ester. Terdapat dua golongan ester yaitu
gliserol ester dan cholesterol ester.
· Gliserol ester : terbentuk melalui metabolism karbohidrat yang mengandung tiga atom
karbon, yang salah satu ataom karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi kondensasi
antara gugus karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan membentuk gliserida, tergantung
dari jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang membentuk raeksi kondensasi. (monogliserida,
digliserida, trigliserida)
· Kolesterol ester : terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan sam lemak
terikat dengan gugus alcohol.
· Glikolipid : komponen ini mempunayi sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu lebih
komponen gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.
· Sterol : merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya kolesterol sterol.
Berbeda dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin yang saling
berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom karbon, sedang yang keempat mengandung 5
atom karbon (Piliang. 2006).

3 Metabolisme glisero

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa
ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam
jalur glikolisis.
· Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi
beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir
oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan
Rumus : (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO- (Murray, et al, 2003).
· Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak
sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia,
kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan
degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier
protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam
kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis (Murray, et al, 2003).
Anabolisme dan Katabolisme dari Protein

A. Struktur
Diliht dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas dengan
urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-kelas itu adalah :
1. Struktur primer : hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Struktur primer
protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.
2. Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa atau lembaran
berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan struktur protein secara keseluruhan.
Struktur sekunder protein diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan hidrogen antara oksigen
karbonil dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
3. Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein berbentuk
bulat dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-dimensional secara
menyeluruh dari molekul protein. Struktur tersier diselenggarakan oleh onteraksi antara
gugus-fufus R dalam asam amino.
4. Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau molekul-molekul
besar terbentuk dari pengumpulan khas dari subsatuan yang identik atau berlainan yang
dikenal dengan protomer (Poedjiadi, 2005).
B. Fungsi
1. Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain
2. Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
3. Pemeliharaan (dewasa)
4. Membentuk sel darah
5. Membentuk hormon, enzym, antibody,dll
6. Memberi tenaga (protein sparing efek)
7. Pengaturan (enzim, hormone) (Anonim, 2009 (b))
C. Anabolisme
Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap yaitu, tahap
pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan tahap penghentian (termination).

1. Tahap Initiation
a. Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit kecil. Inisiator
aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa,
karena AUG adalah kode untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator
aminoasil tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai
dengan pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil.
b. Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.
c. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit kecil.
Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
d. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA dalam satu
reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
e. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom subunit besar yang
disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Tahap ini diakhiri dengan gabungnya antara
ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.
2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)
Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar akan menempel
pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga
dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A
(aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan
pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.
Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2) dengan
GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks tersebut pada ribosom sisi A.
Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA (AA2)
pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.
Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai terikat asam
amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang membentuk dipeptida.
Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini dikatalis oleh peptidil transferse yang
dihasilkan oleh ribosom sub unit besar.
Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’ sehingga dipeptida yang
sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P, sehingga sisi A menjadi kosong. Dan
pada sisi A akan terbuka kodon dan akan dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi
oleh tRNA yang menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan,
dan akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.

3. Tahap Penghentian (terminasi)


Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan berhenti apabila
kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi jika tidak ada
staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-kodon penghenti.
Setelah itu sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A.
Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai
dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan unit kecil serta
kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia penerjemah (Marianti, 2007).

D. Katabolisme
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan asam
amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan
pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi : Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium Gugus-
gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus
urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2
menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan
L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan L-aspartat
menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dari ATP
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi
fumarat dan L-arginin
5. Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea (Lehninger, 2005).

Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme

Proses katabolisme dan anabolisme dalam suatu organisme berlangsung secara kontinyu dan
bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh
organisme tersebut teap tersedia.

Tumbuhan hijau sebagai organisme fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia bagi
organsime heterotrof, sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa metabolsime berupa
CO2 dan H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.

Secara ekologis terdapat hubungan antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan hewan sebagai
konsumen dalam proses transformasi energi. Dalam tubuh individu organisme itu sendiri terjadi
proses penyususnan dan dan pembongkaran zat untuk transformasi energi.

Dalam tumbuhan hijau, mereka menyusun makanannya sendiri melalui proses fotosintesis.
Selajutnya ia juga memanfaatkan senyawa kimia yang terbentuk dari fotosintesis tersebut untuk
prosesn respirasi sel guna menghasilkan energi. Bahkan mungkin kalian pernah mengamati
beberapa tumbuhan dapat menyimpan cadangan makanannya sebagai energi cadangan, yang
tersimpan dalam bentuk umbi-umbian. Begiti pula dalam tubuh hewan, termasuk dalam tubuh
manusia terjadai proses penyusunan dan pembongkaran zat tersebut. Disamping ada proses
respirasi protein (katabolisme) untuk memperoleh energi, juga terjadi proses penyusunan (sintesis)
protein yang penting untuk tersedianya protein guna membangun sel atau jaringan yang rusak dan
sebagai pembangun struktur jaringan tubuh. Demikian pula sintesis lemak dan pembongaran
lemak, merupkan dua proses yang saling berkaitan satu sama lain.

Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein

Proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak daalam sel tubuh manusia, satu sama lain
saling terkait. Ketiga proses metabolsime tersebut akan melewati senyawa asetil CO-A, sebagai
senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula apabila terjadi kelebihan sintesis
glukosa, maka dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa lemak sebagai cadangan energi.
Gambar diagram hubungan antara metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

Bilogigonz.blogspot.com

Enzim
Enzim merupakan biokatalisator atau katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.

Struktur enzim terdiri dari:


· Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu
terlampau panas(termolabil).

· Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari
ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut koenzim. Molekul gugus prostetik lebih
kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai
stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron
(respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin
Dinukleotida), SITOKROM.

Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di
dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan
perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.

Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:


1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari
protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat
digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim:
amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis
reaksi dua arah, contoh : lipase, meng- katalisis pembentukan dan penguraian lemak. lipase Lemak
+ H2O → Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat
melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut
kofaktor.

Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor,
aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, 2+ 2+ contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat
organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor :
CO, Arsen, Hg, Sianida.

Fungsi Enzim Dalam Metabolisme :

Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup.Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis molekul besar menjadi molekul
yang lebih kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul yang lebih kecil
(katabolisme).

Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain respirasi, glikolisis, fotosintesis pada tumbuhan, dan
protein sintesis. Dengan mengikuti ketentuan bahwa suatu reaksi kimia akan berjalan lebih cepat
dengan adanya asupan energi dari luar (umumnya pemanasan), maka seyogyanya reaksi kimia
yang terjadi pada di dalam tubuh manusia harus diikuti dengan pemberian panas dari luar.

Fungsi enzim dalam metabolism :


Sebagai contoh adalah pembentukan urea yang semestinya membutuhkan suhu ratusan derajat
Celcius dengan katalisator logam, hal tersebut tidak mungkin terjadi di dalam suhu tubuh fisiologis
manusia, sekitar 37° C. Adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-
reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam
menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian
panas dari luar.

Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi
(selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.

Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang
berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah
pengaruh enzim di dalam tubuh.
Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari pasa enzim yakni :
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan
oksigen
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan
molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
BAB VII
PEWARISAN SIFAT

A. PENGERTIAN PEWARISAN SIFAT


Manusia, hewan maupun tumbuhan memiliki kemampuan menurunkan sifat-sifat kepada
keturunannya. Karena kemampuannya itulah manusia, hewan maupun tumbuhan memiliki sifat
yang berbeda. Penurunan sifat-sifat dikenal dengan pewarisan sifat atau disebut juga dengan
hereditas.

Pewarisan sifat atau hereditas merupakan penurunan sifat dari induk (orang tua) kepada
keturunannya (anak). Sifat yang diturunkan ini dapat apa saja. Sebagai contohnya, warna kulit
yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya ataupun tinggi badan yang diturunkan oleh orang
tua kepada anaknya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut Genetika.
Pewarisan sifat ini dikendalikan oleh materi genetis yaitu gen dan kromosom.

PENGERTIAN DAN KONSEP PEWARISAN SIFAT


B. KROMOSOM
Kromosom merupakan materi genetis yang bentuknya berupa benang-benang halus (kromatin)
yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetis kepada keturunannya. Kromosom hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop yaitu pada saat pembelahan sel terjadi. Jika diamati dengan mikroskop,
akan tampak kromosom akan menebal, memendek dan menyerap warna.

Kromosom pada makhluk hidup memiliki jumlah yang berbeda-beda. Seperti pada table di bawah
ini:

Pada manusia kromosom terbagi menjadi dua, yaitu:


a. Autosom
Autosom atau yang disebut juga dengan kromosom tubuh berfungsi untuk mengatur sifat-sifat
tubuh. Kromosom tubuh (Autosom) ada 22 pasang atau berjumlah 44 buah. Kromosom tubuh pada
individu laki-laki maupun perempuan memiliki sifat dan bentuk yang sama.
b. Gonosom
Gonosom atau kromosom seks berfungsi untuk menentukan jenis kelamin. Jumlah kromosom seks
pada manusia adalah 1 pasang atau 2 buah. Kromosom seks pada individu laki-laki maupun
perempuan memiliki sifat dan bentuk yang tidak sama. Pada laki-laki symbol kromosom seks
(gonosom) nya yaitu XY. Sedangkan, pada perempuan adalah XX.

Kromosom yang terletak pada sel tubuh dan berpasangan sehingga disebut kromosom diploid (atau
ditulis dengan 2n). Sedangkan, kromosom yang terletak pada sel kelamin tidak berpasangan karena
akibat dari pembelahan meiosis sehingga disebut kromosom haploid (atau ditulis dengan n).

2. Struktur Kromosom
Pada Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kepala kromosom (atau disebut juga dengan
sentromer) dan bagian lengan kromosom (atau dikenal dengan lokus). Pada bagian sentromer tidak
terdapat gen didalamnya sedangkan, pada bagian lengan atau lokus yang juga merupakan badan
pada kromosom didalamnya terdapat gen.

3. Bentuk Kromosom
Kromosom memiliki beberapa bentuk yang berbeda. Ada 4 bentuk kromosom berdasarkan letak
sentromernya, yaitu metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik. Cara mudah
mengingatnya adalah MeSuAkroTe.

BENTUK BENTUK KROMOSOM


C. GEN
Substansi kimia yang terdapat pada kromosom yang berfungsi untuk mempengaruhi ataupun
menentukan sifat atau karakteristik setiap makhluk hidup disebut dengan gen.
Gen memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu:
 Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu;
 Menyampaikan informasi genetik dari induk ke anaknya;
 Sebagai zarah tersendiri yang terdapat di dalam kromosom.

Gen terdapat pada lokus kromosom. Ada ribuan gen yang terkandung dalam setiap kromosom.
Setidaknya ada ±100.000 gen yang terdapat pada setiap kromosom manusia. Gen-gen yang
terdapat di dalam lokus kromosom yang berpasangan atau memiliki bentuk, warna, jumlah, ukuran
maupun jenis yang sama disebut dengan alel.

Gen sering disimbolkan dengan huruf kapital ataupun huruf kecil. Dimana huruf kapital untuk gen
yang sifatnya “dominan” misalnya M (Merah). Dan huruf kecil untuk gen yang sifatnya “resesif”
misalnya m (putih). Gen selalu berpasangan misalnya MM, Mm atau mm. Gen yang mempunyai
alel yang sama seperti MM atau mm itu disebut dengan homozigot. Sedangkan gen yang
mempunyai alel yang berbeda seperti Mm disebut dengan heterozigot.

Susunan gen yang berfungsi untuk menentukan sifat atau karakteristik suatu individu dikenal
sebagai genotipe. Genotipe itu nantilah yang akan memunculkan sifat fenotipe. Secara umum,
genotipe adalah sifat pada makhluk hidup yang tidak terlihat atau tampak oleh indera mata.
Contohnya, gen warna merah yang disimbolkan dengan MM, gen buah yang bulat disimbolkan
dengan BB. Simbol MM dan BB tersebutlah yang dinamakan genotipe. Berbanding terbalik
dengan genotipe, fenotipe adalah sifat pada makhluk hidup yang terlihat atau tampak oleh indera
mata. Contohnya, bunga warna merah, tinggi badan, rambut keriting, buah bulat, dan buah kisut.
Fenotipe ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu gen dan lingkungan.
D. PERSILANGAN DALAM PEWARISAN SIFAT
1. Hukum Mendel I
Pewarisan sifat dikemukakan pertama kali oleh Gregor Johann Mendel (1858-1866) yang dikenal
sebagai Bapak Genetika. Gregor Johann Mendel melakukan percobaan pada kacang ercis (Pisum
sativum). Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya karena beberapa alasan,
yaitu:
 Mudah dikembangbiakkan dan disilangkan
 Mempunyai keturunan yang banyak
 Mempunyai daur hidup yang pendek

Berdasarkan hasil percobaannya tersebut, Mendel menuliskan beberapa hipotesis, yaitu:


 Sifat pada organisme atau individu dikendalikan oleh faktor keturunan dari induknya (baik
jantan maupun betina).
 Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan alternative sesamanya seperti tinggi atau
rendah, bulat atau rendah, dan sebagainya.
 Bila faktor tersebut terdapat dalam satu tanaman maka faktor dominan akan menutupi
faktor resesif.
 Pada waktu pembelahan meiosis alel akan memisah secara bebas.
 Individu murni mempunyai pasangan sifat yang sama yaitu dominan saja atau resesif saja.

Dari hasil percobaan dan hipotesis Mendel tersebut, Mendel menyatakan suatu hokum yang
bunyinya, “pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan alternatif gen atau variasi gen yang
disebut juga alel secara bebas”. Hukum ini dikenal dengan Hukum Mendel I. Hukum Mendel I
dikenal juga dengan Hukum Segregasi Bebas. Hukum Mendel I menyebutkan bahwa pada proses
gametogenesis gen-gen akan memisah secara bebas.

a. Persilangan Monohibrid
Persilangan Monohibrid (Mono artinya satu, hybrid artinya persilangan) adalah persilangan antara
dua individu dengan satu sifat beda.
Contohnya: persilangan antara tanaman kacang ercis berbiji kuning bergalur murni dengan kacang
ercis berbiji hijau. Dimana kacang ercis berbiji kuning lebih dominan terhadap kacang ercis berbiji
hijau.
Dari hasil percobaan Mendel saat mempersilangkan kacang ercis dengan satu sifat beda,
didapatkan 7 macam sifat beda yang mana hasil keturunan pertamanya (F1) menunjukkan ciri-ciri
yang sama dengan salah satu induknya. Berikut tabel hasil percobaan Mendel dari persilangan satu
sifat beda:

Setelah mendapatkan keturunan pertama (F1), Mendel mengulang kembali percobaannya tersebut
dengan menyilangkan F1 dengan F1 dan menghasilkan F2 yang ternyata beraneka ragam. Sifat-
sifat resesif yang sebelumnya tidak muncul pada keturunan pertama (F1) ternyata muncul pada
keturunan kedua (F2).
Keturunan F2 diatas dapat ditentukan dengan menggunakan tabel Punnet, sebagai berikut:

Maka perbandingan fenotipe dari F2 nya adalah :


Biji kuning : Biji hijau = 3 : 1
Sedangkan untuk perbandingan genotipe dari F2 nya adalah :
KK : Kk : kk = 1 : 2 : 1
 Persilangan monohibrid bisa digunakan pada beberapa persilangan seperti:
 Persilangan resiprok : persilangan dengan induknya (jantan maupun betina) yang
ditukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama.
 Persilangan backcross : persilangan antara individu keturunan F1 dengan salah satu
induknya (baik yang homozigot dominan maupun homozigot resesif).
 Persilangan test cross : persilangan antara individu keturunan F1 dengan induk yang
resesif.

b. Persilangan Intermediet
Persilangan Intermediet (Intermediet artinya sifat individu yang merupakan gabungan dari kedua
induknya). Persilangan ini dilakukan percobaannya oleh Mendel pada bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa). Mendel menyilangkan bunga pukul empat warna merah dan putih dan
menghasilkan keturunan F1 yang merupakan gabungan dari kedua induknya tersebut yaitu berupa
warna merah muda.
Contoh persilangannya sebagai berikut:

F2 dari persilangan ini dapat ditentukan dengan menggunakan tabel Punnet seperti pada
persilangan monohibrid.

Maka, perbandingan fenotipe dari F2 nya adalah:


Merah : Merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Dan untuk perbandingan genotipe dari F2 nya adalah:
MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

c. Persilangan Dihibrid
Persilangan Dihibrid (Di artinya dua, hibrid artinya persilangan) yaitu persilangan antar dua

individu dengan dua sifat beda.


Contohnya yaitu persilangan antara tanaman kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning dengan

tanaman kacang ercis berbiji kisut berwarna hijau. Dimana, biji bulat dominan terhadap biji kisut,

dan biji berwarna kuning dominan terhadap biji berwarna hijau.

Contoh persilangannya seperti berikut ini:

Maka, F2 dari persilangan tersebut dapat ditentukan juga dengan menggunakan tabel Punnet

sebagai berikut:

Dari tabel diatas, maka didapatkan rasio (perbandingan) fenotipe dari F2, yaitu:

Bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1


Dan untuk rasio genotipe dari F2 adalah:

BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk =

1:2:2:4:1:2:1:2:1

Untuk mengetahui hubungan antara banyaknya sifat beda, jumlah gamet, serta banyaknya macam

fenotipe dan genotipe pada F2, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

2. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal juga dengan hukum pengelompokkan gen secara bebas. Dimana Mendel
menyatakan bahwa, saat pembentukan gamet faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter
berbeda yaitu gen diwariskan secara bebas satu sama lain. Hukum tersebut dikenal dengan Hukum
Mendel II.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
i. Interaksi antargen (atavisme)
Pengaruh antara dua pasang gen atau lebih yang mempengaruhi suatu individu.
Contohnya adalah pada pial ayam. Misalnya perkawinan antara ayam berpial rose dengan ayam
berpial biji. Pada keturunan F1 tidak menyerupai salah satu induknya dan pada F2 memiliki
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Dan pada F2 muncul sifat baru yang tidak muncul pada F1 sebelumnya,
yaitu pial walnut dan pial bilah.

ii. Epistasis-Hipostasi
Gen dominan atau gen resesif yang menutupi gen lainnya yang bukan se-alel. Gen yang menutupi
disebut dengan epistasis. Dan gen yang ditutupi disebut dengan hipostasi. Pada keturunan F2
perbandingan fenotipenya = 12 : 3 : 1.

iii. Kriptomeri
Gen dominan yang tidak memunculkan atau menampakkan pengaruhnya jika sendiri tanpa adanya
pengaruh gen dominan lainnya. Tapi, bila gen tersebut dalam satu individu, maka akan muncul
fenotipe baru. Dan perbandingan fenotipe F2 = 9 : 3 : 4.

iv. Polimeri
Pembastaran heterozigotik dengan banyaknya sifat beda yang masing-masing berdiri sendiri, tapi
akan mempengaruhi bagian yang sama pada individu. Perbandingan fenotipe F2 = 15 : 1.

v. Gen komplementer
Gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi, jika salah satu gen tidak hadir maka munculnya
suatu sifat atau karakter akan terhalang. Perbandingan fenotipe F2 = 9 : 7

E.PEMBELAHAN MITOSIS
Pembelahan ini adalah sebuah proses pembelahan yang ada pada inti sel dan hasilnya sel baru
berjenis kromosom yang sama dengan sel sebelumnya.
Pembeahan ini secara genetik akan membentuk dua sel yang identik. Pasalnya sifat genetik ini
akan di wariskan pada sel barunya. Adapun berikut ini gambar pembelahan mitosis sebagai
berikut :

Umumnya pembelahan ini akan terjadi pada setiap makhluk hidup meskipun prosesnya tidak
secara langsung. Di katakan tidak langsung karena pembelahan ini perlu banyak tahapan.

Berikut ini adalah tahapan pembelahan mitosis di antaranya sebagai berikut :

Profase (fase pertama mitosis)


Tahapan pertama pembelahan jenis ini yakni dengan membran inti sel menjadi rusak sehingga
membentuk serpihan – serpihan (frigment).

Kemudian dengan berjalannya waktu membran ini membentuk sebuah benang kromatin.
Benang ini mulai padat sehingga akan membentuk kromosom yang akan mengalir menuju ke
titik tengah sel.

Metafase (metaphase)
Tahapan ini adalah proses benang gelendong sudah mulai menampakan wujud dengan jelas.
Nantinya kromosom seperti berjalan sejajar di ruang ekoator sel.

Kemudian benang – benang akan muncul hingga ke kutub, namun tidak akan melekat
di sentromer. Selanjutnya, sentromer membelah sehingga membentuk kromatid yang lama –
lama membentuk kromosom tunggal.
Anafase (anaphase)
Tahap ini kromosom yang awalnya terikat menjadi terpisah sehingga membelah menjadi 2
bagian sama tetapi menuju ke arah berbeda. Tahap ini akan memiliki kromosom pada ujung
selnya dan sama sari segi serta banyaknya.

Telofase (telophase)
Tahap ini adalah tahap pembelahan mitosis yang paling akhir. Pasalnya kromosom sudah terletak
di kutub maka nukleus akan muncul kembali.

Kemudian kromatid nantinya akan meghilang saat sitoplasma menjadi tebal. Setelah itu
membran pada sel akan memisah dari dua sel yang sebelumnya.

F.PEMBELAHAN MEIOSIS

Pembelahan ini merupakan pembelahan yang ada pada sel reproduksi dengan tujuan membentuk
4 sel baru dengan jumlah kromosom lebih banyak.

Proses Pembelahan Meiosis I


Beberapa tahapan pembelahan meiosis I adalah sebagai berikut :

Profase 1
Pembelahan ini di tandai dengan kerusakann pada membran di inti sel sehingga
muncul fragment, kemudian membentuk sebuah gelendong pembelahan. Tahap ini akan
menghilangkan benang kromatin yang kemudian menjadi kromosom yang akan berpasangan
dengan homolog.
Metafase (metapahse) 1
Tahap ini kromosom akan mulai sejajar di ekuator sel. Selain itu proses lain pada tahap ini
seperti benang spindle yang melekat di setiap sentomer kromosom yang sudah ada.

Di ujung benang menyebar dan terlekat dengan 2 kutub pembelahan sel yang berlawanan.

Anafase (Anaphase) 1
Tahap ini di tandai dengan penarikan kromosom homolog pada benang spindle ke arah yang
berbeda – beda.

Telofase (telophase) 1
Tahap ini merupakan taha terakhir dengan di tandai kromosom sudah berada di kutub untuk
pembelahan.

Proses Pembelahan Meiosis II


Beberapa tahapan pembelahan meiosis II sebagai berikut :

Profase (Prophase) II
Tahap ini di tandai dengan kerusakan membran sel inti yang kemudian muncul serpihan.
Selanjutnya kromatid akan mengalir ke tengah sel dan menjadi sebuah gelendong.

Metafase (Metaphase) II
Tahapan ini merupakan dimana metapahse yakni kromosom mulai sejajar dengan sel di
bidangnya yang awalnya tidak beraturan.

Anafase (Anaphase) II
Tahap ini merupakan proses kromatid terpisah dengan lainnya dan menuju ke kutub yang
berbeda.

Telofase (Telophase) II
Tahap ini terakhir karena nukleus berbentuk dan kromosom terurai sehingga
terbentuklah kromatin yang selanjutnya ke proses sitokinesis.

Dari penjelasan di atas maka sebenarnya pembelahan mitosis dan meiosis memiliki perbedaan
yang jelas pada prosesnya, dimana mitosis 1proses pembelahan sedangkan meisosin 2 proses
pembelahan.
BAB VIII

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PENCERNAAN


(SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM EKRESI)

A.SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah kumpulan organ yang saling terintegrasi untuk melakukan proses
pengubahan suatu zat menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Proses pencernaan pada manusia
melewati dua proses, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik
dilakukan di dalam rongga mulut oleh gigi, sedangkan pencernaan kimiawi adalah pencernaan
dengan bantuan enzim dan terjadi di rongga mulut, lambung dan usus. Sistem pencernaan pada
manusia tersusun atas beberapa organ dan kelenjar aksesoris yang saling terhubung. Sistem ini
terdiri atas organ mulut – kerongkongan (esofagus) – lambung (ventriculus) – usus halus
(intestinum) – usus besar (kolon)– rectum- anus. Kelenjar yang terdapat pada sistem pencernaan
adalah kelenjar air liur, pankreas, dan empedu. Kelenjar-kelenjar tersebut menyekresikan zat-zat
lain yang dibutuhkan dalam proses mencerna makanan.
1.Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Pencernaan makanan pada manusia yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut
hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam
usus. Kemudian, proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses
pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormone yang prosesnya berbeda
tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing.
Sistem pencernaan mulai dari:
 Mulut
 Oshepaghus
 Lambung
 Usus kecil
 Usus besar
 Anus
 Organ aksesoris lainnya(pankreas,dll)

Mulut dan Organ Mulut


Mulut merupakan tempat dimana tempat pertama makanan masuk dan kemudian masuk kedalam
tubuh dan di mana pencernaan dimulai (lihat sistem pencernaan). Selain itu, mulut merupakan
awal mula proses pencernaan makanan, didalam mulut juga ada proses kimiawi oleh air ludah
yang kemudian menuju lambung melalui kerongkongan.
Mulut adalah organ pertama yang terlibat dalam proses pencernaan dan berhubungan langsung
dengan lingkungan luar tubuh. Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan udara.
Makanan yang masuk ke dalam mulut akan melewati saluran pencernaan lain, dicerna dan diserap
di usus, dan selanjutnya sisa makanan akan di keluarkan melalui anus. Di dalam mulut terdapat
beberapa komponen penting, diantaranya yaitu gigi, lidah dan kelenjar liur.
Bagian -Bagian Mulut

Berikut ini adalah bagian-bagian mulut diantaranya yaitu ialah :


1. Mulut
Dua struktur seluler & otot yang membentuk pintu masuk ke mulut. Bibir menandai transisi dari
kulit membran mukosa lembab.
2. Gigi
Gigi berfungsi untuk menghaluskan makanan pada setiap makanan masuk. Penghalusannya
menurut teori 21 kali pengunyahan. Tetapi apabila makanan yang sedikit lembek maka akan cepat
halus.
3. Lidah
Lidah bagiuan ini untuk melumat makanan yang masuk dan sebagai indra perasa. Tanpa lidah kita
tidak akan pernah merasakan asin, asam, manis, dan pahit.
4. Gusi
Bagian yang satu ni terdiri dari jaringan fibrosa dan padat yang melapisi lengkungan alveolar dan
pelukan gigi. Gusi ialah langit-langit mulut tempat wadahnya makanan.
5. Langit-langit Mulut
Langit-langit mulut membentuk langit-langit mulut dan memisahkan mulut dari rongga hidung.
Langit-langit terdiri dari 2 bagian yang sangat berbeda. Selama proses menelan, langit-langit lunak
dan uvula bergerak ke atas supaya makanan tidak langsung masuk ke rongga hidung dan ke
orofaring.
6. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil, ditemukan di bagian mulut, yang menghasilkan air liur.
Semuanya terletak di bawah selaput lendir. Kelenjar ludah terbesar yaitu ialah kelenjar parotid
yang terletak pada setiap sisi, hanya di depan telinga.
Fungsi Mulut
 Berikut ini adalah fungsi mulut manusia antara lain:
 Sebagai alat berbicara.
 Menjadi salah satu bagian dari sistem pencernaan
 Menjadi tempat keluarnya nafas selain hidung.
 Sebagai tempat mengunyah dan menggiling makanan
 Merasakan makanan
 Menelan makanan
 Sebagai tempat pertama untuk makanan masuk pada pencernaan

Gangguan Mulut
Berikut ini merupakan beberapa gangguan/ penyakit mulut antara lain:
 Halitosis (bau mulut)
 Sindrom mulut kering
 ulkus mulut
 kanker mulut
 Sumbing dan bibir sumbing
 Infeksi seperti sariawan, herpes (sakit sariawan) atau tonsillitis
 Masalah Tongue seperti permukaan retak atau dilapisi
 Masalah gigi seperti gigi berlubang atau dampak gigi bungsu
Esofagus(Kerongkongan)

Esofagus merupakan salah satu bagian organ pencernaan yang terletak setelah faring dan sebelum
lambung, serta berlekatan dengan trakea. Kata Esofagus berasal dari bahasa Yunani yaitu, “Oeso”
yang artinya “membawa” dan “phagus” yang artinya “memakan”.

Dalam bahasa indonesia, esofagus sering disebut dengan kerongkongan. Esofagus adalah organ
pencernaan berbentu seperti tabung berotot yang berfungsi membawa makanan dari mulut ke
lambung. Esofagus mendorong makanan dengan sebuah gerakan hasil kombinasi kontraksi otot
yang disebut gerakan peristaltik. Panjang esofagus pada orang dewasa sekitar 23 – 25 cm dengan
lebar sekitar 2 cm.

Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah
otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot polos), serta bagian inferior (terutama
terdiri dari otot polos)

Bagian-bagian Kerongkongan

Dari sedikit penjelasannya yang ada di atas, hal lain yang sangat penting untuk anda ketahui bahwa
kerongkongan memiliki berbagai macam bagian seperti yang akan disebutkan dibawah ini.

1. Faring

Faring merupakan bagian dari kerongkongan yang memiliki tabung otot dimana letaknya ada pada
bagian belakang rongga hidung dan mulut. Faring dikatakan bisa mengambil udara dari hidung
hingga diarahkan ke laring serta juga mengambil makanan dari mulut lalu dikirimkan
kekerongkongan.

2. Epiglotis

Pernahkah anda mendengar yang namanya Epiglotis? Epiglotis adalah otot yang berlipat yang
bertugas sebagai penutup selama melakukan proses menelan serta pencegahan terhadap makanan
untuk masuk kedalam paru-paru.
3. Laring (kotak suara)

Laring atau yang disebut sebagai kotak suara adalah organ pada bagian leher yang melindungi
trakea dan merupakan organ yang terlibat dalam proses produksi suara. Laring juga dapat disebut
sebagai tabung yang terbentuk dari otot dan tulang rawan yang bisa mengambil udara dari hidung
dan kemudian memberikan ke trakea.

4. Trakea

Ini merupakan suatu alat yang sangat berhubungan dengan kerongkongan sehingga ia disebut
bagian dari kerongkongan. Inilah yang meneruskan tugas dari laring dengan membawa atau
mengambil udara menuju ke bronkus.

Fungsi Kerongkongan Pada Pencernaan

Dalam bahasa ilmiahnya, kerongkongan disebut sebagai esofagus dikatakan sangat berkaitan
dengan faring dan juga lambung. Dengan kata lain, esofagus merupakan organ yang
mengubungkan faring dengan lambung. Kerongkongan juga dikatakan terletak antara pipa udara
dengan tulang belakang. Kerongkongan yang dianggap sebagai salah-satu sistem pencernaan pada
manusia berfungsi seperti yang ada pada berikut ini.

1. Menyalurkan makanan dari mulut ke lambung

Seperti apa yang diketahui, fungsi paling utama pada kerongkongan adalah sebagai penyalur
makanan dari mulut hingga ke lambung. Disini banyak yang salah menilai bahwa kerongkongan
dan tenggorokan itu tidak ada bedanya alias sama padahal sangat berbeda. Sangat penting untuk
diketahui, leher manusia dikatakan memiliki jenis saluran yang berbeda seperti kerongkongan dan
tenggorokan.
Bedanya dengan tenggorokan adalah kerongkongan memberikan makanan melalui mulut
kemudian dikirimkan ke lambung, sedangkan tenggorokan dianggap sebagai saluran pernafasan
yang berhubungan dengan mulut dan paru-paru.

2. Menghasilkan gerak peristaltik

Setiap makanan yang telah masuk ke mulut pasti akan disalurkan ke organ lainnya seperti
kerongkongan. Penyaluran makanan tersebut dikatakan tidak terjadi begitu saja. Kerongkongan
dikatakan memiliki otot yang bisa memberikan gerakan peristaltik hingga dindingnya mengerut
atau memendek secara perlahan dan mengakibatkan makanan masuk ke lambung.

Makanan yang telah melalui kerongkongan dengan bentuk yang tidak utuh lagi atau telah hancur
tidak lagi mengalami proses pencernaan. Setelah makanan jatuh ke lambung barulah proses
selanjutnya akan dilakukan.

3. Mencegah naiknya cairan lambung

Pada saat lambung melakukan proses pencernaan, biasanya ia akan menghasilkan zat asam klorida
serta enzim yang berguna untuk membantu dalam melakukan proses pencernaan. Campuran zat
tersebut yang terjadi dilambung disebut sebagai asam lambung.

Kerongkongan yang mengalami penyempitan karena adanya sfingter atau kumpulan serabut otot
berbentuk cincin yang nantinya akan tertutup, sehingga cairan yang ada pada lambung tidak dapat
masuk atau naik ke kerongkongan. Ini dikarenakan tingkat asam lambung yang meningkat.

Lambung
Lambung adalah organ berbentuk kantong menyerupai huruf J yang terletak di bagian atas
perut. Organ pencernaan satu ini dipenuhi oleh otot dan pembuluh darah. Ukuran lambung dapat
berubah bentuk mengikuti postur manusia dan seberapa banyak makanan yang ada di dalam
lambung pada saat makan.
Lambung memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1. Tempat penyimpanan makanan sementara, setidaknya selama dua jam atau lebih sebelum
disalurkan ke organ pencernaan selanjutnya
2. Memecah dan mengaduk-aduk makanan lewat gerak peristaltik yang dipicu oleh kerja
lapisan otot lambung
3. Mencerna dan menghancurkan makanan dengan bantuan enzim lambung

Lambung manusia terhubung dengan dua saluran di masing-masing ujungnya. Ujung atas lambung
terhubung dengan esofagus alias kerongkongan, saluran berbentuk tabung yang menjadi jalur
masuk makanan dari mulut. Daerah pertemuan antara esofagus dengan lambung disebut dengan
persimpangan gastroesofageal (GE).
Semetara bagian bawah lambung terhubung dengan usus halus, organ berbentuk selang panjang
yang menghubungkan lambung dengan usus besar. Ujung pertama dari usus halus disebut dengan
duodenum. Duodenum inilah yang secara langsung terhubung dengan lambung.

Kardiak

Kardiak adalah bagian ujung lambung teratas yang berhubungan langsung dengan esofagus.
Kardiak menjadi tempat pertama masuknya makanan setelah dari kerongkongan. Pada ujung
lambung ini terdapat sfingter kardiak, cincin otot yang berfungsi sebagai klep untuk mencegah
makanan yang sudah masuk ke lambung kembali naik ke kerongkongan.

Fundus

Setelah memasuki kardiak, makanan kemudian disalurkan menuju fundus. Fundus adalah area
yang berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan terletak di bawah diafragma. Bagian
lambung yang satu ini menjadi tempat makanan mulai mengalami proses pencernaan.

Badan lambung

Badan lambung adalah bagian dari anatomi lambung yang paling penting. Pasalnya, badan
lambung menjadi tempat makanan dicerna dan diproses menjadi bentuk kecil-kecil dengan
bantuan enzim lambung.
Antrum

Antrum adalah bagian terbawah dari lambung, terkadang disebut juga dengan antrum pilorus.
Antrum memiliki fungsi sebagai tempat menampung makanan yang sudah dicerna sebelum
disalurkan menuju usus halus.

Pilorus

Pilorus adalah anatomi lambung paling akhir yang terhubung langsung dengan usus halus. Pada
pilorus terdapat sfingter pilorus, yaitu cincin otot tebal yang berfungsi sebagai katup yang
mengatur keluarnya makanan dari lambung menuju duodenum. Sfingter pilorus ini juga berfungsi
untuk mencegah makanan yang sudah tersalurkan ke duodenum agar tidak kembali ke lambung.

Lapisan pada dinding lambung

Dilansir dari University of Rochester Medical Center, lambung terdiri dari beberapa lapisan
jaringan, di antaranya:

 Mukosa (selaput lendir), yaitu lapisan terdalam lambung yang bersentuhan langsung dengan
makanan di dalam lambung. Ketika perut kosong, mukosa berbentuk seperti gerigi yang terdiri
dari rugae (dinding-dinding yang berkerut). Rugae ini akan memipih saat lambung dipenuhi oleh
makanan. Lapisan mukosa ini menghasilkan dua zat pencernaan, yaitu asam klorida dan pepsin
untuk membantu lambung dalam mencerna makanan.
 Submukosa, yaitu lapisan lambung yang terdiri dari jaringan ikat. Jaringan ikat tersebut
mengandung pembuluh darah, pembuluh getah bening, sel-sel saraf, dan serat tubuh.
 Muscularis propria (muscularis eksterna), yaitu lapisan lambung yang menutupi submukosa.
Muscularis propia terdiri dari tiga lapisan otot sekaligus, di antaranya lapisan otot melingkar,
memanjang, dan menyerong yang membantu mencerna makanan dengan enzim pencernaan.
 Serosa, yaitu lapisan terluar lambung yang berfungsi untuk melindungi lambung dari gesekan
dengan organ lainnya. Lapisan serosa disebut juga dengan peritoneum viseral.

Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar (Wikipedia). Usus halus atau usus kecil merupakan tempat penyerapan sari
makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang (Abdullah, dkk., 2007:
86). Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Fungsi utama usus halus adalah untuk pencernaan dan penyerapan makanan yang masuk. Makanan
yang berasal dari lambung memasuki usus halus, nutrisi yang diserap dan materi tercerna dikirim
ke usus besar. Menurut Pearce (2008: 230) fungsi usus halus adalah mencerna dan
mengabsorbsi kime dari lambung. Usus halus juga bertugas menyerap zat hara yang telah
diuraikan oleh getah lambung dan pankreas (Karmana, 2007: 174). Gibson (1981: 198)
menambahkan fungsi dari usus halus, antara lain:

 Sekresi cairan usus


 Menerima empedu dan getah pankreas.
 Pencernaan makanan getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah:

1. Protein menjadi asam amino.


2. Karbohidrat menjadi glukosa, maltosa, dan galaktosa.
3. Lemak menjadi asam leak dan gliserol (dengan bantuan garam empedu di dalam empedu
yang dikeluarkan ke dalam empedu oleh kontraksi kantong empedu).
Pencernaan menjadi lengkap, makanan dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana yang
diserap melalui dinding usus halus ke dalam darah atau limfe.

 Absorbsi air, garam, dan vitamin.


 Gerakan isi usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan “gelombang rush”
yang menggerakkan isi sepanjang usus lebih cepat.

Struktur Usus Halus


Menurut Karmana(2007: 174), usus halus terdiri atas tiga bagian, yakni duodenum (usus 12 jari),
jejenum, dan ileum. Usus halus memiliki panjang 5,5 m – 8 m. Panjang duodenum+ 25 cm,
jejenum+ 7 m, dan ileum+ 1 m. Starr dan Taggart dalam Karmana (2007: 174) mengungkapkan
bahwa dinding usus halus tersusun atas lapisan serosa, muskulari mukosa, submukosa, dan
mukosa. Selain itu,pada usus halus terdapat otot longitudinal, otot sirkuler, pembuluh darah, dan
pleksus saraf.
Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari terletak paling dekat dengan lambung dan bermuara di dua saluran, yaitu
pankreas dan kantung empedu (Tim Guru Indonesia, 2015: 398). Usus dua belas jari atau
duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya
ke usus kosong (jejenum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. Keasaman (pH) usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari.

Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus kososng
terjadi proses pencernaan makanan secara kimiawi dengan enzim yang dihasilkan oleh dinding
usus (Tim Guru Indonesia, 2015: 398). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel tiang. Kira-kira
terdapat 500 sel tiang pada tiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1000 mikrovili. Enzim pada
mikrovili akan menghancurkan makanan menjadi partikel yang cukup kecil untuk diserap.
Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh darah halus dan saluran limfa (pembuluh kil) yang
menyerap makanan dari permukaan jonjot. Vena mengambil glukosa, asam amino dan mineral,
sementara asam lemak dan glukosa masuk ke pembuluh limfa (Karmana, 2007: 175).

Usus Penyerapan (Ileum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, usus penyerapan ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Usus penyerapan memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Menurut Karmana (2007: 175), usus penyerapan (ileum) dilapisi oleh tonjolan-tonjolan
mikroskopis (vili) untukmenyerap sari-sari makanan dan diedarkan bersama darah ke seluruh
tubuh. Pada ileum terdapat dua pembuluh, yaitu pembuluh kapliler dan pembuluh kil (cairan getah
bening).

Usus Besar
Usus besar merupakan organ pencernaan yang sebagai lanjutan dari usus halus. Fungsi utama
dari usus besar yakni untuk sebagai penyerapan makanan yang tidak mampu diserap di usus
halus, Juga Menyerap air dan garam sehingga bisa mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
Dengan melalui penyerapan air tersebut usus besar juga memiliki peran untuk membentuk
konsistensi feses (cair / padat). Adapun ukuran usus besar yakni berdiameter sekitar 6 cm dengan
panjang 1,5 meter. Sisa dari makanan yang melewati usus besar akan berakhir di bagian rektum
yang menajadi muara dari usus besar (anus).

Secara garis besar usus besar mempunyai struktur dinding yang sejenis dengan usus halus serta
sebagian besar organ pencernaan lainnya. Struktur usus besar disusun oleh empat dinding seperti
berikut (Dari luar ke dalam):
1. Lapisan Serosa
Lapisan serosa adalah lapisan terluar yang terdiri dari pembuluh darah, limfe & saraf. Lapisan
serosa pada usus besar yakni berupa jaringan ikat yang ditutupi oleh peritoneum visceral.
Lapisan serosa mempunyai rongga-rongga kecil tempat keluarnya cairan serosa yang berperan
sebagai pelumas gerakan otot.

2. Lapisan Otot
Lapisan otot pada usus besar adalah lapisan otot polos yang bekerja tanpa kita sadari. Ada dua
jenis serabut otot, yakni serabut otot longitudinal (memanjang) & serabut otot sirkuler
(melingkar). Kombinasi dari kontraksi ke-2 jenis otot tersebut akan menghasilkan gerakan
peristaltik usus yang berperan dalam memecah makanan serta membawanya ke organ
pencernaan selanjutnya.

3. Lapisan Submukosa
lapisan submukosa merupakan lapisan jaringan ikat longgar yang berisi pembuluh darah, limfe,
saraf & kelenjar lendir. Pembuluh darah di lapisan submukosa usus besar memiliki peran yang
penting dalam mengedarkan makanan yang diserap.

4. Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa adalah lapisan yang disusun oleh sel epitel sederhana dan jaringan ikat tipis.
Lapisan mukosa mempunyai sel goblet yang bisa menghasilkan lendir. Lendir ini adalah sekresi
dari seluruh kelenjar yang ada di usus besar. Lapisan yang produksinya dipengaruhi oleh hormon
sekretin dan enterokirin ini sering disebut dengan intestinal juice.

Fungsi Usus Besar


Usus besar tentu memiliki peran yang sangat penting karena menjadi salah satu organ yang
berada dalam tubuh, adapun fungsi besar yakni sebagai :

 Menyerap cairan & garam dari makanan yang telah melalui usus besar.
 Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit melalui penyerapan air dalam saluran
pencernaan.
 Menjadi tempat diproduksinya vitamin K yang berperan sebagai salah satu komponen
pembekuan darah.
 Melindungi saluran pencernaan dari infeksi bakteri dengan lendir yang dimiliki oleh usus
besar.
 Sebagai penyeimbang kandungan pH makanan dengan cara menghasilkan larutan alkali
dan terdapat bakteri yang memproduksi lemak sehingga keasaman makanan bisa
dinetralisir.
 Sebagai tempat penyimpanan limbah dan pengeluaran kotoran yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh.

Bagian Bagian Usus Besar


Secara makroskopis usus besar dibagi menjadi 6 bagian utama, namun keenam bagian tersebut
sulit untuk dibedakan secara histologis. Adapun suplai nutrisi & oksigen usus halus berasal dari
arteri mesenterika superior dan arteri mesenterika inferior. Berikut ini adalah penjelasan dari ke-
6 bagian tersebut :

1. Sekum (Caecum)
Sekum / Caecum adalah bagian pertama dari usus besar yang berbentuk kantong. dapat juga
dikatakan bahwa Sekum yaitu ialah gabungan dari bagian terakhir usus halus (ileum) dengan
bagian pertama usus besar. Sekum mempunyai panjang sekitar 7 cm. Fungsi utama dari kantong
ini adalah untuk melakukan penyerapan nutrisi yang tidak bisa serap oleh usus halus.

2. Kolon Asenden
Kolon Asenden merupakan kolon yang memiliki bentuk vertikal dan memanjang ke atas dimulai
dari dasar perut (kanan) sampai ke hati. Selain itu, kolon asenden adalah bagian awal dari usus
besar. Fungsi utama dari kolon asenden ini untuk menyerap makanan yang belum terserap oleh
usus halus.

3. Kolon Tranversum
Kolon tranversum adalah lanjutan dari kolon asenden dengan bentuk horizontal. Kolon
tranversum melekat pada perut, jaringan yang berperan untuk menopang perlekatan ini disebut
jaringan omentum. Adapun fungsi utama kolon tranversum ini adalah untuk menyempurnakan
penyerapan nutrisi dari makanan & membantu memadatkan feses.

4. Kolon Desenden
Kolon Desenden adalah lanjutan dari kolon tranversum yang bergerak memanjang ke bawah dan
berakhir di kolon sigmoid. Kolon desenden ini sebagai tempat penampungan feses sementara
serta membantu menyesuaikan kepadatan feses.
5. Kolon Sigmoid
Kolon Sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desenden, kolon sigmoid memiliki ukuran yang
pendek dan berbentuk seperti huruf S. Kolon sigmoid berada di sisi kiri bawah perut. Kolon
sigmoid mempunyai jaringan otot kuat sehingga bisa menjalankan fungsinya yaitu untuk
menekan feses agar menuju ke rektum.

6. Rektum
Rektum adalah bagian terakhir dari usus halus dengan struktur lapisan mukosa yang tebal dan
kaya akan pembuluh darah. Fungsi utama rektum ini yakni adalah tempat penyimpanan
sementara feses yang kemudian akan disekresikan keluar melalui anus. Penumpukan feses akan
merangsang saraf yang terdapat pada rektum untuk melakukan defekasi atau buang air besar
(BAB)

Anus
Anus merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan pada manusia dan hewan. Anus yang juga
sering disebut dengan dubur adalah perpanjangan dari rektum yang terletak di luar tubuh. Terbuka
atau tertutupnya anus diatur oleh otot sfingter.

ANUS
FUNGSI ANUS
1. Anus Sebagai bagian dari Sistem Pencernaan
Anus berfungsi sebagai organ pencernaan terakhir yang merupakan tempat dikeluarkannya feses
keluar tubuh. Feses (Kotoran) yang tidak diperlukan dibuang melalui proses defekasi (Buang Air
Besar).
2. Anus Sebagai bagian dari Sistem seksual
Anus mengandung banyak badan saraf sehigga termasuk daerah yang sangat peka. Beberapa orang
mengatakan bahwa seks melalui anus dapat memberikan kenikmatan lebih. Tetapi seks anal
merupakan aktivitas yang masih tabu di indonesia.

STRUKTUR DAN BAGIAN – BAGIAN ANUS


1. Struktur Anus
Kulit di sekitar anus merupakan kulit berkeratin, yang dilapisi oleh epitel skuamos stratified dan
memiliki komponen kulit rambut halus, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan nervus somatik
(sensitif terhadap nyeri), tanpa komponen kulit tersebut maka kulitnya terlihat seperti dilapisa sel
epitel kuboid. Saluran anal mempunyai panjang sekitar 2 – 4,5 cm, dikelilingi oleh otot berbentuk
seperti cincin yang disebut sfingter anal internal dan sfingter anal eksternal. Saluran ini juga
dilapisi oleh membran mukosa, bagian atas saluran ini memiliki sel yang menghasilkan sekret
untuk mempermudah feses keluar dari tubuh.
2. Bagian – Bagian Anus dan Fungsinya
a. Anal Canal
Anal Canal (Kanalis Anal) merupakan sebuah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi
oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi Kanal ini
merupakan sebagai penghubung antara rektum dengan bagian luar tubuh.
b. Rektum
Rektum sebenarnya merupakan organ yang berbeda dengan anus. Rektum merupakan ruangan
dengan panjang sekitar 12 – 15 cm yang terletak setelah kolon (usus besar). Fungsi rektum adalah
untuk menampung feses sementara, ketika rektum sudah penuh, maka dinding rektum akan
memberikan impuls (rangsangan) ke otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar
(defekasi)
c. Sfingter Anal Internal
Sfingter anal internal merupakan jaringan otot polos yang mengelilingi 2,5 cm bagian kalis anal.
Sfingter anal internal mempunyai ketebalan sekitar 5 mm, karena disusun oleh serat otot polos,
maka kerja dari sfingter ini berlangsung secara tidak sadar dan tidak dapat dikontrol. Fungsi dari
sfingter anal interlan adalah untuk mengatur pengeluaran feses saat buang air besar agar feses tidak
kembali masuk ke usus.

d. Sfingter Anal Eksternal


Sfingter Anal Eksternal merupakan jaringan otot rangka (lurik) berbentuk elips yang melekat pada
dinding anus. Panjangnya sekitar 8 – 10 cm. Fungsi dari sfingter anal eksternal adalah untuk
membuka dan menutup kanalis anal. Karena disusun oleh otot rangka (lurik) maka kerja dari
sfingter ini adalah secara sadar. Otot inilah yang membuat kita bisa menahan proses defekasi
(Buang Air Besar) untuk sementara.

e. Pectinate Line
Pectinate Line merupakan garis yang berfungsi sebagai garis pembagi antara dua pertiga (atas)
dengan bagian sepertiga (bawah) anus. Fungsi dari Pectinate line termasuk penting karena bagian
yang dipisahkan olehnya membuanya struktur dan fungsi yang berbeda.

STRUKTUR ANUS
f. Kolom Anal
Kolom Anal atau yang juga sering disebut dengan Kolom Morgagni adalah beberapa lipatan
membran mukosa dan serat otot. Nama Morgagni’s diambil dari penemunya yaitu Giovanni
Battista Morgagni. Fungsi dari kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus.
Organ Aksesoris Lainnya
Pankreas
Memainkan peran penting baik dalam pencernaan serta sistem endokrin individu, struktur kelenjar
hadir di hipokondrium kiri rongga perut. Atas dasar struktur fisik, dapat dibagi menjadi empat
bagian yang menonjol, yaitu, kepala, leher, tubuh (berbaring di belakang perut) dan ekor (ujung
kiri).
Pankreas menjadi bagian dari sistem endokrin, yang mensintesis hormon penting, yaitu, glukagon,
insulin, dan somatostatin, dan sebagai organ pencernaan, mengeluarkan enzim pencernaan yang
membantu pencernaan dan penyerapan makanan dan nutrisi di usus kecil.
Hati
Beratnya mencapai 1,7 kilogram dalam berat, bukan hanya kelenjar terbesar, tetapi juga internal
terbesar dan organ terbesar kedua di tubuh manusia. Tepat di bawah diafragma, merah muda-coklat
dalam warna, lembut, struktur segitiga terletak di sisi kanan perut dan di atas kantong empedu.
Dua pembuluh darah besar, yaitu vena portal dan arteri hepatika menjamin pasokan yang kaya
cairan sirkulasi untuk kinerja keseluruhan lebar mengatur kegiatan yang ditugaskan ke bagian vital
tubuh. Sebagai contoh, detoksifikasi, sintesis protein plasma, produksi dan ekskresi hormon dan
zat biokimia lain dari sistem pencernaan.
Getah empedu, yang diproduksi oleh hati, dan disimpan & terkonsentrasi di kandung empedu,
adalah cairan alkali yang mengandung garam empedu, lendir, garam anorganik, lemak, pigmen
dan sekitar 85% dari konten berair.
Kandung empedu
Berukuran sekitar 8×4 cm pada manusia dewasa, sistem berongga vesikel bilier terletak tepat di
bawah hati dan terhubung dengan kelenjar kemudian melalui hati untuk menerima getah hati yang
mengandung pigmen, garam, lendir dan air. Demi kenyamanan, cholecyst (sebuah istilah alternatif
untuk vesikel empedu) dapat dibagi menjadi fundus, tubuh dan daerah leher.
Getah empedu, setelah peningkatan yang substansial dalam intensitas melalui konsentrasi,
dikosongkan ke duodenum (bagian pertama dari usus kecil) untuk pemecahan isi lipid dari chyme
(semi dicerna makanan) melewatinya.
Namun, vesikel bilier adalah tidak sepenting hati atau organ-organ vital tubuh lainnya karena
operasi pengangkatan tidak meninggalkan efek buruk pada sistem pencernaan seperti, dalam
kondisi seperti itu, empedu secara langsung dituangkan ke dalam duodenum

B.SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi adalah pengeluaran atau pembuangan ampas hasil metabolisme yang sudah tidak
dibutuhkan tubuh kita. Ampas-ampas ini juga bisa membahayakan kalau disimpan dalam tubuh.
Fungsi sistem eksreksi: melindungi sel-sel tubuh dari zat racun, mempertahankan suhu tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, dan menurunkan kadar zat produk metabolisme dalam
tubuh supaya tidak terakumulasi.
1.Alat Ekskresi Manusia dan Vertebrata
Kulit

Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang terdapat di permukaan tubuh. Kulit
termasuk organ ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa kelenjar
keringat. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai alat indera perasa dan peraba.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, masing-masing lapisan mempunyai fungsinya seperti gambar
berikut:

Struktur lapisan kulit (Sumber: thinglink.com)

 Epidermis (Lapisan Kulit Ari)

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari
lapisan tanduk dan lapisan malphigi. Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati yang mudah
mengelupas, tidak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat
mengeluarkan darah saat mengelupas. Lapisan malphigi merupakan lapisan yang terdapat di
bawah lapisan tanduk, yang tersuun dari sel-sel hidup dan memiliki kemampuan untuk membelah
diri. Lapisan malphigi terdapat pigmen yang dapat menentukan warna kulit, dan melindungi sel
dari kerusakan akibat sinar matahari.

 Dermis (Lapisan Kulit Jangat)

Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis
lebih tebal daripada lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri dari beberapa jaringan sebagai
berikut:
 Jaringan ikat bawah kulit

Lapisan ini terletak di bawah dermis, di antara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan dermis
dibatasi oleh sel lemak. Lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai
sumber energi dan penahan suhu tubuh.

Ginjal

Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia yaitu urin. Manusia
memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak ginjal di rongga perut sebelah kiri dan
kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari
dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang
melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.
Struktur ginjal (Sumber: myrightspot.com)

Secara umum ginjal terdiri dari tiga bagian:

Proses Pembentukan Urin

 Filtrasi: proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari proses filtrasi berupa urin primer yang
masih mengandung air, glukosa, dan asam amino. Tapi sudah tidak mengandung protein
dan darah.
 Reabsorbsi: proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil
dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder.
 Augmentasi: proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Hasil dari proses
augmentasi adalah urin sesungguhnya.

Paru-paru

Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk. Paru-paru memiliki fungsi utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru juga
merupakan organ ekskresi yang berfungsi mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan
yaitu gas CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

Stuktur paru-paru (Sumber: vaidam.com)

Hati

Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma yang dilindungi oleh selaput
tipis bernama kapsula hepatis. Hati berfungsi untuk mengeksresikan getah empedu zat sisa
dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Selain
berfungsi sebagai organ ekskreksi, hati juga berperan sebagai penawar racun, menyimpan glikogen
(gula otot), pembentukan sel darah merah pada janin dan sebagai kelenjar pencernaan.

2.Sistem Ekskresi pada Invertebrata

Sistem ekskresi cacing pipih

Pada cacing pipih (contoh : Planaria), proses pengeluaran zat sisa dilakukan melalui pembuluh
yang bercabang-cabang dan memanjang pada bagian sisi kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya.
Setiap cabang akan berakhir pada sel-sel yang dinamakan sel-sel api (solenoid) yang dilengkapi
dengan bulu-bulu getar (silia). Saluran ini disebut dengan protonefridium (proton :
sebelum, nephros : ginjal). Silia dalam setiap sel api ini bersifat dinamis (selalu bergerak). Akibat
gerakan silia tersebut, air, cairan tubuh, dan zat sisa metabolisme lainnya akan terdorong masuk
ke dalam saluran ekskresi. Dari saluran ekskresi, zat-zat tadi akan dikeluarkan dari tubuh melalui
satu lubang yang dinamakan nefridiofor.

Sistem ekskresi cacing tanah

Cacing tanah termasuk ke dalam kelompok Annelida (cacing bersegmen). Pada setiap segmen
terdapat sepasang ginjal atau nefridium (jamak = nefridia), kecuali pada tiga segmen pertama dan
segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki corong yang terbuka dan memiliki silia yang
disebut nefrostom. Nefrostom terletak dalam rongga tubuh dan selalu berisi cairan.

Cairan tubuh akan ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang kemudian masuk ke dalam nefridia
yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku. Saat cairan tubuh mengalir melalui nefridia
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion. Zat-
zat tersebut kemudian diedarkan ke seluruh kapiler sistem sirkulasi. Sisa cairan tubuh, seperti air,
nitrogen, dan garam-garam yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh akan dikeluarkan melalui ujung
nefrostom yang berupa lubang.
Sistem ekskresi serangga

Alat ekskresi pada serangga adalah tubula atau pembuluh Malpighi. Pembuluh malpighi adalah
tabung kecil yang panjang. Pembuluh ini terletak di dalam homosol dan tergenang di dalam darah.
Pangkal dari pembuluh Malpighi ini melekat pada ujung anterior dinding usus dan bagian
ujungnya menuju homosol yang mengandung hemolimfa. Hemolimfa adalah darah pada
invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuka.

Pembuluh Malpighi bagian dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam pemindahan
urea, limbah nitrogen, garam-garam, dan air dari hemolimfa ke dalam rongga pembuluh. Bahan-
bahan yang penting dan air masuk ke dalam pembuluh, lalu diserap kembali secara osmosis di
rektum untuk diedarkan ke seluruh tubuh hemolimfa. Sedangkan bahan yang mengandung
nitrogen akan diendapkan sebagai kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui
anus
Sistem Ekskresi pada Annelida dan Mollusca
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah
yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.

Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom)
akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.

Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong)
yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium
oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan
yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan
sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.Metanefridium berlaku seperti
penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem
sirkulasi.Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada
dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah
hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di
dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

Sistem Ekskresi pada Belalang


Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna
putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh
Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang
berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.

Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam
tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat
pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang
mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap
kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus,
dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan
feses.

Anda mungkin juga menyukai